Anda di halaman 1dari 7

EVIDENCE BASED PRACTICE

1 Judul Jurnal
pengaruh terapi dzikir kalimat istighfar
terhadap skala nyeri pasien post operasi
fraktur ekstremitas bawah di di rumah sakit
umum daerah dr.moewardi
2 Jurnal Analisis Population:
studi kasus ini rancangan penelitian quasi
eksperimental dengan pre and post test without
control. teknik pengumpulan data dengan
menggunakan instrumen nyeri numerical ratting
scale (nrs) dan menggunakan standart
operating prosedur (sop) terapi dzikir. dengan
pendekatan pre test dan post test populasi dalam
studi kasus ini yaitu semua pasien post operasi
fraktur ekstremitas bawah di rumah sakit umum
daerah dr.moewardi. jumlah responden yang
digunakan dalam studi kasus ini sebanyak 32
responden. studi kasus ini dilakukan di ruang
mawar 2 rsud dr. moewardi pada periode 27
februari – 28 mei 2018.
Intervention:
Proses studi kasus ini dilakukan pada tanggal27
februari – 28 mei 2018, dengan melakukan
Kalimat Dzikir yang digunakan adalah kalimat
Istighfar: Astagfirullahal’azhiim (Saya mohon
ampun kepada Allah yang maha Agung). Kalimat
Dzikir tersebut diucapkan berulang-ulang dengan
tujuan sebagai proses pembelajaran dan melatih
untuk membangun daya juang dan kesungguhan
demi meraih ridha, cinta dan perjumpaan dengan
Allah SWT (AdzDzakiey, 2008).
Pengambilan data dilakukan mengisi data
pengkajian. Kriteria inklusi dalam studi kasus ini
yaitu pasien dengan kasus fraktur yang
mengalami masalah nyeri dan bersedia menjadi
responden.
Comparison:
Pasien pertama Ny. s diagnosa medis Fraktur
tertutup, usia 36 tahun dengan keluahan bengkak
ditangan, merasa lemas dan terasa nyeri pada
tangan kanan. Keadaan umum komposmentis,
TD : 130/80 mmHg, Nadi : 80 kali/menit
RR : 21 kali/menit dan S: 36,2 oC. Berdasarkan
keluahan utama maka masalah keperawatan
yang muncul dari kedua pasien yaitu nyeri akut
berhubugan dengan agen pencedera fisiologis.
Outcome:
Berdasarkan hasil studi evaluasi menunjukkan
bahwa adanya pengaruh pembacaan dzikir
kalimat istighfar terhadap penurunan skala nyeri,
dibuktikan dengan kemampuan pasien dalam
mengatasi nyeri yang timbul dengan
menggunakan pembacaan dzikir kalimat
istighfar. Hal ini dapat dilihat dari keadaan
pasien yang mengatakan pasien tersebut merasa
rileks dan mengatakan nyeri yang dirasakan
sudah berkurang.
3 Refrensi Terakreditasi
Abdel-Khalek, A. M. (2007). Religiosity,
happiness, health, and psychopathology in a
probability sample of Muslimadolescents.
Mental Health, Religion & Culture. Di akses
tanggal 21 November 2017
4 Relevansi dengan Nyeri merupakan salah satu masalah utama pada
fenomena masalah penderita post op fraktur. Menurut International
Association for the Study of Pain (IASP), nyeri
didefinisikan sebagai sensor yang tidak
menyenangkan dan pengalaman emosional yang
tidak menyenangkan, yang menyertai kerusakan
jaringan.
Kalimat Dzikir yang digunakan adalah kalimat
Istighfar: Astagfirullahal’azhiim (Saya mohon
ampun kepada Allah yang maha Agung). Kalimat
Dzikir tersebut diucapkan berulang-ulang dengan
tujuan sebagai proses pembelajaran dan melatih
untuk membangun daya juang dan kesungguhan
demi meraih ridha, cinta dan perjumpaan dengan
Allah SWT (AdzDzakiey, 2008).
5 Kemuhtahiran Systemetic review tentang metode dzikir kalimat
istigfar ini dilakukan pada tahun 2017 dan
direkomendasikan sebagai terapi non
farmakologi dalam mengatasi skala nyeri.
6 Kelengkapan Aspek Prosedur Tindakan :
1. mengatur posisi yang nyaman menurut
klien sesuai dengan kondisi klien
(duduk/berbaring).
2. meminta klien untuk tarik nafas dalam
terlebih dahulu sampai klien benar-benar
nyaman.
3. meminta klien untuk memejamkan kedua
matanya, meminta klien mengucapkan
kalimat Istighfar: Astagfirullahal’azhiim
(Saya mohon ampun kepada Allah yang
maha Agung). Kalimat Dzikir tersebut
diucapkan berulang-ulang.
4. meminta klien sekarang untuk tarik nafas,
hembuskan pelan pelan melalui mulut
sebanyak 2 kali, sambil mengucapkan
mengucapkan kalimat Istighfar:
Astagfirullahal’azhiim (Saya mohon
ampun kepada Allah yang maha Agung).
Kalimat Dzikir tersebut diucapkan
berulang-ulang. meminta klien untuk
menutup matanya.
7 Besarnya manfaat Mekanisme kerja dari mengucapkan dzikir
untuk mengatasi kalimat istigfar tubuh akan merasa lebih relaks
masalah keperawatan karena kadar CO2 yang ada di otak menurun
serta memberikan refleks konpensasi. Hal ini
akan merangsang hormon endorphin yang
dihasilkan secara alami oleh tubuh menjadi lebih
tinggi dan hormon endorphin tersebut akan
merangsang saraf parasimpatis yang akan
membuat detak jantung menjadi stabil, dengan
pembacaan dzikir kalimat istighfar merupakan
bentuk kepasrahan dan berserah dirinya seorang
manusia kepada Allah SWT yang akan
menghasilkan efek relaks sehingga dapat
menurunkan pengalaman nyeri yang dialami
pasien. Membaca dzikir juga dapat memberikan
manfaat untuk menurunkan sekresi hormon
kortisol, membuat kerja otak seimbang, serta
adanya keselarasan pada tubuh dan melepaskan
hormon endorphin.
8 Keamanan untuk Prosedur terapi dzikir kalimat istighfar
diterapkan pada merupakan prosedur non farmakologi dan tanpa
pasien alat sehingga mudah dan aman untuk digunakan
dan dapat dilakukan pasien sendiri setelah kita
melakukan edukasi bagaimana cara
menggunakan teknik ini.

9 Pengaplikasian Persiapan:

1. Implementasi yang dilakukan dengan


mengatur posisi yang nyaman menurut
klien sesuai dengan kondisi klien
(duduk/berbaring)
2. mengatur lingkungan yang nyaman dan
tenang
3. meminta klien untuk tarik nafas dalam
terlebih dahulu sampai klien benar-benar
nyaman
Pelaksanaan:

1. meminta klien untuk memejamkan kedua


matanya
2. meminta klien mengucapkan kalimat
Istighfar: Astagfirullahal’azhiim (Saya
mohon ampun kepada Allah yang maha
Agung). Kalimat Dzikir tersebut
diucapkan berulang-ulang, dan
kepasrahan dan berserah dirinya
seorang manusia kepada Allah SWT
yang akan menghasilkan efek relaks
sehingga dapat menurunkan
pengalaman nyeri yang dialami pasien
kesungguhan demi meraih ridha, cinta
dan perjumpaan dengan Allah SWT
Evaluasi
1. Mengkaji dan mengevaluasi ulang skala nyeri
pasien.
2. Terminasi
3. Observasi perubahan perilaku pasien

Anda mungkin juga menyukai