Anda di halaman 1dari 8

ROLEPLAY MENDAMPINGI PASIEN SAKARATUL MAUT

Ika rusmita : anak pasien

Mella : adik pasien

Ivty : perawat

Megumi : tante pasien

Hurianah : ustadzah

Oktopiani : pasien

Ayu : dokter

Muspik : suami pasien

Narator :

Jumat 29 novembe r2019 di RSUD kab. taanggerang seorang ibu bernama


Ny.Lila dirawat di ruangan anggrek di diagnose kanyang sudah dirawat selama 5
hari dan telah diberikan saran oleh dokter untuk dirujuk ke RS siloam tetapi
keluarga pasien menolak, sehingga Ny.L hanya diberikan perawatan pemberian
cairan dan obat analgesic, keadaan pasien berkeringat banyak dan susah bicara,
tidak mau makan dan minum. Pasien muntah muntah, tampak meringis nyeri dan
menahan rasa sakit.Pukul 17.00 keluarga pasien bertanya tentang Ny.L di ruang
perawat.

sore hari di ruangan soka….

Suami pasien: permisi suster

Perawat: iya. ada yang bisasaya bantu?

Suami pasien : suster, istri saya muntah terus. Saya takut suster (cemas)

Perawat: sudah berapa kali pak?


Ama: lebihdari 3x sus

Perawat : baiklah nanti saya ke sana

(Perawat dan suami pasien menuju kamarNy.L)

Perawat : assalamualaikum

Ny.L: (muntah)

Anak pasien : sus liatkan, ibu saya muntah lagi

(setelah perawat melihat kondisi Ny. L perawat langsung membersihkan muntah


serta memberikan obat dan minum pada pasien. Mengukur TTV dan
menganjurkan anak pasien untuk memberikan Ny. L air minum dan memberi
makan sedikit sedikit.)

Perawat: permisi ya bu saya bersihkan dulu mulut nya, kita minum obat ya bu
habis ini,

Ny.L : hanya mengaggukan kepala nya

Perawat : baiklah mba sudah selesai ya saya izin kembali ke ruangan

Suami pasien : iya sus trimakasih ya

Perawat: sama- sama pak

Pukul 21.00 Dokter bersama perawat 2 mengobservasi Ny.L, perawat dan dokter
memasuki ruangan Ny. L

Dokter: assalamualaikum. Selamat malam

Ama: waalaikumsalam dokter

Dokterpun langsung menghampiri untuk memeriksanya

Dokter: permisi ya saya periksa dulu


Selesai memeriksa pada Ny. L, dokter pun langsung bertanya pada perawat dan
anak pasien juga mengeluarkan apa apa yang terjadi pada Ny. L

Dokter: iya, selesai sudah suster. Ny L sudah berapa kali muntahnya?

Perawat: sudah 5x dok sejak jam 3 sore. Keringatnya juga banyak

Ama: dokter, ibu saya kenapa? Apa baik baik saja? Ko muntah terus dan susah
bicara sejak tadi sore? Padahal kemarin bisa bicara tidak kesakitan seperti ini.
Bagaimana dok ibu saya?

(sambil menjawab pertanyaan, dokter memanggil suami dan anak pasien ke dekat
pintu dan memerintahkan yang ke 2x nya untuk merujuk ny L)

Dokter: iya mba, sabar dulu ya. Permisi. Bisa kesini sebentar?

Suami pasien : ada apa dok? Apakah penyakit istrii saya tambah parah? Dok,
tolong. Dokter kan pasti bisa menolong istri saya (terburu buru)

Anak pasien : iya dok tolong ibu saya dok

Dokter : pak, mba yang sabar ya tenang dulu, begini saya kan kemarin sudah
memberi tau pak untuk merujuk ny L ke RS di kota, tapi keluarga menolak, jadi
saya sebagai dokter disini hanya bisa melakukan tindakan sesuai apa yg bisa
dilakukan di rumah sakit ini, sekali lagi saya hanya mengingatkan bapak untuk
membawa Ny L Ke RS kota bagaimana pak ?

Suami pasien : tidak perlu dokter biar istri saya dirawat di sini saja, dokter saya
minta tolong lakukan yang terbaik untuk istri saya, karna hanya dokter disini yang
bisa membantu istri saya

Dokter : baiklah, saya akan melakukan semaksimal mungkin dengan apa yang
bisa saya lakukan

Suami pasien : terimakasih dokter


Dokter pun meninggalkan ruangan Ny L dan perawat pun menuju ruang perawat.
Dokter menganjurkan perawat untuk menasihati keluarga klien agar Ny L bisa
dibawa ke RS kota.

