Anda di halaman 1dari 9

Naskah OSPE

1. Komunikasi pada pasien/keluarga yang menjalani perawatan paliatif


Skenario:

Nona Indah, berusia 25 tahun, datang ke rumah sakit. Dia didiagnosis menderita kanker lambung
stadium lanjut. Selama 5 hari terakhir dia makan hanya sedikit serta menghindari berinteraksi dengan
keluarganya dan memilih mengurung diri di kamarnya. Dia bahkan berhenti menceritakan kisah-kisah,
yang merupakan salah satu kegiatan favoritnya bersama anak-anak kecil yang tinggal dekat dengan
rumahnya. Dia ingin berbicara dengan perawat sendiri dan berkata, "Kemoterapi tidak membantu saya.
Saya tidak tahan lagi. Suster, tolong bantu saya. Saya ingin mati."

Setelah perawat mendapat penjelasan dari keluarga Pasien tentang kondisi Pasien yang menarik diri
serta menghindari berinteraksi dengan keluarganya. Perawat pun melakukan komunikasi dengan Pasien.

Perawat: assalamualaikum, perkenalkan saya perawat Chaula Lutfia dari rumah sakit Telaga Kasih,
Tujuan saya kesini untuk melakukan perbincangan sedikit dengan ibu terkait perasaan yang ibu rasakan
saat ini ,sebelumnya apakah benar ini dengan ibu Indah?

Pasien: waalaikumsalam, benar sus, saya ibu indah

Perawat:baik ibu, bagaimana perasaan ibu saat ini? Saya bisa melihat kalau ibu tampak sangat khawatir
dan lesu.

Pasien: iya sus, saya butuh seseorang yang bisa saya ajak berbicara, saya putus asa terkait penyakit yang
saya derita saat ini

Perawat: baik ibu, kalau seperti itu, kita akan melakukan perbincangan mengenai perasaan yang
membuat ibu sangat gelisah dan khawatir, dan ini memerlukan waktu lebih kurang 10 menit ibu, apakah
ibu bersedia

Pasien: iya sus, saya bersedia,

Perawat: terkait tempatnya ibu, apakah bisa disini saja ibu?

Pasien: bisa sus, tapi saya tidak ingin org mengetahui terkait apa yang saya rasakan ini

Perawat: baik ibu, sesuai keinginan ibu, terkait privasi ibu, ibu tenang saja, saya akan menjaga
seluruhnya terkait privasi ibu dan juga saya ingin Terima kasih karena ibu mau berbicara dengan saya
dan terbuka dengan saya. Saya memang tidak bisa merasakan apa yang ibu rasakan, tetapi saya dapat
memahami dan melihat kalau ibu saat ini dalam keadaan yang sulit. Menurut ibu apa sebenarnya terjadi
dan apa yang membuat ibu khawatir seperti ini

Pasien: saya senang akan kehadiran suster, karena saya memang sangat shock mengetahui penyakit
saya, saya menderita penyakit kanker lambung stadium akhir. Karena hal itu, membuat saya ingin mati
saja sus, saya memutuskan untuk tidak ingin melakukan kemoterapi, Saya tidak tahan lagi sus.

Perawat: mengapa ibu tidak mau melakukan kemoterapi lagi dan mengapa ibu berpikir ingin mati,
apakah ibu merasa kemoterapi sudah tidak bermanfaat lagi untuk ibu?
Pasien: iya sus, menurut saya kemoterapi tidak membantu saya lagi, saya sudah tidak tahan sus, oleh
karena itu saya ingin mati saja sus

Perawat: jadi dapat saya simpulkan bahwa keinginana ibu sudah tidak ingin melakukan kemoterapi
karena menurut ibu kemoterapi sudah tidak ada gunanya lagi bagi kesehatan ibu? Dan ibu juga
berkeinginan untuk mati saja, benar seperti itu?

Pasien: benar sus

Perawat: saya dapat memahami bahwa ini tidak mudah bagi ibu, sebelumnya apakah ibu mengetahui
apa itu kemoterapi?

Pasien: saya tau sus, kemoterapi itu untuk meringankan gejala bagi penyakit dan juga dapat
menghambat penyebaran penyakit

Perawat: benar sekali ibu, nah kira- kira apa yang selanjutnya ingin ibu lakukan mengenai kondisi ibu
saat ini?

Pasien: saya benar-benar tidak ingin melakukan kemoterapi lagi, saya hanya ingin di rumah saja,
berkumpul dengan keluarga saya, dan saya hanya ingin meninggal di rumah

Perawat: baik ibu, jika ibu berkeinginan seperti itu, terkait pilihan ibu untuk tidak ingin melakukan
kemoterapi lagi, saya akan berkonsultasi dengan rekan saya lainnya untuk menawarkan beberapa
alternative lain, yang tentunya sesuai dengan keinginan ibu nantinya.

Pasien: terimakasih banyak sus yang telah mengerti saya

Perawat: samasama ibu, bagaimana perasaan ibu saat ini, setelah kita melakukan perbincangan yang
kurang lebih 10 menit ini

Pasien: saya sangat senang, suster juga mengerti saya dan keinginan saya, dan juga akan memberikan
solusi yang baik bagi kondisi saya

Perawat: saya juga sangat senang, ibu mau terbuka dengan saya, nah sebelumnya apakah ibu ada yg
ingin ditanyakan?

Pasien: tidak sus

Perawat: baiklah kalau begitu, jadi saya simpulkan untuk pertemuan ini yaitu ibu tidak ingin melakukan
kemoterapi dan ibu sepakat ingin melakukan alternative lain yang nantinya kami sarankan

Pasien: iya sus, saya percaya dengan suster.

Perawat: baiklah ibu, saya akan kesini lagi dihari senin tepatnya 3 hari yang akan dapat untuk kita
berbicara mengenai alternative apa yang ibu inginkan terkait dengan kondisi ibu.

Pasien: baik sus, saya akan menunggu

Perawat: baik, saya pamit dulu, karena waktunya juga sudah selesai, saya mohon maaf jika ada
kesalahan. Assalamualaikum

Pasien: waalaikumsalam.
Kasus 2 Pengkajian dan manajemen nyeri pada pasien paliatif

NY. Y berusia 30 tahun datang ke rumah sakit ZA, menderita kanker usus stadium lanjut. Ny. Y
merasakan nyeri di bagian perut seperti di cabik-cabik dan tak berkunjung kurang nyeri nya, pasien
mengeluh tidak bisa tidur karena sakit, dan merasa tidak berdaya, serta merasa sering kelelahan.
Perawat pun melakukan pengkajian nyeri pada NY. Y menggunakan numeric rating scale (NRS) dan
model PQRST.

Perawat: assalamualaikum ibu, perkenalkan saya perawat chaula Lutfia, Tujuan saya datang kesini
adalah untuk melakukan pengkajian terkait kesehatan ibu. Sebelumnya boleh sebutkan nama ibu dan
tanggal lahir?

Pasien: waalaikumsalam. Saya ibu yuri tanggal lahir 15 april 1989

Perawat: baik ibu yuri, sebelumnya ibu senangnya dipanggil apa ya ibu?

Pasien: ibu yuri saja

Perawat: baik ibu yuri, hari ini saya akan mengkaji kesehatan ibu dan mungkin akan menghabiskan
waktu sekitar 10 menit. Apakah ibu bersedia?

Pasien: iya sus, saya bersedia

Perawat: terkait tempat, apakah disini saja boleh ibu?

Pasien: boleh sus,

Perawat: jadi bagaimana perasaan ibu saat ini?

Pasien: saya merasa kurang baik sus. merasakan nyeri dibagian perut dan juga merasakan sering
kelelahan

Perawat: jadi ibu merasa nyeri, sebelumnya apakah ibu tau penyebab nyeri yang ibu rasakan?

Pasien: sepertinya karena penyakit kanker saya sus

Perawat: baik lah ibu, apakah ibu mengetahui apa yang membuat nyeri yang ibu rasakan bertambah
atau berkurang?

Pasien: ketika saya berjalan nyerinya semakin hebat, tetapi ketika saya tidur nyerinya sedikit terasa
tetapi tetap menggangu saya sus

Perawat: bisakah ibu menjelaskan nyeri yang ibu rasakan seperti apa? Apakah rasanya seperti digigit,
atau menusuk atau bahkan seperti dicabik cabik, bagaimana nyeri yang ibu rasakan?

Pasien: nyeri yang saya rasakan seperti dicabik cabik sus, sakit sekali

Perawat: baik ibu, apakah nyerinya hanya dibagian perut atau terasa nyerinya menyebar dibagian lain
ibu?

Pasien: tidak sus, nyerinya hanya dibagian perut saja

Perawat: baiklah kalau begitu, untuk waktu nyeri biasanya berapa lama yang ibu rasakan?
Pasien: ketika saya bergerak, nyeri saya muncul sekitar 3 menit, dan terkadang berhenti, tetapi juga ada
muncul lagi sus

Perawat: baik ibu, sekarang saya perlu menentukan skala nyeri ibu, nah disini saya jelaskan terlebih
dahulu ya ibu, angka 0 artinya tidak mengalami nyeri, angka 1-3 nyeri yang dirasakan ringan, angka 4-6
nyeri yang dirasakan sedang, dan angka 7-10 nyeri yang dirasakan sangat hebat dan rasanya seperti
ditusuk, apakah ibu mengerti? Jika ibu mengerti diangka 0-10, ditingkat berapa yang ibu rasakan

Pasien: iya sus, saya mengerti, skala nyeri yang saya rasakan kira kira diangka 7sus

Perawat: baiklah ibu, kapan nyeri ini mulai muncul ibu?

Pasien: sejak 2 hari yang lalu sus dan semalam nyerinya makin bertambah sehingga saya dirujuk ke RS ini
sus

Perawat: baik ibu, setelah saya melakukan pengkajian nyeri kepada ibu, skala nyerinya termasuk dalam
kategori berat ibu yaitu diangka 7. Saya akan berkonsultasi kepada tim medis lainnya untuk
penatalaksana nyeri farmakologi ya ibu, tetapi saya akan mengajarkan alternative lain apabila ibu
merasa nyeri, ibu dapat menarik napas dalam atau distraksi( pengalihan perhatian ibu), sehingga nyeri
yang ibu rasakan berkurang.

Pasien: terimakasih sus atas informasinya

Perawat: apakah ibu ada yang ingin ditanyakan ?

Pasien: tidak sus, saya sudah paham

Perawat: alhamdulillah jika ibu sudah paham, bagaimana perasaan ibu saat ini, apakah ibu bisa
mengulang apa yang saya jelaskan tadi?

Pasien: saya sudah lebih baik sus, saya mengetahui cara meredakan nyeri seperti Tarik nafas dalam atau
distraksi/ pengalihan perhatian, dan skala nyeri saya juga diangka 7 dalam kategori berat

Perawat: benar sekali ibu, ibu mengerti apa yang saya jelaskan. jadi karena waktunyanya sudah 10
menit, saya pamit dulu ibu, dan 2 jam kemudian saya akan datang lagi untuk memberikan obat sesuai
resep dokter kepada ibu. Terimakasih telah bekerjasama ibu. assalamualaikum

Pasien: baik sus, waalaikumsalam


3. Membantu mempersiapkan keluarga untuk fase akhir kehidupan

Seorang pasien bernama Ibu Lila berusia 50 tahun telah di diagnose mengalami kanker otak
sejak 2 tahun yang lalu. Dan saat ini, Ibu lila sudah mengalami kanker stadium akhir dan sudah
mnjalani perawatan di rumah sakit selama sebulan. Ibu lila mengalami koma sejak seminggu
yang lalu, dan akhirnya di nyatakn dalam keadaan kritis. Ibu lila akhirnya meninggal dunia
karena keadaannya semakin memburuk dengan gejala HR sudah hilang, RR 6x/menit dan pupil
melebar. perawat pun melakukan auskultasi napas dan suara jantung, mencatat waktu kematian,
merawat jenazah dan menawarkan keluarga untuk berpartisipasi dan memberikan dukungan
psikologis dan spiritual kepada keluarga Pasien.

Fase kematian dengan memberikan dukungan psikologis dan spiritual kepada keluarga

Perawat : Assalamualaikum bu ( Menyentuh pundak keluarga )

Keluarga : Waalaikumussalam bu, bagaimana keadaan ibu saya sus ? ( Terlihat khawatir)

Perawat : Baik ibu, tenang dulu. Sebelumnya, perkenalkan saya perawat chaula lutfia yang
menangani pasien atas nama Ibu LIla. Apa benar ibu dengan keluarga ibu Lila ?

Keluarga : Benar bu, saya anaknya. Bagaimana keadaan ibu saya bu ? beliau baik-baik saja
kan ?

Perawat : Baiklah bu kalau begitu. Nah, alangkah baiknya ibu melihat keadaan Ibu Lila sembari
mendoakan untuk kesembuhan beliau. Ayuk bu, saya temani

(Perawat dan keluarga pun memasuki ruang ibu Lila untuk melihat keadaanya, namun keluarga
menunjukkan ekspresi kesedihan sehingga memunculkan perhatian perawat )

Perawat : Begini lah keadaan ibu Lila bu ( Pasien Nampak di pakaikan beberapa alat bantuan
pernapasan )

(Keluarga terlihat sedih )

Perawat : Mohon maaf sebelumnya bu, saya melihat raut kesedihan di wajah ibu. Kalau ibu
memiliki kendala mungkin terkait keadaan ibu Lila ibu boleh cerita ke saya

Keluarga : Iya sus, saya sangat sedih melihat keadaan ibu saya yang tak kunjung membaik, saya
takut ibu saya akan meninggalkan saya. Kalau boleh saya tau keadaan ibu saya seperti apa ya
sus?

Perawat : Baiklah bu, berdasarkan hasil pemeriksaan, di temukan data bahwasanya tekanan darah
ibu LIla meningkat, nadinya menurun, pernapasannya cepat sehingga kami pasangkan alat bantu
pernapasan, dan ibu lila mengalami penurunan suhu tubuh serta mengalami kelemahan. Mohon
maaf sebelumnya bu, ibu Lila bisa di katakan dalam keadaan kritis. Oleh karena itu, saya
meminta ibu untuk masuk ke sini karena tadi Ibu Lila selalu memanggil nama anaknya.
Keluarga : Apa yang harus lakukan sus? Apakah tidak ada cara lain yang bisa di lakukan oleh
dokter maupun perawat supaya ibu saya bisa sembuh ?

Perawat : Kami sudah melakukan beberapa perawatan terkait kesehatan ibu lila namun, belum
menunjukkan kedaan yang baik bu. Ibu berdoa saja semoga Allah memberikan kesembuhan
kepada ibu lila

Keluarga : Baik bu, terimakasi banyak.

Tak lama kemudian, pasien merasa sangat kesakitan, napasnya tersengal-sengal)

Keluarga : sus, apa yang terjadi dengan ibu saya ?

Perawat : Sebentar ya bu, saya periksa dulu. Mohon maaf bu, Ibu bisa minggir sebentar

( Perawat memeriksa keadaan pasien, namun pasien menunjukkan keadaan semakin kritis)

Perawat : dokter mengatakan keadaan ibu lila semakin parah, dan kemungkinan untuk mampu
bertahan hidup sangat kecil. Alangkah baiknya ibu tetap disini ya bu..

(Namun, semakin lama napasnya semkain tersengal dan seperti sudah sampai di tenggorokan )

Perawat : (Melihat keadaan ibu lila, alangkah baiknya kita mentalkinkan bu) ibu mohon
mentalkinkan pasien.. Ashadualla ila ha illallah Wa ashadunna muhammadar rasulillah….

Keluarga : Ibu…….jangan tinggalkan aku bu…. ( Keluarga menangis histeris)

Perawat : Ibu, sabar bu… sabar,

(Dokter memberi keterangan bahwa ibu Lila sudah di natakan meninggal dunia dan perawat
mencatat jam kematian )

Keluarga : Bgaimana saya bisa sabar sus, ibu saya sudah meninggal

Perawat : Saya sangat mengerti keadaan dan perasaan ibu seperti apa. Saya dan tim medi lainnya
turut berduka cita dan mendoakan yang terbaik untuk ibu alila. Menurut keterangan dokter, ibu
lila telah di nytakan meninggal dunia dan kami juga meminta maaf bu, hanya bisa membantu
hanya disini. Kemampuan kami tidak ada apa-apanya jika tidak ada bantuan dari Allah. Ini di
luar kendali kita bu, dan hanya Allah yang menentukan. Sejauh ini, Ibu lila sudah berjuang
cukup keras dalam melawan penyakit nya bu, namun Allah lebih sayangkan ibu lila. Mari kita
doakan yang terbaik untuk ibu lila supaya Ibu lila di tempatkan di tempat terbaik.

Keluarga : Saya tidak tahu bagaimana hidup saya kedepan jika tidak ada ibu. Ibu saya adalah
harapan saya satu-satunya
Perawat : Saya sangat mengerti bu, ibu harus ttap sabar, ikhas, dan menerima semua keadaan.
Insyaallah ada hikmat di balik semua ini bu. Saya yakin ibu wanita yang kuat,dan untuk
selanjutnya mungkin saya akan menjenguk ibu dan membeikan motivasi kepada ibu ya bu. Jadi
ibu tidak perlu khawatir, jika memang ada apa-apa ibu bisa menceritakan kepada saya.

Keluarga : Baik sus, terimaasi banyak

Perawat : Baiklah bu, saat ini boleh saya tau perasaan ibu gimanan ?

Keluarga : Saya terasa lebih tenang dan mencoba untuk ikhlas ya sus

Perawat : Baik bu, Alhamdulilah kalau begitu. Apakah ibu izinkan kami untuk mengurus segala
perlengkapan jenazah untuk bisa di pulangkan ?

Keluarga : Baik bu silahkan tim melakukan apapun yang terbaik untk jenazah ibu saya,
terimakasi banyak ya sus

Perawat : Baik bu, sama-sama.

(Keluarga pun meninggalkan ruangan )

4. Loss, Grieve, dan Bereavement Support

Skenario: Seorang perawat merawat pasien bernama Johan yang telah meninggal karena kanker,
perawat melakukan kunjungan rumah untuk memberikan bereavement support (dukungan saat
berduka) kepada Ana, istri dari Johan. Berdasarkan scenario tersebut mahasiswa diminta untuk
mendemonstrasikan bagaimana mereka akan membantu Ana dan memberikan informasi tentang duka
cita. Berikut adalah detail dari role play yang akan dilakukan

Perawat: assalamualaikum ibu, perkenalkan saya perawat chaula lutfia dari rumah sakit Telaga kasih,
yang kmrin merawat suami ibu, apakah benar ini dengan ibu Ana?

(menjadi sedih dan matanya berkaca-kaca)

Pasien: waalaikumsalam, benar sus, saya msih ingat, mari silahkan masuk

Perawat: baik ibu, terimakasih, nah Tujuan saya kesini adalah ingin melihat keadaan ibu Ana hari ini, dan
melakukan perbincangan terkait perasaan ibu ana. Nah kiranya memerlukan waktu kurang lebih 10
menit, apakah ibu ana bersedia?

Pasien: boleh sus (Ana terlihat menangis, pucat, lelah dan sedih)

Perawat: untuk tempatnya, apakah boleh disini?


Pasien: boleh sus

Perawat: baiklah, bagaimana perasaan ibu ana saat ini?

Pasien: saya masih merasa sedih, masih belum menerima kepergian suami saya. Masih sering teringat,
kadang saya merasa suami saya masih ada didekat saya. (matanya berkaca-kaca, observasi
penampilan)
Perawat: nah kira-kira ibu ana, apa yang membuat kesedihan ibu itu yang paling memuncak?

Pasien: jadi yang membuat saya sedih karena saya masih teringat betul kejadian detik detik suami saya
meninggal, dari suami saya sebelum masuk rs, yang pada saat itu suami saya itu nyeri dibagian perutnya
makin lama makin meningkat nyerinya dimalam itu, jadi pada saat itu saya telepon dokter lalu dokter
kasih obat (diarmorphine). Suami saya pun menjadi lebih tenang, namun nyerinya meningkat di pagi
harinya. Suami saya semakin menderita dan kondisinya makin memburuk. Lalu saya menelpon lagi
dokter dan kemudian dokter menyarankan untuk suami saya masuk rumah sakit untuk mendapatkan
pelayanan. (Mata Ana berkaca-kaca dan menangis saat berbicara)

Tapi yang membuat saya sedih itu, suami saya meniggalnya di rs.

Perawat; jadi ibu ana, kematian suami ibu ini adalah kematian yang baik, karena saat suami ibu
meninggal, suami ibu masih dalam perawatan, jadi suami ibu pergi dalam keadaan yang tenang , karena
nyeri yang dirasakan suami ibu juga sudah ditangani oleh tenaga kesehatan.

Pasien: tapi saya masih belum menerima, karena sebelum suami saya meninggal, suami saya titip pesan
bahwa dia ingin meninggal dirumah, jadi ini Merupakan penyesalan terbesar bagi saya disaat ini. Ini
semua salah saya

Perawat: baik ibu, ibu ana boleh merasa bersedih, bersalah, itu wajar ibu. tetapi kematian yang terjadi
pada suami ibu di rs itu bukan hal yang terencana ibu, walaupun suami ibu meminta dirumah, tetapi
Merupakan hal yang baik ketika ibu membawa suami ibu ke rs, berarti ibu sudah berusaha untuk
mengurangi rasa nyeri yang suami ibu rasakan. Jadi ibu ana jgn terlalu merasa bersalah.

