Anda di halaman 1dari 5

NAMA : MAYSAROH

KELAS : BIO DIK D 2017

NIM : 4173341040

SOAL

1. Salinitas didefinisikan sebagai ......

Jawab :

Salinitas didefinisikan sebagai jumlah garam dalam gram yang terkandung


dalam satu kilogram air laut dimana iodin dan bromin digantikan nilainya oleh klorin,
semua karbonat diubah menjadi oksida dan semua bahan organik teroksidasi dengan
sempurna.

2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Osmoregulasi

Jawab :

Osmoregulasi adalah kemampuan organisme untuk mempertahankan

keseimbangan kadar air dalam tubuh, didalam zat yang kadar garamnya berbeda.

3. Proses osmoregulasi bergantung pada :

Jawab :

a) Suhu

b) Musim

c) Umur

d) Kondisi fisiologis

e) Jenis kelamin

f) Perbedaan genotip

4. Jelaskan mekanisme Osmoregulasi pada ikan air tawar dan ikan air laut

Jawab :

Osmoregulasi sangat penting pada hewan air karena tubuh ikan bersifat
permeabel terhadap lingkungan maupun larutan garam. Sifat fisik lingkungan yang
berbeda menyebabkan terjadinya perbedaan proses osmoregulasi antara ikan air tawar
dengan ikan air laut.
Pada ikan air tawar, air secara terus-menerus masuk ke dalam tubuh ikan
melalui insang. Ini secara pasif berlangsung melalui suatu proses osmosis yaitu,
terjadi sebagai akibat dari kadar garam dalam tubuh ikan yang lebih tinggi
dibandingkan dengan lingkungannya. Dalam keadaan normal proses ini berlangsung
seimbang. Ikan air tawar harus selalu menjaga dirinya agar garam tidak melarut dan
lolos ke dalam air. Garam-garam dari lingkungan akan diserap oleh ikan
menggunakan energi metaboliknya.
Ikan mempertahankan keseimbangannya dengan tidak banyak minum air,
kulitnya diliputi mucus, melakukan osmosis lewat insang, produksi urinnya encer, dan
memompa garam melalui sel-sel khusus pada insang. Secara umum kulit ikan
merupakan lapisan kedap, sehingga garam di dalam tubuhnya tidak mudah bocor ke
dalam air. Satu-satunya bagian ikan yang berinteraksi dengan air adalah insang.
Cairan tubuh ikan air tawar mempunyai tekanan osmotik yang lebih besar dari
lingkungan sehingga garam-garam cenderung keluar dari tubuh.
Sedangkan ikan yang hidup di air laut memiliki tekanan osmotik lebih kecil
dari lingkungan sehingga garam-garam cenderung masuk ke dalam tubuh dan air akan
keluar. Agar proses fisiologis di dalam tubuh berjalan normal, maka diperlukan suatu
tekanan osmotik yang konstan. Pada ikan air laut terjadi kehilangan air dari dalam
tubuh melalui kulit dan kemudian ikan akan mendapatkan garam-garam dari air laut
yang masuk lewat mulutnya. Organ dalam tubuh ikan menyerap ion-ion garam seperti
Na+, K+, dan Cl-, serta air masuk ke dalam darah dan selanjutnya disirkulasi.
Selanjutnya, insang ikan akan mengeluarkan kembali ion-ion tersebut dari darah ke
lingkungan luar.

5. Jelaskan pembentukan urin pada hewan mamalia

Jawab :

a. Penyaringan (Filtrasi)

Filtrasi terjadi pada kapiler glomerulus pada kapsul Bowman. Pada glomerulus
terdapat sel-sel endotelium kapiler yang berpori (podosit) sehingga mempermudah
proses penyaringan. Beberapa faktor yang mempermudah proses penyaringan
adalah tekanan hidrolik dan permeabilitias yang tinggi pada glomerulus. Selain
penyaringan, di glomelurus terjadi pula pengikatan kembali sel-sel darah, keping
darah, dan sebagian besar protein plasma. Bahan-bahan kecil terlarut dalam
plasma, seperti glukosa, asam amino, natrium, kalium, klorida, bikarbonat, garam
lain, dan urea melewati saringan dan menjadi bagian dari endapan. Hasil
penyaringan di glomerulus berupa filtrat glomerulus (urin primer) yang
komposisinya serupa dengan darah tetapi tidak mengandung protein. Pada filtrat
glomerulus masih dapat ditemukan asam amino, glukosa, natrium, kalium, dan
garamgaram lainnya.

b. Penyaringan Kembali (Reabsorbsi)

Pada saat terjadi proses reabsorpsi dan sekresi di sepanjang tubulus


renalis secara otomatis juga berlangsung pengaturan konsentrasi pada urine.
Sebagai contoh, konsentrasi garam diseimbangkan melalui proses reabsorpsi
garam. Di bagian lengkung Henle terdapat NaCl dalam konsentrasi tinggi.
Keberadaan NaCl ini berfungsi agar cairan di lengkung Henle senantiasa dalam
keadaan hipertonik. Dinding lengkung Henle descending bersifat permeabel untuk
air, akan tetapi impermeabel untuk Na dan urea. Konsentrasi Na yang tinggi ini
menyebabkan filtrat terdorong ke lengkung Henle bagian bawah dan air bergerak
keluar secara osmosis.
Di lengkung Henle bagian bawah, permeabilitas dindingnya berubah.
Dinding lengkung Henle bagian bawah menjadi permeabel terhadap garam dan
impermeabel terhadap air. Keadaan ini mendorong filtrat untuk bergerak ke
lengkung Henle ascending.
Air yang bergerak keluar dari lengkung Henle descending dan air yang
bergerak masuk saat di lengkung Henle ascending membuat konsentrasi filtrat
menjadi isotonik. Setelah itu, filtrat terdorong dari tubulus renalis menuju duktus
kolektivus.
c. Augmentasi

Augmentasi adalah proses penambahan zat sisa dan urea yang mulai terjadi di
tubulus kontortus distal dan di duktus kontortus kolektivus bersifat permeabel
terhadap urea. Di sini urea keluar dari filtrat secara difusi. Demikian juga dengan
air yang bergerak keluar dari filtrat secara osmosis. Keluarnya air ini
menyebabkan konsentrasi urine menjadi tinggi.Dari duktus kolektivus, urine
dibawa ke pelvis renalis. Dari pelvis renalis, urine mengalir melalui ureter menuju
vesika urinaria (kantong kemih) yang merupakan tempat penyimpanan sementara
bagi urine

6. Mekanisme pembentukan limbah bernitrogen berbeda antara hewan amoniotelik,


ureotelik, dan urikotelik. Jelaskan perbedaannya.

Jawab :

a. Pengeluaran nitrogen dalam bentuk Amonia


Pengeluaran Nitrogen Dalam Bentuk Amonia Hewan yang mengeluarkan
nitrogen dalam bentuk amonia dinamakan hewan amonotelik, misalnya ikan teleostei,
siklostomata, dan kebanyakan invertebrata akuatik. Bagi hewan akuatik, pembentukan
amonia didalam tubuh tidak menimbulkan masalah karena amonia sangat mudah larut
dalam air dan mudah menembus membran sel sehingga akan segera keluar tubuh.
Hewan yang mengsekresikan zat buangan bernitrogen sebagai amonia memerlukan
akses ke air yang banyak. oleh karena itu, ekskresi amonia paling umum terjadi pada
spesies akuatik. Pada ikan sebagian besar amonia hilang sebagai NH4+ melintasi
epitelium insang, ginjal hanya mengekskresikan sedikit zat buangan bernitrogen.
b. Pengeluaran Nitrogen Dalam Bentuk Urea
Pengeluaran Nitrogen Dalam Bentuk Urea. Urea ialah senyawa yang mudah
larut dalam air, memiliki toksisitas lebih rendah daripada amonia, dan merupakan
hasil sisa bernitrogen yang utama pada hewan terestrial. Jadi, dibandingkan dengan
amonia, urea memiliki toksisitas dan tingkat kelarutan dalam air yang lebih kecil.
Hewan yang menghasilkan dan mengeluarkan urea disebut ureotelik. Urea dihasilkan
dalam hati vertebrata, urea adalah produk siklus metabolik yang mengombinasikan
amonia dengan karbon dioksida.
c. Pengeluaran Nitrogen Dalam Bentuk Asam Urat
Hewan yang mengeluarkan asam urat dinamakan hewan urikotelik. Serangga,
bekicot dan banyak reptil termasuk burung mengekskresikan asam urat sebagai zat
buangan bernitrogen utamanya. Asam urat relatif nontoksin dan tidak mudah larut
dalam air.oleh karana itu asam urat dapat diekskresikan sebagai pasta semisolid
(kristal) dengan kehilangan air yang sangat sedikit. Asam urat sangat sulit larut dalam
air. Kelarutan asam urat hanya 6 mg per liter air. Apabila air direabsorbsi dari cairan
yang mengandung asam urat, misalnya cairan dalam saluran pengeluaran atau tubulus
ginjal, sejumlah garam dan asam urat akan tersisa sebagai endapan. Hal ini dapat
diamati pada burug yang meneteskan cairan pekat (kental) berwarna putih, yang
ternyata kandungan utamanya ialah asam urat.

Anda mungkin juga menyukai