PRIORITAS 1
OLEH :
NIM : 119201724
2020-2021
RUMUSAN MASALAH
FENOMENA
Setiap perilaku seksual remaja pranikah dipengaruhi oleh banyak hal, selain dari
faktor pengetahuan juga dipengaruhi oleh faktor kebudayaan, orang lain yang dianggap
penting, media massa, lembaga pendidikan, lembaga agama, dan emosi dari dalam
individu. Sikap seksual pranikah remaja bisa berwujud positif ataupun negatif (Azwar,
2011).
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar Sulawesi Selatan tahun 2013 prevalensi
Kasus HIV sebanyak 882 kasus diantaranya 2,49% usia <15 tahun dan 18,48% usia
15-24 tahun. Prevalensi kasus AIDS sebanyak 305 kasus diantaranya terdapat pada
umur <15 tahun (1,97%) dan umur 15-24 tahun (11,15%), dari keseluruhan data
tersebut 47,8% ditularkan melalui hubungan seksual remaja pranikah. Pada tahun yang
sama, didapatkan 3,2% remaja mengalami kehamilan diluar nikah dan 1,2% berujung
pada perilaku aborsi.
Tingginya persentase remaja melakukan hubungan seksual yang berakibat
terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan serta aborsi dan berujung pada kematian
ibu menjadi persoalan serius yang harus diperhatikan. Upaya yang mampu
menerangkan pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi pada remaja adalah melalui
pendidikan kesehatan.
Metode stratagem mampu meningkatkan kemampuan, namun diperlukannya
media sebagai penunjang dalam performa dalam proses belajar mengajar. Salah satu
media yang dapat dipergunakan saat ini adalah media audiovisual (Susilana & Riyana,
2008).
MASALAH PENELITIAN
Dari penelitian yang dilakukan oleh (Abdul Haris Haery, 2017) bahwa Metode
Stratagem dapat meningkatkan keefektifan proses penyuluhan seksualitas dan dapat
meningkatkan pengetahuan bahaya seks pranikah pada remaja awal. Dan penelitian
yang dilakukan oleh (Nurul Istiqamah, 2018) bahwa Metode Stratagem dapat
meningkatkan pengetahuan vulva hygiene pada remaja putri.
Begitupun dengan ( Ardin Prima Massolo, 2011; Nofia Putri Handayani, 2015;
Darliana Tompubolon, 2015) bahwa pemberian penyuluhan kesehatan reproduksi baik
melalui metode ceramah maupun metode diskusi memberikan peningkatan terhadap
pengetahuan dan sikap remaja tentang seksual pranikah.
PERTANYAAN PENELITIAN
Apakah penyuluhan seksualitas dengan Metode Stratagem dapat berpengaruh
terhadap Pengetahuan Bahaya Seks Sebelum Nikah pada siswa remaja?
ORIGINAL PENELITIAN
Penelitian penyuluhan seksualitas dengan metode Stratagem telah dilakukan
sebelumnya oleh (Abdul Haris Haery, 2017) dan (Nurul Istiqamah, 2018) namun studi
ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada pengaruh penyuluhan seksualitas dengan
Metode Stratagem terhadap pengetahuan Bahaya Seks Pranikah pada remaja awal dan
pengetahuan Vulva Hygiene pada remaja putri. Dan hasilnya Metode Stratagem dapat
meningkatkan keefektifan proses penyuluhan seksualitas dan dapat meningkatkan
pengetahuan Bahaya Seks Pranikah pada remaja awal dan pengetahuan Vulva Hygiene
pada remaja putri. Dan penelitian dari (Tiffani Rosita, 2018) tentang pengaruh metode
pembelajaran Make A Match terhadap Peningkatan Pengetahuan dan Sikap Kesehatan
Reproduksi siswa kelas VIII SMP, adalah model pembelajaran kooperatif dengan cara
menjodohkan atau memasangkan 5 kartu yang berisi pertanyaan dan jawaban atau satu
konsep dengan konsep lain yang sesuai, dan hasil penelitiannya menunjukkan bahwa
pendidikan kesehatan dengan metode Make A Match berpengaruh terhadap
peningkatan Pengetahuan Kesehatan Reproduksi siswa kelas VIII SMP.
Berdasarkan dari penelitian diatas, peneliti ingin membandingkan antara
metode Stratagem dan metode Make A Match terhadap peningkatan Pengetahuan
Bahaya Seks Pranikah pada siswa remaja.
Berdasarkan rumusan masalah diatas, peneliti mengajukan tema riset sebagai berikut:
KOMPONEN PICOT
P Siswa remaja
I Penyuluhan Seksualitas Dengan Metode Stratagem
C Metode Make A Match
O Pengetahuan Bahaya Seks Sebelum Nikah pada siswa remaja
T Bulan
ALGORITME PENCARIAN
SCHOLAR
7
SINTESIS GRID
Author Judul Populasi Study design Study aim, Instrument Hasil dan
Tahun dan intervensi and follow rekomenda
tempat sampel and method up outcome si
Abdul Pengaruh Populasi Quasi Pengaruh Kuisioner,da kelompok
Haris penyuluhan : Siswa eksperimen penyuluhan n lembar yang
Haery seksualitas kelas seksualitas observasi diberikan
dengan VII SMP dengan penyuluhan
SMP
Metode Pesantre Metode Uji seksualitas
Pesantre
Stratagem n Guppi Stratagem Wilcoxon dengan
n Guppi
terhadap Samata terhadap Test metode
Samata
Pengetahua Pengetahua stratagem
n Bahaya n Bahaya terdapat
Seks Sampel: Seks perbedaan
Tahun Pranikah 42 Pranikah yang
2017 pada pada signifikan.
remaja remaja Sebaliknya
awal awal kelompok
yang tidak
diberikan
penyuluhan
seksulitas
dengan
metode
stratagem
tidak
terdapat
perbedaan
yang
signifikan.
Nurul Pengaruh Populasi Pre Pengaruh Kuisioner,da Pada
Iatiqama pendidikan : Eksperiment pendidikan n lembar kelompok
h kesehatan Siswa al dengan kesehatan observasi SMP dan
dengan SMAN 9 rancangan dengan SMA ada
Aula
Metode Makassa Two Group Metode Uji perbedaan
SMAN 9
Stratagem r kelas Pretest Stratagem Wilcoxon Pengetahua
Makassa
terhadap XI IPS Posttest terhadap n Vulva
Pengetahua dan Pengetahua Hygiene
r dan
n Vulva siswa n Vulva pada kedua
Aula
Hygiene kelas Hygiene kelompok
SMPN 33
pada VIII pada sesudah
Makassa
remaja SMPN remaja diberikan
r
putri 33 putri pendidikan
Makassa kesehatan
r dengan
2018 Metode
Sampel; Stratagem
Siswa
SMPN
33
Makassa
r 42
orang
Siswa
SMAN 9
Makassa
r 41
orang
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, S. (2011). Sikap manusia: teori & pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
A. Latar Belakang
Periode remaja kadang kala disebut sebagai masa pemberontakan. Pada periode ini,
seorang anak yang baru saja menjalani masa-masa pubertas kadang kala memperlihatkan
berbagai macam gejolak amarah, menutup diri dari keluarganya sendiri, serta mengalami
berbagai macam kesulitan, baik di rumah, sekolah, maupun di area rumah serta di
kalangan teman-temannya.
(Hidayah, 2019) Periode remaja adalah suatu periode perubahan yaitu mulai dari masa
kanak-kanak menuju masa dewasa. Remaja yaitu manusia yang sementara mengalami
perkembangan baik perkembangan fisik dan psikis serta fungsi hormonal yang terdapat
pada tubuh remaja. Biasanya proses terjadinya kematangan fisik lebih cepat terjadi
ketimbang proses terjadinya kematangan psikis. Periode remaja sangatlah potensial dan
berkembang kearah yang positif ataupun negatif maka dari itu perencanaan edukatif
dalam tatanan pendidikan, bimbingan, ataupun pendampingan sangatlah dibutuhkan
supaya mengarahkan potensi remaja agar dapat berkembang ke arah yang lebih baik,
positif, dan produktif. Pada masa ini kondisi remaja benar-benar memprihatinkan.
Peristiwa ini dapat diamati dari keadaan separuh dari remaja yang mengarah makin bebas
dan tidak memperhatikan nilai-nilai moral yang terdapat didalam setiap perilaku mereka
sehingga lebih mengarah pada perbuatan yang negatif yakni kenakalan remaja. (Hidayah,
2019)
(Issa, 2019) Berdasarkan informasi demografi dan kesehatan Indonesia 2017 tentang
kesehatan reproduksi remaja bahwa interaksi seksual remaja lelaki kian banyak
dibandingkan dengan remaja wanita. Data membuktikan bahwa keadaan budaya seks
pada remaja itu di latarbelakangi pada berbagai keadaan diantaranya seperti usia remaja,
area tempat tinggal seperti di desa-desa dan di kota, serta derajat pengajaran pada remaja.
