Anda di halaman 1dari 26

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT TUTORIAL KLINIK

FAKULTAS KEDOKTERAN MARET 2020


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

KEDOKTERAN KELUARGA
Pendekatan Kedokteran Keluarga pada Pasien

Diabetes Melitus

Oleh:

Pembimbing :
dr. Nungki Mahesarani

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020

i
HALAMAN PENGESAHAN

Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa :

Nama / NIM : Alif Adeyani, S.Ked/10542058314

Judul : Pendekatan Kedokteran Keluarga pada Pasien Demam Tifoid

Telah menyelesaikan tugas Tutorial Klinik dalam rangka kepaniteraan klinik pada

bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas

Muhammadiyah Makassar.

Makassar, Maret 2020

PEMBIMBING

dr. Nungki Mahesarani

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................

LEMBAR PENGESAHAN .....................................................................................i

DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..........................................................................3

BAB III LAPORAN KASUS ..............................................................................22

BAB IV LAMPIRAN ...........................................................................................41

DAFTAR PUSTAKA 44

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2
BAB III

LAPORAN KASUS

A. Identitas Pasien
1. Nama : An. J
2. Usia : 7 tahun
3. Jenis kelamin : Laki-laki
4. Agama : Kristen
5. Pekerjaan : Pelajar SD
6. Alamat : Jln. A. Mangerangi III Dalam No. 7
7. Tanggal Pemeriksaan : 07 Maret 2020

B. Anamnesis
Formatnya ikuti pnya ambar : dari anamnesis sampe riwayat keluarga

Anamnesis Keluarga :

1. Bentuk & Fungsi Keluarga

a. Bentuk Keluarga

1) Bentuk Keluarga menurut Goldenberg

Keluarga terdiri dari kepala keluarga (KK) yang merupakan

Ayah pasien bernama Tn. JK 51 tahun, Ny. HP 47 tahun sebagai

Ibu pasien. H 22 tahun sebagai kakak pertama pasien, KT 19 tahun

sebagai kakak kedua pasien dan An. J sebagai pasien berusia 7

tahun. Bentuk keluarganya adalah Keluarga Inti (Nuclear Family)

yaitu keluarga yang terdiri dari suami, istri serat anak-anak

3
kandung.

2) Bentuk keluarga menurut Sussman

Menurut sussmann, bentuk keluarga ini adalah Keluarga

Inti, adalah keluarga yang terdiri dari suami (pencari nafkah),

seorang istri (ibu rumah tangga), dan anak-anak.

b. Fungsi Keluarga

1) Fungsi biologis

 Untuk meneruskan keturunan.

 Memelihara dan membesarkan anak.

 Memenuhi kebutuhan gizi keluarga.

 Memelihara dan merawat anggota keluarga.

2) Fungsi Psikologis

 Memberikan kasih sayang dan rasa aman.

 Memberikan perhatian diantara anggota keluarga.

 Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga.

 Memberikan Identitas anggota keluarga.

3) Fungsi Sosial

 Membina sosialisasi pada anak.

 Membentuk norma-norma perilaku sesuai dengan tingkat

perkembangan anak.

4
 Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga.

4) Fungsi Ekonomi

 Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi

kebutuhan keluarga. 

 Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi

kebutuhan keluarga.

 Menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga di masa yang

akan datang, misalnya pendidikan anak-anak, jaminan hari tua.

Keluarga ini telah memenuhi fungsi keluarga secara lengkap baik

dari segi fungsi biologis, psikologis, sosial sedangkan dari segi ekonomi

kurang baik dikarenakan anak mereka yang tidak mendapatkan pendidikan

secara tuntas.

2. Siklus Keluarga

Tahapan siklus keluarga menurut Duvall pada keluarga Tn. JK

termasuk ke dalam tahap ke 5 yaitu keluarga dengan anak yang telah

remaja. Dimana keluarga ini memiliki 3 orang anak. Dimana anak pertama

dan kedua merupakan remaja dan anak ketiga merupakan anak yang telah

masuk sekolah dasar.

C. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum dan tanda-tanda vital
- Kesadaran : Composmentis
- GCS : 15
- Tekanan darah :-
- Frekuensi nadi : 92 x/mnt
- Frekuensi Pernapasan : 22 x/mnt

5
- Suhu : 38,30 C
- Berat Badan : 22 kg
- Tinggi Badan : 121 cm
2. Status Generalis
- Kepala : Normocephal
- Mata : Konjungtiva Anemis (-/-) Sklera Ikterik (- /-) Pupil isokor
- Mulut : Simetris

Bibir : Sianosis (-) Kering (+)


Gusi : Hiperemis (-), Perdarahan (-)
Lidah : Glositis (-) Atrofi Papil Lidah (-) Kotor (+)
- THT (Tonsil) : Hiperemis (-) T1-T1
- Leher : Pembesaran KGB dan tiroid (-)
- Paru-paru
 Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris kanandan kiri
 Palpasi : Fremitus taktil dan vokal simetris kanan dan kiri
 Perkusi : Sonor seluruh lapang paru
 Auskultasi : Vesikuler kanan & kiri, rhonki (-/-), wheezing (-/-)
- Jantung
 Inspeksi : Iktus kordis tidak nampak
 Palpasi : Iktus kordis teraba di ICS V linea midklavikula
sinistra, Nyeri Tekan (-)

 Perkusi : Batas jantung kanan ICS IV linea sternalis dextra,


batas jantung kiri ICS V linea midklavikula sinistra

 Auskultasi : Bunyi jantung I dan II normal, murmur(-)


- Abdomen
 Inspeksi : Simetris, datar
 Auskultasi : Bising usus normal
 Palpasi : Nyeri tekan (+) region bawah, nyeri ketuk (-),
hepatomegali (-) spleenomegali (-)

6
 Perkusi : Timpani di semua lapang abdomen, nyeri ketuk (+)
- Ekstremitas : Akral hangat, edema (-)

D. Pemeriksaan Penunjang
Hasil Pemeriksaan penunjang yang dilakukan untuk memperkuat
diagnosis adalah sebagai berikut:
Hasil pemeriksaan Lab. Tanggal 07/03/2020
 Darah Rutin
WBC : 12,8
RBC : 5,51
HGB : 14,3
PLT : 262
 Hasil Pemeriksaan Widal Slide :
S. typhi O = 1/320
S. typhi H = 1/320
E. Diagnosis Kerja
Demam Tifoid

F. Terapi
Farmakologi
 IVFD RL
 PCT Syrup 3x2 cth
 Ambroxol Syrup 3x1 cth
 Chloramfenikol Syrup 4x2 ½ cth

7
 Domperidone tablet 3x1/2 tab
 Vitamin C 1x1/2

Non Farmakologi
 Tirah baring, dimana penderita harus mengurangi aktifitasnya, diharuskan
istirahat.
 Minum air putih yang cukup dan diet rendah serat, cukup vitamin dan
mineral.
 Diet untuk penderita demam tifoid, basanya diklasifikasikan atas diet cair,
bubur lunak, tim, dan nasi biasa.
 Menjaga kebersihan makanan, mengurangi kebiasaan makan dan minum
di luar rumah yang kebersihannya diragukan dan membiasakan mencuci
tangan dengan sabun sebelum makan dan menjaga kebersihan kuku.
 Edukasi kepada keluarga atau orang yang kontak dengan pasien diberikan
penjelasan mengenai penyakit pasien, rute tranmisi, gejala-gejala, dan
komplikasi.
 Penyuluhan cuci tangan yang efektif, terutama setelah BAB dan BAK, dan
sebelum menyiapkan makanan atau makan.
 Penyuluhan higiene perorangan, keluarga dan lingkungan serta pola hidup bersih
dan sehat.
G. Prognosis
Quo ad vitam dan fungsional : dubia ad bonam
H. Genogram

