Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Bidan ³0LGZLIH -RXUQDO´ Volume 5 No.

01, Jan 2018 pISSN 2477-3441


eISSN 2477-345X

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN SEKSUALITAS


DENGAN PERILAKU SEKSUAL REMAJA DI SMA NEGERI 1 SUBANG

1
Marliana Rahma

Stikes Kharisma Karawang, Jl. Pangkal Perjuangan KM. 1 By Pass Karawang

ABSTRAK

Perilaku seksual yang kurang baik dikalangan remaja erat kaitannya dengan pengetahuan remaja yang kurang tentang
seksualitas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan tentang seksualitas dengan perilaku
seksual remaja di SMA Negeri 1 Subang.
Metode yang digunakan adalahsurvei analitik dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel sebanyak 293 siswa di
SMA Negeri 1 Subang. Hasil data yang diperoleh kemudian disajikan dalam bentuk tabel distribusi, dan untuk mengetahui
ada tidaknya hubungan digunakan statistik chi-square.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa remaja yang mempunyai pengetahuan seksualitas kurang sejumlah 64,3%. Sumber
informasi remaja mengenai seksualitas mayoritas diperoleh dari teman 38,6%. Perilaku seksual remaja yang tergolong
kurang sebanyak 2,7%. Terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan seksualitas dengan perilaku seksual remaja,
secara statistik p=0,000 < 0.05.Sebagai simpulanterdapat hubungan positif antara pengetahuan seksualitas dengan perilaku
seksual remaja.

Kata kunci : pengetahuan seksualitas, perilaku seksual, remaja.

THE RELATION BETWEEN SEXUALITY KNOWLEDGE AND SEXUAL BEHAVIOR


OF ADOLESCENTS ATSENIOR HIGH SCHOOL 1 SUBANG

ABSTRACT

Unfavorable sexual behavior in adolescent related and less sexuality knowledge.Objective: To identify the relation between
sexuality knowledge with sexual behavior of adolescent at senior high school 1 Subang.
Method : The study type was cross-sectional that using analytic correlation method. The samples in this study were 293
students, they were the adolescents at senior high school 1 Subang. The result was presented in frequency distribution
tables, and to identify whether or not the relationship was used chi square statistic.
Result : Adolescent mostly had bad sexuality knowledge 64,3%. Most adolescent acquired knowledge of information
resources about sexuality from friends 38,6%, and adolescent had a bad sexual behavior 2,7%. There was significant
correlation between knowledge of sexuality and adolescent sexual behavior p=0.000 < 0,05. Conclusion :There was
significant correlation between knowledge of sexuality with the sexual behavior.

Keywords : sexuality knowledge, sexual behavior, information resources, adolescent.

www.jurnalibi.org 17
Jurnal Bidan ³0LGZLIH -RXUQDO´ Volume 5 No. 01, Jan 2018 pISSN 2477-3441
eISSN 2477-345X

