Anda di halaman 1dari 8

TUGAS UTS ADVOKASI

STRATEGI ADVOKASI DALAM MENINGATKAN


PROGRAM PIS PK DI PUSKESMAS RUMBAI PEKANBARU

DISUSUN

O
L
E
H

YULIANA NOVITA
2105070

PRODI MAGISTER KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS HANG TUAH PEKANBARU
TAHUN 2023
1. Analisis Masalah

a. Analisis Isu
Analisis isu diawali dengan melakukan identifikasi masalah kesehatan yang ada di suatu
wilayah. Selanjutnya, melakukan penetapan masalah kesehatan prioritas. Penetapan
masalah kesehatan prioritas dapat menggunakan parameter dan pemberian skoring. Ada
beberapa parameter yang dapat dipergunakan dalam menetapkan masalah prioritas yaitu:
No. Parameter Skoring Masalah Gizi
A B C D
1. Kegawatannya 5 5 5 4
2. Mendesaknya 4 4 4 4
3. Penyebarannya 5 4 4 4
4. Kemudahan mengatasi masalah 5 3 3 4
5. Keinginan masyarakat 5 4 3 3
6. Keharusan dukungan kebijakan dalam 3 4 4 2
mengatasi masalah
Jumlah nilai 27 24 23 21

Berdasarkan table diatas, untuk Kasus di Puskesmas Rumbai. Masalah kesehatan


diarahkan pada upaya meningkatkan cakupan PIS PK, dengan alasan masih
tingginya masaah kesehatan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Rumbai.
Kesehatan masyarakat sangat penting dalam meningkatkan kualitas penduduk di
masa mendatang. Sehubungan dengan itu, maka identifikasi masalah difokuskan
pada permasalahan kesehatan masyarakat yang berfokus pada program Indonesia
sehat, yang mana ditemukan permasalahan terkait rendahnya pencapaian beberapa
indicator keluarga sehat yaitu :

1. Ibu melakukan persalinan di fasyankes (89.7%)


2. Bayi mendapatkan asi eksklusif (58.9%)
3. Balita mendapatkan pemantauan pertumbuhan (71.4%)
4. Penderita TB mendapatkan pengobatan sesuai standar (36.7%)
5. Penderita hipertensi minum obat secara teratur (47.9%)
6. ODGJ mendapatkan pengobatan dan tidak ditelantarkan (62.1%)
7. Keluarga tidak ada yang merokok (23.0%)
8. Anggota keluarga menjadi anggota JKN(72.4%)

Pemberian skoring atau nilai untuk memprioritaskan masalah adalah pemberian nilai 1-
5, nilai 1 apabila masalah tersebut tidak gawat, dan nilai 5 apabila masalah tersebut
sangat gawat. Dari hasil skoring, ternyata kunjungan pasoyandu balita menjadi
prioritas masalah kesehatan yang harus segera diatasi dan perlu dukungan kebijakan
dari Pejabat Publik maupun Pihak Swasta/Dunia Usaha.

Langkah selanjutnya, adalah menetapkan beberapa isu yang terkait dengan penyebab
serta upaya meningkatkan cakupan PIS PK. Dari data cakupan di Puskesmas Rumbai,
dapat diangkat beberapa isu yang terkait dengan masalah PIS PK yaitu :

1. Ibu melakukan persalinan di fasyankes (89.7%)


2. Bayi mendapatkan asi eksklusif (58.9%)
3. Balita mendapatkan pemantauan pertumbuhan (71.4%)
4. Penderita TB mendapatkan pengobatan sesuai standar (36.7%)
5. Penderita hipertensi minum obat secara teratur (47.9%)
6. ODGJ mendapatkan pengobatan dan tidak ditelantarkan (62.1%)
7. Keluarga tidak ada yang merokok (23.0%)
8. Anggota keluarga menjadi anggota JKN(72.4%)

Isu strategis merupakan topik kepedulian yang disepakati untuk menjadi fokus
dalam rangka memperoleh dukungan kebijakan. Selanjutnya, melakukan penetapan isu
strategis, dengan cara memberikan scoring atau nilai untuk setiap isu masalah kesehatan
tersebut. Pemberian skoring atau nilai 1-3, nilai 1 apabila masalah tersebut masuk
katagori rendah, kemudian nilai 2 untuk katagori sedang dan 3 untuk katagori tinggi.

No. Parameter Skoring Isu Masalah


Kes
A B C
1. Apakah isu dirasakan oleh sebagian besar 2 2 3
masyarakat?
2. Apakah isu tersebut mengandung nilai dari 3 3 3
sebagian besar sektor terkait?
3. Apakah isu didukung oleh data yang akurat? 3 3 3
4. Apakah isu tersebut dapat membangkitkan 2 1 2
tanggapan terhadap pemenuhan kebutuhan masyarakat ?
5. Hasil isu akankah memperbaiki kehidupan masyarakat? 3 2 3
6. Apakah isu tersebut mudah diatasi? 2 1 2
7. Apakah isu itu dapat memperkuat nilai (value) pejabat 3 3 3
publik?
8. Apakah isu itu dapat memperkuat jejaring dengan lintas 3 3 3
sector dan LSM?
9. Konsistenkah isu itu dengan nilai dan misi jejaring 3 3 3
lintas sector dan LSM?
Jumlah nilai 24 21 25
Dari hasil skoring tersebut, maka isu strategis dalam melakukan upaya meningkatkan
cakupan PIS PK adalah Peningkatan cakupan PHBS di Rumah Tangga.

