Anda di halaman 1dari 4

NAMA : URNIKA KHUSNA

NIM : 21172046P
MK : KOMUNIKASI DALAM KEPERAWATAN

Refleksi Diri Sebagai Perawat :


Ceritakan pengalaman anda saat melakukan komunikasi terapeutik dengan klien,
karakteristik perawat apa saja yang telah ada pada diri anda dan apa kesulitan yang
anda hadapi saat melakukan komunikasi terapeutik?

Refleksi Diri Sebagai Perawat :


Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang di rencanakan secara sadar,
tujuan dan kegiatannya difokuskan untuk penyembuhan pasien. Selama saya
mengikuti mata kuliah komunikasi keperawatan ini, saya mendapatkan banyak
pelajaran. Saya dapat memahami bahwa keperawatan dan komunikasi merupakan
suatu hal yang tak dapat terpisahkan. Melalui komunikasi yang benar dan efektif.
Selain itu, sebagai perawat saya memahami bahwa saya diharapkan dapat memilih,
menentukan, memutuskan bentuk dan metode yang tepat sesuai dengan kondisi klien
(pasien). Disamping itu sebagai perawat saya juga harus memiliki tanggung jawab
moral yang tinggi yang dicerminkan dari sikap pedulinya, kasih sayang, dan
keinginan untuk membatu serta merawat pasien dengan sabar, ikhlas, dan suka cita.
Oleh karna itu, kedepannya saya akan belajar dan berusaha lebih maksimal
dalam menerapkan sikap dan metode komunikasi yang baik terhadap diri sendiri
maupun orang lain diamanpun dan kapanpun saya berada. Saya juga akan lebih
mendalami pembelajaran tentang komunikasi terapeutik dalam praktik keperawatan
dengan lebih banyak membaca buku atau jurnal.
Sebagai perawat saya harus bisa Mendegarkan (listening) Berusaha
mendengarkan klien menyampaikan pesan nonverbal bahwa perawat memberikan
perhatian terhadap kebutuhan dan masalah klien. Mendengarkan dengan penuh
perhatian merupakan upaya untuk mengerti seluruh pesan verbal dan nonverbal yang
sedang dikomunikasikan. kedua Bertanya (question) Tujuan perawat bertanya adalah
untuk mendapatkan informasi yang spesifik mengenai klien. Paling baik jika
pertanyaan dikaitkan dengan topik yang dibicarakan dan gunakan kata-kata dalam
konteks sosial budaya klien. Selama pengkajian, ajukan pertanyaan secara berurutan.
Ketiga Penerimaan menerima tidak berarti menyetujui. Menerima berarti bersedia
untuk mendengarkan orang lain tanpa menunjukkan keraguan atau tidak setuju.
Keempat Klarifikasi Apabila terjadi kesalahpahaman, perawat perlu menghentikan
pembicaraan untuk mengklarifikasi dengan menyamakan pengertian, karena
informasi sangat penting dalam memberikan pelayanan keperawatan. Dan kelima
Menyampaikan Hasil Observasi Perawat perlu memberikan umpan balik kepada
klien dengan menyatakan hasil pengamatannya, sehingga dapat diketahui apakah
pesan diterimadengan benar.
Karakteristik Efektifitas Komunikasi Interpersonal. komunikasi antarpribadi
mempunyai lima ciri, sebagai berikut adapun pencapaian saya saat berkomunikasi
saya menggunakan karakteristik sebagai berikut :
1. Keterbukaan (openess). Kemauan menanggapi dengan senang hati informasi
yang diterima didalam menghadapi hubungan antarpribadi;
2. Empati (empathy). Merasakan apa yang dirasakan orang lain;
3. Dukungan (supportiveness). Situasi yang terbuka untuk mendukung
komunikasi berlangsung efektif;
4. Rasa positif (positiveness). Seseorang harus memiliki perasaan positif
terhadap dirinya, mendorong orang lain lebih efektif berpartisipasi, dan
menciptakan situasi komunikasi yang kondusif untuk interaksi yang efektif;
5. Kesetaraan (equality). Pengakuan secara diam-diam bahwa kedua belah pihak
menghargai, berguna, dan mempunyai sesuatu yang penting untuk
disumbangkan.

Pada hakikatnya komunikasi antar pribadi Jika tidak berhasil maka


komunikator dapat member kesempatan kepada komunikan untuk bertanya seluas-
luasnyai adalah komunikasi antar komunikator dengan komunikan. Komunikasi ini
paling efektif mengubah sikap, pendapat atau perilaku seseorang. Komunikasi antar
pribadi bersifat dialogis. Artinya,arus balik terjadi langsung. Komunikator dapat
mengetahui tanggapan komunikan saat itu juga. Komunikator mengetahui secara
pasti apakah komunikasinya positif, negatif, berhasil atau tidak. Sebagai seorang
perawat terkadang saya sering juga memiliki kendala tersendiri dalam menghadapi
klien dan keluarganya.
Pengalaman yang saya dapatkan 3 tahun yang lalu saat saya dinas di ruang
RAUDHA 6. Pada pagi hari pasien bernama Ibu Fatimah yang berumur 26 tahun
masuk kerumah sakit dengan diagnose medis Fraktur Femur pada kaki kiri, Ny. F
sudah dirawat dirumah sakit selama 7 hari dan klien dilakukan ganti perban/ balutan
setiap 3 hari pada jam 10.00 wib. Pada besok harinya saya (perawat urnika) datang
keruangan Ny. F dan saya memulai dengan melakukan komunikasi terapeutik.

Perawat : Assalamualaikum, selamat pagi Ibu. “perkenalkan buk nama saya


perawat Urnika Khusna, saya mahasiswai dari AKPER Kesdam
Banda Aceh, mulai pagi ini saya akan merawat Ibu dari pukul 07.45
sampai 14.00. Apakah benar
ini dengan Ibu Fatimah?
Ny. F : Waalaikumsalam, buk Urnika. Iya benar dengan saya buk Fatimah.
Perawat : Baik buk. Bagaimana keadaan Ibu sekarang?
Ny. F : Sejak Operasi kemarin kaki kiri saya masih agak nyeri.
Perawat : Iya Buk Fatimah itu memang efek dari luka OP yang buk Fatimah
rasakan setelah melakukan operasi.
Ny. F : Apakah itu berbahaya?
Perawat : Tidak buk Fatimah, rasa nyeri itu tidak menimbulkan gejala yang
mengkhawatirkan dan mebuat pertahanan tubuh yang bekerja untuk
menetralisir dan menghancurkan agen pencedera dalam persiapan
penyembuhan luka. Jadi Ibu tidak perluk hawatir.
Ny. F : Oh begitu, (sedikit lega).
Perawat : Iya buk. Baiklah buk Fatimah saya permisi dulu, silahkan Ibu
beristirahat kembali, nanti saya akan kembali jam 10.00 untuk
melakukan tindakan keperawatan luka, mengganti perban dan
membalut luka buk Fatimah dengan yang baru. Tidak lama buk kira-
kira 15 menit dan kita melakukannya disini saja, Apakah Ibu
bersedia?
Ny. F : Baik, boleh.
Perawat : Baiklah saya akan menyiapkan alat-alatnya dahulu, setelah 15 menit
saya Akan kembali keruangan.
Kemudian saya kembali dan melakukan tindakan perawatan luka yaitu proses
membersihkan area luka secara menyeluruh dari dalam keluar. Langkah selanjutnya
adalah mencoba mengendalikan infeksi. Saya mengoleskan salep antibiotik yang
direkomendasikan oleh dokter dan membalut kembali menggunakan perban/kain
steril dan memberikan perekat pada kain pembalut luka agar tidak terlepas.

Setelah proses tindakan luka selesai,


Perawat : Buk Fatimah saya sudah selesai melakukan tindakan perawatan
luka, dijaga Kesehatannya ya buk, semoga cepat sembuh.
Ny. F : Iya, Terimakasih banyak Buk Urnika (Tersenyum)
Perawaz : Iya buk sama-sama. Baik saya permisi untuk kembali keruangan
perawat Dan nanti jika butuh bantuan bisa langsung hubungi saya
diruang perawat
Ny. F : Iya buk Urnika Terimakasih.

Anda mungkin juga menyukai