Pasien : Frederika kamumu Suatu pagi di ruang perawatan St. Joseph 6 Perawat akan melakukan observasi TTV pada Nn. E dengan diagnosa medis kanker otak Stadium 3. Saat perawat memasuki ruang perawatan tampak pasien duduk dan termenung dan tampak sedih. Fase orientasi Perawat : “Selamat pagi kak, Bagaimana tidurnya semalam?” Pasien : “Selamat pagi sus, semalam tidur saya nyenyak“ (namun tampak muka lesu) Perawat : “Baik, Saya perawat Herza yang akan merawat kakak dari pukul 07.00-14.00, apa betul dengan kak Ela, bisa saya liat gelang tangannya?” Pasien : “ Betul sus, silahkan” Perawat : “Apakah tidak ada yang menemani kakak disini? Pasien : “Ada kok sus, ibu saya kebetulan lagi mengambil hasil lab saya” Fase kerja Perawat : “Baiklah kalau begitu sebelumnya saya mau observasi TTV dlu yah kak” Pasien : “baik sus” Perawat : “TD kakak lumayan tinggi 140/90 mmhg” Pasien : “Oh, begitu sus” (muka datar) Fase terminasi Perawat : “Maaf sebelumnya saya ingin bertanya, apakah kakak punya masalah? Karena daritadi kakak tampak lesu, dan respon kakak datar-datar saja” Pasien : “Oh tidak ada sus baik-baik saja” (muka datar) Perawat : “Jika kakak punya masalah bisa ceritakan kepada saya, saya akan mendengarkan keluhan kakak, dan mungkin saya bisa membantu mencari solusi untuk kakak” Pasien : (diam sejenak) “Saya hanya merasa kesal, kenapa saya harus di beratkan dengan penyakit seperti ini, padahal usia saya masih muda, Harusnya saya masih bisa jalan-jalan dengan teman-teman saya, mengahabiskan waktu dengan keluarga saya, tapi lihat saya hanya bisa duduk, makan, minum obat, bahkan saya sudah muak minum obat, untuk apa saya minum obat lagi kalau saya akan mati juga” (dengan muka jengkel) Perawat : “hmm.... Baik saya paham perasaan kakak, tapi kita tidak boleh seperti itu, setiap penyakit yang diberikan Tuhan kepada kita itu merupakan suatu cobaan untuk menguji umatnya, Tuhan ingin menguji seberapa sabar kita dalam menghadapi cobaan, dan setiap orang garis kematiannya sudah di tentukan oleh Tuhan jadi kita tidak bisa menghindarinya” Pasien : “suster enak hanya bisa bilang seperti itu, suster tidak merasakan di posisi saya, di vonis kanker otak stadium 3 di usia masih muda seperti ini” Perawat : “Saya memang tidak merasakan kesakitan yang kakak alami, tapi saya bisa memberikan saran kepada kakak untuk menjalani hidup kakak, walaupun kakak telah divonis kanker stadium 3 tapi kakak masih bisa melakukan hal-hal yang masih ingin kakak lakukan” Pasien : “Tapi saya rasa tidak sanggup untuk melakukannya” (muka sedih) Perawat : “kakak coba lakukan hal-hal positif yang masih bisa kk lakukan, kakak masih bisa melakukan hal-hal yang ingin kk lakukan, dengan begitu kakak bisa teralihkan perhatiannya dan tidak terus-terus memikirkan penyakit kk ini” Tahap terminasi akhir Pasien : “Baik sus, terimakasih, sudah mau mendengarkan dan memberikan masukan, saya merasa sedikit lega sudah bercerita” Perawat : “iya sama-sama kak, kakak jangn lupa makan yah dan minum obat setelah makan, juga harus tidur yang nyenyak biar kakak merasa fit “ Pasien : “Iya suster, terimakasih” Perawat : “Baik kalau begitu saya permisi dulu, jika kk butuh sesuatu kk bisa tekan belnya, Selamat pagi” Pasien : “baik sus, selamat pagi”