b. Analisis Publik
Berdasarkan pada isu strategis tersebut, maka kajian selanjutnya adalah melakukan
analisis publik dan analisis kebijakan. Cara melakukan analisis publik adalah dengan
menjawab beberapa pertanyaan di bawah ini:

No. Analisis Publik Hasil


Analisis
Publik
1. Unsur/instansi pemerintah mana yang berwewenang membuat Pemerintah
kebijakan publik terkait dengan upaya pemecahan masalah setempat
kesehatan tersebut ?
2. Bentuk kebijakan apa yang bisa dibuat/dilaksanakan olehKomunikasi
masing-
masing unsur/instansi pemerintah itu ?
3. Bagaimana nilai kepentingan (value) yang berkembang pada Cukup baik
masing-masing unsur/instansi pemerintah tersebut terhadap
masalah ini ?
4. Sumberdaya (resources) apa yang dimiliki masing-masing 75%
unsur/instansi pemerintah tersebut yang dapat mendukung upaya
mengatasi masalah ini dan seberapa besarkah?
5. Siapa saja/kelompok masyarakat mana yang akan mendapat Masyarakat
manfaat apabila masalah ini ditanggulangi melalui proses setempat
advokasi ?
6. Bagaimana nilai kepentingan (value) yang berkembang pada Sangat
masing-masing pihak tersebut terhadap masalah ini? penting
7. Sumberdaya (resources) apa yang dimiliki oleh pihak-pihak Tenaga
tersebut yang dapat dipergunakan dalam mendukung upaya kesehatan
pemecahan masalah ini dan seberapa besar ? dan kader
8. Program-program komunikasi potensial apa yang dapat Forum
dipergunakan untuk mendukung kegiatan advokasi kesehatan komunikasi
terkait dengan upaya pemecahan masalah ini?. dan orientasi
9. Adakah jejaring yang mampu melakukan/ mendukung kegiatan Ada
advokasi kesehatan ini, sehingga tujuan yang diharapkan dapat
tercapai.
10. Apa saja sumberdaya / dana yang dibutuhkan untuk BOK
melaksanakan kegiatan advokasi untuk mengatasi masalah ini?.

c. Analisis kebijakan

Tujuan melakukan analisis kebijakan adalah untuk melakukan kajian apakah ada
kebijakan publik berwawasan kesehatan yang sudah ada, apa bentuknya serta efektifitas
penerapan kebijakan tersebut dalam pencapaian indikator kinerja program kesehatan atau
mengatasi masalah kesehatan yang ada di wilayah tersebut. Apabila belum ada, kebijakan
publik apa yang harus dibuat serta bentuk kebijakan apa yang sesuai dengan kondisi dan
kewenangan pejabat publik tersebut.

Hasil
No. Analisis Kebijakan Analisis
Kebijaka
n
1. Adakah kebijakan publik yang mendukung upaya pemecahan Ya
masalah kesehatan tersebut ?
2. Bagaimana pengaruh dan efektifitas penerapan kebijakan publik Cukup besar
yang sudah ada dalam mendukung upaya pemecahan masalah pengaruhnya
kesehatan tersebut?
3. Kebijakan apa yang perlu dikembangkan untuk mendukung Membuat
upaya team kerja
pemecahan masalah kesehatan tersebut, agar tujuan yang untuk
ditetapkan dapat tercapai? melakukan
pendataan
penduduk
secara merata
4. Apa bentuk kebijakan yang perlu dikembangkan tersebut? Sosialisasi
dan orientasi

5. Stakeholder (mitra kerja) terkait yang potensial dalam Kader, tokoh


pengembangan kebijakan publik tersebut agar masalah kesehatan masyarakat,
tersebut dapat diatasi. LSM

2. Susunan Strategi Advokasi

Menindaklanjuti hasil analisis situasi promosi kesehtan dan pemberdayaan masyarakat