PENDAHULUAN remaja sangat tidak matang untuk melakukan


hubungan seksual terlebih lagi jika harus
Hasil Survei Penduduk Antar Sensus 2015 menanggung resiko dari hubungan seksual
menunjukkan bahwa penduduk usia 15-24 tersebut.
tahunmencapai 42.061,2 juta atau sebesar 16,5 Semakin meningkatnya perilaku seksual
persen dari total penduduk Indonesia. remaja di luar nikah membawa dampak yang
Tingginya jumlah remaja di Indonesia, disertai sangat beresiko, yaitu terjadinya kehamilan
pula dengan problematika yang dihadapi oleh yang tidak diinginkan. Setiap tahun terdapat
mereka. Dari berbagai permasalahan remaja sekitar 1,7 juta kelahiran dari perempuan
yang mencuat, masalah seksualitas adalah berusia di bawah 24 tahun, yang sebagian
yang paling banyak mendapat sorotan dari adalah Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD).
berbagai kalangan. Masalah seksualitas Ini artinya ada beberapa anak Indonesia sudah
merupakan masalah yang pelik bagi remaja, punya anak.
karena masa remaja merupakan masa dimana Menurut Zahrofa, pernikahan usia muda di
seseorang dihadapkan pada berbagai tantangan Indonesia menduduki urutan 37 dunia dan
dan masalah, baik itu masalah perkembangan tertinggi di Asean setelah Kamboja.
maupun lingkungan. Tantangan dan masalah Permasalahan remaja berikutnya yaitu seks pra
ini akan berdampak pada perilaku remaja, nikah. Rata-rata remaja di Indonesia yang
khususnya perilaku seksualnya. Data melakukan seks pra nikah berusia 17 tahun.
menunjukkan bahwa 15 juta remaja Sedangkan rata-rata remaja Indonesia pertama
perempuan usia 15-19 tahun melahirkan setiap kali berpacaran pada usia 15,5 tahun.
tahunnya, sekitar 15-20 % dari remaja usia Permasalahan remaja lainnya yaitu Napza.
sekolah di Indonesia sudah melakukan Remaja seringkali kekurangan informasi
hubungan seksual di luar nikah. Tingginya dasar mengenai kesehatan reproduksi dan
angka hubungan seks pra nikah di kalangan akses terhadap pelayanan kesehatan reproduksi
remaja erat kaitannya dengan meningkatya yang terjangkau serta terjamin kerahasiaannya.
jumlah aborsi saat ini, serta kurangnya Keprihatinan akan jaminan kerahasiaan atau
pengetahuan remaja akan reproduksi sehat. kemampuan membayar, dan kenyataan atau
Jumlah aborsi saat ini sekitar 2,3 juta dan 15- persepsi remaja terhadap sikap tidak senang
20 % diantaranya dilakukan remaja. Hal ini yang ditunjukkan oleh petugas kesehatan,
pula yang menjadikan tingginya angka semakin membatasi akses pelayanan lebih
kematian ibu dan bayi di Indonesia. jauh, meski pelayanan itu ada. Di samping itu,
Provinsi Jawa Barat dengan populasi terdapat pula hambatan legal yang berkaitan
remaja sebanyak 8,5 juta jiwa, memiliki data dengan pemberian pelayanan dan informasi
problematika remaja yang cukup tinggi pula. kepada kelompok remaja. Banyak diantara
Sampai saat ini sangat mudah menemukan remaja yang kurang atau tidak memiliki
daerah-daerah prostitusi, seperti daerah hubungan yang stabil dengan orang tuanya
Saritem-Bandung yang sebagaian besar pelaku maupun dengan orang dewasa lainnya, dengan
seksulanya adalah remaja pada rentang usia siapa seyogyanya remaja dapat berbicara
16-18 tahun dan jumlahnya bisa mencapai 200 tentang masalah-masalah kesehatan reproduksi
orang. Selain itu dikabupaten Subang, yang memprihatinkan atau yang menjadi
prostitusi remaja masih ditemukan di perhatian mereka.
kecamatan Purwadadi, Ciasem, Patok Beusi Pendidikan merupakan salah satu sarana
dan kecamatan Pagaden. penyampaian informasi kepada individu atau
Fakta menunjukkan bahwa sebagian besar kelompok dengan tujuan memberikan
remaja tidak mengetahui dampak dari perilaku kesadaran atau pencerahan tentang
seksual yang mereka lakukan. Seringkali pengetahuan dan gambaran dari sesuatu hal

www.jurnalibi.org 18
Jurnal Bidan ³0LGZLIH -RXUQDO´ Volume 5 No. 01, Jan 2018 pISSN 2477-3441
eISSN 2477-345X

