Anda di halaman 1dari 8

Disalah satu rumah sakit di Surabaya terdapat pasien dengan penderita HIV/AIDS.

Pasien
bernama Ny. Erna dengan usia 20 tahun pada awalnya dibawah kerumah sakit dengan keluhan
BAB lebih dari 3x dalam sehari, dan tubuhnya mengeluarkan keringat yang berlebih. Pasien
mendapatkan perawatan dan minum obat secara rutin akan tetapi setelah mendapatkan perawatan
yang intensif kondisi pasien bukannya membaik akan tetapi sebaliknya, kondisi pasien justru
kian hari kian memburuk , pasien mengalami penaikan suhu tubuh serta mengalami penurunan
berat badan secara drastis. Dokter dan perawat pun melakukan pemeriksaan kembali berupa tes
darah. Ternyata dari hasil pemeriksaan pasien positif terkebna HIV/AIDS. Perawat pun
memberitahukan hal tersebut kepada keluarga pasien dan keluarga pasien sangat terkejut
mendengar hal tersebut dan keluarga berniat untuk tidak memberitahukan hal tersebut kepada
pasien.
Perawat : “Assalamu'alikum, Apakah benar ini dengan keluarga dari pasien yang bernama
Erna?”
Keluarga : “Wa’alaikum salam, iya saya ibunya. Ada apa sus?”
Perawat : “Ibu boleh bicara sebentar?”
Keluarga : “Oh... Baik sus”
Perawat : “Baik, mari ikut dengan saya”

Perawat dan Ibu pasien pun pergi menuju Nurse Station.

Perawat : “Silahkan duduk Bu” (sambil menunjuk kearah kursi)


Keluarga : (Ibu pasien duduk)
Perawat : “Begini Ibu, setelah dilakukan pemeriksaan laboratorium ternyata anak ibu
positif terkena HIV/AIDS” (sambil memperlihatkan hasil pemeriksaan)
Keluarga : “Astagfirullah, itu bukannya penyakit yang berbahaya dan mematikan ya?”
(dengan raut wajah kaget)
Perawat : “Iya Ibu, HIV/AIDS termasuk salah satu pentakit yang sangat berbahaya.
HIV/AIDS adalah penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh, sehingga pasien sangat
rentang untuk terkena penyakit. Pada saat anak Ibu batuk-batuk yang tak kunjung henti, itu
merupakan salah satu tanda bahwa sistem kekebalan tubuhnya sudah terserang oleh virus.
HIV/AIDS juga termasuk salah satu penyakit yang menular. Oleh sebab itu anak ibu akan kami
pindahkan ke ruangan isolasi, guna mencegah terjadinya penularan pada pasien lainnya”

Keluarga : “Bagaimana dengan pengobatannya sus, bisa sembuh kan?”


(sambil menangis dan terlihat panik)
Perawat : “Untuk sembuh, kemungkinannya memang kecil, akan tetapi kita dapat
menekan pergerakan dari virus tersebut, agar virus tidak menimbulkan kerusakan yang semakin
parah”
Keluarga : “Tapi.. apa penyebabnya apa sus? (dengan wajah yang cemas)
Perawat : “Biasanya virus ini bisa ditularkan dari penggunaan jarum suntik, pergaulan
bebas, atau dari ibu yang terinfeksi HIV/AIDS yang kemudian menyusui anaknya. Nah
bagaimana dengan pola pergaulan dan lingkungan anak ibu sendiri?”
Keluarga : “Setau saya anak saya sering keluar malam, dan saya tidak dapat memantau
anak saya selama 24 jam. Dikarenakan saya bekerja paruh waktu”
Perawat : “Ohh... kalau begitu sebaiknya kita fokus saja ke pengobatan yang akan
ditempuh anak Ibu”
Keluarga : “Iya sus.. tolong sembuhkan anak saya ya sus..”

Ibu pasien pun kembali menuju ke ruangan dimana anaknya dirawat, dan ia memberitahukan
hal tersebut kepada anaknya.

