Anda di halaman 1dari 6

JI-KES: Jurnal Ilmu Kesehatan

Volume 2, No. 1, Agustus 2018: Page 23-28


ISSN: 2579-7913

PENERAPAN MODEL COACHING


SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEPUASAN MASYARAKAT DALAM
PELAYANAN KESEHATAN DI POSYANDU LANSIA

Achmad Junaedi1), Titik Suhartini2)


ahmatjunaedi2014@gmail.com
Prodi DIII Keperawatan, STIKES Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan Probolinggo

ABSTRAK

Jumlah lanjut usia di Indonesia semakin bertambah dan hal ini membawa pengaruh
besar dalam pengelolaan masalah kesehatannya. Kesehatan fisik dan mental merupakan faktor
utama dalam peningkatan usia harapan hidup. Untuk menjaga kesehatan fisik dan mental
diperlukan upaya pembinaan lansia melalui puskesmas dengan mendirikan posyandu lansia.
Tujuan penelitian ini adalah menganalisis penerapan model coaching sebagai upaya
meningkatkan kepuasan masyarakat dalam pelayanan kesehatan di posyandu lansia. Penelitian
ini menggunakan desain penelitian pra eksperimen dengan metode one-group pretest-posttes
design. Populasinya adalah seluruh kader di Desa Sidorejo. Teknik sampling yang digunakan
adalah total sampling berjumlah 20 kader dan 60 lansia. Pengumpulan data dengan
menggunakan kuesioner. Analisa data dengan paired T Test untuk mengetahui pengaruh antara
dua variabel dengan tingkat kemaknaan p ≤ 0,05. Hasil penelitian diperoleh kepuasan
responden sebelum dilakukan penerapan model coaching sebagian besar kurang puas (65%).
Sedangkan kepuasan setelah penerapan model coaching sebagian besar merasakan puas
(86,7%). Hasil uji analisa data diperoleh kesimpulkan ada pengaruh penerapan model coaching
sebagai upaya meningkatkan kepuasan masyarakat dalam pelayanan kesehatan di posyandu lansia.
Proses coaching merupakan kegiatan pendampingan yang sangat memberikan pengaruh baik
terhadap coachee. Proses yang berkesinambungan dapat memberikan perubahan yang
signifikan terhadap bentuk pelayanan kesehatan khususnya yang dilakukan oleh kader
kesehatan.

Kata kunci : coaching, kepuasan, posyandu lansia

ABSTRACT

The number of elderly in Indonesia is growing. It has a major impact on the management
of health problems. Physical and mental health is a major factor in increasing life expectancy.
In maintaining physical and mental health is required effort of coaching elderly group through
puskesmas by establishing posyandu for elderly. This research used pre experimental research
design with one-group pretest-posttes design method. The population was all cadres in Sidorejo
Village. The sampling technique used was total sampling amounted to 20 cadres and 60 elderly.
Analysis of data user paired T Test to determine the effect between two variables with
significance level p ≤ 0.05. The result of the research was the satisfaction of respondent before
the implementation of coaching model mostly with less satisfied (65%). While satisfaction after
application of coaching model mostly feel satisfied (86,7%). The results of data analysis test
obtained that there was influence of application of "Coaching" model as efforts to improve
public satisfaction in health care at posyandu for elderly. The coaching process is an advisory
activity that greatly influences both coachee and coachee service suggestions. Continuous
processes can provide significant changes to the form of health services especially those
conducted by health cadres.

Keywords: coaching, satisfaction, posyandu for elderly

-23-
Achmad Junaedi dkk., Penerapan Model Coaching sebagai Upaya Meningkatkan Kepuasan Masyarakat
dalam Pelayanan Kesehatan di Posyandu Lansia