Keterangan

Laki-laki

Perempuan

Meninggal

Sehat

Pasien Demam Tifoid

Pasien Hipertensi

8
I. Apgar Keluarga copy
Respons

KRITERIA PERTANYAAN Hampir


Hampir
Kadang tidak
selalu
pernah

Apakah pasien puas dengan keluarga


karena masing-masing anggota keluarga
Adaptasi √
sudah menjalankan kewajiban sesuai
dengan seharusnya

Apakah pasien puas dengan keluarga


karena dapat membantu memberikan
Kemitraan √
solusi terhadap permasalahan yang
dihadapi

Apakah pasien puas dengan kebebasan


yang diberikan keluarga untuk
Pertumbuhan √
mengembangkan kemampuan yang
pasien miliki

Apakah pasien puas dengan


Kasih Sayang kehangatan/kasih sayang yang √
diberikan keluarga

Apakah pasien puas dengan waktu yang


Kebersamaan disediakan keluarga untuk menjalin √
kebersamaan

TOTAL
Skoring : Hampir selalu=2 , kadang-kadang=1 , hampir tidak pernah=0
Total skor
8-10 = fungsi keluarga sehat
4-7 = fungsi keluarga kurang sehat
0-3 = fungsi keluarga sakit
Dari tabel APGAR keluarga diatas total nilai skoringnya adalah 10, ini menunjukan fungsi
keluarga sehat.

9
J. Mandala of Health

GAYA HIDUP
Pemenuhan kebutuhan
primer dapat tercukupi
dengan baik.

PERILAKU KESEHATAN LINGK. PSIKO-SOSIO-


Jarang mencuci tangan EKONOMI
sebelum makan dan sesudah Pendapatan keluarga
buang air besar. cukup.
Akitivitas bermain di luar Kehidupan sosial baik.
rumah sangat sering dilakukan
oleh pasien, sehingga pasien
kurang beristirahat.

PASIEN
Datang dengan keluhan demam sejak 5
hari yang lalu. Demam memberat mulai
PELAYANAN sore hari dan semakin tinggi malam LINGK. KERJA
hari. Nyeri kepala (+), mual (+), muntah
KESEHATAN (+), nyeri perut bagian bawah (+)
Hygine
Jarak rumah S : 38,3 C lingkungan
dengan tempat Lidah kotor (+) sekolah
pelayanan Widal test (+)
kesehatan tidak
terlalu jauh.

LING. FISIK
FAKTOR BIOLOGI Keadaan rumah dan
Riwayat tifoid lingkungan cukup baik.
sebelumnya

KOMUNITAS
Pemukiman padat penduduk

10
K. Keadaan rumah
a. Letak : Rumah yang dihuni pasien terletak di pemukiman padat
penduduk, beralamat di Jln. Andi Mangerangi III 2 Dlm. No. 7, RT.
004/RW. 009, Kelurahan Bongaya, Kecamatan Tamalate, Kota
Makassar.
b. Kondisi : Rumah 1 lantai, dengan berdindingkan tembok, atap rumah
dari seng, mempunyai halaman yang luas. Dengan luas rumah 10 x
18 meter, dihuni oleh 5 orang.
c. Pembagian ruang : Di dalam rumah terdapat 1 ruang tamu, 2 kamar
tidur, 1 kamar mandi dan 1 dapur.
d. Ventilasi : Terdapat jendela pada ruang tamu dan kamar tidur dan
dapur.
e. Pencahayaan : Pencahayaan di dalam rumah cukup sehingga suasana
agak terang di siang hari tanpa bantuan listrik. Daya listrik pada
rumah tersebut baik dan dirasa cukup untuk keperluan sehari-hari
seluruh keluarga.

