Anda di halaman 1dari 8

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

LABORATORIUMBIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETHUAN ALAM
Jl. Willem Iskandar Psr. V Medan Estate Telp. (061) 6625970

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI


Mata Kuliah : PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN

ANALISIS ENZIM PENCERNAAN PADA USUS IKAN


MAS (CYPRINUS CARPIO)

OLEH :
NAMA : MAYSAROH
NIM : 4173341040
JURUSAN : BIOLOGI
PROGRAM : S1
Kelompok : 5 (LIMA)

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
LABORATORIUMBIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETHUAN ALAM
Jl. Willem Iskandar Psr. V Medan Estate Telp. (061) 6625970

I. JUDUL : Analisis Enzim Pencernaan Pada Usus Ikan


Mas (Cyprinus carpio)
II. TUJUAN :
1. Mengetahui macam-macam enzim pencernaan yang terdapat pada
ususikan Mas.
2. Mengetahui fungsi empedu dalam pencernaan makanan.
3. Mengetahui bukti dari setiap uji

III. TINJAUAN PUSTAKA :


Sistem pencernaan pada hewan umumnya sama dengan manusia, yaitu
terdiri atas mulut, faring, esofagus, lambung, dan usus. Namun demikian struktur
alat pencernaan berbeda-beda dalam berbagai jenis hewan, tergantung pada tinggi
rendahnya tingkat organisasi sel hewan tersebut serta jenis makanannya. pada
hewan-hewan vertebrata sudah memiliki alat pencernaan yang sempurna yang
dilakukan secara ekstrasel. Bagian-bagian utamanya terdiri dari mulut, hulu
kerongkongan, kerongkongan, lambung, usus kecil, dan usus besar (Nurul, 2015)
Pada sebagian besar vertebrata, khusunya mamalia pencernaan makanan
secara kimiawi mulai terjadi dirongga mulut dimana yang dicerna pertama kali
adalah karbohidrat. Kemudian hasil hidrolisis karbohidrat akan menuju usus halus
untuk dicerna menjadi molekul yang lebih sederhana lagi. Usus halus merupakan
tempat terjadinya absorbsi makanan, karena itulah dapat dikatakan bahwa
sebenarnya pencernaan makanan secara kimiawi berpusat di usus halus terutama
pasa spesies ikan. Hal tersebut dikarenakan proses pencernaan kimiawi pada ikan
baru dimulai dari mulut di bagian ususnya karena rongga mulut ikan tidak
memiliki kelenjar saliva yang mampu menghasilkan amilase saliva (Ika, 2016).
Kelenjar pencernaan berguna untuk menghasilkan enzim pencernaan
yang nantinya akan bertugas membantu proses penghancuran makanan. Enzim
pencernaan yang dihasilkan oleh ikan buas juga berbeda dengan ikan vegetaris.
Ikan buas pada umumnya menghasilkan enzim-enzim pemecah protein,
sedangkan ikan vegetaris menghasilkan enzim-enzim pemecah karbohidrat.
Kelenjar pencernaan terdiri dari hati dan pankreas. Disamping itu, saluran
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
LABORATORIUMBIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETHUAN ALAM
Jl. Willem Iskandar Psr. V Medan Estate Telp. (061) 6625970

pencernaannya (lambung dan usus) juga berfungsi sebagai kelenjar pencernaan


(Agustini, 1995).
IV. ALAT DAN BAHAN
a. Alat

No Nama Alat Jumlah


1. Tabung reaksi 10 buah
2. Botol bius 1 buah
3. Mortar dan alu 1 set
4. Pembakar spiritus 1 buah
5. Penjepit kayu 1 buah
6. Pipet tetes 2 buah
7. Rak tabung reaksi 1 buah
8. Tisu 1 gulungan
9. Kertas karbon 1 buah

b. Bahan

No Nama Bahan Jumlah


1. Ikan mas 1 ekor
2. Akuades Secukupnya
3. Larutan kanji Secukupnya
4. Minyak goreng ½ kg
5. Reagen benedict Secukupnya
6. Reagen biuret Secukupnya
7. Putih telur Secukupnya

V. PROSEDUR KERJA
a. Tes pengaruh empedu terhadap lemak
1. Sediakan dua tabung reaksi dan beri label A dan b
2. Tuangkan isi kantung empedu ke dalam tabung A dengan menggunting
sedikit permukaannnya.
3. Encerkan empedu tersebut dengan akuades sehingga volumenya menjadi
2 ml.
4. Masukkan 2 ml akuades ke dalam tabung B, sebagai kontrol.
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
LABORATORIUMBIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETHUAN ALAM
Jl. Willem Iskandar Psr. V Medan Estate Telp. (061) 6625970

5. Tambahkan ke dalam kedua tabung tersebut, masing-masing 2 ml


minyak goreng. Kocok keduanya kuat-kuat dan biarkan selama 5-10
menit. Amati apa yang terjadi pada kedua larutan dalam tabung A dan B
tersebut. Bandingkan besarnya gumpalan lemak dalam masing-masing
tabung.
b. Tes pembuktian adanya amilase
1. Sediakan dau tabung reaksi dan beri label A dan B. tuangkan regen
benedict ke dalam tabung tersebut masing-masing 2 ml.
2. Siapkan dua tabung lain dan beri label C dan D.
3. Masukkan larutan kanji matang encer masing-masing 2 ml ke dalam
tabung C dan D. untuk tabung C tambahkan 1 ml ekstrak usus
sedangkan tabung D tambahkan 1 ml akuades. Goyang kedua tabung
tersebut selama 5-10 menit.
4. Teteskan sebanyak 5 tetes larutan dalam tabung C ke tabung A, dan
larutan D ke dalam tabung B.
5. Panaskan tabung A dan B selam 5 menit, dan amati perubahan warna
yang terjaid pada larutan tabung A dan B.
c. Tes pembuktian adanya tripsin
1. Siapkan dua buah tabung reaksi dan beri label A dan B, masukkan
kedalam tabung masing-masing 1 ml putih telur yang sudah
diencerkan. Panaskan kedua tabung tersebut hingga mendidih.
2. Dinginkan kedua tabung tersebut, setelah dingin masukkan 1 ml
esktrak usus ke dalam tabunng A dan 1 ml akuades untuk tabung B,
diamkan 5-10 menit.
3. Teteskan masing-masing 5 tetes reagen biuret ke dalam tabung A
4. Amati perubahan warna yang terjadi pada masing-masing tabung.
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
LABORATORIUMBIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETHUAN ALAM
Jl. Willem Iskandar Psr. V Medan Estate Telp. (061) 6625970

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN


5.1 Hasil
1. Tes pengaruh empedu terhadap lemak
Tabung A Tabung B

Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah


2. Tes pembuktian adanya amilase

Sebelum dipanaskan Sesudah dipanaskan


3. Tes pembuktian adanya tripsin
Sebelum dipanaskan sesudah dipanaskan
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
LABORATORIUMBIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETHUAN ALAM
Jl. Willem Iskandar Psr. V Medan Estate Telp. (061) 6625970

5.2 Pembahasan
1. Tes pengaruh empedu terhadap lemak
Pada praktikum ini terdapat dua lapisan, sehingga pada lapisan
atas berwarna kuning keemasan yang merupakan minyak dan lapisan
bawah berwarna hijau tua yang merupakan cairan empedu, keadaan ini
dikarenakan berat jenis minyak lebih ringan daripada air sehingga
minyak cenderung berada di atas dan zat-zat lain yang mengandung air
berada di bagian bawah. Pembuktian bahwa empedu membantu
penyerapan lemak dapat di lihat dari gumpalan lemak yang di hasil kan
dari pencampuran empedu dan minyak lebih kecil dibandingkan dengan
campuran minyak dengan air. hal ini terjadikarena peroses emulsifikasi
(proses pelapisan lemak untuk memperkecil ukuran lemak) yang di
lakukan oleh cairan empedu tadi. Hal ini terjadi karena Empedu +
aquades + minyak maka larutan empedu terpisah dari larutan minyak
setelah di aduk larutan minyak terpisah dengan larutan air dan empedu.
Sedangkan Aquades + minyak goreng (kontrol) Larutan air dan minyak
goreng akan terpisah setelah di aduk larutan menjadi putih keruh dan
lapisan minyak dan air terpisah dimana larutan minyak berada di atas.

2. Tes pembuktian adanya amilase

Dalam percobaan ini pada tabung A di dapatkan hasil akhir


berwarna hijau itu artinya pada usus ikan tersebut tidak terdapat enzim
amilase. Itu tandanya terjadi kesalahan, yang seharusnya secara literatur
di dalam usus tersebut terdapat enzim amilase dan warna yang dihasilkan
adalah merah bata dan terdapat endapan. Hal ini mungkin terjadi kerana
kesalahan penambahan larutan, baik sengaja atau tidak. benedict
berfungsi untuk menguji adanya karbohidrat. Benedict berfungsi untuk
menguji adanya karbohidrat. Dalam percobaan dilakukan pemanasan
cairan, hal ini bertujuan untuk mempercepat reaksi.
3. Tes pembuktian adanya tripsin
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
LABORATORIUMBIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETHUAN ALAM
Jl. Willem Iskandar Psr. V Medan Estate Telp. (061) 6625970

Setelah penambahan biuret, seharusnya tabung reaksi A terjadi


perubahan warna menjadi ungu, sedang pada tabung reaksi Bseharusnya
warna menjadi merah muda mendekati orange. Warna ungu pada tabung
reaksi A timbul karena reagen Biuret bereaksi dengan gugus amin yang
terdapat pada asam amino. Biuret merupakan reagen yang bersifat basa,
sehingga gugus amin dari asam amino bertindak sebagai asam Dengan
membentuk NH4+. Reaksi menghasilkan senyawa basa NH4OH yang
menyebabkan larutan berwarna ungu. Larutan pada tabung raksi B
berwarna orange atau merah muda karena tidak terjadi reaksi penguraian
protein albumin air sehingga hasil reaksi tidak dapat bereaksi dengan
reagen Biuret. Namun pada hasil praktikum yang kami lakukan terdapat
kesalahan ini mungkin karena pemanasan albumin yang terlalu lama
sehingga albumin terlebih dulu menggumpal. Di tambahlagi jumlah
larutan yang tidak memadai sehingga warna yang di hasilkan adalah
kuning kecoklatan dan putih keruh.

VII. KESIMPULAN
Setelah melakukan pengamatan dan menganalisis hasil pengamatan maka
dapat disimpulkan bahwa pada usus ikan mas (Cyprinus carpio) terdapat enzim
amilase, enzim maltase dan enzim tripsin. Enzim amilase dan enzim maltase diuji
dengan reagen Benedict dengan hasil positif berupa terbentuknya sedikit endapan
orange pada permukaan bawah tabung reaksi, sedangkan enzim tripsin diuji
dengan reagen Biuret dimana hasil positifnya ditunjukkan dengan terbentuknya
cincin ungu pada permukaan atas larutan.
Sementara itu melalui uji pengaruh empedu terhadap lemak dapat
disimpulkan bahwa empedu memilki fungsi untuk membantu penyerapan lemak
oleh usus melalui proses yang dinamakan emulsifikasi. Namun sayangnya pada
praktikum kami pada uji maltase gagal karena tidak di hasilkan warna merah bata.
Begitu juga dengan tripsin karena seharusnya warna yang di hasilkan adlah
orange. Pada usus ikan mas dapat di simpulkan bahwa empedu benar benar
mengemulsi lemak dengan dihasilkan butiran butiran lemak yang lebih kecil.
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
LABORATORIUMBIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETHUAN ALAM
Jl. Willem Iskandar Psr. V Medan Estate Telp. (061) 6625970

Hasil yang idapat pada praktikum ini masih belum benar, karena mungkin
terjadinya kesalahan pada saat pengolahan bahan atau pun situasi yang kurang
memadai.

VIII. DAFTAR PUSTAKA


Nurul, A. (2015). ANALISIS ENZIM PENCERNAAN PADA USUS IKAN
MAS (Cyprinus carpio). Jurnal Biologi. Vol 1(1) : 17-24
Ika, W. P., Dkk. (2016). Enzim Pencernaan dan Kinerja Pertumbuhan Ikan Mas
(Cyprinus carpio) Yang DIberi Pakan Dengan Penambahan Tepung
Kunyit Curcuma longa Linn. Jurnal Aktiologi Indonesia.
Vol 17(1) : 11-20
Agustini, Rudiana dan Warsito. 1995. Petunjuk Praktikum Biokimia. Surabaya :
University Press IKIP Surabaya

Anda mungkin juga menyukai