1. PENDAHULUAN membantu tenaga kesehatan sangat berperan


penting dalam keaktifan pelaksanaan
Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu)
posyandu lansia.
merupakan pusat pelayanan kesehatan yang
Peran serta lansia dalam kegiatan
dikelola dan diselenggarakan untuk dan oleh
posyandu lansia selain dipengaruhi oleh
masyarakat dengan dukungan teknis dari
faktor internal dari lansia juga dipengaruhi
petugas kesehatan dalam rangka pencapaian
oleh faktor pemberi pelayanan kesehatan
Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera
seperti perawat atau bidan dan juga peran
(NKKBS) (Depkes RI, 2013).
serta kader. Pelayanan yang baik akan
Angka kesakitan penduduk lansia
memberikan nilai kepuasan bagi lansia
tahun 2012 sebesar 26,93%. Bila dilihat
sehingga lansia bisa lebih berperan aktif
perkembangannya dari tahun 2005-2012,
dalam kegiatan posyandu lansia. Kader
derajat kesehatan penduduk lansia mengalami
mempunyai peran penting dalam pelaksanaan
peningkatan yang ditandai dengan
kegiatan posyandu. Kemampuan dari seorang
menurunnya angka kesakitan pada lansia.
kader juga akan mempengaruhi cara
Menurut survey Riskesdas tahun 2006 jumlah
memberikan pelayanan terhadap masyarakat.
lansia 19 juta, dengan usia harapan hidup
Tugas kader yang sangat berhubungan
66,2 tahun, tahun 2010 jumlah lansia
dengan kepuasan layanan kesehatan,
sebanyak 14.439.967 jiwa (7,18%) dan pada
menuntut kemampuan yang lebih dari
tahun 2013 meningkat menjadi 35.594.671.
seorang kader. Kegiatan pelatihan ataupun
Pada tahun 2020 diperkirakan sebesar 28,8
pembekalan seringkali dilakukan untuk
juta (11,34%), dengan usia harapan hidup
meningkatkan pemahaman kader terhadap
71,1 (Depkes RI, 2013). Kesehatan fisik dan
tugasnya. Metode coaching sangat membantu
mental merupakan faktor utama dalam
dalam meningkatkan kemampuan kerja dari
peningkatan usia harapan hidup. Dalam
kader. Coaching sebagai bentuk kemitraan
menjaga kesehatan fisik dan mental
bersama coachee untuk memaksimalkan
diperlukan upaya pembinaan kelompok lansia
potensi pribadi dan professional yang
melalui puskesmas dengan mendirikan
dimilikinya melalui proses yang menstimulasi
posyandu lansia. Proses pembinaan dilakukan
dan mengeksplorasi pemikiran dan proses
melalui proses mentoring (coaching).
kreatif. Tujuan dalam penelitian ini adalah
Coaching dalam supervisi lebih efektif
menganalisa penerapan metode coaching
dibanding mentoring dalam supervisi
sebagai upaya meningkatkan kepuasan
terhadap pengembangan kompetensi klinis,
masyarakat dalam pelayanan posyandu
komunikasi dan personal dan profesional
lansia.
(Subramaniam. A, Silong. A, Uli. J & Ismail.
I, 2015). Salah satu upaya untuk
2. METODE PENELITIAN
meningkatkan mutu pendidikan, salah
satunya didukung dengan melakukan Desain penelitian yang digunakan adalah
program supervisi akademik yang dilandasi Pra Eksperimen. Populasinya adalah kader
coaching (Okprina & Roesminingsih, 2014). berjumlah 20 responden dan lansia berjumlah
Supervisi klinik dengan pendekatan coaching 60 responden di Desa Sidorejo. Teknik
dapat meningkatkan kualitas pelayanan sampling menggunakan total sampling. Teknik
perawat (Alleyne & Jumaa, 2007). pengumpulan data menggunakan kuesioner.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan di Variabel independen dalam penelitian ini
Desa Sidorejo pada tanggal 18 Agustus 2017, penerapan metode coaching dan variabel
yang dilakukan dengan cara wawancara dependennya adalah kepuasan masyarakat.
kepada perawat diperoleh data bahwa Berdasarkan hasil observasi yang telah
posyandu lansia sudah dilaksanakan secara terkumpul, selanjutnya dilakukan tabulasi dan
aktif sejak 2 tahun yang lalu, pemberian dianalisis dengan Paired Sample T Test ini
pelayanannya dibantu oleh kader yang ada di untuk mengetahui pengaruh antara dua variabel
Desa Sidorejo yang berjumlah 15 kader. kategorik dengan tingkat kemaknaan p ≤ 0,05.
Posyandu lansia dilaksanakan 1 (satu) kali Seluruh pengolahan data statistik dilakukan
dalam 1 (satu) bulan pada awal bulan. Kader dengan menggunakan bantuan komputer SPSS.
sebagai bagian dari pemberi pelayanan yang

