Anda di halaman 1dari 11

HUBUNGAN VERBAL ABUSE ORANG TUA DENGAN GANGGUAN

MENTAL EMOSIONAL TERHADAP ANAK USIA SEKOLAH


DI DESA CILIBUR

Irva Ulfiatul Hidayah1), Wisnu Widyantoro2), Ratna Widhiastuti3)


1)
Mahasiswa Prodi Ilmu Keperawatan dan Ners, Universitas Bhamada Slawi
52416,Tegal Indonesia
2)3)
Dosen Universitas Bhamada Slawi 52416, Tegal Indonesia

Email : irvaulfiatulhidayah111@gmail.com

ABSTRAK
Siklus kekerasan terhadap anak terus bertambah. Kondisi ini dapat terjadi dimana
orang tua melakukan kekerasan verbal abuse yang seringkali dianggap remeh,
karena dampaknya tidak terlihat secara fisik, orang tua yang melakukan kekerasan
sering kali tidak sadar telah melakukan kekerasan verbal abuse. Padahal kekerasan
verbal abuse dapat menimbulkan dampak buruk yang cukup besar pada gangguan
mental emosional anak. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan
verbal abuse orang tua dengan gangguan mental emosional anak usia sekolah di
Desa Cilibur. Penelitian ini menggunakan desain deskripsi korelasi dengan
pendekatan croos sectional. Sampel penelitian ini adalah 100 anak yang di ambil
dengan teknik total sampling. Berdasarkan hasil analisis korelasi dengan chi-
squere didapatkan p value = 0,000 < 0,05, sehingga dapat disimpulkan terdapat
hubungan antara verbal abuse orang tua dengan gangguan mental emosional anak
usia sekolah di Desa Cilibur. Hasil penelitian ini menunjukan mayoritas anak yang
mendapatkan perlakukan verbal abuse orang tua pada kategori verbal abuse dan
mayoritas anak dengan gangguan mental emosional pada kategori tinggi. Hasil
penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada anak dan orang tua
dalam berkomunikasi yang baik agar anak tidak mengalami gangguan mental
emosional dan juga menjadi sumber informasi pembaca.
Kata Kunci : Verbal Abuse Orang Tua, Gangguan Mental Emosional, Anak
Sekolah

PENDAHULUAN sosial. Anak pada rentan usia ini


mulai memasuki masa pematangan
Anak usia sekolah merupakan
fungsi psikis yaitu masa pembentukan
kelompok umur yang beresiko
karakter dan kepribadian sehingga
mengalami masalah kesehatan pada
anak akan berespon dan mewujudkan
masa perkembanganya, baik di tinjau
tugas perkembangan dalam
dari segi fisik, psikologis, maupun
perilakunya sehari-hari (Monica,
dkk., 2016). Masa sekolah dasar juga mendapatkan perlakuan negatif dari
merupakan masa yang menentukan orang tuanya akan mempengaruhi
untuk melakukan pembiasaan dan gangguan mental emosional pada
pembudayaan budi pekerti agar perkembangan anak usia sekolah.
menumbuhkan perilaku positif anak Orang tua perlu menjalin kedekatan
yang menetap (Kemendikbud, dan komunikasi efektif dengan anak
2017). untuk mencegah munculnya
permasalahan anak (Kemendikbud,
Kekerasan terhadap anak di Indonesia
2017).
sudah membudaya sehingga, kasus
kekerasan terhadap anak terus
Berdasarkan hasil studi pendahuluan
bertambah. Orang tua berpandangan
pada hari kamis 13 januari 2022 pada
bahwa anak adalah milik orang tua
30 siswa (13 siswa laki-kaki dan 17
atau pandangan bahwa anak harus
siswa perempuan) yang dilakukan
patuh pada orang tua. Sehingga,
oleh peneliti wawancara terhadap
menjadi alat pembenaran, atas tindak
anak di sekolah dasar SDN Cilibur,
kekerasan terhadap anak, anak yang
Kec Paguyangan, Kab. Brebes pada
lalai, rewel, tidak patuh, dan
kelas 5 dan 6, berkaitan dengan
menentang kehendak orang tua maka
kekerasan verbal abuse orang tua dan
akan memperoleh sanksi atau
gangguan mental emosional anak,
hukuman, yang kemudian dapat
didapatkan hasil bahwa siswa yang
menjadi kekerasan verbal abuse
sering mendapatkan kekerasan secara
(KWMWNPPPA, 2016).
lisan berupa intimidasi (tindakan
menggretak anak, memarahi,
Kondisi ini dapat terjadi dimana
mengomel), tidak sayangnya orang
orang tua tidak begitu paham dan
tua pada anak dengan bersikap tidak
tidak mengetahui sehingga
sayang dan dingin (tidak memberikan
kemampuan verbal yang di miliki
nasehat dengan kata-kata yang baik
oleh orang tua dalam berkomunikasi
atau cuek dengan anak), memberikan
kepada anak akan langsung di serap
dampak psikologis terhadap diri anak
oleh anak, dan anak yang
dan terjadinya gangguan pada anak
seperti gejala emosional (banyak untuk mencari hubungan antara dua
kekhawatiran dan kurang bahagia), variabel.
masalah perilaku dengan teman
sebaya (sering menolak permintaan HASIL
teman, mengejek teman), masalah Tabel 1. Distribusi frekuensi verbal
hubungan dengan teman sebaya ( abuse orang tua di SDN Cilibur 01
kurang bisa bersosialisasi dengan dan 02 Kecamatan Paguyangan
teman sebayanya). Dalam hal ini Tahun 2022 (N=100).
pebneliti tertarik untuk meneliti Verbal Frekuensi Presentase
Abuse (%)
“Hubungan Verbal Abuse Orang Tua
Orang Tua
Dengan Gangguan Mental Emosional Tdk Verbal 25 25,0
Terhadap Anak Usia Sekolah di Desa Abuse
Verbal 75 75,0
Cilibur”. Abuse
Total 100 100,0