Saat suami pasien pulang ke rumah untuk mengambil keperluan Ny.L

Tidak lama kemudian anak Ny. L berlari ke ruangan perawat mengatakan keadaan
ibunya, mual muntah lagi.

Anak Pasien : Suster.. suster... tolong ibu saya muntah lagi ...

Perawat : iya mba ayo.. kita lihat keruangan.

Sampai diruangan Ny.S perawat langsung membersihkan dan membantu Ny.S


saat mual muntah lagi dan melakukan komunikasi terapeutik agar Ny.S bisa
merasa nyaman dan nyerinya sedikit teralihkan..

Perawat : Ibu.... sabar ya bu.. ibu muntah saja.. kalau mau muntah.. perut
ibu semakin sakit yah.. sabar ya bu... kalau ibu merasa nyeri lagi ibu bisa sambil
dzikir ya bu... dan tarik serta buang nafas perlahan – lahan bu supaya nyeri nya
berkurang (perawat sambil mengelus-elus bagian perut Ny.L)

Kemudian mual muntah pada ibu pasien sedikit berkurang pasien tampak dan
lemas dan beristirahat (setelah itu perawat mengajak anak dari Ny.L untuk
berbicara di ruang perawat)

Perawat : Mba.. bisa ikut saya sebentar?

Anak Pasien : Iya sus..

Sampai diruang perawat...

Anak Pasien : Ada apa suster? Kenapa ibu saya tambah sering muntah nya sus..
suster.. kenapa jadi begini?? Suster saya tidak mau terjadi apa-apa dengan ibu
saya!
Perawat : mba. yang sabar dulu yah... gini mba, dokter kan sudah
menganjurkan mba untuk membawa Ny.S ke Rs dikota, karena disini hanya Rs

biasa dan kalau kondisi seperti Ny.L lebih baik Ny.L dirawat di Rs yang terbaik..
bukan kami mau menyerah mba, tapi ini memang saran dari dokter.. bagaimana
mbaa?

Anak Pasien : Bukannya saya tidak mau suster.. tapi keluarga saya tidak
mengizinkan kalau ibu saya dibawa ke Kota.. jadi saya hanya berharap besar pada
rumah sakit ini. Suster.. tolong.. sus... lakukan yang terbaik untuk ibu saya. Saya
ingin ibu saya sehat seperti dulu lagi... (anak pasien sambil menangis..). suster ibu
saya bisa sembuhkan suster? ?

Perawat : iya Mba. sabar yah. Saya dan dokter disini melaukan hal yang
terbaik untuk Ny.L. lebih baik sekarang ibu lebih fokus menjaga Ny.L agar
merasa lebih nyaman karena banyak yang memperdulikannya. Saran saya bu..
alangkah lebih baiknya dari pada ibu menjaga Ny.L sendirian, ibu bisa memanggil
keluarga terdekat untuk menemani ibu menjaga Ny.L dan rajin mendengarkan
ayat Suci Al-Quran kepada Ny.L agar merasa lebih rileks dari sebelumnya dan
merasa senang kalau banyak keluarga yang mengunjunginya.

Anak Pasien : Baik suster.. terimakasih sarannya.. saya akan segera memanggil
keluarga saya untuk menemani saya..

Anak dari Ny.L pun langsung menuju kamar dan mengabari ayah dan sanak
keluarganya untuk menemani dia menjaga Ny.L, tidak lama kemudian saudara
dari Ny.S yang bernama ima datang yang tinggal jauh dari Ny.L bersama seorang
tantenya yang bernama Rizka dan salah satu ustadzah yang berada di desanya.

Setibanya diruangan suami Ny.L, .adik pasien, tante pasein dan ustadzah langsung
menghampiri Ny.L dan ketika melihat kondisi Ny.L . mereka berdua langsung
menangis..

Adik pasien dan tante pasien dan ustadzah : Assalamualikum...


Anak Pasien : Waalaikumsalam.. masuk kak,tante bu ustadzah

Suami pasien : ayo silahkan masuk semuanya

Adik pasien : Kak... maafin Ima, Ima jarang temuin kakak selama ini, Ima
menyesal baru bisa ketemu sama kakak ketika kakak seperti ini, kakak cepat
sembuh yah.. supaya kita bisa kumpul lagi.. mana dokternya?? Kok kakak saya
dibiarain muntah begini??? (Sambil marah )

Sementar aadik pasien dan tante dari Ny.L menangis ustadah pasien hanya diam
dan mengelus-elus saudaranya...

ustadzah : Sabar... jangan nangis kasian sama Kakanya ...dia jadi ikutan
sedih.. ibu Lila sabar yah... ini sudah jalan allah...