Keluarga : “Assalamu'alaikum” (dengan raut wajah yang lemas dan mata yang sembab)

Pasien : “Waalaikumsalam, mamah kenapa?”

Keluarga : (langsung memeluk anaknya)

Pasien : “Kenapa mah?”

Keluarga : “Nak, ada yang ingin mamah sampaikan, kamu harus kuat ya nak...”

Pasien : “Memangnya ada apa mah? Aku sakit apa mah?”


Keluarga : “Tadi setelah mamah dipanggil sama perawat terkait dengan kondisi kamu saat
ini. (menghela nafas). Kamu harus rajin minum obat ya nak, biar kamu cepet sembuh”

Pasien : “Memangnya aku sakit apa?”

Setelah beberapa hari mendapatkan perawatan, kondisi pasien tak kunjung membaik.

Pasien : “Mah aku tuh kenapa sih? Kok semakin hari aku merasa kalau kondisi aku
semakin lemah, badan aku juga jadi kurus”

Keluarga : “Sebenarnya kamu itu sakit HIV/AIDS”

Pasien : (hanya terdiam dan menangis)

Keluarga : “Kamu yang sabar nak, mamah juga mengusahakan yang terbaik buat
kesembuhan kamu”

Dihari yang berbeda, Perawat pun kembali menuju ke ruangan dimana pasien dirawat..
Perawat : “Assalamu'alaikum’’
Pasien : ‘’Wa'alaikumsalam sus”
Perawat : “Boleh saya masuk ?”
Pasien : “ Iya sus silahkan”
Perawat : “ kalau boleh tahu namanya siapa?”
Pasien : “Nama saya Erna sus”
Perawat : “Berapa tanggal lahirnya?’’
Pasien : “ 20 Oktober 2000 sus’’
Perawat : “ Sebentar ya saya cocokan dulu dengan gelang pasien. Baik sudah cocok ya. Baik
untuk adik Erna perkenalkan nama saya Sitti Lathifa Mahasiswi dari Universitas Nahdlatul
Ulama Surabaya yang sedang praktik spititual, hal ini bertujuan untuk membantu adik erna
dalam memenuhi kebutuhan spiritual. Semua informasi yang adik erna berikan akan saya jaga
kerahasiannya kecuali jika ada tim kesehatan lainnya membutuhkan . waktu yang saya butuhkan
sekitar 15 menit , apakah adik erna bersedia?”
Pasien : ‘’ Oh iya sus silahkan, saya bersedia “
Perawat : “Baik kalau begitu, apakah saya boleh duduk di sini Dik?” (menunjuk kursi yang ada
disamping tempat tidur)
Pasien : “Iya sus silahkan”
Perawat : “Terimakasih, sebelumnya apakah posisi adik sudah nyaman seperti ini?”
Pasien : “ Sudah sus”
Perawat : “Saya izin bertanya, apakah saat ini adik erna mempunyai masalah?”
Pasien : “Ya masalah saya saat ini itu ya penyakit saya sus”
Perawat :”Maaf, Kalau boleh saya tahu apa agama adik erna?”
pasien :”Saya Islam sus”
Perawat : “Baik, Apakah adik memiliki keluhan tentang kehidupan beribadah ?”
Pasien : “Kalau Ibadah Alhamdulillah saya tidak ada masalah sus, saya tetap melakukan Ibadah
seperti biasa namun sesuai kemampuan saya sus”
Perawat : “ Menurut adik, Arti hidup adik seperti apa?
Pasien: "Hidup saya itu menurut saya adalah ujian dan tantangan."
Perawat: "Adakah peristiwa atau pengalaman tertentu yang memberikan arti bagi hidup Adik
dan membuat hidup adik menjadi berubah?"
Pasien: "Peristiwa yang paling memberikan arti bagi saya ketika saya mengetahui kondisi
kesehatan saya, Hal itu membuat hidup saya semakin ingin mendekatkan diri kepada Allah Swt.
Ingin melakukan Ibdah dengan semaksimal mungkin dan ingin selalu berbuat baik semampu
saya kepada setiap orang."
Perawat: "Apa hal yang paling penting dalam kehidupan ini?"
Pasien: "Keyakinan saya bahwa Allah Swt. Selalu memberikan yang terbaik bagi hamba-Nya
serta dukungan yang tidak berhenti dari keluarga saya."
Perawat: "Ketika Adik menghadapi suatu masalah, Siapakah orang yang biasanya menolong
adik?"
Pasien: "Keluarga saya, sus."
Perawat: "Adakah suatu masalah yang membuat adik berubah dalam menjalani hidup?
Misalnya kejadian atau pengalaman tertentu yang membuat adik lebih mendekatkan diri
kepada Allah Swt."
Pasien: "Saat saya di diagnosa mengidap penyakit HIV, Saya menjadi terpuruk dan itu sangat
mengubah hidup saya. Sehingga saya lebih mendekatkan diri kepada Allah Swt."
Perawat: "Apa arti suatu masalah bagi adik?"
Pasien: "Masalah menurut saya adalah ujian bagi saya karena dibalik masalah yang saya hadapi
pasti ada hikmah yang dapat diambil."
Perawat: "Menurut adik orang yang sehat itu seperti apa?"
Pasien: "Orang yang sehat menurut saya adalah orang yang dapat beraktivitas seimbang antara
kegiatan dunia dengan akhirat tanpa adanya hambatan dalam menjalankannya."
Perawat: "Sekarang menurut adik orang sakit itu seperti apa?"
Pasien: "Menurut saya sakit itu ujian dari Allah Swt. Untuk membersihkan dosa-dosanya."
Perawat: "Apakah masalah yang pernah adik alami bisa mengubah perasaan atau tingkat emosi
diri adik sendiri?"
Pasien: "Iya, Ketika ada masalah seketika itu juga sering mempengaruhi kadar perasaan dan
emosi saya, sehingga saya mudah stress."
Perawat: "Apakah adik mempunyai sahabat atau orang terdekat?"
Pasien: "Iya, Saya mempunya sahabat yang selalu mendukung saya."
Perawat: "Biasanya ketika adik mempunya suatu masalah, dukungan apa yang mereka berikan?
Berupa materi (uang) atau psikososial (motivasi)?"
Pasien: "Mereka tidak pernah berhenti memberikan saya semangat dan selalu mengingatkan
bahwa apa yang terjadi pada diri saya sudah harus terjadi dan saya harus tetap bersabar karena
semua ini adalah ujian dari Allah Swt. Agar saya menjadi manusia yang lebih baik lagi."
Perawat: "Bagaimana wujud pehatian sahabat adik kepada adik?"
Pasien: "Dukungan dan kehadiran mereka yang tidak pernah berhenti."
Perawat: "Bagaimana sikap mereka terhadap keluarga adik? Apakah sering memberikan
dukungan kepada anggota keluarga adik?"
Pasien: "Sahabat saya itu sudah seperti keluarga sendiri. Mereka tidak pernah berhenti
memberikan dukungan kepada saya maupun keluarga saya."
Perawat: "Apakah adik sering menceritakan suatu masalah yang sedang adik alami kepada
sahabat adik?"
Pasien: "Iya, Sering Sus. Saya ketika ada suatu masalah sering becerita kepada sahabat saya
karena saya sudah percaya jika sahabat saya tidak akan membicarakannya kepada siapapun."
Perawat: "Apakah adik menunjukkan hal yang sedang adik butuhkan kepada dahabt adik ketika
ada suatu masalah?"
Pasien: "Iya, Saya cukup dekat dengan sahabat saya, jadi saya selalu terus terang tentang
apapun kepada sahabat saya."
Perawat: "Apakah adik merasakan adanya suatu dukungan yang diberikan oleh sahabat-sahabat
adik ketika adik mendapatkan suatu masalah?"
Pasien: "Tentu, sus. Mereka tidak pernah absen dalam memberikan suatu dukungan."
Perawat: "Bagaimana kebiasaan beribadah adik, baik dalam keluarga maupun masyarakat?"
Pasien: "Saya selalu beribadah tepat waktu dan terkadang saya melakukannya dengan
berjama'ah."
Perawat: "Bagaimana peran anggota keluarga atau sahabat adik dalam menjalankan kebiasaan
beribadah?"
Pasien: "Orang-orang terdekat saya sangat baik, mereka juga rajin melaksanakan ibadah dan
selalu saling mengingatkan satu sama lain untuk beribadah."
Perawat: "Seberapa sering adik mengikuti kajian keagamaan?"
Pasien: "Saya mengikuti kajian keagamaan kurang lebih 2X dalam 1 bulan."
Perawat: "Ketika adik memiliki masalah, Apakah masalah tersebut mempengaruhi atau
mengganggu kebiasaan adik dalam beribadah?"
Pasien: "Tidak, sus. Saya tetap beribadah seperti biasa."
Perawat: "Dalam keadaan seperti apa adik membutuhkan dukungan spiritual?"
Pasien: "Ketika saya sedang merasa sangat sedih karena penyakit yang saya idap."
Perawat: "Apakah ada perubahan tentang pandangan adik mengenai keyakinan dalam
beragama pada saat ini dam masa lalu?"
Pasien: "Tidak ada, sus."
Perawat: "Bagaimana kebiasaan beribadah adik sekarang dibandingkan dengan dulu sebelum
mengidap penyakit HIV/AIDS?"
Pasien: "Semenjak saya sakit, Saya belum pernah melakukan ibadah seutuhnya, saya hanya
berdoa saja."
Perawat: "Apakah cita-cita yang adik impikan dahulu sudah tercapai?"
Pasien: "Iya. Alhamdulillah sudah sus."
Perawat: "Apakah aktivitas adik mengganggu ibadah adik?"
Pasien: "Alhamdulillah tidak, sus."
Perawat: "Apakah saat adik sakit, akan mengganggu ibadah adik?"
Pasien: "Ibadah saya tidak terganggu hanya saja ada keterbatasan ketika kondisi saya sedang
memburuk."
Perawat: "Apakah kondisi tersebut akan meningkatkan atau menurunkan keimanan adik?"
Pasien: "Saat keadaan saya memburuk itu membuat saya semakin mendekatkan diri dan lebih
mengingat kepada Allah Swt."
Perawat: "Baik. Berhubung adik sudah memberikan keterangan tentang kondisi spiritual adik
dengan cukup lengkap, tidak terasa waktu kita sudah berakhir ya dik. Nah, Bagaimana perasaan
adik saat ini?"
Pasien: "Saya merasa lebih lega dan tenang, sus. Karena daya dapat berbagi cerita dengan
suster."
Perawat: "Alhamdulillah kalau begitu saya merasa senang mendengarnya. Baik dik, sekarang
saya permisi dulu ya, Nanti 3 jam lagi saya akan kembali untuk memberikan obat yang harus
adik minum."
Pasien: "Oh iya baik, sus. Terima kasih sudah mau mendengarkan saya sus."
Perawat: "Adik tetap semangat ya, terus berikhtiar dan berdo'a agar Allah Swt. memberikan
yang terbaik bagi adik."
Pasien: "Iya, sus Aamiin... Terimakasih sus."
Perawat: "Iya, Terimakasih kembali atas waktunya, Semoga adik cepat pulih ya, selamat
beristirahat. Saya permisi (tersenyum rendah). Assalamu'alaikum."
Pasien: "Aamiin, Sama-sama sus. Wa'alaikumsalam."
Setelah itu perawat meninggalkan ruangan pasien dan menemui dokter untuk membicarakan
terkait perkembangan penyakit pada pasien tersebut dan langkah apa yang harus dilakukan.
Perawat: "Assalamu'alaikum."
Dokter: "Wa'alaikumsalam."
Perawat: "Bolehkah saya masuk?"
Dokter: "Iya, Silahkan."
Perawat : “ Maaf dok menganggu waktunya, saya mau konfirmasi terkait pasien yg bernama
lathifa yang mengidap HIV/AIDS.

Anda mungkin juga menyukai