METODOLOGI PENELITIAN
Berdasarkan tabel 1, menunjukan
Penelitian ini adalah jenis penelitian
bahwa anak yang mendapatkan
kuantitatif dengan desain penelitian
perlakuan verbal abuse orang tua
cross sectional. Populasi pada
pada anak dari 100 responden
penelitian ini berjumlah 100
mayoritas di Sekolah Dasar di Desa
responden, sampel penelitian
Cilibur sebagian besar pada kategori
menggunakan teknik total sampling
verbal abuse sebanyak 75 responden
yaitu siswa kelas V dan VI di SDN
(75,0%).
Cilibur 01 dan SDN Cilibur 02, waktu
penelitian 14 Juni – 17 juni 2022.
Tabel 2. Distribusi frekuensi
Gangguan Mental Emosional Anak
Pengumpulan data dilakukan dengan
Usia Sekolah di SDN Cilibur 01 dan
menggunakan kuesioner verbal abuse
02 Kecamatan Paguyangan Tahun
orang tua dan kuesioner Strengtht
2022 (N=100).
And Duficulties Questionare (SDQ).
Proses analisis menggunakan uji
Gangguan Frekuensi Presentase
korelasi Chi-square yang digunakan mental (%)
emosional
Rendah 2 2,0
Sedang 26 26’0
Tinggi 72 72,0
Total 100 100,0
Berdasarkan tabel 2. menunjukan sehingga dapat dinyatakan Ho ditolak
bahwa distribusi frekuensi gangguan dan Ha diterima yang artinya bahwa
mental emosional anak dari 100 ada hubungan yang signifikan antara
responden mayoritas responden di Verbal Abuse Orang Tua Dengan
Sekolah Dasar di Desa Cilibur Gangguan Mental Emosional
sebagian besar pada kategori Tinggi Terhadap Anak Usia Sekolah di Desa
sebanyak 72 responden (72,0%). Cilibur.