11
f. Kebersihan : Kebersihan dalam rumah cukup baik dengan tata letak
barang-barang yang hampir teratur.
g. Sanitasi Dasar :
1) Sumber air bersih : Sumber air dari PAM.
2) Jamban Keluarga : Terdapat 1 buah kamar mandi dengan 1
jamban jongkok dan bak mandi berupa ember. Kesan kamar
mandi kurang bersih, tidak bau dan kurang terawat. Berukuran
sekitar 2 m x 1 m. Air dalam ember mandi bersih dan tidak ada
jentik nyamuk.
3) Saluran Pembuangan Air Limbah : Limbah rumah tangga
dialirkan ke peresapan, tidak ditemukan genangan limbah di
sekitar rumah. Saluran pembuangan air limbah digunakan
bersama dengan warga lainnya.
4) Tempat Pembuangan Sampah : Sampah dikumpulkan di
keranjang sampah, yang setiap dipindahkan ke depan rumah
untuk diambil oleh petugas sampah. Pembayaran sampah
ditanggung bersama oleh warga sekitar.
5) Halaman : halaman luas depan rumah. Jalan Lorong depan
rumah tidak melewati sela-sela rumah warga.
6) Kandang : Tidak memiliki kandang untuk hewan-hewan
peliharaan atau ternak.
2. Kepemilikan Barang
Rumah yang ditempati merupakan rumah milik pasien. Keluarga tersebut
memiliki lemari, tempat tidur, lemari pakaian, kulkas, kipas angin,
televisi, peralatan dapur, dll.
3. Keadaan Lingkungan Sekitar Rumah
Limbah rumah tangga dialirkan melalui saluran limbah, tempat sampah
di luar rumah. Kesan kebersihan di lingkungan tersebut baik.

12
L. Diagnosa Holistik (Multiaksial)
1. Aksis I
Aspek Personal (alasan kedatangan, harapan, kekhawatiran)
a. Alasan berobat : Tubuh pasien demam dialami 5 hari, dirasakan
demam timbul pada sore dan malam hari. Disertai adanya batuk
berlendir, flu, nyeri perut, rasa mual, dan muntah.
b. Harapan : Berobat dengan harapan keluhan cucunya teratasi, dan
dapat pulih kembali.
c. Kekhawatiran : Takut terjadi komplikasi yang berat.
2. Aksis II
Aspek Klinis (diagnosis kerja dan diagnosis banding)
a. Diagnosa Kerja : Demam Tifoid
b. Diagnosa Banding : DBD, Malaria, ISPA
3. Aksis III
Aspek Faktor Intrinsik (faktor-faktor internal yang dapat
mempengaruhi masalah kesehatan pasien)
a. Pola makan pasien, pasien suka mengkonsumsi makanan yang dijual
di depan sekolah. Namun, makanan tiap hari di rumah dimasak oleh
nenek pasien sendiri.
b. Gaya hidup pasien; pasien jarang mencuci tangan sebelum makan dan
sesudah buang air besar.
c. Akitivitas bermain di luar rumah sangat sering dilakukan oleh pasien,
sehingga pasien kurang beristirahat.
d. Kurangnya pengetahuan pasien tentang pola hidup sehat
4. Aksis IV
Aspek Psikososial Keluarga (faktor-faktor eksternal yang
mempengaruhi masalah kesehatan pasien)
a. Kurangnya kesadaran terhadap pencegahan penyakit
b. Status pendidikan yang rendah
c. Kurangnya Olahraga sebelum beraktivitas
d. Kurangnya kesadaran dalam menjaga pola makan yang baik.

13
5. Aksis V
Aspek Fungsional (tingkat kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-
hari baik di dalam maupun di luar rumah, fisik maupun mental)
Secara aspek fungsional, pasien mengalami kesulitan dalam hal
fisik dan mental untuk melakukan aktifitas di dalam maupun di luar
rumah.