Usia dapat berpengaruh pada perbuatan seks remaja, data dari SDKI 2017 membuktikan
bahwa pada umur 15-19 tahun remaja makin kerap melakukan perbuatan seks di luar
nikah. (BKKBN, 2017). (Issa, 2019)
(Putri, Suyono, & Tentama, 2019) Kasus seks pra nikah pada remaja mencapai angka
14,6% pada laki-laki dan 1,8% pada perempuan (Survei Dasar Kesehtan Indonesia,
2012). Sebanyak 32% remaja usia 14 hingga 18 tahun di kota besar di Indonesia (Jakarta,
Surabaya, dan Bandung) pernah melakukan hubungan seksual pra nikah dan
membuktikan 62,7% remaja kehilangan keperawanannya saat usia 12-13 tahun, bahkan
21,2% diantaranya melakukan aborsi (Komisi Perlindungan Anak Indonesia, 2013).
(Putri et al., 2019)
(TAHA, 2018) Adapun data kasus perlindungan anak berdasarkan lokasi pengaduan
dan pemantauan media se-indonesia tahun 2011-2016 di Provinsi Sulawesi Selatan,
jumlah kasus tentang kesehatan dan napza adalah 42 kasus, anak korban tayangan dan
pergaulan seks bebas adalah 6 kasus, anak korban pernikahan dibawah umur adalah 2
kasus, anak pengguna napza adalah 4 kasus, anak korban pornografi dari media social
adalah 15 kasus dan anak sebagai pelaku aborsi adalah 4 kasus. hal ini menandakan
bahwa permasalahan kesehatan reproduksi telah dihadapi oleh remaja Sulawesi Selatan.
(TAHA, 2018)
(Susmiarsih, Marsiati, & Endrini, 2019) Bagian remaja yang melakukan hubungan
seksual diluar nikah, hamil di usia muda, dan menjadi ibu di usia muda yang sudah
banyak menggerakkan pemerintah sehingga mengeluarkan UU RI No. 52 Tahun 2009
yang di dalamnya terdapat kebijakan-kebijakan mengenai pembentukan keluarga dengan
cara melakukan pembinaan kekuatan dan ketentraman keluarga serta pengembangan
karakter remaja dengan memberikan akses berupa informasi, pendidikan, pengarahan,
dan bantuan mengenai kehidupan dalam berkeluarga. Perbuatan seksual remaja di
Indonesia pada masa ini benar-benar membahayakan. Oleh sebab itulah, usaha untuk
mencegah perbuatan seksual secara bebas di kalangan remaja sekolah, terkhusus pada
siswa SMP dan SMA harus lebih ditingkatkan, yaitu dengan memberikan akses berupa
informasi dengan cara pemberian pemahaman mengenai sebagian komponen yang dapat
mempengaruhi terjadinya hubungan seks di luar nikah, diantaranya perbuatan seks,
kesehatan reproduksi, pemahaman agama mengenai seks di luar nikah, serta bagaimana
hukum perkawinan dini. (Susmiarsih et al., 2019)
(Istiqamah, 2018) Metode stratagem ini diperlukan saluran yang akan dijadikan
sebagai penopang pada saat dilakukan proses pembelajaran. Salah satu alat yang
diharapkan ialah media audiovisual, dimana pada saat pelaksanaan media tersebut bisa
mendukung terhubungnya komunikasi timbal balik antara pembimbing dengan anggota
yang dibimbing selama proses pembelajaran. Jadi alat yang di gunakan adalah audio
(bisa di dengar) dan visual (bisa di lihat), beserta dengan gabungan antara penglihatan
dan pendengaran komunikasi bisa dimengerti secara gampang. (Istiqamah, 2018)
(Ismail, 2019) Metode pembelajaran Make A Match adalah Penerapan metode
yang dimulai dari teknik yaitu siswa disuruh mencari pasangan kartu yang
merupakan jawaban/soal sebelum batas waktu yang ditentukan. (Ismail, 2019)
(Istiqamah, 2018) Menjadi perawat tugas kita ialah selaku pendidik dalam
memberikan asuhan kepearawatan. Menjadi perawat kita mempunyai kewajiban dalam
memberikan bantuan kesehatan secara umum termasuk pada kaum remaja di sekolah.