Tabel 3. Hubungan Verbal Abuse PEMBAHASAN


Orang Tua Dengan Gangguan Mental Gambaran Verbal Abuse Orang
Emosional Terhadap Anak Usia Tua
Sekolah di desa cilibur, Kecamatan Berdasarkan Hasil Penelitian
Paguyangan, Kabupaten Brebes dilakukan di SDN Cilibur 01 dan
(N:100) SDN Cilibur 02 dengan sebanyak 100
Gangguan Mental Emosional
responden. Pada tabel 4.1
P
Verbal Abuse menunjukan bahwa dari 100 anak
Orang Tua
X² Value yang mendapatkan perlakuan Verbal
Rend Sedan Tingg Total
ah g i
Abuse Orang Tua sebagian besar
N N % N % N %
% pada kategori verbal abuse sebanyak
Tdk 2 1 13 1 10 2 25, 0,439
Verba 2, 3 % 0 % 5 0% 0,000
l 0
75 responden (75,0%). Hal itu
Abuse %
Verba dikarenakan anak yang mendapatkan
l 0 1 13 6 62, 7 75,
Abuse 0 3 % 2 0 5 0% kekerasan verbal abuse orang tua
% %
Total 2 2, 2 26, 7 72, 1 100 secara intimidasi, tidak sayang dan
0 6 0 2 0 0 ,0
% % % 0 % dingin kepada anak, kebiasaan
mencela anak. Anak yang tidak
Berdasarkkan tabel 3. Berdasarkan
mendapatkan kekerasan verbal abuse
hasil uji statistik pada penelitian ini
orang tua pada kategori tidak verbal
menggunakan uji korelasi Chi-square
abuse sebanyak 25 responden
menunjukan bahwa diperoleh hasil
(25,0%). Dapat dilihat dari hasil
signifikansi (2-tailed) sebesar 0,000
pengisian kuesioner dan dapat
dengan P lebih kecil dari α (<0,005)
disimpulkan bahwa sebagian besar
anak mendapatkan kekerasan verbal anak di depan umumdengan kata-kata
abuse orang tua . kasar. Dapat dirumuskan bahwa
faktor penyebab seseorang
Sejalan dengan penelitian yang melakukan kekerasan verbal abuse
dilakukan oleh (indrayati & Livana, antara lain tingkat pengetahuan orang
2019). Dari 61 total responden yang tua, pengalam, ekonomi, tekanan
diteliti, sebanyak 53 responden atau hidup dan kondisi psikis serta
85,9% mengalami verbal abuse lingkungan.
sedangkan 8 responden lainya
sebanyak 13,1% tidak mengalami Menurut asumsi peneliti tentang
verbal abuse orang tua. Kekerasan verbal abuse orang tua dalam kategori
verbal abuse yang dialami oleh anak verbal abuse yang dilakukan oleh
berupa bentakan dari orang tua, peneliti menunjukan bahwa
teriakan ketika memanggil nama mayoritas orang tua melakukan
anak, penggunaan nada keras ketika verbal abuse pada anak terjadi ketika
berbicara, menjelek-jelekan anak orang tua mempunyai pengetahuan
didepan umum oleh orang tua, kurang dalam mendidik anak (ketika
penggunaan kata-kata kasar dan orang tua terlalu memaksakan
umpatan kata bodoh. keinginan agar anak dapat melakukan
sesuai yang orang tua harapkan tanpa
Menurut Erniwati & Fitriani (2020) melihat kemampuan anak,
kekerasan verbal abuse merupakan selanjutnya karena faktor pengalaman
setiap ucapan yang ditunjukan kepada orang tua (orang tua sewaktu kecil
seseorang yang mungkin dianggap mendapatkan perlakuan yang salah
merendahkan, tidak sopan menghina, oleh orang tuanya merupakan situasi
mengintimidasi atau menghujat, pencetus terjadinya kekerasan), faktor
menggunakan nada suara tinggi dan Ekonomi (orang tua yang tidak
kekerasan verbal abuse dilakukan berdaya dalam mengatasi masalah
melalui tutur kata yaitu membentak, ekonomi menyebabkan orang tua
memaki, menghina mencemooh dan mudah sekali melampiaskan emosi
berkata kasar serta memperlakukan dan mudah sensitif sehingga mudah
marah kepada anak), faktor menunjukan bahwa dari 100 anak
lingkungan hidup mengakibatkan yang memiliki gangguan mental
beban pada anak yang mendadak juga emosional anak di Sekolah Dasar di
turut berperan timbulnya kekerasan Desa Cilibur sebagian besar pada
(tayangan televisi seringkali kategori Tinggi sebanyak 72
mempengaruhi tindakan kekerasan responden (72,0%), anak yang
pada anak). Hal ini membuat orang memiliki gangguan mental emosional
tua tidak segan-segan melakukan kategori sedang 26 responden
tindakan verbal abuse, seperti sering (26,0%), dan siswa yang memiliki
mengabaikan anak, memanggil nama gangguan mental emosional kategori
anak dengan nama yang tidak rendah 2 responden (2,0%). Dapat
semestinya, dan jarang mengucapkan dibuktikan dengan jawaban