M. Rencanan Penanganan
Rencana penanganan berdasarkan aksis yang diberikan kepada pasien
dan keluarga pasien adalah sebagai berikut :
1. Aspek personal : Menganjurkan pasien dan keluarga pasien untuk kontrol
ke puskesmas apabila ditemukan gejala yang sama serta menjelaskan
agar tetap mengonsumsi obat hingga sembuh. Hasil yang diharapkan
adalah kondisi pasien membaik dan mampu melakukan aktivitas seperti
biasanya setiap hari.
2. Aspek klinik : Menganjurkan pasien dan keluarga pasien untuk makan
makanan yang lebih bergizi dan menerapkan perilaku Hidup Bersih dan
Seahat serta istirahat yang cukup.
3. Aspek resiko internal : Menganjurkan kepada pasien dan keluarga pasien
untuk lebih memperhatikan Olahraga sebelum beraktivitas, bahan
pakaian yang digunakan, kebiasaan memakai handuk yang sama,
makanan yang dikonsumsi oleh pasien dan seluruh anggota keluarga
serta melakukan pola hidup sehat. Hasil yang diharapkan keluarga dan
pasien tidak mengalami gejala berulang.
4. Aspek psikososial keluarga : Menjelaskan kepada keluarga pasien dan
pasien tentang penyakit yang diderita pasien dan memberikan dukungan
agar selalu menjaga pola hidup sehat. Hasil yang diharapkan adalah
pasien dan keluarga pasien dapat memahami dengan baik tentang
penyakit yang sedang diderita pasien sehingga dapat mengupayakan
pencegahan untuk penyakit tersebut.

14
5. Aspek Fungsional : Menganjurkan kepada keluarga pasien dan pasien
untuk menjaga kondisi fisik. Hasil yang diharapkan adalah kondisi pasien
dan keluarga lebih sehat dan dapat meningkatkan kualitas hidup pasien.

N. Data Sarana Pelayanan Kesehatan dan Lingkungan Keluarga copy


Kesimpulan tentang faktor pelayanan
Faktor Keterangan
kesehatan

Sarana pelayanan

kesehatan yang Pelayanan dengan menggunakan kartu KIS dan


Puskesmas
digunakan oleh BPJS

keluarga

Cara mencapai
Jarak puskesmas dengan kediaman pasien
sarana pelayanan Naik motor
cukup jauh
kesehatan tersebut

Tarif pelayanan
Memakai Semua pelayanan dengan menggunakan kartu
kesehatan yang
BPJS jaminan kesehatan
dirasakan

Kualitas pelayanan

kesehatan yang Baik Kualitas pelayanan di puskesmas dirasa baik

dirasakan

15
O. Indikator Keluarga Sehat

No. Indikator Suami Istri Balita Bayi Keluarga Point


Keluarga mengikuti program
1. N N N N
KB

Ibu melakukan persalinan di


2. N N
fasilitas kesehatan

Bayi mendapatkan imunisasi


3. N N
dasar lengkap

Bayi mendapatkan ASI


4. N N
ekslusif

Balita dipantau
5. N N N
pertumbuhannya

Penderita TB Paru
6. mendapatkan pengobatan N N N N
sesuai standar

Penderita hipertensi
7. melakukan pengobatan secara N T N 0
teratur

Anggota keluarga tidak


8. T Y T 0
merokok

Keluarga sudah menjadi


9. Y Y Y Y Y 1
anggota JKN

Keluarga mempunyai akses


10. Y Y Y Y Y 1
sarana air bersih

Keluarga mempunyai akses &


11. Y Y Y Y Y 1
menggunakan jamban sehat

Penderita gangguan jiwa


12. mendapatkan pengobatan & N N N N
tidak diterlantarkan

16
Indeks Keluarga Sehat (IKS)

Keterangan:
= Not applicablel yang berarti indikator tersebut tidak mungkin ada pada
anggota keluarga.
N = indikator tersebut TIDAK BERLAKU untuk anggota keluarga atau keluarga
yang bersangkutan (misal: karena salah satu sudah mengikuti KB, atau tidak
dijumpai adanya penderita TB paru).
Y = kondisi/keadaan anggota keluarga atau keluarga SESUAI dengan indikator
(misal: ibu memang melakukan persalinan di fasilitas kesehatan)
T = kondisi/keadaan anggota keluarga atau keluarga TIDAK SESUAI dengan
indikator (misal: ayah ternyata merokok)
Interpretasi
 Nilai Indeks >0,800 = Keluarga Sehat
 Nilai Indeks 0,500-0,800 = Keluarga Pra Sehat
 Nilai Indeks <0,500 = Keluarga Tidak Sehat
Hasil Perhitungan

Y 3 3
= = =0,600
12−N 12−7 5
Hasil: Dari perhitungan didapatkan hasil yaitu 0,600 dikategorikan dalam
nilai indeks 0,500-0,800 yaitu Keluarga Pra Sehat.