yang telah, sedang dan akan terjadi. Perilaku ditemukan bahwa 70% wanita mendapatkan
remaja yang secara perkembangan biologisnya keterangan (terutama ibunya) bahwa seks itu
telah beranjak matang, yang secara alamiah kotor. Hal ini terjadi dikarenakan para orang
telah siap untuk bereproduksi, hal ini akan tua sendiri juga dipenuhi perasaan malu dan
berdampak dua hal, pertama menghasilkan bersalah mengenai seks, sehingga mereka pun
penyaluran yang sesuai pada tempatnya atau tidak mempunyai pegangan dalam hal
menyimpang. Penyimpangan individu dalam seksualitas dan perilaku seksual.
menyalurkan potensi dorongan/hasrat Pada penelitian yang dilakukan terhadap
biologisnya itu bisa disebabkan ketidaktahuan remaja yang hamil di luar nikah pada
atau ketidakpahaman tentang pandangan umumnya mereka tidak pernah mendapatkan
agama dan pengetahuan seksnya. pendidikan seks di sekolah maupun di rumah
Penelitian Boyke Nugraha yang (orang tua). WHO menyatakan bahwa yang
menyatakan bahwa 10-20% remaja menjadi penyebab dalam perilaku seksual
pengetahuan seksualitasnya sangat kurang, yang tidak sehat bukanlah pengetahuan,
sehingga dapat menyebabkan remaja yang melainkan ketidaktahuan dalam seks. Para
dalam perkembangan jasmaninya akan orang tua pun mungkin belum cukup
mempunyai dorongan-dorongan seksual yang pengetahuannya tentangs seks, tetapi apa yang
sangat kuat namun di sisi lain mereka justru mereka ketahui hendaknya diterangkan kepada
dijauhkan dari hal-hal yang berbau seksualitas. anak-anaknya secara jujur dan terbuka.
Demikian juga penelitian Synovate Dari tahun ketahun permasalahan
mengungkapkan bahwa sekitar 65% informasi kesehatan reproduksi remaja semakin
tentang seks mereka dapatkan dari kawan dan meningkat. Berbagai jenis penyakit menular
juga 35% sisanya dari film porno. Ironisnya, seksual (PMS) semakin meningkat terjadi pada
hanya 5% dari responden remaja ini remaja. Bahkan perilaku hubungan seksual
mendapatkan informasi tentang seks dari sebelum menikah semakin sering terjadi pada
orang tuanya. remaja dan sangat disayangkan tidak sedikit
Pada suatu survey di sekolah menengah di remaja melakukan tindakan aborsi atau
USA, Mc Carry mendapatkan bahwa pengguguran kandungan. Remaja yang sedang
kebanyakan dari siswa melontarkan kritik mencari identitas diri sangat mudah menerima
terhadap para orang tua karena tidak pernah informasi dunia berkaitan dengan masalah
memberikan penerangan seks kepada anak- fungsi reproduksinya. Sehingga mengarah
anakanya. Dua per tiga dari mereka sama pada pelaksanaan hubungan seksual yang
sekali tidak mendapatkan penerangan apa-apa, semakin bebas. Hal ini berakibat berbagai
sedangkan sisanya hanya mendapatkan permasalahan kesehatan reproduksi seperti
penerangan yang sangat minim. tingginya angka kematian ibu, kekerasan
Pengetahuan remaja tentang seks biasanya seksual, tingginya jumlah penderita HIV/AIDS
diperoleh dari kawan-kawan seumur melalui tiap daerah dan tiap tahun.
lelucon yang kotor sehingga mendapat Ada beberapa faktor yang mendorong anak
tanggapan yang salah atau emosi yang negatif. remaja usia sekolah SMP dan SMA melakukan
Banyak orang yang terlambat mengetahui hubungan seks di luar nikah. Faktor-faktor
fakta-fakta sebenarnya tentang seksualitas tersebut di antaranya pengaruh liberalisme
sehingga tak dapat menolong mereka melalui atau pergaulan hidup bebas, faktor lingkungan
masa pubertas. Sebagai contoh dapat dan keluarga yang mendukung ke arah
dikemukakan bahwa 2/3 dari anak laki-laki perilaku tersebut serta pengaruh
ternyata telah mengetahui tentang hubungan perkembangan media massa. Arus informasi
seks sebelum orang tua mereka melalui media masa baik berupa majalah, surat
menerangkannya. Pada survey lain juga kabar, tabloid maupun media elektronik seperti

www.jurnalibi.org 19
Jurnal Bidan ³0LGZLIH -RXUQDO´ Volume 5 No. 01, Jan 2018 pISSN 2477-3441
eISSN 2477-345X