-24-
Achmad Junaedi dkk., Penerapan Model Coaching sebagai Upaya Meningkatkan Kepuasan Masyarakat
dalam Pelayanan Kesehatan di Posyandu Lansia

3. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan tabel 3 diperoleh


informasi sebagian besar kepuasan
Hasil
sebelum penerapan metode coaching
Data umum dari penelitian ini meliputi dengan kategori kurang puas (65%).
karakteristik responden yang terdiri dari usia,
jenis kelamin, yaitu sebagai berikut: Tabel 4. Distribusi frekuensi responden,
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik berdasarkan berdasarkan Kepuasan
Responden (kader), Berdasarkan responden Sesudah Penerapan
Usia dan pekerjaan pada kader di Metode Coaching di Desa Sidorejo
Desa Sidorejo Bulan Maret 2018 Bulan Maret 2018
Kepuasan Responden f %
Karakteristik f %
Puas 52 86,7
Usia (Tahun) Kurang Puas 8 13,3
20 – 25 5 25 Tidak Puas 0 0
26 – 31 12 60 Jumlah 60 100
32 – 37 3 15 Sumber : data primer, penelitian 2018
Pekerjaan
Ibu Rumah Tangga 17 85
Berdasarkan tabel 4 diperoleh
Swasta 3 15 informasi sebagian besar kepuasan sebelum
Sumber: data primer, penelitian 2018 penerapan metode coaching dengan kategori
kurang puas (65%).
Berdasarkan tabel 1 diperoleh informasi
sebagian besar usia 26 – 31 tahun (60%) dan Analisis Data
pekerjaan sebagian besar ibu rumah tangga Analisis pengaruh penerapan metode
(85%). coaching sebagai upaya meningkatkan
kepuasan masyarakat dalam pelayanan
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Karakteristik posyandu lansia tahun 2018
Responden, Berdasarkan Umur, Berdasarkan hasil analisis Paired-Samples
Jenis Kelamin pada lansia di Desa T Test didapatkan P = 0,000, sehingga P=
Sidorejo Bulan Maret 2018 0,000 < α = 0,05. Kesimpulan hipotesanya adalah
Karakteristik f % ada pengaruh penerapan metode coaching sebagai
Umur (Tahun) upaya meningkatkan kepuasan masyarakat dalam
60 – 74 45 75 pelayanan posyandu lansia.
75 - 90 15 25
Jenis Kelamin Pembahasan
Laki – Laki 47 78,3
Perempuan 13 21,7 Kepuasan Responden Sebelum Penerapan
Sumber: data primer, penelitian 2018
Metode Coaching

Berdasarkan tabel 2 diperoleh informasi Berdasarkan hasil penelitian


sebagian besar usia 60-74 tahun (75%) dan didapatkan bahwa sebagian besar
jenis kelamin sebagian besar laki-laki (78,3%). kepuasan lansia sebelum dilakukan
penerapan coaching adalah kurang puas
Tabel 3. Distribusi frekuensi responden, sebanyak 65 responden (75%).
berdasarkan Kepuasan responden Kata kepuasan berasal dari bahasa
Sebelum Penerapan Metode Latin satis, artinya cukup baik atau
Coaching di Desa Sidorejo Bulan faction (melakukan atau membuat).
Maret 2018 Sehingga secara sederhana dapat
diartikan sebagai usaha pemenuhan
Kepuasan Responden f % sesuatu. Untuk meningkatkan mutu
Puas 21 35 pelatihan kesehatan tidak ada pilihan lain
Kurang Puas 39 65 kecuali peningkatan profesionalisme
Tidak Puas 0 0 sumber daya manusia, sebagai modal
Jumlah 60 100 utama layanan kepada masyarakat, serta
Sumber : data primer, penelitian 2018 berupaya terus menerus melakukan