yang telah dilakukan sebelumnya, yaitu progresif sehingga sudah on the track dan perlu
untuk mempercepat upaya untuk keberhasilan, ruang lingkup dan strategi promosi
kesehatan dan pemberdayaan masyarakat, maka kegiatan utama promosi kesehtan dan
pemberdayaan masyarakat yang akan datang adalah:
a. Memperkuat Advokasi dan dukungan kebijakan
1) Advokasi kepada Kementerian Lembaga dalam mendukung program kesehatan
melalui Germas
2) Advokasi ke Pemerintah Provinsi dan Kab/Kota untuk menerbitkan kebijakan
Kesehatan, Germas dan Stunting
3) Advokasi kepada dunia usaha, mitra potensial, ormas dan tokoh nasional/tokoh
agama Tahapan pelaksanaan advokasi adalah:
4) Penjajakan masalah dan isu advokasi kesehatan
a) Pengumpulan data sekunder Data sekunder merupakan data tentang situasi
kesehatan masyarakat, sarana-prasarana kesehatan, kebijakan pembangunan
kesehatan dan kebijakan anggaran kesehatan.
b) Pengumpulan data primer yang merupakan semua informasi yang belum
tersaji dalam tulisan, film, suara tetapi masih tersimpan di masing-masing
sumber data. Secara umum, pengelompokan jenis data dan informasi primer
yang perlu digali yaitu kondisi umum kesehatan masyarakat; kebijakan
pemerintah dalam pembangunan sektor kesehatan dan sektor lain yang terkait;
alokasi anggaran untuk sektor kesehatan dan sektor-sektor lain yang terkat;
semua data dasar yang dibutuhkan untuk menghitung neraca kesehatan akibat
penyakit yang diderita masyarakat; data jumlah penduduk, demografi usia
produktif, upah dan pendapatan rerata penduduk dan angkatan kerja, angka
morbilitas, mortalitas dll; data etnografi kesehatan penduduk; peta partisipasi
masyarakat selama ini dalam program pelayanan kesehatan; peta berbagai
organisasi lokal yang bergerak di sektor kesehatan atau yang berkaitan, serta
akses pelayanan kesehatan, akses informasi kesehatan yang diperoleh
masyarakat serta data lain yang terkait.

b. Pembentukan Tim Advokasi Kesehatan


Tim advokasi kesehatan memegang peranan penting dalam pelaksanaan kegiatan
advokasi. Bahkan dapat dikatakan bahwa kualitas Tim Advokasi menentukan tingkat
keberhasilan proses kegiatan advokasi dan pencapaian tujuan advokasi yang
diharapkan. Ada beberapa upaya dalam pembentukan Tim Advokasi Kesehatan,
yaitu:
1) Melakukan identifikasi dan mengoptimalkan Tim Advokasi Kesehatan yang
sudah ada.
2) Melakukan identifikasi individu, kelompok serta organisasi atau institusi yang
potensial mendukung kegiatan advokasi kesehatan.
3) Melakukan identifikasi potensi atau kapasitas individu, kelompok serta
organisasi atau institusi yang dalam mendukung kegiatan advokasi kesehatan.
4) Merencanakan pembentukan Tim Advokasi Kesehatan, dengan menetapkan
kedudukan individu, kelompok serta organisasi atau institusi yang terlibat
dalam kegiatan advokasi kesehatan.
5) Melakukan identifikasi peran individu, kelompok serta organisasi atau institusi
yang ditetapkan sebagai Tim Advokasi Kesehatan dalam proses pelaksanaan
kegiatan advokasi kesehatan.
6) Melakukan pendekatan atau menyelenggarakan pertemuan dengan sasaran yang
akan menjadi Tim Advokasi Kesehatan.
7) Membangun komitmen serta menetapkan pengorganisasian Tim Advokasi
Kesehatan.
8) Menetapkan legalitas Tim Advokasi Kesehatan oleh pejabat yang berwenang.
Lembar kerja penyusunan strategi advokasi kesehatan
di tingkat Puskesmas

Jenis kegiatan Tujuan advokasi Sasaran Teknik Media Pelaksana advokasi


advokasi advokasi advokasi advokasi

Meningkatkan Peduli dan Camat, kepala Forum Buku saku Kepala puskesmas,
dukungan lintas mendukung desa, PKK, komunikasi penanggung jawab
sector dalam kegiatan PISPK Tokoh orientasi program
pelaksanaan masyarakat,
program
indonesia sehat Menyampaikan KADER Pelatihan Buku Saku
informasi kader
kesehatan dan
pemeriksaan
kesehatan kepada
masyarakat

masyarakat/ Penyuluhan Leaflet


LSM
Kepedulian
masyarakat untuk
berpartisipasi
dalam kegiatan
PISPK

3. Upaya Monev Advokasi

Pemantauan terhadap keseluruhan proses advokasi menjadi penting dalam kaitaannya untuk
mengantisipasi berbagai kemungkinan perubahan keadaan dan situasi yang menuntut perubahan
strategi advokasi yang dijalankan. Jika tidak, advokasi bisa menjadi tidak efektif atau bahkan kontra
produktif sama sekali. Aspek indikator hasil advokasi, dapat dilihat pada kegiatan input, proses dan
output sebuah kegiatan advokasi.
1. Input untuk kegiatan advokasi yang paling utama adalah orang (man) yang akan melakukan
advokasi dan bahan-bahan (material) yakni data atau informasi yang membantu atau
mendukung argumen dalam advokasi.
2. Proses adalah kegiatan untuk melakukan advokasi, oleh sebab itu evaluasi proses advokasi harus
sesuai dengan bentuk kegiatan advokasi tersebut.
3. Output advokasi antara lain peraturan-peraturan atau undang-undang sebagai bentuk kebijakan
dari komitmen politik terhadap program, meningkatnya dana atau anggaran untuk program PIS
PK, tersedianya sarana dan prasarana

Anda mungkin juga menyukai