radio, televisi, dan komputer, mempercepat menginginkannya, misalnya kehamilan


terjadinya perubahan. Meskipun arus remaja, premature, cacat bawaan pada janin.,
informasi ini menunjang berbagai sektor pengguguran kandungan, terputusnya sekolah,
pembangunan, namun arus informasi ini juga perkawinan di usia muda, perceraian dan
melemahkan sistem sosial ekonomi yang penyakit kelamin, yang lebih membahayakan
menunjang masyarakat Indonesia. Remaja bagi remaja yang tidak mengetahui akibat dari
merupakan salah satu kelompok penduduk hubungan seks yaitu penyakit menular dan
yang mudah terpengaruh oleh arus informasi HIV/AIDS yang sampai sekarang ini belum
baik yang negatif maupun yang positif. ada obatnya.
Perbaikan status wanita, yang terjadi lebih
cepat sebagai akibat dari transisi demografi METODE PENELITIAN
dan program keluarga berencana telah
mengakibatkan meningkatnya umur kawin Metode penlitian ini adalah survey
pertama dan bertambah besarnya proporsi analitik dengan menggunakan pendekatan
remaja yang belum kawin. Hal ini adalah cross sectional. Data yang diperoleh adalah
akibat dari makin banyaknya remaja baik laki- data primer dengan menggunakan angket.
laki maupun perempuan yang meneruskan Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1
pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi dan Subang, jalan KH Dewantara no. 14 A
makin banyaknya remaja yang berpartisipasi Subang.
dalam pasar kerja. Panjangnya waktu dalam Populasi adalah keseluruhan objek
status lajang maupun kesempatan mempunyai penelitian atau objek yang diteliti.Populasi
penghasilan mempengaruhi remaja untuk dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMA
berperilaku berisiko antara lain menjalin Negeri 1 Subang sebanyak 1010 siswa.
hubungan seksual pranikah, minuman keras, Sampel adalah sebagian yang diambil dari
narkoba yang dapat mengakibatkan kehamilan keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap
tidak diinginkan dan risiko reproduksi lainnya, mewakili seluruh populasi.Sampel dari
juga tertular infeksi menular seksual termasuk penelitian ini adalah responden yang termasuk
HIV/AIDS. dalam kriteria inklusi sebagai berikut :
Perlunya pendidikan seks sejak dini Kriteria inklusi :
dilatarbelakangi karena adanya masalah yang 1. Tercatat aktif sebagai siswa SMA Negeri
mendominasi kehidupan masyarakat. Masalah 1 Subang
ini terkait dengan penyimpangan seksual yang 2. Berjenis kelamin laki-laki atau
didukung oleh perkembangan globalisasi perempuan
dibidang ilmu pengetahuan, teknologi, 3. Termasuk ke dalam usia remaja (10-19
ekonomi, dan politik. Bentuk penyimpangan tahun)
tersebut seperti prostitusi, homoseksual, 4. Bersedia mengisi kuesioner
lesbian, berimajinasi seks dengan alat-alat Kriteria Eklusi :
yang diserupakan sebagai alat lawan jenis, 1. Bukan siswa SMA Negeri 1 Subang
melakukan kekerasan dengan lawan jenis 2. Tidak termasuk ke dalam usia remaja
untuk mendorong hasrat seks. Perilaku (<10 atau >19 tahun)
penyimpangan seperti ini sering ditemukan 3. Tidak bersedia mengisi kuesioner
dibeberapa rumah pribadi, hotel, kost-kostan, Keseluruhan sampel adalah siswa kelas
dan tempat lokalisasi. XI di SMA N 1 Subang sejumlah 293 siswa,
Kenyataan dari pendidikan seks yang yang terbagi ke dalam 8 kelas : 6 kelas IPA
kurang, pengetahuan mengenai seks yang tidak dan 2 kelas IPS.
cukup menyebabkan terjadi problema pada Variabel penelitian
remaja yang sama sekali mereka tidak

www.jurnalibi.org 20
Jurnal Bidan ³0LGZLIH -RXUQDO´ Volume 5 No. 01, Jan 2018 pISSN 2477-3441
eISSN 2477-345X

Variabel dependen adalah perilaku HASIL


seksual remaja meliputi :
- Berbicara dan memandang Seluruh responden adalah kelas XI SMA
- Bersentuhan Negeri 1 Subang yang terdiri dari 8 kelas : 6
- Berpelukan kelas IPA dan 2 kelas IPS. Jumlah seluruh
- Berpegangan tangan responden adalah 293 atau 29 % dari populasi.
- Onani Responden mengisi instrumen penelitian
- Masturbasi berupa kuesioner pengetahuan seksualitas dan
- Berciuman (Kissing) kuesioner perilaku seksual. Hasil
- Menempelkan alat kelamin (Petting) pengumpulan data kemudian diolah dan
- Berciuman sampai meninggalkan bekas, disajikan dalam 2 (dua) jenis analisis, yaitu
biasanya di daerah sekitar leher ( analisis univariat dan analisis bivariat.
Necking) Tabe1 Distribusi Responden Berdasarkan
- Bersetubuh (Intercourse ) Kelas
Variabel independen adalah pengetahuan No Kelas F %
seksualitas meliputi : 1 X 320 31.7
- Perkembangan reproduksi remaja 2 XI 293 29.0
- Anatomi fisiologi alat reproduksi laki-laki 3 XII 397 39.3
dan perempuan Total 1010 100
- Pengambilan keputusan Sumber : data primer
- Perilaku seksual
- Penyakit menular seksual Dari tabel di atas tampak bahwa jumlah
responden (kelas XI) adalah 29 % dari
Teknik pengumpulan data jumlah populasi.
Pengumpulan data dilakukan dengan cara 1. Analisis Univariat
penyebaran angket kepada siswa SMA Negeri Dalam analisis univariat ini akan disajikan
1 Subang dengan pengawasan oleh peneliti, gambaran mengenai hubungan antara
sebelumnya diberikan penjelasan terlebih pengetahuan dan sumber informasi tentang
dahulu dan meminta kesediaannya untuk seksualitas dengan perilaku seksual remaja.
menjadi responden dalam penelitian.
Pengetahuan Seksualitas
Analisis data Pengetahuan seksualitas diukur dengan 17
Analisa bivariat digunakan untuk melihat pertanyaan yang telah teruji validitas dan
presentase dari variabel yang diteliti dan dalam reliabilitasnya. Hasil pengukuran yang telah
penyajian analisa univariat yakni dalam bentuk dilakukan disajikan pada tabel berikut:
tabel distribusi frekuensi. Analisa univariat
pada penelitian ini mengukur pengetahuan Tabel 2 Distribusi Responden Berdasarkan
seksualitas remaja, jumlah skor kemudian Pengetahuan Seksualitas
dibagi jumlah total soal dan dikalikan 100%, Berdasarkan Tabel 2, nampak bahwa
sehingga diperoleh nilai P (presentase). responden yang memiliki pengetahuan
Tahap analisa data berikutnya adalah seksualitas kurang adalah 4,8%.
dengan menggunakan uji statistic bivariat No Kategori F %
untuk melihat hubungan variabel independen 1 Baik 109 37,2
dan variabel dependen, pada penelitian ini 2 Cukup 170 58,0
peneliti melakukan analisa data kategorik, 3 Kurang 14 4,8
dengan demikian pengujian menggunakan Total 293 100
rumus Chi-Square.

www.jurnalibi.org 21
Jurnal Bidan ³0LGZLIH -RXUQDO´ Volume 5 No. 01, Jan 2018 pISSN 2477-3441
eISSN 2477-345X

Perilaku Seksual Berdasarkan Tabel 4, tampak bahwa sumber


Tabel 3 Distribusi Responden Berdasarkan informasi mayoritas responden mengenai
Perilaku Seksual pengetahuan seksualitas adalah teman
No Kategori F % sebanyak 38,6%, kemudian diikuti oleh media
1 Baik 211 72,0 masa sebanyak 29.4%.
2 Cukup 74 25,3
3 Kurang 8 2,7 2. Analisis Bivariat
Total 293 100 Hubungan Antara Pengetahuan Dengan
Sumber : hasil penelitian Perilaku Seksual Remaja
Berdasarkan Tabel diketahui responden Untuk melihat hubungan pengetahuan
yang memiliki perilaku seksual kurang adalah dengan perilaku seksual remaja di SMA
2,7%. Negeri 1 Subang, dilakukan analisis bivariat
Sumber Informasi menggunakan uji Chi Square. Dengan
Tabel 4 Distribusi Responden Berdasarkan menggunakan bantuan SPSS 17.0, diperoleh
Sumber Informasi tabel silang sebagai berikut:
Sumber
No Informasi F %
1 Orang tua 34 11,6
2 Guru 60 20,5
3 Teman 113 38,6
4 Media masa 86 29,4
Total 293 100
Sumber : hasil penelitian