17
P. Identifikasi Masalah Perilaku Hidup Bersih dan Sehat copy
No. Kriteria yang dinilai Jawaban Skor

1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan. Ya 1

2. Memberi ASI ekslusif. Ya 1

3. Menimbang balita setiap bulan. Ya 1

4. Menggunakan air bersih. Ya 1

5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun. Tidak 0

6. Menggunakan jamban sehat. Ya 1

7. Memberantas jentik di rumah sekali seminggu. Ya 1

8. Makan buah dan sayur setiap hari. Tidak 0

9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari. Tidak 0

10. Tidak merokok di dalam rumah. Tidak 0

Total jawaban ya 6

Interpretasi: Total skor adalah 6 yang berarti keluarga ini menerapkan PHBS
dengan baik.

18
BAB V

LAMPIRAN

Kondisi bagian depan dan halaman rumah

19
Ruang tamu

20
Kamar tidur

Kamar Mandi dan Dapur

21
DAFTAR PUSTAKA

1. Departemen kesehatan Indonesia ; Program Indonesia Sehat dengan


pendekatan keluarga ; tahun 2017. Diunduh :
http://www.depkes.go.id/article/view/17070700004/program-indonesia-sehat-
dengan-pendekatan-keluarga.html
2. World Health Organization [internet]. [unknown place]: World Health
Organization; 2008. Available from:
www.who.int/immunization/topics/typhoid/en/index.html
3. American Public Health Association. Typhoid fever in: Control of
Communicable Diseases, An officialreport of the American public health
association, 17th edition. Washington DC: American Public Health
Association; 2010.
4. Ashkenazy S, Cleary TG. Infeksi Salmonella dalam Buku Ilmu Kesehatan
Anak Nelson. Vol. II. 15th ed. Jakarta: EGC; 2012.
5. Depkes RI. Pedoman Pengendalian Demam Tifoid. Jakarta: Direktorat Jendral
PP & PL; 2014.
6. Alladany N. Hubungan Sanitasi Lingkungan dan Perilaku Kesehatan
terhadap kejadian Demam Tifoid di kota Semarang. Skripsi. Semarang:
Universitas Diponegoro; 2010.
7. World Health Organitation. Background Document : The Diagnosis,
Treatment AnPrevention Of Typhoid Fever, WHO/V&B/03.07. Geneva :
World Health Organization;2013.
8. Sumarmo, dkk. Infeksi & Penyakit Tropis. Jakarta: FKUI; 2012.
9. Tim Penyusun. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia; 2010.
10. Tumbelaka AR. Diagnosis dan Tata laksana Demam Tifoid. Dalam Pediatrics
Update, Edisi 1. Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia; 2013.
11. Soedarmo SS et al. Demam tifoid dalam Buku ajar infeksi & pediatri tropis,
Ed. 2. Jakarta : Badan Penerbit IDAI; 2015.

22
12. Vollaard AM et al. Risk factors for typhoid and paratyphoid fever in Jakarta,
Indonesia. JAMA. 2014; 291: 2607-15.
13. Zulkarnain I. Diagnosis demam tifoid dalam Buku panduan dan diskusi
demam tifoid. Jakarta: Pusat Informasi dan Penerbitan Bagian Ilmu Penyakit
Dalam FKUI; 2010.
14. Richard ES, Behrman RM, Ann MA. Ilmu Kesehatan Anak Nelson, ed.15.
Jakarta: EGC; 2010.
15. Widoyono. Penyakit Tropis. Jakarta: Erlangga; 2011.

23

Anda mungkin juga menyukai