Profesional
Terdapat beberapa metode pemberian asuhan keperawatan yang digunakan di rumah sakit
pada saat ini, antara lain metode kasus, metode fungsional, metode tim, metode keperawatan
primer, differentiated practice, dan manajemen kasus.
Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP) merupakan salah satu sistem terstruktur
yang memungkinkan perawat memberikan asuhan keperawatan secara profesional dan
berkualitas. Sebagaimana menurut Hoffart & Woods (1996), model Asuhan Keperawatan
Profesional adalah suatu system, yaitu struktur, proses dan nilai- nilai, yang memungkinkan
perawat profesional mengatur pemberian asuhan keperawatan termasuk lingkungan untuk
menopang pemberian asuhan tersebut. Tujuan utama MPKP adalah untuk meningkatkan
mutu pelayanan keperawatan.
Beberapa penjelasan dari model subsistem sebagaimana yang diidentifikasi oleh Hoffart dan
Woods (1996), sebagai berikut (Sitorus,2006):
Nilai-nilai profesional sebagai inti model: Pada model ini perawat primer (PP) dan perawat
asosiasi (PA) membangun kontrak dengan klien/keluarga sejak klien/keluarga masuk ke suatu
ruang rawat yang merupakan awal dari penghargaan atas harkat dan martabat manusia.
Hubungan tersebut akan terus dibina selama klien dirawat di ruang rawat, sehingga
klien/keluarga menjadi mitra dalam memberi asuhan keperawatan. Pada pelaksanaan dan
evaluasi renpra, PP mempunyai otonomi dan akuntabilitas untuk mempertanggungjawabkan
asuhan yang diberikan termasuk tindakan yang dilakukan PA dibawah tanggung jawabnya.
Dengan kata lain PP mempunyai tanggung jawab untuk membina performa PA agar
melakukan tindakan berdasarkan nilai-n ilai profesional.
Hubungan Profesional: Pada model ini, hubungan antar profesional dalam tim kesehatan
dilakukan oleh PP. PP yang paling mengetahui tentang perkembangan kondisi klien sejak
awal masuk ke suatu ruang rawat sehingga mampu memberi informasi tentang kondisi klien
kepada profesi lain khususnya dokter.
Sistem kompensasi dan penghargaan: PP dan timnya berhak atas kompensasi serta
penghargaan untuk asuhan keperawatan. Pada tahap persiapan MPKP dilakukan penetapan
jumlah dan jenis tenaga perawat di ruang rawat tersebut, pengembangan standar renpra, dan
pelatihan. Penjelasan masing-masing item ini sebagai berikut :
Jumlah tenaga perawat: Jumlah tenaga perawat di suatu ruang rawat ditetapkan
berdasarkan derajat ketergantungan klien. Rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk perawatan
langsung (direct care) adalah berkisar 4-5 jam/klien/hari.
http://www.indonesian-publichealth.com/2014/01/model-praktek-keperawatan-profesional.html