-25-
Achmad Junaedi dkk., Penerapan Model Coaching sebagai Upaya Meningkatkan Kepuasan Masyarakat
dalam Pelayanan Kesehatan di Posyandu Lansia

berbagai efisiensi dan diferensiasi kader kesehatan akan memberikan


layanan yang mampu meningkatkan kepuasan yang berbeda kepada lansia.
output. Untuk itu pihak pemberi layanan
kesehatan dituntut terus mengenali dan Kepuasan Responden Sesudah Penerapan
merespon berbagai faktor eksternal yang Metode Coaching
perlu dipertimbangkan.
Berdasarkan hasil penelitian setelah
Menurut Sugiharto (2012)
dilakukan metode coaching diperoleh sebagian
mendefinisikan kepuasan sebagai tingkat
besar kepuasan lansia mengatakan puas
perasaan seseorang setelah
sebanyak 52 responden (86,7%).
membandingkan kinerja atau hasil yang
Coaching Bermanfaat Bagi
dirasakannya dengan harapannya. Tingkat
Peningkatan Kinerja. Faktor-faktor yang
kepuasan merupakan fungsi dari
membuat coaching sangat diperlukan dalam
perbedaan antara kinerja yang dirasakan
meningkatkan kinerja, antara lain: Perubahan
dengan harapan. Apabila kinerja sesuai
yang cepat pada lingkungan kerja secara lokal
harapan, maka pelanggan akan sangat
dan global yang memiliki dampak secara
puas. Sedangkan bila kinerja melebihi
langsung dengan kinerja, Perubahan
harapan, maka pelanggan akan merasakan
organisasi, downsizing, restructuring, mergers
sangat puas. Harapan pelanggan dapat
dan bertumbuhnya organisasi baru dari luar
dibentuk oleh pengalaman masa lampau.
(pasar bebas), yang membuat pendekatan
Pelanggan yang puas akan setia lebih
manajemen tradisional harus diubah menjadi
lama, kurang sensitif terhadap harga dan
pendekatan modern, Pendekatan pool of talent
memberi komentar yang baik.
yang lambat dan kesulitan dalam menarik dan
Kepuasan layanan kesehatan dapat
mempertahankan top talent, sehingga
terlihat pada kegiatan posyandu yang
pelayanan kesehatan harus berkomitmen
merupakan pusat pelayanan keluarga
dalam pengembangan individu. Kompetisi top
berencana dan kesehatan yang dikelola
talent dari berbagai tempat pelayanan
dan diselenggarakan untuk dan oleh
kesehatan lain yang tanpa batas, Terdapat
masyarakat dengan dukungan teknis dari
celah yang luas antara apa yang telah dilatih
petugas kesehatan dalam rangka
sebelumnya pada supervisor up, dengan
pencapaian Norma Keluarga Kecil
kenyataan dinamika pertumbuhan mutu
Bahagia Sejahtera (NKKBS). Posyandu
pelayanan kesehatan yang menuntut para
atau pos pelayanan terpadu, merupakan
pimpinan untuk meningkatkan performa kerja
salah satu bentuk pelayanan kesehatan
yang lebih baik untuk dapat berkompetisi,
yang diselenggarakan oleh masyarakat
Terdapat kegelisahan dari sebagian besar
untuk masyarakat dengan dukungan
perawat dan pemimpin organisasi yang
tehnis dari petugas kesehatan.
bergelut dengan kekhawatiran job insecurity,
Pelayanan menjadi ujuang tombak
dan tekanan yang meningkat untuk terus-
tercapaianya derajat kesehatan
menerus menumbuhkan performa kerja,
masyarakat, khususnya pada lansia yang
Adanya gap generation, sehingga diperlukan
menjadi sasaran target capaian kesehatan
kemampuan pemimpin untuk berkolaborasi
untuk memperpanjang masa lansia.
dengan generasi yang berbeda, sehingga
Banyak program kegiatan dibawah
mereka merasa dikembangkan dan
naungan puskesmas yang diselenggarakan
diperhatikan. Hal ini akan meminimalkan
untuk memberikan jaminan dan fasilitas
adanya turn over pekerja (Pramudianto, 2015).
kesehatan. Pelayan kesehatan tidak hanya
Untuk meningkatkan mutu pelatihan
dalam bentuk penyediaan fasilitas dan
kesehatan tidak ada pilihan lain kecuali
sarana tetapi juga menekankan pada
peningkatan profesionalisme sumber daya
bentuk layanan yang harus diberikan. Hal
manusia, sebagai modal utama layanan kepada
ini dapat dipengaruhi oleh pemberi
masyarakat, serta berupaya terus menerus
layanan kesehatan. Kegiatan posyandu
melakukan berbagai efisiensi dan diferensiasi
lansia melibatkan peran serta dari kader
layanan yang mampu meningkatkan output.
kesehatan untuk membantu memberikan
Untuk itu pihak pemberi layanan kesehatan
pelayanan secara maksimal. Baik
dituntut terus mengenali dan merespon
tidaknya pelayanan yang diberikan oleh

