ny. Ronggo berusia 28 tahun,pekerjaan sebelumnya atlit panjat tebing. Ia mengalami kecelakaan,
yaitu terjatuh dari ketinggian 10 meter. Oleh keluarganya klien dibawa ke rumah sakit.Karena
kondisi tangan kanannya yang tidak memungkinkan dan keadaan lukanya cukup parah maka tangan
kanannya harus diamputasi.
Pagi itu ada dua orang perawat datang ke ruangan ny. Ronggo
Perawat 1 : ibuk kan belum makan pagi,mari saya bantu untuk makan ya buk?
Perawat 3 : ibu kenapa? ibu kan harus makan agar bapak tidak lemas.
Perawat1 : Kenapa ibu menangis? ibu cerita saja apa yang ibu rasakan sekarang.
ny. Ronggo : Kamu tidak mengerti perasaan saya,kamu tidak tahu kan betapa menderitanya saya
sekarang ini,hidup dengan satu tangan seperti saya !!!!!
ny. Ronggo : saya sedih sus, saya hanya jadi beban untuk keluarga saya. Saya benar-benar tidak
berguna.
Perawat 3 : ibu tidak boleh seperti itu. Ibu itu orang yang hebat ,ibu harus tegar untuk
menghadapi semua itu. Saya yakin ibu dapat melakukannya dan melewati cobaan ini. Sekarang saya
bantu untuk makan ya bu.
ibu : Sus, tolong berikan pengarahan pada anak saya, agar dia semangat kembali.
Perawat 3 : Iya kami akan berusaha tapi kami juga butuh bantuan dari anda dan keluarganya
untuk memberi support untuk buk Ronggo.
Perawat 3 segera keluar dan berbicara dengan ibu ny.Ronggo di luar ruangan
ibu : Sebenarnya apa yang terjadi pada anak saya sus? Akhir-akhir ini dia sangat sensitif dan
sering murung?
Perawat 3 : Maaf bu, bukan kewenangan saya untuk memberi tahu keadaan pasien. Nanti akan
saya diskusikan dulu dengan dokter ya bu.
Perawat 1 : Baiklah bu,sekarang ny.ronggo sudah selesai makan. Nanti siang saya akan kembali
untuk mengantarkan makan siang ya bu.
perawat kembali ke ruangan buk Ronggo untuk menghubungi ibunya agar datang ke ruangan
dokter.
ibu : Ya sus..
ibu : Ya dok,terima kasih. Sebenarnya apa yang terjadi pada anak saya Dok? Akhir-akhir ini
dia sangat sensitif dan sering terdiam ?
Dokter : Ibu tidak perlu khawatir,tentunya itu hal yang wajar ketika seseorang kehilangan
salah satu anggota tubuhnya. Hal itu membuat harga diri rendah yang dialami pak Ronggo. Beliau
sering sensitif karena beliau merasa sudah tidak berguna,terlebih beliau sebagai atlit,sehingga
merasa menjadi beban untuk keluarga.
ibu : Ooohhh...
Dokter : Ibu dan keluarga cukup membuat bapak nyaman dan selalu memberikan dukungan
agar ny. Ronggo menjadi lebih semangat dan bangkit untuk tidak berputus asa.
ibu : Ya dok..
Keesokan harinya, di dalam ruangan ditunggui oleh ibu sementara itu perawat masuk lagi ke
ruangan ny. Ronggo untuk memberi sarapan lagi.
ibu : Ya sus,alhamdulillah sekarang anak saya sudah semakin membaik dan memiliki
semangat lagi.
Perawat 1 : Syukurlah...
Saya senang mendengar kabar ini,semoga dengan keadaan yang sudah semakin
membaik, membuat ibuk semakin bangkit dan tidak putus asa.
Perawat 1 : Menurut catatan kami,buk Ronggo sudah boleh pulang,tetapi lebih jelas lagi
menunggu pengarahan dan ijin dari dokter bu,karena dokter yang lebih bertanggung jawab dan
memiliki kewenangan untuk memutuskan kepulangan pasien.
Perawat 1 : Baik bu,saya pamit dulu. Nanti siang saya akan datang lagi untuk mengantar makan
siang.