SKIZOFRENIA YTT
LAPORAN PSIKIATRIK
Diperoleh dari autoanamnesis dan alloanamnesis dari :
Tn. Zulkifli,
Alamat : Pangkep Kec. Ma’rang,
Hubungan dengan Pasien : Keponakan
1. RIWAYAT PENYAKIT
A. Keluhan Utama :
Mengamuk
1
kamar tersebut. Kejadian terakhir pasien ingin menebas kaki anaknya dengan
parang melalui celah yang ada di tangga kayu tetapi tidak mengenai sang anak.
Setelah itu pasien diasingkan ke pangkep oleh keluarganya dan selanjutnya
dibawa ke RSKD Dadi. Pasien kadang mondar mandir tidak jelas. Pasien sering
terbangun di malam hari sekitaran jam 3 dan kadang kalau bangun pasien
sering teriak dan pukul dinding. Pasien sering bicara sendiri dan mendengar
suara suara tidak jelas. Makan pasien teratur, mandi kurang teratur, dan tidur
juga terganggu
Awal perubahan perilaku sejak 2007/2008 ketika pasien ditinggal istirnya.
Setelah itu pasien memikirkan keluarganya dan timbul gejala gejala stress dan
dibawa ke RSKD Dadi untuk pertama kalinya. Setelah keluar dari RS untuk
pertama kalinya, pasien sempat merasa sehat dan sudah pergi bekerja, karena
pasien merasa sehat pasienpun berhenti minum obat. Setelah putus obat,
keadaan pasien kambuh lagi dan dibawa lagi ke RSKD Dadi untuk kedua
kalinya pada tahun 2017. Setelah keluar, pasien sempat merasa baikan dan 1
bulan yang lalu keadaan pasien kambuh dan makin memberat. Pergaulan
pasien setelah sakit agak tertutup karena dijauhi oleh warga. Hubungan pasien
dengan istri tidak jelas dan hubungan dengan anaknya kurang bagus.
Pendidikan terakhir pasien SMP. Pasien putus obat sejak tahun 2017 akhir
Hendaya/disfungsi :
✓ Hendaya sosial : (+) kurang interaksi dengan keluarga
dan tidak ada interaksi di lingkungan sosial
✓ Hendaya pekerjaan : (+) pasien tidak bekerja
✓ Hendaya penggunaan waktu senggang : (+) pasien gelisah dan
hanya mondar-mandir di dalam rumah
Faktor stresor psikososial
✓ Memikirkan masalah istri dan anak anaknya setelah ditinggalkan
istrinya
Hubungan gangguan sekarang dengan riwayat penyakit fisik dan psikis
sebelumnya :
✓ Tidak ada riwayat penyakit fisik yang ditemukan
2
C. Riwayat gangguan sebelumnya
✓ Trauma (-)
✓ Kejang (-)
✓ Infeksi (-)
✓ Napza { Merokok (+) 1 bungkus/hari, alkohol dan narkotik (-)}
F. Situasi sekarang
Saat ini pasien tinggal dengan adek kandung pasien yang ke 3 beserta ipar
dan keponakan
3
Autoanamnesis
Pasien dilakukan autoanamnesis di UGD RSKD Dadi pada tanggal 25 Agustus 2018
pada jam 19.00 WITA
DM : Selamat sore pak, perkenalkan saya innal dokter muda disini, Siapa namata’
pak?
M : Pak dg. M
DM : Pak M. tahu berapa umur ta sekarang?
M : lupaka dok, kelahiran 70 ka’ dok
DM : Dimanaki tinggal?
M : di Mamasa dok
DM : Berapaki bersaudara Pak ?
M : 7 dok
DM : Anak keberapaki ?
M :1
DM : Bapak tahu berada dimanaki sekarang?
M : Tau dok, rumah sakit jiwa ini dok
DM : Pernahki dirawat disini pak?
M : iye dok pernah dok
DM : Berapa lamaki dulu dirawat disini pak?
M : lupaka dok karena lamami saya keluar dok
DM : Bapak tahu alasan ta dibawa kesini?
M : tidak tau juga dok, keluargaku bilang mengamukka dok
DM : apa kita rasa sekarang pak?
M : sedih ka’ dok
DM : Kenapaki sedih pak?
M : Tidak tahu dok
DM : Kalau malam bisa tidur?
M : iye dok bisaji
DM : Bapak biasa dengar ada suara-suara yang berbisik ditelingata?
M : iye dok ada
DM : Suara cewek atau cowok kita dengar?
4
M : Kadang-kadang cowok kadang-kadang cewek
DM : Ingat apa yang dia bilang Pak?
M : tidak saya tau juga dok, kayaknya dia ceritaika’ dok
DM : Seperti apa misalnya?
M : Tidak tahu dok
DM : Kalau sekarang kita masih dengar itu suara?
M : iya dok kadang kadang
DM : Apa na bilang?
M : sembarang dok
DM : Tidak pernahji kita dengar suara-suara yang mengancam bapak?
M : Tidak tau
DM : Berapa anak ta?
M : 4 orang
DM : Ingat berapa kali ki masuk rumah sakit?
M : lupa ma’ dok, lama sekalimi
DM : terus keluarki dari rumah sakit sehat kita’ rasa?
M : iye dok
DM : Ada obat yang dikasihki?
M : Ada,
DM : Warna apa obatnya?
M : lupaka dok,
DM : Kenapaki berhenti minum obat ?
M : sehatmi saya rasa dok
DM : Bapak tahu artinya, panjang tangan ?
M : iya dok, pencuri
DM : Kalau 100-7 berapa pak?
M : 97 dok
DM : Terima kasih pak, nanti saya tanya-tanya lagi, abaikan mi saja suara suara
yang kita dengar selalu pak, nanti obatnya diminum teratur biar itu suara suara
jadi hilang yah pak
5
M : iya dok
STATUS MENTAL
A. Deskripsi Umum
1. Penampilan : tampak seorang laki-laki , tampak sesuai umur (49 tahun),
perawakan pasien normal, memakai baju kaos putih dan celana panjang kain
hitam, perawatan diri terawat,
2. Kesadaran :
a. Kuantitas : Compos Mentis
b. Kualitatif : Berubah
3. Perilaku dan aktivitas psikomotor : saat wawancara pasien cukup tenang.
4. Pembicaraan : spontan, intonasi kecil, cepat dan lancar
5. Sikap terhadap pemeriksaan : cukup kooperatif
6
D. Ganguan persepsi
1. Halusinasi : auditorik, Mendengar banyak suara suara yang kadang
menceritai dirinya
2. Ilusi : Tidak ada
3. Depersonalisasi : Tidak ada
4. Derealisasi : Tidak ada
E.Proses berfikir
1. Arus pikiran
a. Produktivitas : Cukup
b. Kontiniuitas : Relevan
c. Hendaya berbahasa : Tidak ada
2. Isi pikiran :
a. Preokupasi : Tidak ada
b. Ganguan isi pikiran : Tidak ada
7
Status Neurologis
a. GCS : E4M6V5
b. Rangsang meningeal : Tidak dilakukan
c. Tanda ekstrapiramidal
- Tremor : Tidak ada
- Cara berjalan : Terganggu
- Keseimbangan : Terganggu
d. Sistem saraf motorik dan sensorik dalam batas Normal
e. Kesan : Normal
8
menceritai dirinya. Daya nilai terganggu. Tilikan derajat 2, pasien kadang sadar dirinya
sakit dan kadang merasa sehat dan menolak minum obat
Aksis I
Ditemukan gejala klinis yang bermakna yaitu pasien mengamuk, susah tidur,
berjalan mondar-mandir, teriak teriak tengah malam dan memukul dinding. Hal ini
menimbulkan penderitaan dan hendaya bagi pasien dan orang lain (hendaya sosial,
hendaya pekerjaan, hendaya penggunaan waktu senggang) sehingga dikategorikan
sebagai gangguan jiwa.
Dari pemeriksaan status mental ditemukan hendaya berat dalam menilai realita
yaitu halusinasi auditorik. Pada pemeriksaan status internus dan neurologis tidak
ditemukan adanya kelainan organobiologik sehingga kemungkinan gangguan
mental organik dapat disingkirkan dan pasien dikategorikan sebagai gangguan
jiwa psikotik non organik
Aksis II
9
Pasien memiliki ciri kepribadian yang cukup ramah sehingga tidak memenuhi
kriteria salah satu ciri kepribadian tertentu dan pada pasien ini dikatakan belum
mengarah ke salah satu ciri kepribadian yang khas.
Aksis III
Aksis IV
Aksis V
GAF scale pasien saat ini adalah 50-41 dengan gejala berat disabilitas berat.
Psikologik : Ditemukan adanya gejala berat serta hendaya berat dalam fungsi
psikis, sehingga diperlukan terapi psikologi
VII. PROGNOSIS
Prognosis pada pasien ini adalah dubia
Faktor pendukung :
Tidak ada riwayat gangguan seperti ini dalam keluarga
Sosial ekonomi cukup
Stressor jelas
Faktor penghambat :
Pasien sudah putus obat sejak 2017
10
Pasien sudah berusia cukup tua
Pasien ada riwayat tidak patuh minum obat
Support keluarga inti (Anak & Istri) kurang
11
h) Gejala-gejala negatif, atau gangguan efek seperti apatis, bicara yang sangat
jarang, respon emosional yang tumpul dan tidak wajar
Adanya gejala-gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selama kurun waktu
satu bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik prodormal)
Harus ada sesuatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu
keseluruhan dari beberapa aspek perilaku pribadi (personal behavior)
bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tak bertujuan, tidak berbuat sesuatu,
sikap larut dalam diri sendiri (self-absorbed attitude), dan penarikan diri secara
sosial.
Pada pasien ini didapatkan 1 gejala yang amat jelas yaitu terdapat halusinasi
auditorik dimana pasien selalu mendengar suara suara yang membicarakan tentang
dirinya dan hanya pasien yang tahu apa yang dibicarakan dari suara yang
didengarnya. Selain itu saat autoanamnesis didapatkan halusinasi aditorik dan
visual, pasien tampak gelisah (sering mondar-mandir), dan afek terbatas. Terdapat
daya konsentrasi, orientasi, dan daya ingat terganggu. Tidur pasien juga terganggu
Berdasarkan PPDGJ-III gejala yang dialami pasien bisa didiagnosis banding dengan
diagnosis gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini Depresif Berat dengan Gejala
Psikotik (F31.5), yaitu :
Episode berulang yaitu (sekurang-kurangnya dua) yang menunjukkan suasana
perasaan (mood) pasien dan tingkat aktivitasnya jelas terganggu dan gangguan ini
pada waktu tertentu terdiri dari peninggian suasana perasaan (mood) serta
peningkatan enersi dan aktivitas (mania atau hipomania) dan pada waktu lain
berupa penurunan suasana perasaan (mood) serta penurunan enersi dan aktivitas
(depresi)
Yang khas ialah bahwa biasanya ada penyembuhan sempurna antar periode dan
insidensi pada kedua jenis kelamin kurang lebih sama dibanding dengan gangguan
suasana perasaan (mood) lainnya.
Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresif berat
dengan gejala psikotik (F32.3)
Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif lain (hipomanik, manik,
depresif, atau campuran) dimasa lampau
12
Pengobatan antipsikotik yang diperkenalkan awal tahun 1950an, telah
merevolusi penanganan skizofrenia. Obat antipsikotik mencakup dua kelas utama :
antagonis reseptor dopamine (klorpromazin, haloperidol) dan antagonis serotonin
dopamine (risperidon dan klozapin).
Oleh karena pasien menunjukan gejala negative yang dominan, maka dapat
diberikan obat antipsikotik atipikal atau generasi kedua, salah satunya adalah
risperidon. Untuk mengatasi susah tidur pasien dapat diberikan obat golongan
benzodiazepine seperti diazepam.
- Risperidon
Risperidon merupakan antipsikotik atipikal yang digunakan untuk mengatasi sindrom
psikosis dengan gejala negatif yang dominan, yaitu : gangguan perasaan (afek tumpul,
respon emosi minimal), gangguan hubungan sosial (menarik diri, pasif, apatis),
gangguan proses pikir (lambata, terhambat), isi pikiran yang streotip dan tidak ada
inisiatif, perilaku yang sangat terbatas dan cenderung menyendiri (abulia). Obat
antipsikosis atipikal berafinitas terhadap “Dopamine D2 Receptors”, dan “Serotonin 5
Ht2 Receptors”.
- Benzodiazepin
Merupakan pilihan obat pertama. Pemberian benzodiazepin dimulai dengan dosis
terendah dan ditingkatkan sampai mencapai respons terapi. Penggunaan sediaan
dengan waktu paruh menengah dan dosis terbagi dapat mencegah terjadinya efek yang
tidak diinginkan. Lama pengobatan rata-rata adalah 2-6 minggu, dilanjutkan dengan
masa tapering off selama 1-2 minggu. Spektrum klinis benzodiazepin meliputi efek
anti-anxietas, antikonvulsan, anti-insomnia, premedikasi tindakan operatif.
Diazepam/Chlordiazepoxide : “broad spectrum”. Dosis anjuran, oral : 2-3 x 2-5
mg/hari, injeksi : 5-10 mg (im/iv), rectal tube : anak <10 kg/bb : 5 mg, anak > 10
kg/bb : 10 mg
Nitrazepam/Flurazepam : dosis anti-anxietas dan anti-insomnia berdekatan (non dose
related), lebih efektif sebagai anti-insomnia.
Midazolam : onset cepat dan kerja singkat, sesuai kebutuhan untuk premedikasi
tindakan operatif.
13
Bromazepam, lorazepam, clobazam : dosis anti-anxietas dan anti-insomnia berjauhan
(dose related), lebih efektif sebagai anti-anxietas.
A. Farmakologi
B. Psikoterapi
X. FOLLOW UP :
14
\
Autoanamnesis
Pasien dilakukan autoanamnesis di UGD RSKD Dadi pada tanggal 25 Agustus 2018
pada jam 19.00 WITA
DM : Selamat sore pak, perkenalkan saya innal dokter muda disini, Siapa namata’
pak?
M : Pak dg. M
DM : Pak M. tahu berapa umur ta sekarang?
M : lupaka dok, kelahiran 70 ka’ dok
DM : Dimanaki tinggal?
M : di Mamasa dok
DM : Berapaki bersaudara Pak ?
15
M : 7 dok
DM : Anak keberapaki ?
M :1
DM : Bapak tahu berada dimanaki sekarang?
M : Tau dok, rumah sakit jiwa ini dok
DM : Pernahki dirawat disini pak?
M : iye dok pernah dok
DM : Berapa lamaki dulu dirawat disini pak?
M : lupaka dok karena lamami saya keluar dok
DM : Bapak tahu alasan ta dibawa kesini?
M : tidak tau juga dok, keluargaku bilang mengamukka dok
DM : katanya bapak pernah halangi warga dengan parang?
M : ah tidak dok, itu saya bawa parang keluar untuk berkebunji dok, jarang sekali
saya keluar dok apalagi mau halangi warga
DM : oh iya pak, tapi keluarga bapak juga bilang kemarin mau kita’ parangi anakta’
lewat kolong tannga kayu pak?
M : tidak dok tidak benar itu dok\
DM : apa kita rasa sekarang pak?
M : sedih ka’ dok
DM : Kenapaki sedih pak?
M : Tidak tahu dok
DM : Kalau malam bisa tidur?
M : iye dok bisaji
DM : Bapak biasa dengar ada suara-suara yang berbisik ditelingata?
M : iye dok ada
DM : Suara cewek atau cowok kita dengar?
M : Kadang-kadang cowok kadang-kadang cewek
DM : Ingat apa yang dia bilang Pak?
M : tidak saya tau juga dok, kayaknya dia ceritaika’ dok
DM : Seperti apa misalnya?
M : Tidak tahu dok
16
DM : Kalau sekarang kita masih dengar itu suara?
M : iya dok kadang kadang
DM : Apa na bilang?
M : sembarang dok
DM : Tidak pernahji kita dengar suara-suara yang mengancam bapak?
M : Tidak tau
DM : Berapa anak ta?
M : 4 orang
DM : Ingat berapa kali ki masuk rumah sakit?
M : lupa ma’ dok, lama sekalimi
DM : terus keluarki dari rumah sakit sehat kita’ rasa?
M : iye dok
DM : Ada obat yang dikasihki?
M : Ada,
DM : Warna apa obatnya?
M : lupaka dok,
DM : Kenapaki berhenti minum obat ?
M : sehatmi saya rasa dok
DM : Bapak tahu artinya, panjang tangan ?
M : iya dok, pencuri
DM : Kalau 100-7 berapa pak?
M : 97 dok
DM : Terima kasih pak, nanti saya tanya-tanya lagi, abaikan mi saja suara suara
yang kita dengar selalu pak, nanti obatnya diminum teratur biar itu suara suara
jadi hilang yah pak
M : iya dok
17
DAFTAR PUSTAKA
18