-26-
Achmad Junaedi dkk., Penerapan Model Coaching sebagai Upaya Meningkatkan Kepuasan Masyarakat
dalam Pelayanan Kesehatan di Posyandu Lansia

berbagai faktor eksternal yang perlu kesetaraan, maka coaching berfokus pada
dipertimbangkan. tujuan dan mendukung coachee agar dapat
Menurut Sugiharto (2012) mencapai hasil yang lebih baik
mendefinisikan kepuasan sebagai tingkat dibandingkan coachee yang melakukan
perasaan seseorang setelah membandingkan proses eksplorasi sendiri, Pemberdayaan,
kinerja atau hasil yang dirasakannya dengan inilah yang membedakan coaching dengan
harapannya. Tingkat kepuasan merupakan jenis pengembangan pribadi lainnya. Proses
fungsi dari perbedaan antara kinerja yang memberdayakan pikiran berbeda dengan
dirasakan dengan harapan. Apabila kinerja instruksi, mengarahkan, atau perintah satu
sesuai harapan, maka pelanggan akan sangat arah saja. Memberdayakan pikiran
puas. Sedangkan bila kinerja melebihi cenderung dalam bentuk dialog, diskusi atau
harapan, maka pelanggan akan merasakan tanya jawab antara seorang coach dan
sangat puas. Harapan pelanggan dapat coahee yang memancing/merangsang proses
dibentuk oleh pengalaman masa lampau. berfikir mendalam pada diri coachee
Pelanggan yang puas akan setia lebih lama, tersebut. Dari proses memberdayakan
kurang sensitif terhadap harga dan memberi pikiran tersebut akan mampu menggali
komentar yang baik. inspirasi coachee menemukan jawaban-
Pelanggan dalam hal ini adalah lansia jawaban sendiri yang mungkin mereka tidak
membutuhkan pelayanan yang baik dari para sadar sebelumnya, Optimalisasi. Peran
pemberi pelayanan (kader kesehatan). seorang coach bukan hanya memastikan
Pemberi pelayanan kesehatan dalam hal ini coachee menemukan jawaban dari masalah
adalah kader kesehatan, memberikan atau tantangannya, dan juga memastikan
dampak yang luar biasa terhadap bagaimana jawaban tersebut diterapkan oleh
penerimaan pelayanan bagi lansia. Kegiatan coachee dalam bentuk tindakan-tindakan
pendampingan metode coaching nyata yang pada akhirnya mampu
memberikan hasil yang baik dalam mengoptimalkan potensi pribadi atau
pemberian pelayanan kesehatan. Di dalam profesional mereka, bergantung dalam
pelaksanaannya lebih menekankan pada konteks apa proses coaching itu sedang
pemberian pelayanan yang berbasis dilakukan (Pramudianto, 2015).
humanistik dan memahami masing-masing Kegiatan pendampingan yang
kebutuhan lansia. dilakukan secara intensif kepada kader dapat
menambah kemampuan kader dalam
Analisis Pengaruh Penerapan Metode memberikan pelayanan kesehatan kepada
Coaching sebagai Upaya Meningkatkan lansia. Kader lebih caring atau peduli
Kepuasan Masyarakat dalam Pelayanan dengan lansia, peka terhadap kebutuhan dan
Posyandu Lansia Tahun 2018 keluhan lansia, lebih sabar dalam
memberikan pelayanan. Sikap tersebut dapat
Berdasarkan hasil analisis Paired-
memberikan perubahan respon kepuasan
Samples T Test didapatkan P = 0,000,
dari lansia. Dampak lainnya adalah lansia
sehingga P = 0,000 < α = 0,05. Kesimpulan
lebih aktif mengikuti kegitan posyandu
hipotesanya adalah, ada pengaruh
lansia karena mendapatkan pelayanan yang
penerapan metode coaching sebagai upaya
baik dari kader dan petugas kesehatan.
meningkatkan kepuasan masyarakat dalam
pelayanan posyandu lansia tahun 2018.
4. KESIMPULAN DAN SARAN
Coaching sebagai bentuk kemitraan
bersama coachee untuk memaksimalkan Kesimpulan
potensi pribadi dan professional yang
Kepuasan masyarakat tentang pelayanan
dimilikinya melalui proses yang
posyandu lansia sebelum dilakukan coaching
menstimulasi dan mengeksplorasi pemikiran
sebagian besar kurang puas. Kepuasan
dan proses kreatif. Coaching ditekankan
masyarakat tentang pelayanan posyandu lansia
pada 3 (tiga) hal: kemitraan, pemberdayaan
sesudah dilakukan coaching sebagian besar
dan optimalisasi. Kesetaraan ini berarti
puas. Ada pengaruh penerapan metode
tidak ada pihak yang otoritasnya lebih
coaching terhadap kepuasan masyarakat
tinggi. Berdasarkan prinsip kemitraan dan
tentang pelayanan posyandu lansia.

-27-
Achmad Junaedi dkk., Penerapan Model Coaching sebagai Upaya Meningkatkan Kepuasan Masyarakat
dalam Pelayanan Kesehatan di Posyandu Lansia

Saran
Kepuasan dalam pelayanan kesehatan Depkes. RI. (2013). Profil Kesehatan
tidak hanya dipengaruhi oleh tersedianya Indonesia, JNPK – FR, Jakarta.
fasilitas dan sarana kesehatan, tetapi juga
Okprina DM, Roesminingsih E. (2015).
dipengaruhi oleh pemberi pelayanan
Strategi Komunikasi Pengawas
kesehatan. Kemampuan dalam memberikan
Pendidikan Menengah Di Lingkup Dinas
pelayanan kesehatan memerlukan kemampuan
Pendidikan Kabupaten Gresik. Jurnal
terutama dalam melatih diri untuk bersikap
Inspirasi Pendidikan, 4(4):108-121,
menghargai dan peka terhadap kebutuhan
diakses tanggal 07 Agustus 2017.
masyarakat. Apalagi yang menjadi sasaran
layanan kesehatannya adalah lansia, yang Pramudianto. (2015). I’m Coach. CV Andi
mempunya keterbatasan secara fisik dan Offset, Yogyakarta.
mengalami penurunan fungsi kesehatan karena Sugiharto. AS. (2012). Manajemen
faktor usia. Metode coaching yang dilakukan Keperawatan, Aplikasi MPKP, EGC,
kepada pemberi pelayanan kesehatan, mampu Jakarta.
memberikan perubahan terhadap layanan
kesehatan terutama dalam kegiatan posyandu Subramaniam A, Silong A, ULi J, Ismail I.
lansia. (2015). Effects of coaching supervision,
mentoring supervision and abusive
5. REFERENSI supervision on talent development
among trainee doctors in public
Alleyne J, Jumaa MO. (2007). Building the hospitals, moderating role of clinical
capacity for evidence-based clinical learning environment. BMC Med
nursing leadership: the role of executive Educ.;15:129, diakses tanggal 07
co-coaching and group clinical Agustus 2017
supervision for quality patient services. J
Nurs Manag. Mar;15(2):230-243,
diakses tanggal 07 Agustus 2017.

-28-

Anda mungkin juga menyukai