Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI

Guru Pembimbing :
Nama Anggota :
TAHUN AJARAN 2018/2019
KEGIATAN 7.2
Mengukur Udara Pernapasan

Tujuan :
Mengetahui jumlah udara pernapasan pada hewan.

Alat Bahan

Respirometer sederhana Kristal KOH atau NaOH


Neraca Vaselin atau Stempet
Pipet tetes Kertas tisu atau kapas
Eosin
Serangga (Jangkrik)

Cara Kerja :

1. Bungkus Kristal KOH atau NaOh dengan kertas tisu atau kapas, dan masukkan ke
dalam tabung respirometer.
2. Timbang berat tubuh serangga.
3. Masukkan serangga ke dalam tabung respirometer.
4. Tutup tabung respirometer dengan pipa kapiler respirometer hingga rapat.
5. Oleskan Vaselin atau stempet pada bagian persambungan antara tabung dengan pipa
respirometer.
6. Teteskan Eosin pada ujung pipa, amati pergerakan Eosin di dalam pipa.
7. Catat data pergerakan Eosin dengan interval waktu setiap dua menit selama enam
menit. Pergerakan iosin menunjukkan jumlah udara pernapasan serangga dalam
satuan waktu yang telah ditentukan.
8. Jika sudah enam menit, buka pipa respirometer, dan lepaskan serangga ke alam.
9. Ulangi percobaan tersebut menggunakan serangga dengan jenis yang sama tetapi
dengan ukuran yang berbeda.
10. Catat datanya ke dalam table pengamatan, dan bandingkan dengan data percobaan
dari kelompok lain yang menggunakan jenis serangga yang berbeda.
11. Jawablah pertanyaan dan berikan kesimpulannya.
Tabel Pengamatan :

Volume Udara Pernapasan Jumlah


Volume
Berat Setiap Dua Menit (Garis Skala Udara
Jenis Rata-Rata
Tubuh atau Strip) Pernapasan
Serangga Respirasi
(gram) Enam
(mL/menit)
1 2 3 Menit (mL)

Jangkrik
0,29 0,42 0,55 1,26 0,42
besar

Jangkrik
kecil 0,27 0,37 0,41 1,05 0,35

Pertanyaan :

1. Apakah fungsi penggunaan KOH atau NaOH dalam rangkaian alat percobaan di atas?
2. Apakah akibatnya jika dalam rangkaian alat percobaan tidak dimasukkan NaOH atau
KOH?
3. Mengapa pada sambungan tabung dengan pipa respirometer dioleskan Vaselin?
4. Apakah volume udara pada interval waktu setiap dua menit berjumlah sama? Jelaskan
berdasarkan data pengamatan.
5. Apakah berat tubuh serangga berpengaruh pada jumlah volume udara pernapasan?
Jelaskan!
6. Apakah jenis-jenis serangga yang berbeda berpengaruh pada kekuatan penghirupan udara
pernapasan?
7. Faktor apakah yang berpengaruh pada jumlah volume udara pernapasan?

Jawaban :.
1. Fungsi dari Kristal KOH atau NaOH pada percobaan diatas yaitu sebagai pengikat
CO2 agar tekanan dalam respirometer menurun.
2. Akibatnya tekanan parsial gas dalam respirometer akan tetap dan eosin tidak bisa
bergerak. Sehingga volume oksigen yang dihirup serangga (jangkrik) tidak bisa diukur.
3. Karena, dioleskannya vaselin bertujuan agar udara yang berada di dalam tabung tidak
dapat keluar dan udara yang diluar tidak dapat masuk melalui celah-celah antara mulut
tabung dengan penutup, sehingga eosin dapat bergerak karena udara melewati pipa kaca
berskala.
4. Tidak, jumlah volume udara pada interval waktu setiap dua menit jumlahnya tidak sama.
Karena kedua jangkrik tersebut memiliki berat badan yang berbeda serta semakin lama
jangkrik di dalam tabung maka daya hisap jangkrik terhadap oksigen semakin
besar.
5. Ya, karena semakin berat tubuh suatu organisme, maka semakin banyak oksigen yang
dibutuhkan dan semakin cepat proses respirasinya.

6. Ya, karena masing-masing serangga memiliki kekuatan penghirupan udara pernapasan


yang berbeda-beda.

7. Faktor yang berpengaruh terhadap jumlah udara pernapasan yaitu :


1) Berat tubuh. Semakin berat tubuh serangga, oksigen yang dibutuhkan semakin banyak
dan semakin cepat proses respirasinya.
2) Ukuran tubuh. Semakin besar ukuran tubuh serangga, keperluan oksigen semakin
banyak.
3) Kadar O2 . Apabila kadar oksigen rendah maka frekuensi respirasi akan meningkat
sebagai kompensasi untuk meningkatkan pengambilan oksigen.
4) Aktivitas. Semakin tinggi aktivitasnya, maka semakin banyak kebutuhan energinya,
sehingga pernafasannya semakin cepat.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan, dapat di tarik kesimpulan bahwa


KOH atau NaOH dapat membantu mempercepat proses pernapasan pada serangga, dan
terdapat hubungan antara berat serangga dengan kecepatan pernafasannya. Semakin Berat
tubuh jangkrik maka akan semakin banyak oksigen yang di butuhkan sehingga semakin cepat
pernapasannya. Sebaliknya, Semakin ringan berat serangga maka semakin sedikit pula
oksigen yang ia butuhkan, sehingga semakin lambat pernapasannya.

Anda mungkin juga menyukai