Tabel 5 Hubungan Antara Pengetahuan Dengan Perilaku Seksual Remaja

Perilaku
Jumlah P-Value Hubungan
Pengetahuan Kurang Baik
n % n % Frek %
1. Kurang 9 64,3 5 35,7 14 100,0
2 Cukup 55 32,4 115 67,6 170 100,0 0,000 Bermakna
3 Baik 18 16,5 91 83,5 109 100,0
Sumber : hasil penelitian
responden yang memiliki pengetahuan
Dari tabel di atas tampak pengetahuan seksualitas kurang sebanyak 4,8%.
responden tentang seksualitas kurang dan Remaja seringkali kekurangan informasi
mempunyai perilaku seksual yang kurang dasar mengenai kesehatan reproduksi dan
sebanyak 64,3%. Serta p = 0.00 atau <0.05 akses terhadap pelayanan kesehatan reproduksi
maka terdapat hubungan yang bermakna yang terjangkau serta terjamin kerahasiaannya.
antara pengetahuan seksualitas dengan Keprihatinan akan jaminan kerahasiaan atau
perilaku seksual. kemampuan membayar, dan kenyataan atau
persepsi remaja terhadap sikap tidak senang
PEMBAHASAN yang ditunjukkan oleh petugas kesehatan ,
semakin membatasi akses pelayanan lebih
Pengetahuan Seksualitas jauh, meski pelayanan itu ada. Di samping itu,
Berdasarkan penelitian yang dilakukan terdapat pula hambatan legal yang berkaitan
kepada 293 responden, diketahui bahwa dengan pemberian pelayanan dan informasi
kepada kelompok remaja. Banyak diantara

www.jurnalibi.org 22
Jurnal Bidan ³0LGZLIH -RXUQDO´ Volume 5 No. 01, Jan 2018 pISSN 2477-3441
eISSN 2477-345X

remaja yang kurang atau tidak memiliki memerlukan bimbingan untuk melalui masa
hubungan yang stabil dengan orang tuanya remajanya dengan baik sesuai dengan
maupun dengan orang dewasa lainnya, dengan peruabhan fisik dan psikologis yang
siapa seyogyanya remaja dapat berbicara dialaminya
tentang masalah-masalah kesehatan reproduksi
yang memprihatinkan atau yang menjadi Sumber informasi
perhatian mereka. Berdasarkan hasil penelitian diketahui
Pendidikan merupakan salah satu sarana bahwa sumber informasi mayoritas responden
penyampaian informasi kepada individu atau mengenai pengetahuan seksualitas adalah
kelompok dengan tujuan memberikan teman sebanyak 113 orang (38,6%) dan paling
kesadaran atau pencerahan tentang sedikit adalah orang tua sebanyak 34 orang
pengetahuan dan gambaran dari sesuatu hal (11,6%).
yang telah, sedang dan akan terjadi. Perilaku Fakta ini sesuai dengan penelitian Darwin
remaja yang secara perkembangan biologisnya (1997) mengatakan bahwa remaja cenderung
telah beranjak matang, yang secara alamiah bersikap tertutup kepada orang dewasa dan
telah siap untuk bereproduksi, hal ini akan sikap terbukanya kepada teman sebaya akan
berdampak dua hal, pertama menghasilkan memebrikannya peluang untuk mengakses
penyaluran yang sesuai pada tempatnya atau informasi tentang seksualitas dan kesehatan
menyimpang. Penyimpangan individu dalam reproduksi dan menganggap seksual adalah
menyalurkan potensi dorongan/hasrat masalah biasa yang perlu dipeolehnya dari
biologisnya itu bias disebabkan ketidaktahuan teman sebaya. Orang tua menganggap
atau ketidakpahaman tentang pandangan pengetahuan seksual dna kesehatan reproduksi
agama dan pengetahuan seksnya. adalah masalah yang tabu untuk dibicarakan
Penelitian Boyke Nugraha yang secara terbuka kepada anaknya, sehingga
menyatakan bahwa 10-20% remaja remaja lebih banyak memperoleh informasi
pengetahuan seksualitasnya sangat kurang, dari luar.
sehingga dapat menyebabkan remaja yang Dalam penelitiannya, Tumkaya
dalam perkembangan jasmaninya akan mengatakan bahwa meningkatnya minat
mempunyai dorongan-dorongan seksual yang remaja tentang akibat dari pengaruh
sangat kuat namun di sisi lain mereka justru pengetahuan tentang seksual dan kesehatan
dijauhkan dari hal-hal yang berbau seksualitas. reproduksi yang disebabkan oleh maraknya
informasi global melalui paparan media
Perilaku seksual internet, audiovisual, buku atau Koran,
Berdasarkan hasil penelitian diketahui majalah, televisi dan VCD yang menyediakan
bahwa responden memiliki perilaku seksual film porno, teman sebaya dan pacar yang
yang kurang sebanyak 2,7%. diakses oleh remaja memancing remaja untuk
Perilaku seksual remaja yang kurang baik mengadopsi kebiasaan yang tidak sehat berupa
erat kaitannya dengan pengetahuan remaja penyalahgunaan seksual yang tidak sehat dan
yang kurang tentang seksualitas dan kesehatan penggunaan obat-obatan.
reproduksi.Pengetahuan dasar remaja yang
masih kurang tentang anatomi dan fisiologi Hubungan Antara Pengetahuan Dengan
reproduksi, bagaimana terjadinya hamil, Perilaku Seksual Remaja
bagaimana mencegahnya dan dimana Berdasarkan hasil penelitian, diketahui
mendapatkan perlindungan. Selain itu faktor bahwa dari 14 responden yang memiliki
orang tua yang merasa kurang aman, malu pengetahuan kurang,
menceritakan tentang seks kepada anak- Seperti diungkapkan oleh Handayani dalam
anaknya sementara usia remaja saat itu penelitiannya, bahwa adanya pengetahuan