Tante pasien : lila jika ini sudah jalannya kami sekeluarga sudah ikhlas maafin
tante kalo selama init ante ada salah sama kamu.

Suami pasien : bu jika ini jalan allah bapak juga insyallah sudah ikhlas

Tidak lama kemudian an Ny.L mual muntah dan semakin menahan sakitnya dan
tidak bisa berbicara, adik passien langsung bergegas ke ruang perawat untuk
memanggil perawat dengan keadaan sedih bercampur emosi.

Suami pasien pun setia berada di samping pasien sambil mencoba menenangkan
situasi di sekitar.

Suami pasien : dek tolong panggilkan dokter dan suster…..

Adik pasien : Suster.. dokter.. tolong kakak saya muntah lagi.. kok jadi gini sih?

Kemudia dokter dan perawat segera mengecek ke ruangan Ny L untuk memeriksa


keadaa pasien

Adik psien : dokter pokoknya dokter harus bantu kakak saya.. saya tidak mau
kakak saya begini terus... (sambil menagis)...

Perawat dan dokter pun : ( memeriksa keadaaan pasien )


Dokter : Maaf ibu... sebelumnya kan saya sudah memberi saran jadi apapun yang
terjadi ibu sebagai keluarga nya yang membuat keputusan juga harus bisa
menerima apa yang akan terjadi pada Ny.L karena kami sebagai staff rumah sakit
telah melakukan semaksimal mungkin, untuk kali ini mohon ibu sebgai
keluarganya salah satu membimbing Ny.L agar selalu bertistigfar agar selalu
mengingat Allah SWT.

Anak Pasien : bu ustadzah bisa kan membimbing ibu?

Ustadzah : Iya nak, sabar yah (Dengan ucapan Sedih) ayo pak bu
sama sma kita bacakan doa untuk ibu….

Tante pasien : lila kamu ikuti ucapan dari ustadzah ya

Tidak lama kemudian Ny.S semakin parah dan matanya naik dan suara mengeram
nya semakin tinggi..

Anak Pasien : Ibu.. Ya allah Ibu

Suami pasien : ( sambil mnenangkan anaknya ) sabar mbaa sabar kita


sama” doakan ibu

Perawat : begini mba saya sarankan, mba dan keluarga yang lain
untuk membimbing dan mendoakaanlagi ajaran agama ibu sekalian, agara Ny L
tenang mba, mba juga yang tenang dan sabar mba

Tante pasien : Baik suster saya akan lakukan karena saya tahu ini sudah
jalan Allah.

Anak pasien pun hanya bisa menagis melihat keadaan ibunya

Perawat pun langsung segera mengambil tensi dan memeriksa, kemudian ustadzah
langung membingbing syahadat kepada Ny.S

Ustadzah : bu dengarkan dan ikuti ucapan saya yah, (sambil


menangis) asyhaduallah ilaa haillaallah waassyhadu anna
muhammadarrasulullah...
Ny. L :Ay...ha..du..ALLAH...ILA...ha ilallah...waa
asyhadu..annaa..Muu,,hammad darrasulull..lahh...

(Sementara itu perawat membantu menanenagkan anak dari NY.L yang sedang
mengis

Dokter : pak yang sabar yah.. ini sudah jalan Allah. Pak harus menerima
apa yang sudah terjadi pada NY.L. Dan bapak dan mba harus ikhlas dalam
menghadapi semua ini, bapaak dan mba harus terima agar Ny.L Bisa tenang.

Suami pasien : Iya dok.. Saya akan mencoba menerima semua ini, Insyaallah
saya dan anak saya ikhlas dengan kepergian ibu saya.

(Tidak lama kemudian suami dan anka dari Ny. L merasa sudah bisa menerima
apa yang telah terjadi pada ibunya, sementara itu dokter dan perawat pamit untuk
mengurus berkas dari Ny. S dan mengarahkan keluarga untuk mengurus jenazah
Ny. S)

doker : baiklah saya tinggal teelebih dahulu untuk mengurus berkas


kelengkapan Ny. L. Saya sarankan bapak bisa minta tolong dengan keluarga yang
lain untuk mengurus pemakamannya di tempat yang ditentukan.

Suami pasien : baik dok, sust.. Sebelumnya terimkaasih banyak sudha


melakukan yang terbaik untuk kaka saya.

Perawat. : sama - sama bu..

Assalmaualaikum

Anda mungkin juga menyukai