Adapula Health Promotion Model adalah salah satu konsep dalam menyampaikan
pelajaran mengenai kesehatan yang mencerminkan proses sehingga menjadi penetap
gaya hidup yang dikembangkan oleh Pender yaitu pada tahun 1987. Selama proses
pembelajaran benar-benar diperlukan persiapan yang luas dalam pengembangan
konsentrasi proses belajar siswa remaja. (Istiqamah, 2018)
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti
perbandingan metode pembelajaran stratagem dengan metode make a match dalam
upaya peningkatan pengetahuan bahaya seks pranikah pada remaja awal, tepatnya di
SMPN 4 TomboloPao.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas, maka dirumuskan pertanyaan
peneliti “bagaimana Perbandingan pengaruh penyuluhan seksualitas dengan Metode
Stratagem dan Metode Make A Match terhadap Pengetahuan Bahaya Seks Sebelum
Nikah pada siswa remaja?”
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui bagaimana Perbandingan pengaruh penyuluhan seksualitas
dengan Metode Stratagem dan Metode Make A Match terhadap Pengetahuan Bahaya
Seks Sebelum Nikah pada siswa remaja.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui pengetahuan bahaya seks sebelum nikah pada siswa remaja dengan
menggunakan metode stratagem.
b. Mengetahui pengetahuan bahaya seks sebelum nikah pada siswa remaja dengan
menggunakan metode make a match.
c. Menganalisis bagaimana Perbandingan pengaruh penyuluhan seksualitas dengan
Metode Stratagem dan Metode Make A Match terhadap Pengetahuan Bahaya
Seks Sebelum Nikah pada siswa remaja.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah ilmu pengetahuan terutama
dalam ilmu keperawatan komunitas. Sebagaimana penggunaan metode pembelajaran
yang bervariasi dalam peningkatan pengetahuan bahaya sek sebelum nikah pada
siswa remaja.
2. Manfaat Praktis
a. Manfaat Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini dapat meningkatkan pengetahuan mengenai bahaya seks
sebelum nikah bagi peneliti serta dapat menjadi pengalaman peneliti dalam
memberikan penyuluhan kesehatan seksual bagi para siswa remaja.
b. Manfaat Bagi Responden
Dengan metode stratagem dan make a match, peserta didik diharapkan mampu
meningkatkan pengetahuan tentang bahaya seks sebelum nikah pada siswa
remaja serta dapat mengingat dengan mudah.
c. Manfaat Bagi Instansi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan serta
masukan kepada pihak sekolah untuk meningkatkan mutu pendidikan mengenai
bahaya seks sebelum nikah pada siswa remaja.
d. Manfaat Bagi Institusi
Hasil penelitian ini dapat menjadi referensi dalam bidang perpustakaan
khususnya dalam keperawatan serta dapat memberikan pengetahuan serta
informasi dalam ilmu keperawatan.
E. Kajian Pustaka
Aprilaz, I. (2016). Perbandingan efektivitas antara metode video dan cerita boneka dalam
pendidikan seksual terhadap pengetahuan anak prasekolah tentang personal safety skill.
Retrieved from
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33035/1/Istiqomah Aprilaz-
FKIK.pdf
Haery, A. H. (2017). Pengaruh Penyuluhan Seksualitas dengan Metode Stratagem Terhadap
Pengetahuan Bahaya Seks Pranikah pada Remaja Awal. Universitas Islam Negeri
Alauddin Makassar.
Hidayah, I. N. (2019). GAMBARAN PERSEPSI REMAJA TERHADAP PERILAKU SEKS
PRANIKAH. Universitas Pendidikan Indonesia.
Ismail, I. L. (2019). Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas VIII A SMP
Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Negeri 1 Rantepao. Jurnal
Pemikiran Dan Pengembangan Pembelajaran, 1(2), 89–103.
Issa, J. (2019). No TitleΕΛΕΝΗ. Permenkes Nomor 7 Tahun 2019 Tentang Kesehatan
Lingkungan Rumah Sakit, 8(5), 55.