www.jurnalibi.org 23
Jurnal Bidan ³0LGZLIH -RXUQDO´ Volume 5 No. 01, Jan 2018 pISSN 2477-3441
eISSN 2477-345X

tentang manfaat sesuatu hal dapat 4. Terdapat hubungan yang bermakna secara
mempengaruhi niat untuk ikut dalam suatu statistik antara pengetahuan dengan
kegiatan. Sehingga semakin baik pengetahuan perilaku seksual remaja (p=0,000 < 0.05).
responden tentang seksualitas maka akan
semakin baik pula perilaku seksualnya. Saran :
Pengetahuan dan perilaku sangat berkaitan 1. Meningkatkan komunikasi, informasi dan
erat. Pengetahuan akan segi manfaat dan edukasi tentang kesehatan reproduksi
akibat buruk sesuatu hal akan membentuk termasuk tentang seksualitas oleh guru
sikap, kemudian dari sikap itu akan muncul kepada siswa SMA Negeri 1 Subang.
niat. Niat yang selanjutnya akan menentukan 2. Meningkatkan peran serta orang
apakah kegiatan akan dilakukan atau tidak. tua/keluarga dalam pendidikan seks sejak
Sehingga semakin baik pengetahuan tentang dini kepada remaja.
seksualitas maka semakin baik pula perilaku
seksualnya. DAFTAR PUSTAKA
Pengetahuan merupakan hasil tahu, dan ini
terjadi setelah orang melakukan penginderaan Brief Notes Lembaga Demografi FEB UI Juni
2017. Ringkasan Studi: Prioritaskan
terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan
Kesehatan Reproduksi Remaja Untuk
terjadi melalui panca indera manusia, yaitu Menikmati Bonus Demografi.
indera penglihatan, pendengaran, penciuman, www.ldfebui.org
rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan
manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Badan pusat statistik Jawa Barat. Provinsi
Dan diperkuat oleh teori Green bahwa Jawa Barat dalam Angka 2016. ISSN 0215-
pengetahuan merupakan faktor predisposisi 2169
yang menentukanterbentuknya perilaku Creswell, J.W. 2012. Research Design
seseorang. Pengetahuan merupakan domain PendekatanKualitatif, Kuantitatif, dan Mixed.
yang sangat penting dalam membentuk Edisiketiga. PustakaPelajar :Yogyakarta
perilaku seseorang. Dari pengalaman dan
penelitian terbukti bahwa perilaku didasari Fraser M. Diane. Myles Buku Ajar Bidan Edisi
oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari 14. EGC: Jakarta
pada perilaku yang tidak didasari oleh Fitriana, Nur Gilang. 2012.Hubungan
pengetahuan. Pengetahuan Dan Sikap Tentang Seks
Pranikah Dengan Perilaku Seksual Pada
KESIMPULAN Siswa SMK XX Semarang.

Berdasarkan hasil penelitian dan Heryadi Adi. 2014. Seksualitas remaja.