Pasien: baik sus

Perawat: jadi ibu saya ingin menanyakan, apakah ibu Ana bisa tidur dengan nyenyak dan apakah ibu ana
makan dengan teratur?

Pasien: semenjak suami saya meninggal, saya kurang tidur, karena saya masih teringat dengan suami
saya, saya pun menjadi tidak berselera untuk makan, sehingga saya makn kadang sehari hanya 2 kali

Perawat: baik ibu ana, sebenarnya ibu tetap harus tidur dan makan dengan teratur, karena nantiknya
akan berpengaruh pada kesehatan ibu. Ibu jangan merasa sendiri, karena ibu juga mempunyai anak
yang sangat sayang dengan ibu, serta keluarga yang selalu mendukung ibu. Saya sebagai perawat dari rs
telaga kasih akan bersedia menemani ibu kapan pun ibu butuhkan untuk menemani ibu, kita bercerita-
cerita tentang perasaaan yang ibu rasakan, utk menghilangkan rasa sedih ibu dan mencari solusi
Bersama tentang masalah yang ibu rasakan.

Pasien: terimakasih sus yang telah memahami saya


Perawat: nah Ibu ana, sebenarnya Tujuan dari pelayanan perawatan dukungan berduka untuk keluarga
pasien yang meninggal (beravement care and support) ini agar ibu tidak merasakan kesedihan yang
berlarut-larut, memberikan dukungan, bercerita mengenai kesedihan ibu dan solusi yang baik.

Pasien: iya sus pelayanan ini akan sangat membantu orang-orang yang sedang berduka. (Mata Ana tidak
berkacakaca lagi, dan melanjutkan untuk berbicara tentang kematian suaminya)

Perawat: ibu ana, sebenarnya sedih itu Merupakan hal yang wajar yang kita rasakan saat kehilangan
orang yang kita cintai seperti ibu ana kn kehilangan suami ibu, nah itu wajar ibu, tapi yang perlu diingat
sedih yang berlarut-larut itu akan berisiko kepada kesehatan ibu, apalagi ibu mengatakan ibu tidur tidak
nyenyak dan tidak nafsu makan. Jadi ibu boleh sedih tapi jgn berlarut larut ibu

Pasien: baik sus. (Ana mulai terlihat lebih santai, berbicara dengan anda sepertinya sedikit menolong)

Perawat: baik ibu ana, jika ibu ana memerlukan sport atau dukungan seperti yang kita lakukan hari ini,
ibu bisa menghubungi kami di nomor yang kemarin saya berikan pada saat di rs, apakah ibu masih
menyimpannya? (Anda memastikan bahwa Ana masih memiliki nomer kontak anda)

Pasien: masih, saya masih menyimpannya

Perawat: bagaimana ibu ana, perasaannya sekarang?

Pasien: alhamdulillah saya sudah lebih baik dan merasa nyaman ketika ada teman untuk berbicara

Perawat: baik ibu, alhamdulillah kalau ibu ana sudah lebih baik dari sebelumnya, boleh ibu jelaskan apa
yang sudah kita bicarakan hari ini?

Pasien: jadi yang saya dapatkan hari ini adalah kematian suami saya adalah kematian yang baik, karena
saya sudah berusaha membawa suami saya ke rs sehingga suami saya juga meninggal dalam keadaan
tidak mengeluh nyeri lagi, dan kemudian saya juga harus memerhatikan kesehatan saya, karena saya
masih mempunyai anakanak yang keluarga yang selalu Bersama sya

Perawat: benar sekali ibu ana, jadi ibu ana, jika kedepannya ibu ana membutuhkan pelayanan ini lagi,
ibu ana dapat menghubungi kami di nomor yang telah ibu ana simpan. Dan terimaksih ibu ana atas
waktunya hari ini. Dan ini juga sudah 10 menit, kalau begitu, saya pamit dulu ibu. Saya harap
sedepannya ibu Bahagia, dan lebih baik lagi, tidak bersedih lagi

Pasien: baik sus, terimakasih banyak telah memberikan dukungan kepada saya

Anda mungkin juga menyukai