Istiqamah, N. (2018). Pengaruh Pendidikan Kesehatan dengan Metode Stratagem Terhadap
Pengetahuan Vulva Hygiene pada Remaja Putri. Universitas Islam Negeri Alauddin
Makassar.
Nurhidayati, D., & Pratiwi, T. I. (2013). Pengembangan media video untuk meningkatkan
pemahaman bahaya seks Bebas di kalangan remaja SMA Negeri 1 Soko Tuban. Jurnal
BK UNESA, 1(1), 281–290. Retrieved from
http://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/jurnal-bk-unesa/article/view/3444/5734
Putri, D., Suyono, H., & Tentama, F. (2019). Memahami kontrol diri terhadap intensi seks
pranikah pada remaja. Prosiding Seminar Nasional Magister Psikologi Universitas
Ahmad Dahlan, 159–165.
Rosita, T. (2019). Pengaruh Metode Pembelajaran Make a match terhadap Peningkatan
Pengetahuan dan Sikap Kesehatan Reproduksi Siswa Kelas VIII SMP. In Journal of
Chemical Information and Modeling (Vol. 53).
Susmiarsih, T. P., Marsiati, H., & Endrini, S. (2019). Peningkatan Pengetahuan Faktor-Faktor
yang Memengaruhi Perilaku Seks dalam Upaya Cegah Seks Pranikah pada Siswa-Siswi
SMP N 77 dan SMA N 77 Jakarta Pusat. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
(Indonesian Journal of Community Engagement), 4(2), 206.
https://doi.org/10.22146/jpkm.34197
TAHA, N. A. (2018). HUBUNGAN ANTARA SOSIALISASI PROGRAM KESEHATAN
REPRODUKSI TERHADAP PENGETAHUAN SISWA SMPN 12 MAKASSAR.
Yunita, A. (2016). Pengaruh Metode Stratagem Melalui Pembelajaran Kooperatif Terhadap
Pemahaman Konsep Matematis Siswa Kelas Viii Smp Negeri 20 Padang. Ta’dib, 17(1),
25. https://doi.org/10.31958/jt.v17i1.254
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
G. Tinjauan Pustaka
Aprilaz, I. (2016). Perbandingan efektivitas antara metode video dan cerita boneka
dalam pendidikan seksual terhadap pengetahuan anak prasekolah tentang
personal safety skill. Retrieved from
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33035/1/Istiqomah
Aprilaz-FKIK.pdf
Ismail, I. L. (2019). Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas VIII A
SMP Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Negeri 1
Rantepao. Jurnal Pemikiran Dan Pengembangan Pembelajaran, 1(2), 89–103.
Putri, D., Suyono, H., & Tentama, F. (2019). Memahami kontrol diri terhadap intensi
seks pranikah pada remaja. Prosiding Seminar Nasional Magister Psikologi
Universitas Ahmad Dahlan, 159–165.
Susmiarsih, T. P., Marsiati, H., & Endrini, S. (2019). Peningkatan Pengetahuan Faktor-
Faktor yang Memengaruhi Perilaku Seks dalam Upaya Cegah Seks Pranikah pada
Siswa-Siswi SMP N 77 dan SMA N 77 Jakarta Pusat. Jurnal Pengabdian Kepada
Masyarakat (Indonesian Journal of Community Engagement), 4(2), 206.
https://doi.org/10.22146/jpkm.34197
A. Kerangka Konseptual
(Haery, 2017) Menurut Notoadmojo (2010) penyuluhan mempunyai dua pengertian.
Penyuluhan kesehatan yang pertama adalah sebagai bagian dari tingkat pencegahan
penyakit. Sedangkan yang kedua penyuluhan diartikan sebagai upaya memasarkan,
menyebarluaskan, mengenal atau menjual pesan-pesan kesehatan sehingga masyarakat
mau menerima perilaku kesehatan yang pada akhirnya mau berprilaku sehat. Penyuluhan
Seksualitas merupakan cara penyebaran pesan mengenai kesehatan reproduksi dalam hal
ini pendidikan seks yang didalam nya merupakan pesan penting nya bahaya seks. (Haery,
2017)
(Yunita, 2016) Metode stratagem merupakan salah satu bentuk permainan akademik
yang dikembangkan oleh (Munandir, 1991: 488). Metode permainan ini mempunyai
batas waktu dan aturan-aturan tertentu, dimana siswa dibagi menjadi beberapa kelompok
yang saling berkompetisi untuk mencapai tujuan tertentu. Jumlah pemainnya terbatas dan
lama permainannya juga terbatas. Permainan ini cocok dipakai untuk memotivasi siswa
dalam belajar, terutama bila bahan pelajaran yang dipelajarinya kurang menarik.
Permainan ini dikembangkan dengan maksud mengurangi tekanan karena belajar dalam
menghadapi ujian maupun tidak dan untuk meningkatkan usaha siswa dalam
mengerjakan soal-soal pelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar peserta.
(Yunita, 2016)
(Ismail, 2019) Metode pembelajaran Make A Match adalah Penerapan metode yang
dimulai dari teknik yaitu siswa disuruh mencari pasangan kartu yang merupakan
jawaban/soal sebelum batas waktu yang ditentukan. (Ismail, 2019)
(Haery, 2017) Seks pranikah adalah hubungan seksual yang dilakukan remaja tanpa
adanya ikatan pernikahan. Sedangkan perilaku seksual pranikah merupakan perilaku
seksual yang dilakukan tanpa melalui proses pernikahan yang resmi menurut hukum
maupun menurut agama dan kepercayaan masing-masing. (Haery, 2017)
Berdasarkan dasar pemikiran variabel tersebut, maka dibuat skema pola variabel
sebagai berikut:
Keterangan :
: Variabel Independen
: Variabel Dependen
B. Hipotesis Penelitian
Ada pengaruh penyuluhan seksualitas dengan metode stratagem dan metode make a
match terhadap pengetahuan bahaya seks sebelum nikah pada siswa remaja awal.
C. Variabel Penelitian
Klasifikasi Variabel Penelitian
Kriteria Objektif
Baik : Jika responden menjawab dengan total skor >10
a. Jumlah pertanyaan
10 pertanyaan
b. Skala yang digunakan dalam lembar observasi adalah skala Gutman, dimana
diberi nilai 0 jika jawaban salah dan diberi nilai 1 jika jawaban benar.
Kriteria Objektif
a. Jumlah pertanyaan
20 pertanyaan
b. Skala yang digunakan dalam kuesioner adalah skala Gutman, dimana diberi nilai
0 jika jawaban salah dan diberi nilai 1 jika jawaban benar.
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian adalah strategi atau rancangan yang digunakan peneliti untuk
mengidentifikasi permasalahan, mendefinisikan struktur penelitian yang akan
dilaksanakan, merancang teknik pengumpulan data dan analisis data, serta mencapai
tujuan atau menjawab pertanyaan penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian
kuantitatif dengan metode True Experimental Design dengan pre-test and post-test with
control group design. (Aprilaz, 2016)
Peneliti ini melakukan uji coba dua intervensi berbeda kepada dua kelompok berbeda.
Desain penelitian ini digunakan untuk menguji perbandingan pengaruh penyuluhan
seksualitas dengan Metode Stratagem dan Metode Make A Match terhadap Pengetahuan
Bahaya Seks Sebelum Nikah pada siswa remaja awal. Pengukuran pengetahuan
dilakukan sebelum diberikan intervensi (pre-test) dan setelah diberikan intervensi (post-
test).
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel. Yaitu untuk
menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian. Sampel yang diambil
dalam penelitian ini yaitu kelas IX, dimana kelas tersebut dibagi menjadi 2 kelompok
dan dijadikan sebagai kelas eksperimen 1 dan kelas ekperimen 2. Teknik
pengambilan sampel yang digunakan adalah Purposive Sampling yaitu teknik
pengambilan sampel yang digunakan dengan adanya pertimbangan tertentu.
Pertimbangan-pertimbangan tersebut yaitu kelas IX merupakan kelas unggulan dan
tidak adanya perbedaan yang signifikan antara prestasi (pengetahuan) antara peserta
didik di kelas IX.
Adapun cara penarikan sampel menggunakan rumus yang merujuk
pada penelitian serupa oleh Darliana Tompubolon (2015). Rumus Slovin adalah
sebagai berikut :
N
n = -------------------------
1 + N (d)2
Keterangan :
n = sampel
N = Populasi
d = tingkat kepercayaan menggunakan 0,05
E. Instrument Penelitian
Instrument yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan lembar observasi dan
kuesioner. Lembar observasi adalah lembar kerja yang berfungsi untuk mengobservasi
dan mengukur tingkat keberhasilan atau ketercapaian tujuan pembelajaran pada kegiatan
belajar mengajar dikelas. Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang telah dibuat untuk
memperoleh data sesuai yang diinginkan. Kuesioner yang dipakai dalam penelitian ini
ada dua macam, yaitu kuesioner I mengenai data umum responden yang diisi oleh
responden, kuesioner II yang berkaitan dengan pengetahuan responden tentang bahaya
seks sebelum nikah pada remaja awal yang diisi sesuai jawaban responden saat
ditanyakan oleh fasilitator. (Aprilaz, 2016)
(Istiqamah, 2018) Variabel pengetahuan menggunakan kuesioner pre-test dan post-
test yang terdiri dari beberapa pertanyaan dengan jawaban benar bernilai 1 dan salah 0.
Pengetahuan responden diukur dari total skor jawaban responden yaitu skor 0-20.
Pengetahuan responden dinilai berdasarkan nilai rata-rata yang diperoleh secara
keseluruhan. Jumlah nilai yang benar dari lembar kuesioner pengetahuan bahaya seks
sebelum nikah pada siswa remaja awal dijumlahkan dan hasil penilaian ini
diklasifikasikan menjadi tiga kategori berdasarkan Arikunto (2010) yaitu baik (>76%),
cukup (56-76%), dan kurang (<56%). Cara menghitung nilai hasil responden, sebagai
berikut:
Rumus :
f
P = -------- x 100
N
Keterangan:
P : pengetahuan
f : Jumlah pertanyaan benar
N : Jumlah soal
1. Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh melalui wawancara dan
observasi yang telah disiapkan oleh peneliti. Dalam hal ini peneliti melakukan
observasi di SMPN 4 TomboloPao.
2. Data sekunder
(Haery, 2017) Pengolahan data dilakukan secara manual yaitu dengan mengisi
lembar observasi yang disediakan. Pengolahan data tersebut kemudian diolah
menggunakan program SPSS dengan tahap tahap sebagai berikut :
1. Editing
2. Koding
Dilakukan untuk memudahkan dalam pengolahan data, semua jawaban atau
data, kesalahan pengisian data konsistensi dari setiap jawaban (pengkodean).
3. Tabulasi
Setelah selesai pembuatan kode selanjutnya dengan pengolahan data ke dalam
satu tabel menurut sifat-sifat yang dimiliki sesuai dengan tujuan penelitian.
4. Analisa data
Setelah selesai pembuatan kode selanjutnya dengan pengolahan data kedalam
satu tabel menurut sifat-sifat yang dimiliki sesuai dengan tujuan penelitian.
a. Analisa Univariat, dilakukan dengan membuat tabel distribusi dan presentase.
b. Analisa Bivariat, dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan
atau berkorelasi. Data yang diperoleh dalam bentuk ordinal dianalisa dengan
menggunakan uji statistik yaitu uji T-test sampel paired, uji ini dimaksudkan
untuk mengetahui apakah ada pengaruh sebelum dan sesudah diberikan
penyuluhan seksual dengan metode stratagem dan metode make a match
terhadap tingkat pengetahuan remaja awal tentang bahaya seks sebelum nikah
pada siswa dengan tingkat kepercayaan 95% atau α=5% (0,05).
I. Etika Penelitian
(Istiqamah, 2018) Dalam melakukan penelitian, peneliti memandang perlu adanya
rekomendasi dari pihak institusi dengan mengajukan permohonan izin kepada instansi
tempat penelitian, dalam hal ini SMPN 4 TomboloPao. Setelah mendapat persetujuan,
barulah dilakukan penelitian dengan menekankan masalah etika penelitian yang
meliputi :
1. Informed consent
Lembar persetujuan ini diberikan kepada responden yang akan diteliti yang
memenuhi kriteria inklusi dan disertai judul penelitian dan manfaat penelitian. Bila
subjek menolak, maka peneliti tidak akan memaksakan kehendak dan tetap
menghormati hak-hak subjek.
Aprilaz, I. (2016). Perbandingan efektivitas antara metode video dan cerita boneka dalam
pendidikan seksual terhadap pengetahuan anak prasekolah tentang personal safety skill.
Retrieved from
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33035/1/Istiqomah Aprilaz-
FKIK.pdf
Ismail, I. L. (2019). Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas VIII A SMP
Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Negeri 1 Rantepao. Jurnal
Pemikiran Dan Pengembangan Pembelajaran, 1(2), 89–103.