hal positif kepada anak. Rata-rata responden yang dapat memahami
orang tua bahkan sering berteriak kuesiner SDQ yang berupa masalah
pada anak, mengintimidasi, perilaku, hiperaktivitas, masalah
mengabaikan anak dan hubungan dengan teman sebaya, dan
mempermalukan anak. Berdasarkan perilaku prososial.
kuesioner pada penelitian ini bahwa
rata-rata orang tua sering melakukan Sebanding dengan penelitian yang
verbal abuse seperti tidak sayang dan dilakukan oleh (Fauziah, 2017). Dari
dingin pada anak, intimidasi, 205 total responden yang diteliti,
mengecilkan anak, mencela anak, sebanyak menunjukan 88 anak
tidak mengindahkan atau menolak (42,9%) memiliki perkembangan
anak. sesuai dan 117anak (57,1%)
mengalami gangguan mental
Gambaran Gangguan Mental emosional, sehingga anak dengan
Emosional orang tua yang keras akan
Berdasarkan Hasil Penelitian mempengaruhi kemampuan regulasi
dilakukan di SDN Cilibur 01 dan emosi anak akan mencontoh dan
SDN Cilibur 02 dengan sebanyak 100 meniru sikap serta tindakan orang tua
responden. Pada tabel 4.2 mereka sehari-hari seperti sering
marah tanpa sebab yang jelas, rata-rata anak memiliki masalah
berperilaku merusak dan bermasalah gangguan mental emosional seperti
dengan teman-temanya. gejala emosional, masalah perilaku,
masalah hubungan dengan teman
Menurut asumsi peneliti tentang sebaya dan perilaku prososial.
gangguan mental emosional dalam
kategori tinggi mayoritas anak yang Hubungan Verbal Abuse Orang
memiliki gangguan mental emosional Tua Dengan Gangguan Mental
karena adanya tindakaan kekerasan Emosional Terhadap Anak Usia
secara lisan oleh orang tuanya dan Sekolah di Desa Cilibur
faktor yang mempengaruhi terjadinya Berdasarkan hasil uji statistik pada
kekerasan tersebut antara lain dari penelitian ini menggunakan uji
banyaknya tekanan dari kurangnya korelasi Chi-square menunjukan
support sistem dari orang tua bahwa diperoleh hasil signifikansi (2-
(kurangnya kasih sayang dari orang tailed) sebesar 0,000 dengan P lebih
tua sehingga anak dapat berperilaku kecil dari α (<0,005) sehingga dapat
semena-mena dan tidak menuruti apa dinyatakan Ho ditolak dan Ha
yang diperintah atau menentang), diterima yang artinya bahwa ada
pergaulan yang menyimpang (sering hubungan yang signifikan antara
berkelahi dengan teman dan sering Verbal Abuse Orang Tua Dengan
memukul), tekanan dari tuntutan Gangguan Mental Emosional
pembelajaran oleh orang tua (anak Terhadap Anak Usia Sekolah di Desa
yang dituntun harus bisa melakukan Cilibur. Hubungan yang terjadi
sesuatu yang tidak sesuai dengan diantara dua variabel tersebut yang
kemampuan anak akan menjadi beban berati semakin anak mendapatkan
tersendiri untuk anak tersebut perlakuan verbal abuse dari orang tua
sehingga anak akan berperilaku semakin tinggi pula gangguan mental
menyimpang, membangkang, tidak emosional yang yang di alami oleh
mau mengerjakan tugas, memisahkan anak begitupun sebaliknya.
diri dari teman. Berdasarkan
kuesioner pada penelitian ini bahwa
Indika & Rokhanawati (2017) tergantung dengan karakter yang
memaparkan bahwa pengetahuan dan dimiliki oleh orang tua, orang tua
pengalaman orang tua serta faktor yang mempunyai karakter yang keras
ekonomi dan lingkungan merupakan akan lebih mudah melakukan
salah satu faktor yang mempengaruhi kekerasan verbal abuse pada anak
terjadinya kekerasan verbal abuse sehingga kekerasan verbal abuse
sehingga Dampak kekerasan verbal orang tua yang menjadi salah satu
abuse menjadi lebih buruk daripada faktor yang berbeda dalam hasil
kekerasan fisik karena merupakan dampak gangguan mental emosional
bentuk kekerasan psikologis. yang terjadi. Jika banyaknya
Kekerasan ini menyerang emosional kekerasan verbal abuse yang
serta mental anak. Dalam konsep dilakukan oleh orang tua maka
yang lebih luas, kekerasan verbal tingginya dampak gangguan mental
bahkan bisa dikatakan juga sebagai emosional yang terjadi. Hal ini
penganiayaan terhadap anak-anak. menunjukan bahwa seberapa besar
peranan yang dimainkan oleh orang
Dari hasil pengelompokan tersebut tua dalam memperlakukan anak
