Ventilator mekanis
a. ICU primer
Ruang tersendiri Ada dokter jaga 24 jam
b. ICU sekunder
• • Memiliki tenaga keperawatan lebih dari 50% bersertifikat ICU
Ruang tersendiri
dan minimal berpengalaman kerja di unit penyakit dalam
dan bedah selama 3 tahun;
• Memiliki seorang kepala ICU yaitu seorang dokter konsultan intensive care Mampu dengan cepat melayani pemeriksaan laboratorium
atau bila tidak tersedia oleh dokter spesialis anestesiologi, yang bertanggung
tertentu, rontgen untuk kemudahan diagnostik selama 24
jawab secara keseluruhan dan dokter jaga yang minimal mampu melakukan
resusitasi jantung paru (bantuan hidup lanjut); jam dan fisioterapi
PELAYANAN ICU TERSIER
(PADA RUMAH SAKIT TIPE A)
02 Sistem Pernafasan
03 Penyakit Neurologis
ADALAH
Diagnosis dan penatalaksanaan spesifik penyakit-penyakit
akut yang mengancam nyawa dan dapat menimbulkan
kematian dalam beberapa menit sampai beberapa hari,
memberikan bantuan dan mengambil alih fungsi vital tubuh
sekaligus melakukan pelaksanaan spesifik problema dasar,
pemantauan fungsi vital tubuh dan penatalaksanaan
terhadap komplikasi yang ditimbulkan oleh penyakit, serta
memberikan bantuan psikologis pada pasien yang
kehidupannya sangat bergantung pada alat/mesin dan
orang lain (Kepmenkes, 2010).
Kriteria Pasien Masuk Berdasarkan Parameter Objektif
1) Tanda vital
2) Nilai laboratorium
3) Radiografi / Ultrasonografi /
Tomografi
4) Elektokardiogram
5) Pemeriksaan fisik (onset akut)
Sarana dan Prasarana ICU
• Terisolasi
• Mempunyai standar untuk bahaya api, bahaya radiologi, bahaya
bakteriologis
• Ruangan ber AC dengan suhu ruangan 20 – 25ͦͦC dan kelembapan
50 – 70%
• Mempunyai ruangan isolasi untuk pasien khusus
• Rungan penyimpanan alat medis yang bersih dan steril
• Ruangan pembuangan kotor
• Ruang perawat
• Ruang dokter jaga
• Ruang laboratorium
Jenis
1) Intensive Coronary
ICU
Care Unit (ICCU)
2) Neonatal Intensive
Care Unit (NICU)
3) Pediatric Intensive
Care Unit (PICU)
4) Post Anesthesi Care
Unit (PACU)
Skoring ICU
Monitoring dan Evaluasi
Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 1778/MENKES/SK/XII/2010
juga mengatur terkait monitoring dan evaluasi
yang dilaksanakan secara terintegrasi dan
berkesinambungan di ICU
harus ditindaklanjuti untuk menentukan
faktor-faktor yang potensial berpengaruh agar
dapat diupayakan penyelesaian yang efektif