Makalah disampaikan pada kolokium internal
pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat
Sekolah Tinggi Psikologi Yogyakarta jumat 7
disimpulkan sebagai berikut: november 2014
1. Pengetahuan tentang seksualitas remaja
yang tergolong kurang sebanyak 64.3 % Helen Varney. 2006. Buku Ajar Asuhan
2. Perilaku tentang seksualitas remaja yang Kebidanan Edisi 4 Volume 1. EGC: Jakarta
kurang baik sebanyak 2,7%.
Helen Varney, CNM, MSN, DHL (Hon),
3. Sumber informasi remaja mengenai
)$&10 9DUQH\¶V 0LGZLIHU\ -RQHV DQG
seksual mayoritas diperoleh dari teman Barlett Publisher, Sudbury Masschusetts;
38,6%, kemudian diikuti oleh media masa Third Edition, tahun 1997
sebanyak 29,4%.

www.jurnalibi.org 24
Jurnal Bidan ³0LGZLIH -RXUQDO´ Volume 5 No. 01, Jan 2018 pISSN 2477-3441
eISSN 2477-345X

Infodatin Pusat data dan informasi V. Ruth Benner & Linda K Brown, Myles
kementerian kesehatan RI. Situasi Kesehatan Textbook for midwives, Churchill
reproduksi Remaja. Livingstone.

Linda V. Walsh. 2007. Buku Ajar Kebidanan https://www.bkkbn.go.id/detailpost/cegah-


Komunitas. EGC: Jakarta persoalan-remaja-dengan-genre

Puriani Nasria. 2010. Faktor-Faktor Yang Taufik, Anganthi Nisa Rachmah Nur. 2005.
Mempengaruhi Pengetahuan Remaja Tentang Seksualitas remaja: perbedaan seksualitas
Kesehatan Reproduksi Di SMA Negeri 1 antara remaja yang tidak melakukan
Mojogedang. Program studi ilmu keperawatan hubungan seksual dan remaja yang melakukan
Universitas Diponegoro. hubungan seksual. Jurnal Penelitian
Humaniora, Vol. 6, No. 2, 2005: 115-129
SarwonoPrawirohardjo, 2013.
IlmuKebidananEdisiKeempat. Jakarta: Wardhani, Dayne Trikora. 2012.
Yayasan Bina PustakaSarwonoPrawirohardjo Perkembangan Dan Seksualitas Remaja.
Informasi, Vol. 17, No. 03 Tahun 2012

www.jurnalibi.org 25
ANALISA JURNAL
Nama : Yuliana Novita

Kelas : A Non- Regular

Nim : 2003021710

A. Judul Jurnal
Hubungan Antara Pengetahuan Seksualitas Dengan Perilaku Seksual Remaja Di Sma
Negeri 1 Subang
B. Latar Belakang
Tingginya jumlah remaja di Indonesia, disertai pula dengan problematika yang dihadapi
oleh mereka. Dari berbagai permasalahan remaja yang mencuat, masalah seksualitas
adalah yang paling banyak mendapat sorotan dari berbagai kalangan. Masalah seksualitas
merupakan masalah yang pelik bagi remaja, karena masa remaja merupakan masa dimana
seseorang dihadapkan pada berbagai tantangan dan masalah, baik itu masalah
perkembangan maupun lingkungan. Tantangan dan masalah ini akan berdampak pada
perilaku remaja, khususnya perilaku seksualnya.
C. Tujuan
Untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan tentang seksualitas dengan perilaku
seksual remaja di SMA Negeri 1 Subang. Design Penelitian
D. Design Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan survey analitik dengan menggunakan pendekatan cross
sectional. Data yang diperoleh adalah data primer dengan menggunakan angket.
E. Populasi
Seluruh siswa SMA Negeri 1 Subang sebanyak 1010 siswa
F. Sample
Siswa kelas XI di SMA N 1 Subang sejumlah 293 siswa, yang terbagi ke dalam 8 kelas :
6 kelas IPA dan 2 kelas IPS.
G. Teknik Pengambilan Sample
Dengan cara penyebaran angket kepada siswa SMA Negeri 1 Subang
H. Sumber Data
Sumber data mayoritas responden mengenai pengetahuan seksualitas adalah teman
sebanyak 113 orang (38,6%) dan paling sedikit adalah orang tua sebanyak 34 orang
(11,6%).
I. Analisa Data
Analisa bivariat digunakan untuk melihat presentase dari variabel yang diteliti dan dalam
penyajian analisa univariat yakni dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Analisa
univariat pada penelitian ini mengukur pengetahuan seksualitas remaja, jumlah skor
kemudian dibagi jumlah total soal dan dikalikan 100%, sehingga diperoleh nilai P
(presentase). Tahap analisa data berikutnya adalah dengan menggunakan uji statistic
bivariat untuk melihat hubungan variabel independen dan variabel dependen, pada
penelitian ini peneliti melakukan analisa data kategorik, dengan demikian pengujian
menggunakan rumus Chi-Square.

Anda mungkin juga menyukai