Anda di halaman 1dari 19

TUGAS OPHTHALMOLOGY

Refractive Error
(Kelainan Refraksi)

Pembimbing dr. Rahasiah Taufik, Sp. M (K)

• Ahmad Rizal. M, S. Ked /105505405818


• Co-Ass UNISMUH Makassar

ar64640@gmail.com..............
PENDAHULUAN

Refraksi adalah sinar yang melalui satu medium


ke medium lain mengalami perubahan arah atau
pembiasan, akibat media refrakta.
Syarat Refraksi : Ada Cahaya & Media

Jenis Refraksi : Ametrop dapat terjadi :


- Perubahan Kurvatura
1. Emetrop (Refraksi Normal) - Perubahan Indeks Bias
2. Ametrop (Anomali Refraksi) - Perubahan Aksis
AMETROP PENDAHULUAN

Media Refrakta

Akomodasi adalah kemampuan mata untuk mengubah daya bias lensa dengan kontraksi otot siliar
yang menyebabkan penambahan kecembungan lensa sehingga bayangan akan terfokusus di
Miopia / Nearsightedness

Suatu bentuk kelainan refraksi dimana sinar-


sinar sejajar aksis visual akan dibiaskan pada
suatu titik di depan retina tanpa akomodasi.

Pembagian Miop :
Berdasarkan Perkemangannya
Berdasarkan Derajatnya
Berdasarkan Etiologinya
Berdasarkan Etiologinya

Berdasarkan Klinik :
Miop Kurvatura ↑ terdapat
1. Miop statik : Menetap & jarang pada :
melebihi 6 D Keratoglobus,
2. Miop Progresif : Manifestasi Keratokonus, Intumescen
Lensa
sangat cepat bias mencapai
20D-30D Miop Indeks ↑ terdapat
pada : Subluksasi lensa
anterior, sclerosis
nuclear lensa, DM
Berdasarkan derajatnya : tdk terkontrol
1. Miop Levior/ ringan : < 3D
2. Miop Moderat/ Sedang : 3-6D
3. Miop Gravior/ berat : > 6D Miop Aksial ↑ terdapat
pada :
Makroftalmi,
Stafiloma polus posterior
Gambaran Klinik, Diagnosis dan Tatalaksana
Prinsipnya yakni :
Gejala A. Netralisasi kelainan refraksi
(Menggunakan koreksi kacamata
• Penglihatan jauh kabur terendah dimana pasien
Penatalaksanaan
• Penglihatan dekat jelas dapat melihat jelas)
B. Edukasi
• Melihat jauh  Memicingkan C. Koreksi dengan pembedahan :
 Mengurangi derajat
mata untuk mencari efek pin hole
kelengkungan kornea :
• Melihat jauh terlalu lama   Radial Keratotomi
 Fotorefraktif Keratektomi
dapat terjadi Astenopia
 Laser in-situ Keratomileusis
Gejala
(LASIK)
Diagnosis  Mengurangi kekuatan refraksi
lensa :
Pemeriksaan Visus  Clear Lens Extraction
A. Subjektif  Intra ocular contact lens implant
B. Objektif : Retinoskop (Kelainan Refraksi), Refraktometri
(Indeks bias), Keratometri (Kelengkungan kornea) Penatalaksanaan
Hipermetropia / Farsightedness

Suatu bentuk kelainan refraksi dimana sinar-


sinar sejajar aksis visual akan dibiaskan pada
suatu titik di belakang retina tanpa akomodasi

Klasifikasi Hipermetrop
Berdasarkan Klinik
Berdasarkan Etiologi
Berdasarkan Etiologinya
Hipermetrop Kurvatura :
Kelengkungan media
refrakta berkurang :
Berdasarkan Klinik : Pada kornea yang
1. Hipermetrop Total datar
Hipermetrop Indeks :
2. Hipermetrop Menifest
Berkurangnya indeks
3. Hipermetrop Latent refraksi : Pada
subluksasi lensa
posterior, dislokasi
lensa, afakia, lensa tipis
Hipermetrop Aksial :
Berdasarkan Etiologi : Berkurangnya jark
1. Hipermetrop Kurvatura kornea dengan fokus
banyangan retina :
2. Hipermetrop Indeks Mikroftalmi, ablasio retina
3. Hipermetrop Aksial Afakia : Hipermetrop
karena tidak ada
4. Afakia lensa yang
berguna untuk
memfokuaskan
bayangan
Gambaran Klinik, Diagnosis dan Tatalaksana
Prinsipnya yakni :
Gejala Netralisasi kelainan refraksi
(Menggunakan koreksi lensa
• Sebagian besar tanpa keluhan karena tertinggi dimana pasien
Penatalaksanaan
biasanya dapat di koreksi dapat melihat jelas) dalam
oleh akomodasi mata bentuk :
terutama pada usia muda Kacamata, Lensa Kontak, IOL)
• Penglihatan jauh maupun dekat Koreksi kelainan refraksi
keduanya kabur, tetapi penglihatan (Menambah derajat kelengkungan
dekat akan lebih buruk, kornea)
sedangkan melihat jauh akan • Hyperopia Lasik
di bantu oleh akomodasi • Conductive Keratoplasty
Gejala
• Pada melihat dekat akan (pada pembedahan hipermetrop
memberikan gejala astenopia, kurang efektif seperti miop)
nyeri kepala bagian Penatalaksanaan
frontal, lakrimasi Anamnesis & Pemeriksaan Visus :
Diagnosis A. Subjektif
B. Objektif : Retinoskop (Kelainan Refraksi), Refraktometri
(Indeks bias), Keratometri (Kelengkungan kornea)
Astigmatisma / Irregular Vision
Suatu bentuk kelainan refraksi dimana tiap
meridian kurvatura mempuanyai kekuatan
refraksi yang berbeda  sinar- sinar
sejajar aksis visual tidak di fokuskan pada 1
titik, bisa 2 titik atau lebih dengan
letak yang tidak tentu (didepan/di
retina/dibelakang
Klasifikasi
Astigmat Reguler
Astigmat Irreguler
Astigmat dapat terjadi karena
1. Permukaan kurvatura kornea & lensa 1. Berdasarkan Letak/prinsipel meridian
tidak berbentuk sferis  Silinder
(astigmat Regular) Astigmat Obliq (Jarang ditemukan)
2. Permukaan kurvatura terdiri dari
meridian refraksi yang Astigmat with the rule Astigmat against the rule
jumlahnya tidak takteratur
& tiap garis meridian terdapat titik
refraksi yang tidak sama
kuat (Astigmat Irreguler)

A. Astigmat Reguler
Sinar-sinar sejajar aksis visual difokuskan
pada titik dalam bentuk satu garis di
belakang kornea

1. Berdasarkan Letak/prinsipel meridian


2. Berdasarkan Letak Fokus Bayangan
2. Berdasarkan letak focus bayangan

-SMA : Koreksi : C (-)


-SHA : Koreksi : C (+)
-CMA : Koreksi : S (-) C (-)
-CHA : Koreksi : S (+) C (+)
-MA : Koreksi : S (-) C (+), S (+) C (-)
Gambaran Klinik, Diagnosis
dan Tatalaksana
B. Astigmat Irreguler Prinsipnya yakni :
Sinar-sinar sejajar aksis visual Netralisasi kelainan refraksi
(Menggunakan koreksi lensa
difokuskan pada titik berbeda- Penatalaksanaan
dengan kacamata,
beda tidak teratur lensa kontak)
dibelakang kornea Bedah Refraksi
• Meridien berbentuk bukan sferis, Radial keratotomy (RK)
bukan silinder Photorefractive keratectomy (PRK)

Gejala Penatalaksanaan
• Penglihatan jauh dan dekat kabur Gejala
• Gejala bervariasi, bias seperti
astenopia
• Memiringkan kepala atau disebut Diagnosis
Anamnesis & Pemeriksaan Visus :
dengan “titling his head”
A. Subjektif
• Memutarkan kepala agar dapat
B. Objektif : Retinoskop (Kelainan Refraksi), Refraktometri
melihat benda dengan jelas.
(Indeks bias), Keratometri (Kelengkungan kornea),
Presbiopia
Presbiopia merupakan keadaan dimana semakin
berkurangnya kmampuan akomodasi mata
seiring dengan bertambahnya usia. Kelainan ini
terjadi pada mata normal berupa gangguan
perubahan kecembungan lensa yang
dapat berkurang akibat berkurangnya elastisitas
lensa sehingga terjadi gangguan
Etiologi akomodasi.
Kelemahan otot akomodasi
Elastisitas lensa berkurang
Gambaran Klinik, Diagnosis dan Tatalaksana
Gejala
• Setelah membaca, mata menjadi merah,
Penatalaksanaan
berair dan sering terasa pedih. Bisa
juga disertai kelelahan mata dan
sakit kepala jika membaca
terlalu lama. Usia Kekuatan Lensa Positif
• Membaca dengan cara menjauhkan
kertas yang dibaca karena tulisan yang
tampak kabur pada jarak baca dibutuhkan
biasa
40 Tahun +1,00 D
• Memerlukan sinar yang lebih terang Gejala
untuk membaca. 45 Tahun +1,50 D

Diagnosis 50 Tahun +2,00 D


55 Tahun +2,50 D
Anamnesis
Pemeriksaan Visus 60 Tahun +3,00 D

Penatalaksanaan
Contoh Kasus

Compound Miop Astigmat


Contoh Kasus

Ny. I, 55 thn, Sejak sekitar 3 tahun sebelum berobat ke poliklinik


Mata, pasien mulai merasakan penglihatan yang kabur pada
kedua mata baik untuk melihat jarak jauh ataupun melihat jarak
dekat. Pasien juga mengeluhkan kesulitan dalam membaca koran. Namun
padan saat itu pasien tidak memiliki keluhan yang dirasakan cukup
mengganggu, sehingga pasien tidak berusaha untuk berobat.
Namun selama 6 bulan ini, pasien juga merasakan mata yang cepat
lelah, terutama jika dipergunakan untuk membaca koran dan menonton
televisi dalam jangka waktu yang lama. Dan sekitar 2 bulan ini, selain
mengeluhkan penglihatan yang berkurang dan mata yang cepat lelah, pasien
juga terkadang mengalami sakit kepala, mata terasa berair dan mudah
mengantuk, sehingga akhirnya pasien memutuskan untuk berobat ke
Poliklinik Mata. (Kasus diambil dari PDF internet)
Contoh Kasus

Hipermetrop + Presbiop
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai