Anda di halaman 1dari 7

NASKAH ROLEPLAY

BIMBINGAN SPIRITUAL PADA PASIEN HIV/AIDS

Disusun kelompok 6:

1. Lina Agustina (S17187)

2. Luzain Indra R (S17188)

3. Maudina Nawang N (S17189)

4. Meri Andarista Yudi A (S17190)

5. Nadia Oktika Vera (S17192)

SARJANA KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

KUSUMA HUSADA SURAKARTA

2018/2019
Skenario Role Play

“Bimbingan Spiritual Pada Pasien HIV/AIDS”

Perawat 1 : Maudina Nawang N

Perawat 2 : Nadia Oktika Vera

Pasien : Luzain Indra R

Keluarga : Lina Agustina

Narrator :Meri Andariesta Yudi A

Disalah satu rumah sakit di Kota Bandung, terdapat pasien yang menderita penyakit

HIV/AIDS. Pasien bernama Intan yang berusia 20 tahun pada awalnya dibawa ke Rumah Sakit

dengan keluhan BAB lebih dari 3x dalam sehari dan tubuhnya mengeluarkan keringat yang

berlebih. Pasien mendapatkan perawatan dan meminum obat secara rutin. Akan tetapi, setelah

mendapatkan perwatan yang intensif, kondisi pasien bukannya membaik akan tetapi sebaliknya,

kondisi pasien justru kian hari kian memburuk. Pasien mengalami peningkatan suhu tubuh serta

mengalami penurunan berat badan yang sangat drastis. Dokter dan Perawat pun melakukan

pemeriksaan kembali berupa tes darah. Ternyata dari hasil pemeriksaan, pasien positif terkena

HIV/AIDS. Perawat pun memberitahukan hal tersebut kepada keluarga pasien. Keluarga pasien

sangat terkejut mendengar hal tersebut dan berniat untuk tidak memberitahukan hal tersebut

kepada pasien.

Perawat 1 : “Assalamualikum, apakah benar ini dengan keluarga dari pasien yang bernama

Intan?”

Keluarga : “Wa’alaikum salam, iya saya ibunya. Ada apa sus?”

Perawat 1 : “Ibu boleh bicara sebentar?”


Keluarga : “Oh..baik sus”

Perawat 1 : “Baik, mari ikut dengan saya”

Perawat dan Ibu pasien pun pergi menuju Nurse Station.

Perawat 1 : “Silahkan duduk bu” (sambil menunjuk kearah kursi)

Keluarga : (ibu pasien duduk)

Perawat 1 : “Begini bu, setelah dilakukan pemeriksaan laboratorium ternyata anak ibu positif

terkena HIV/AIDS” (sambil memperlihatkan hasil pemeriksaan)

Keluarga : “Astagfirullah, itu bukannya penyakit yang berbahaya dan mematikan ya?”

(dengan raut wajah kaget)

Perawat 1 : “Iya bu, HIV/AIDS termasuk salah satu pentakit yang sangat berbahaya.

HIV/AIDS adalah penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh, sehingga pasien sangat

rentang untuk terkena penyakit. Pada saat anak ibu batuk-batuk yang tak kunjung henti, itu

merupakan salah satu tanda bahwa sistem kekebalan tubuhnya sudah terserang oleh virus.

HIV/AIDS juga termasuk salah satu penyakit yang menular. Oleh sebab itu anak ibu akan kami

pindahkan ke ruangan isolasi, guna mencegah terjadinya penularan pada pasien lainnya”

Keluarga : “Bagaimana dengan pengobatannya sus, bisa sembuh kan?”

(sambil menangis dan terlihat panik)

Perawat 1 : “Untuk sembuh, kemungkinannya memang kecil, akan tetapi kita dapat

menekan pergerakan dari virus tersebut, agar virus tidak menimbulkan kerusakan yang semakin

parah”
Keluarga : “Tapi.. apa penyebabnya apa sus? (dengan wajah yang cemas)

Perawat 1 : “Biasanya virus ini bisa ditularkan dari penggunaan jarum suntik, pergaulan

bebas, atau dari ibu yang terinfeksi HIV/AIDS yang kemudian menyusui anaknya. Nah

bagaimana dengan pola pergaulan dan lingkungan anak ibu sendiri?”

Keluarga : “Setau saya anak saya sering keluar malam, dan saya tidak dapat memantau

anak saya selama 24 jam. Dikarenakan saya bekerja paruh waktu”

Perawat 1 : “ohh... kalau begitu sebaiknya kita fokus saja ke pengobatan yang akan

ditempuh anak ibu”

Keluarga : “Iya sus.. tolong sembuhkan anak saya ya sus..”

Ibu pasien pun kembali menuju ke ruangan dimana anaknya dirawat, dan ia

memberitahukan hal tersebut kepada anaknya.

Keluarga : “Assalamualaikum” (dengan raut wajah yang lemas dan mata yang sembab)

Pasien : “Waalaikumsalam, mamah kenapa?

Keluarga : “Nak, ada yang ingin mamah sampaikan, kamu harus kuat ya nak...”

Pasien : “Memangnya ada apa mah? Aku sakit apa mah?”

Keluarga : “Tadi setelah mamah dipanggil sama perawat terkait dengan kondisi kamu saat

ini. (menghela nafas). Kamu harus rajin minum obat ya nak, biar kamu cepet sembuh”

Pasien : “Memangnya aku sakit apa?

Keluarga : “Sebenarnya kamu itu sakit HIV/AIDS”

Pasien : (hanya terdiam dan menangis)


Keluarga : “Kamu yang sabar nak, mamah juga mengusahakan yang terbaik buat

kesembuhan kamu”

Semenjak pasien mengetahui penyakit yang dideritanya, pasien sangat terpukul. Pasien

tidak mau makan, tidak mau bertemu dengan siapa pun, dan kondisinya semakin memburuk.

Semangat hidupnya seakan sudah hilang.

Dihari yang berbeda, perawat mengadakan doa bersama sebelum memulai aktivitas. Perawat

mendatangi pasiennya satu persatu untuk memimpin doa untuk kesembuhan pasien.

Perawat 2 : “Assalamualaikum”

Pasien : (tidak menjawab salam dan hanya terdiam)

Perawat 2 : “Sekarang sudah waktunya makan dan minum obat ya intan”

(sambil menyodorkan obat)

Pasien : “Untuk apa makan dan minum obat, penyakit saya juga kan ga sembuh-sembuh”

(menepis obat yang dipegang oleh perawat)

Perawat 2 : “Intan kamu ga boleh kaya gitu, kamu harus yakin kalau kamu akan sembuh.

Kamu harus percaya bahwa ada kekuatan yang lebih besar, yaitu Allah SWT. Allah akan

memberikan yang terbaik bagi umatnya yang berikhtiar dan sabar”

Pasien : “Engga, saya mending mati aja. Dari pada hidup, tapi saya hanya menyusahkan

dan mempermalukan keluarga saya”


Perawat 2 : “Di dunia ini tidak ada yang tidak mungkin, kamu harus percaya akan hal itu.

Kamu juga harus ingat bahwa orang di sekitar kamu itu sayang samu kamu, dan menginginkan

kamu sembuh. Keluarga kamu sudah berusaha untuk kesembuhan kamu, sekarang tinggal kamu

yang harus berjuang untuk melawan penyakit kamu, kamu harus sembuh setidaknya untuk

orang-orang yang sayang sama kamu”

Pasien : (terdiam)

Perawat 2 : “Apa yang kamu pikirkan?”

Pasien : “Saya merasa malu dengan masa lalu saya sus, jikalau saya hidup pun, saya

hanya akan membawa rasa malu yang akan di tanggung oleh keluarga saya”

Perawat 2 : “Tidak ada orang tua yang akan membenci anaknya sendiri, jika kamu hidup itu

tidak akan membuat mereka malu, melainkan akan membawa kebahagiaan bagi mereka”

Pasien : “Apa itu benar sus?”

Perawat 2 : “Tentu saja”

Pasien : (mulai tersenyum)

Perawat 2 : “Nah sekarang kan sudah waktunya sholat Dzuhur, Intan bisa sekalian berdoa

kepada Allah SWT agar diberikan kesembuhan. Apakah Intan sudah solat?”

Pasien : “Belum sus”

Perawat 2 : “sekarang Intan sholatya, niatkan didalam hati Intan dan mintalah kesembuhan

kepada Allah, karena hanya Allah lah yang maha menyembuhkan berbagai macam penyakit”

Pasien : “Baik sus, terimakasih banyak”


Perawat 2 : “nah makan dan obatnya saya simpan disini, nanti jika Intan sudah selasai

sholatnya, Intan makan dan jangan lupa obatnya juga diminum ya. Kalau begitu, saya permisi

dulu ya”

Pasien : “Baik sus”

Perawat 2 : “Assalamualaikum”

Pasien : “Waalikumsalam”

Setelah berbincang dengan perawat, pasien sudah mulai menerima penyakit yang di

deritanya. Sekarang pasien juga menjadi rajin sholat, mau makan dan menunjukan perubahan

kondisinya ke arah yang lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai