Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI

MATA KULIAH: FISIOLOGI TUMBUHAN

HUBUNGAN TUMBUHAN DENGAN AIR

NAMA : NOVI AYU PAKPAHAN


NIM : 4172141012
JURUSAN : BIOLOGI
PROGRAM : S1 PENDIDIKAN BIOLOGI
KELOMPOK : 4 (EMPAT)
TANGGAL PELAKSANAAN : 26 Maret 2020

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2020
HUBUNGAN TUMBUHAN DENGAN AIR

I. JUDUL PERCOBAAN : Hubungan Tumbuhan Dengan Air

II. TUJUAN PERCOBAAN :

1. Praktikan mengukur kadar air yang ada pada bagian tanaman


2. Praktikan membandingkan kadar air organ-organ tanaman

III. TINJAUAN TEORITIS :

Air merupakan komponen utama tumbuhan, dimana air menyusun 60-90 %


dari berat daun. Jumlah air yang dikandung tiap tanaman berbeda-beda, hal ini
bergantung pada habitat dan jenis tanaman tersebut. Tumbuhan herba lebih
banyak mengandung air daripada tumbuhan perdu. Tumbuhan tebal memiliki
kadar air antara 59-90 % tumbuhan hidrofik 85- 98 % dan tumbuhan mesofil
mempunyai kadar air antara 100-300 %. Kuantitas air yang dibutuhkan oleh
tanaman sangat berbeda-beda sesuai jenis dan lingkungan dimana tumbuhan itu
hidup. Tanaman herba menyerap air lebih banyak dibandingkan tanaman perdu.
Tumbuhan golongan efemera yang hidup digurun, akan memanfaatkan hujan
yang datang sekali dalam setahun untuk memulai hidup dan berkecambah,
berbunga, berbuah dan mati sebelum air yang ada dalam tanah habis.
Pertumbuhan yang cepat dan pendeknya umur tanaman tersebut merupakan suatu
usaha untuk menghindari diri dari kekurangan air yang menimpanya
(Dwidjoseputro, 2001).

Pentingnya air sebagai pelarut dalam organisme hidup tamapak amat jelas,
misalnya pada proses osmosis. Dalam suatu daun, volume sel diabatasi oleh
dinding sel dan relative hanya sedikit aliran air yang dapat diakomodasikan oleh
elastisitas dinding sel. Konsekuensi tekanan hidrostatis (tekanan turgor)
berkembang dalam vakuola menekan sitoplasma melawan permukaan dalam
dinding sel dan meningkatkan potensi air vakuola. Dengan naiknya tekanan
turgor, sel-sel yang berdekatan saling menekan, dengan hasil bahwa sehelai daun
yang mulanya dalam keadaan layu menjadi bertambah segar (turgid). Pada
keadaan seimbang, tekanan turgor menjadi atau mempunyai nilai maksimum dan
disini air tidak cenderung mengalir dai apoplast ke vakuola. Bila persediaan air
dalam tanah sedikit maka tumbuhan akan menyerap sedikit pula, sehingga tidak
mampu mencukupi kebutuhannya. Jika persediaan air tanah makin kurang maka
tumbuhan tersebut akan mengalami kelayuan. Air merupakan faktur utama
pertahanan tumbuhan (Miftahudin, 2010). Fungsi lain dari air adalah menjaga
turgiditas yang penting bagi perbesaran sel dan pertumbuhan,  serta membentuk
tanaman herba. Turgor penting dalam membuka dan menutupnya stomata,
pergerakan daun dan pergerakan korola bunga dan terutama dalam variasi
struktur tanaman. Kekurangan air dalam jumlah yang besar menyebabkan
kurangnya tekanan turgid pada atau dalam tumbuhan vegetatif
(Miftahudin, 2010).

Perbandingan berat kering antara ranting dengan daun bahwa berat kering
daun lebih besar dibandingkan dengan berat kering ranting. Hal ini dikarenakan
pada bagian daun air sangat berperan penting terhadap proses fotosintesis.
Fotosintesis dilakukan pada zat hijau daun atau yang disebut dengan klorofil,
sedangkan zat hijau daun ini berada paling banyak terdapat pada daun dari suatu
tumbuhan tersebut. Bagian daun tumbuhan mengandung lebih banyak air
dibandingkan pada bagian rantingnya. Hal ini menandakan bahwa sel – sel
mesofil daun yang tidak tersusun rapat mengandung ruang udara yang jenuh
terhadap air. Air yang diserap oleh bulu – bulu akar akan disebarkan oleh
jaringan pengangkut ke seluruh organ tumbuhan untuk digunakan sesuai
kebutuhan oleh organ tersebut. Adapun contohnya yaitu pada bagian daun
merupakan tempat terjadinya proses fotosintesis dan penguapan untuk menjaga
kestabilan suhu tumbuhan (Hayati, 2003).

Kekeringan merupakan faktor utama yang membatasi pertumbuhan dan


perkembangan pada tumbuhan tingkat tinggi. Karena kekeringan adalah kejadian
umum di banyak lingkungan, dan banyak spesies tanaman tahunan telah
mengembangkan mekanisme untuk mengatasi ketersediaan air yang terbatas.
Bahwa ketersediaan air yang cukup untuk memenuhi kebutuhan air bagi tanaman
sangat penting. Peranan air pada tanaman sebagai pelarut berbagai senyawa
molekul organik (unsur hara) dari dalam tanah kedalam tanaman, transportasi
fotosintat dari sumber (source) ke limbung (sink), menjaga turgiditas sel
diantaranya dalam pembesaran sel dan membukanya stomata, sebagai penyusun
utama dari protoplasma serta pengatur suhu bagitanaman. Apabila ketersediaan
air tanah kurang bagi tanaman maka akibatnya air sebagai bahan baku
fotosintesis, transportasi unsur hara ke daun akan terhambat sehingga akan
berdampak pada produksi yang dihasilkan (Felania, 2017).

Air dapat melarutkan lebih banyak jenis bahan kimia dibandingkan dengan
zat cair lainnya. Sifat ini disebabkan karena air memiliki konstanta dielektrik
yang paling tinggi. Konstanta dielektrik merupakan ukuran dari kemampuan
tanaman untuk menetralisir daya tarik menarik antara molekul dan atom yang
bermuatan listrik berbeda. Oleh sebab itu, air merupakan pelarut yang sangat
baik bagi ion-ion yang bermuatan positif ataupun negatif. Sisi positif molekul air
dapat mengikat anion sedangkan sisi negatifnya akan mengikat kation. Sehingga
molekul-molekul air seolah-olah membentuk pembungkus bagi ion-ion tersebut.
Fenomena ini menyebabkan ion-ion tersebut tidak dapat menyatu untuk
membentuk kristal atau endapan. Air tidak saja masuk ke dalam jaringan
tanaman, tetapi juga keluar berupa uap air. Proses ini disebut transpirasi dan jika
keluar berupa cairan disebut gutasi. Dari sejumlah air yang diserap hanya 0,1-
0,3% yang dilepaskan. Akibat masuknya air kedalam jaringan tanaman
menyebabkan terjadinya pengembangan dinding sel. Yang akhirnya akan
menimbulkan terjadinya desakan untuk tekanan tersebut. Tekanan itu disebut
tekanan turgor dan sel dalam keadaan turgid (Melati, 2016).

IV. ALAT DAN BAHAN


IV.A. ALAT

No. Nama alat Jumlah


1. Kotak karbon Secukupnya
2. Timbangan analitik 1 Buah
3. Oven 1 Buah
4. Alat tulis 1 Buah
5. Cork borer 1 Buah
6. Cawan petri 2 Buah
7. Kertas Saring Secukupnya

IV.B BAHAN

No. Nama bahan Jumlah


1. Daun tanaman 4 Lembar
2. Ranting tanaman 4 Buah
3. Air Secukupnya

V. PROSEDUR KERJA :

No. Prosedur Kerja


I. Kegiatan 1: Pengukuran kadar air dari jaringan tanaman

1. Untuk keperluan ini sediakan bahan segera lebih kurang 30 gram,


yang selanjutnya dibagi menjadi 3 contoh masing-masing 10 gram.
2. Simpan masing-masing contoh dalam kotak karbon dan selanjutnya
dipanaskan dalam oven pada temperature 80oC pemanasan
dilakukan sampai berat bahan tadi konstan. Berat yang hilang dari
bahan yang dipanaskan merupakan berat air yang dikandung bahan
tersebut.
3. Persentase kadar air dari bahan tumbuhan tadi dapat dihitung
terhadap berat basahnya atau berat kering dengan cara sebagai
berikut:
BB −BK
Kadar air (%) = X 100% = BB (Berat Basah)
BB
BB −BK
Atau, kadar air (%) = X 100% = BK (Berat Kering)
BK

II. Kegiatan 2: Pengukuran turgiditas relatif dan defisit air

1. Buatlah potongan-potongan daun jagung dengan menggunakan cork


borer dengan diameter 1 cm sebanyak 10 buah dari tanaman yang
tanahnya dalam keadaan kapasitas lapangan (field capacity) dan 10
buah lagi dari tanaman yang tanahnya agak kering (beberapa hari
tidak disiram)
2. Kemudian kesepuluh potongan tadi masing-masing ditimbang dan
dicatat berapa beratnya. Berat ini disebut berat segar.
3. Selanjutnya potongan daun tadi dimasukkan kedalam cawan petri dan
diisi dengan aquades, tutuplah cawan petri dan letakkan pada ruangan
dengan penerangan lampu selama 2 jam.
4. Setelah 2 jam daun ditimbang kembali, kelebihan air yang menempel
dihilangkan dengan menempelkan sebentar diantara 2 tissue/kertas
saring. Berat daun yang sekarang adalah berat daun dalam keadaan
turgid (BT)
5. Selanjutnya daun dikeringkan dalam oven 80oC sampai kering dan
ditimbang kembali berapa berat keringnya. Sekarang dapat dihitung
berapa besar turgiditas relatif dari daun tadi dengan rumus:
BS−BK
TR = X 100%
BT −BK
Mengukur defisit air jaringan dapat dilakukan dengan rumus sebagai
berikut:
BT −BS
Water defisit (WD) = X 100%
BT −BK

VI. HASIL PERCOBAAN / REAKSI :


VI.1 Hasil percobaan / reaksi

No. Nama Jenis BB (gr) BK (gr) Kadar Air Kadar Air


Tanaman Organ (%) BB (%) BK
1. Mimosa Daun 10 gr 3, 73 gr 62, 7 % 168, 7 %
pudica Ranting 10 gr 3, 47 gr 65, 3% 188, 14 %
2. Bougenvillea Daun 10 gr 2, 78 gr 72, 2 % 259, 7 %
spinosa Ranting 10 gr 3, 93 gr 60, 79 % 154, 4 %
3. Stachytarphet Daun 10 gr 2, 11 gr 78, 9 % 373, 93 %
a jamaicencis Ranting 10 gr 1, 91 gr 80, 9 % 423, 56 %
4. Averhoa Daun 10 gr 3, 86 gr 61, 4 % 153, 01 %
bilimbi Ranting 10 gr 4, 20 gr 58 % 138, 1 %

VI.2 Pembahasan

Praktikum kali ini adalah mengamati tentang hubungan tumbuhan


dengan air. Adapun tujuan praktikum ini yaitu untuk mengetahui hubungan
tumbuhan dengan air dengan mengukur kadar air yang ada pada bagian
tanaman dan membandingkan kadar air organ-organ tanaman.

Berdasarkan tabel diatas telah dilakukan pengukuran kadar air dari


jaringan tumbuhan yang digunakan yaitu pada bagian ranting dan bagian
daun pada tumbuhan. Jika dilihat secara keseluruhan bahwa berat yang
didapat relatif menurun saat setelah dilakukan proses oven. Namun, jika
dilihat perbandingan berat kering antara ranting dengan daun bahwa berat
kering daun lebih besar dibandingkan dengan berat kering ranting. Hal ini
dikarenakan pada bagian daun air sangat berperan penting terhadap proses
fotosintesis. Fotosintesis dilakukan pada zat hijau daun atau yang disebut
dengan klorofil, sedangkan zat hijau daun ini berada paling banyak terdapat
pada daun dari suatu tumbuhan tersebut.

Bagian daun tumbuhan mengandung lebih banyak air dibandingkan pada


bagian rantingnya. Hal ini menandakan bahwa sel – sel mesofil daun yang
tidak tersusun rapat mengandung ruang udara yang jenuh terhadap air. Air
yang diserap oleh bulu – bulu akar akan disebarkan oleh jaringan
pengangkut ke seluruh organ tumbuhan untuk digunakan sesuai kebutuhan
oleh organ tersebut. Adapun contohnya yaitu pada bagian daun merupakan
tempat terjadinya proses fotosintesis dan penguapan untuk menjaga
kestabilan suhu tumbuhan.

Air yang terkandung di dalam ranting juga memiliki peran penting di


dalam kehidupan tubuh tumbuhan yaitu untuk mengalirkan zat mineral dan
unsur – unsur hara yang dibutuhkan oleh tumbuhan, merupakan pelarut
yang membawa nutrisi mineral dari dalam tanah ke dalam tumbuhan,
merupakan medium bagi reaksi – reaksi metabolisme, merupakan pereaksi
penting dalam proses fotosintesis dan dan proses – proses hidrolitik air  dan
air penting untuk turgiditas, pertumbuhan sel, mempertahankan bentuk
daun, stomata, dan pergerakan struktur tubuh tumbuhan.

VII. KESIMPULAN :

Berdasarkan hasil praktikum yang dilakukan didapatkan kesimpulan sebagai


berikut:
1. Kadar air yang didapat sesuai pengukuran dibedakan atas dua yaitu kadar air
dengan berat basah dan berat kering.
2. Kadar air yang terdapat pada daun lebih besar dibandingkan dengan kadar air
pada batang karena daun memiliki klorofil sebagai proses
fotosintesis. Turgiditas relative pada tumbuhan yang disiram lebih
besar dibandingkan dengan turgiditas relatif tumbuhan yang tidak disiram. 
VIII. DAFTAR PUSTAKA

Dwidjoseputro. (2001). Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta : PT. Gramedia.


Miftahuddin, dkk. (2010). Fisiologi Tumbuhan Dasar. Bogor: Departemen
Biologi, FMIPA, IPB.
Haryati. (2003). Pengaruh Cekaman Air Terhadap Pertumbuhan dan Hasil
Tanaman. Medan: Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.
Felania, Chairida. (2017). Pengaruh Ketersediaan Air Terhadap Pertumbuhan
Kacang Hijau (Phaceolus Radiatus). Jurnal Pendidikan Biologi. Vol. 11(2).
Melati, Rima. (2016). Hubungan Tumbuhan Dengan Air, Transpirasi, Dan
Evaporasi. Jurnal biologi. Vol. 2(1).

Medan, 16 April 2020

DOSEN / ASISTEN PRAKTIKKAN

( ) (Novi Ayu Pakpahan)

NIP/NIM : NIM: 4172141012


DOKUMENTASI

1. Gambar percobaan hubungan tumbuhan dengan air

Anda mungkin juga menyukai