menunjukan bahwa semakin adanya secara baik itu tergantung dengan
kekerasan verbal abuse orang tua cara perlakuan dan bimbingan orang
maka semakin tinggi pula gangguan tuanya terhadap anaknya didalam
mental emosional begitupun lingkungan keluarga. Diperlukan
sebaliknya. Menurut asumsi peneliti pemahaman dari orang tua bagaimana
siswa yang mendapatkan kekerasan seharusnya membimbing anaknya
verbal abuse orang tua di SDN Cilibur tanpa melakukan kekerasan verbal
01 dan 02. Orang tua mengerti bahwa abuse oleh orang tuanya sehingga
tindakan verbal abuse orang tua anak tidak terjadi dampak gangguan
merupakan perilaku kekerasan. mental emosional pada anak.
Mereka mengatakan orang tua
melakukan kekerasan verbal KESIMPULAN DAN SARAN
bermaksud baik pada anak, yaitu agar Berdasarkan analisa data dari hasil
anak berfikir tetapi semua itu penelitian dan pembahasan tentang
Hubungan Verbal Abuse Orang Tua perlakuan orang tua yang tidak baik
Dengan Gangguan Mental Emosional seperti memarahi, cuek, dan
Terhadap Anak Usia Sekolah di Desa kebiasaan mencela dengan tutur kata
Cilibur maka dapat disimpulkan yang tidak baik terhadap anak dan
bahwa : anak dapat berani mengatakan
1. Anak di SDN di Desa Cilibur perbuatan orang tua yang tidak baik.
Kecamatan Paguyangan sebagian 2. Bagi Orang Tua
besar mendapatkan kekerasan Dengan dilakukanya penelitian ini
Verbal Abuse oleh orang tuanya diharapkan orang tua tersebut sadar
2. Anak di SDN di Desa Cilibur dengan kekerasan secara verbal abuse
Kecamatan Paguyangan sebagian itu tidak baik dilakukannya.
besar mengalami Gangguan
Mental Emosional Keilmuan
3. Ada hubungan yang signifikan 1. Bagi instansi kesehatan
antara Verbal Abuse Orang Tua Hasil penelitian ini dapat menjadi
dengan Gangguan Mental wacana dan menambah informasi
Emosional Anak Usia Sekolah di bagi institusi untuk meningkatkan
Desa Cilibur Kecamatan pemahaman tentang verbal abuse
Paguyangan Tahun 2022 dengan orang tua dengan gangguan mental
p value 0,000. emosional anak usia sekolah dasar di
desa .
SARAN 2. Bagi pendidikan
Berdasarkan hasil penelitian dan Hasil penelitian ini dapat menambah
pembahasan yang terangkum pada bahan materi perkuliahan dalam
kesimpulan diatas, maka dapat di melakukan pendidikan kesehatan
simpulkan beberapa saran sebagai agar orang tua tidak melakukan
berikut verbal abuse kepada anak.
Aplikatif Metodologi
1. Bagi anak 1. Bagi peneliti selanjutnya yang
Dengan dilakukanya penelitian ini melakukan penelitian serupa
diharapkan anak dapat memahami hendaknya melakukan metode
penelitian yang digunakan. Children in Sidoarjo
District.
Peneliti ini dalam pengumpulan
data hanya menggunakan Indika, L. M., & Rokhanawati, D.
(2017). Hubungan
kuesioner yang diisi oleh anak,
pengetahuan orang tua
untuk itu peneliti selanjutnya dengan perilaku kekerasan
verbal pada anak. Jurnal
diharapkan menambah
Kebidanan dan
pengumpulan data dengan Keperawatan , 13(2), 104-
110.
menggunakan metode observasi
sehingga akan memberikan Kemenkes.(2016). Buku Pedoman
Stimulasi, Intervensi,
gambaran yang lebih luas tentang Deteksi Dini Tumbuh
Gangguan Mental Emosional Kembang. In buku pedoman
jakarta.: jakarta: erlangga.
yang terjadi pada anak dan Verbal
Kementrian Pemberdayaan
abuse orang tua terhadap anak.
Perempuan Perlindungan
Anak Republik Indonesia.
2017. Statistik Gender
DAFTAR PUSTAKA
Tematik : Mengakhiri
Erniwati, & Fitriani, W (2020). Kekerasan Perempuan dan
Faktor-Faktor Penyebab Anak di Indonesia
Orang Tua Melakukan
Kekerasan Verbal Pada Livana, P. H., & Anggraeni, R.
Anak Usia Dini. Yaa (2019). Pendidikan
Bunayya : Jurnal kesehatan tentang
Pendidikan Anak Usia Dini, perkembangan psikososial
4(1), 1-8. sebagai upaya pencegahan
kekerasan fisik dan verbal
Fauziah, R (2017). A Influence of pada anak usia sekolah di
Psycho-Socio-Economic Kota Kendal. Jurnal Ners
Factors, Parenting Style, Kebidanan (Journal of Ners
and Sibling Rivalry, an and Midwifery), 5(2),97-
Mental Emotional 104.
Development of Preschool

Anda mungkin juga menyukai