PENCERNAAN
Tujuan Praktikum
Praktikum pencernaan bertujuan untuk mengetahui daya amilolitik
saliva, hidrolisis protein oleh enzim pepsin, hidrolisis protein, hidrolisis
amilum, dan hidrolisis lemak, serta mengetahui penurunan tegangan
permukaan, pigmen empedu (Fourchet) dan pigmen empedu (Gmelin).
Tinjauan Pustaka
Pencernaan merupakan proses pengubahan bahan organik
menjadi senyawa-senyawa sederhana dengan penyusunnya melalui
proses hidrolisis enzimatik yang terjadi pada saluran pencernaan.
Hidrolisis pada makronutrien tidak terjadi secara spontan, tetapi bertahap
dan
membentuk
beberapa
hasil.
Proses
ini
diperlukan
untuk
menuju usus halus, sekum dan usus besar, dan berakhir di kloaka.
Sistem pencernaan pada unggas tergolong cepat karena hanya
membutuhkan waktu cerna 2,5 jam pada ayam petelur dan 8-12 pada
ayam lain (Scanes et al, 2004).
Hewan ruminansia sistem pencernaannya termasuk poligastrik
karena memiliki lambuk jamak, yaitu rumen, retikulum, omasum, dan
abomasum. Pencernaan ruminansia dimulai dari mulut yang didalamnya
terjadi pencernaan mekanik dengan menggunakan gigi dan kimuawi oleh
enzim, setelah itu makanan akan masuk ke kerongkongan. Makanan dari
kerongkongan akan masuk rumen yang berfungsi sebagai gudang
sementara bagi makanan yang tertelan. Di rumen terjadi pencernaan
protein, polisakarida, dan fermentasi selulosa oleh enzim selulase yang
dihasilkan oleh bakteri dan jenis protozoa tertentu. Dari rumen, makanan
akan diteruskan ke retikulum dan di tempat ini makanan akan dibentuk
menjadi gumpalan-gumpalan yang masih kasar (disebut bolus). Bolus
akan dimuntahkan kembali ke mulut untuk dimamah kedua kali. Dari
mulut makanan akan ditelan kembali untuk diteruskan ke ornasum. Pada
omasum terdapat kelenjar yang memproduksi enzim yang akan
bercampur dengan bolus. Akhirnya bolus akan diteruskan ke abomasum,
yaitu perut yang sebenarnya dan di tempat ini masih terjadi proses
pencernaan bolus secara kimiawi oleh enzim (Niwinska, 2012).
Karbohidrat
sebelum
dapat
dipergunakan
untuk
memenuhi
lebih
Saliva + amilum
petialin bekerja pada pH yang cenderung netral yaitu 5,75 sampai 7,05
(Poedjiadi, 1996).
Tabung ketiga setelah diuji Iod dan hasilnya warna larutan sama
dengan kontrol, maka dilakukan uji Benedict. Hasilnya setelah dilakukan
uji benedict adalah terbentuk endapan merah bata. Endapan merah bata
adalah endapan Cu2O yang merupakan hasil reduksi Cu++ yang berasal
dari kuprisulfat menjadi ion Cu + oleh glukosa yang berasal dari hasil
hidrolisis amilum oleh enzim ptialin (Winarno, 2003).
Pencernaan dalam lambung
Hidrolisis protein oleh pepsin. Hidrolisis protein oleh pepsin
bertujuan
untuk
mengetahui
kemampuan
enzim
pepsin
dalam
Hasil
HCl
Pepsin
(Poedjiadi, 1996).
hidrolisis
protein.
Hidrolisis
protein
bertujuan
untuk
Hasil
Kongo
merah
fibrin
tidak
Hidrolisis
Amilum.
Uji
hidrolisis
amilum
bertujuan
untuk
amilum. Prinsip kerja uji hidrolisis amilum adalah ketika uji benedict gugus
reduksi yang ada pada karbohidrat (aldehid dan keton) dalam keadaan
bebas Cu++ akan direduksi oleh Reagen Benedict menjadi Cu +, dimana
Cu+ akan membentuk Cu2O yang merupakan endapan merah bata.
Hidrolisis amilum dapat menghasilkan oligosakarida yang dinamakan
dekstrin. Tiga buah dekstrin yang penting sebagai hasil antara hidrolisis
amilum adalah amilodekstrin yang dengan iod memberikan warna ungu,
eritrodekstrin
yang
dengan
iod
memberikan
warna
merah,
dan
Hasil
Terbentuk endapan merah bata
amilum
Ekstrak pankreas + Na2CO3 +
lebih banyak
Hasil
warna kuning
warna kuning
Kuning
Hasil
Serbuk
belerang
tidak
tenggelam
Larutan empedu + serbuk belerang
Hasil
dinding
hijau kekuningan
Pada uji gmelin hasil yang di dapatkan terbentuk lapisan berwarna
hijau kekuningan yang disebabkan oleh HNO3 mengoksidasi pigmen
empedu. Menurut Poedjiadi (1996), pigmen empedu bereaksi dengan
HNO3
pekat
maka
terjadi
proses
hidrolisis,
yaitu
HNO 3
pekat
Hasil
menjadi hijau
endapan
dari
hijau
Fouchet
avocado menjadi hijau kebiruan
Berdasarkan praktikum diperoleh hasil yaitu endapan BaSO4
berwarna putih namun ketika ditambahkan larutan empedu, warna
berubah menjadi hijau kebiruan karena reagen fouchet mengoksidasi
bilirubin menjadi billiverdin. Menurut Poedjiadi (1996) Perubahan warna
tersebut disebabkan oleh adanya reaksi antara MgSO 4 dan BaCl2. Reaksi
tersebut sebagai berikut.
MgSO4 + BaCl2 MgCl2 + BaSO4
Bilirubin dioksidasi menjadi biliverdin sehingga warnanya menjadi
hijau. Menurut Oman (1995), di dalam empedu terkandung garam-garam
organik, garam-garam mineral, kholesterol dan zat warna bilirubin dan
biliverdin. Hasil percobaan yang dilakukan sesuai dengan literatur yang
menyatakan bahwa empedu memiliki pigmen warna hijau muda yaitu
bilirubin yang apabila dioksidasi menjadi biliverdin warnanya akan
berubah menjadi biru kehijauan.
KESIMPULAN
Berdasarkan prektikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa enzim amilase saliva dalam mulut dapat menghidrolisis amilum
menjadi maltosa atau glukosa, pencernaan dalam lambung enzim pepsin
endapan merah
DAFTAR PUSTAKA
Champbell, N., J.B. Reece., and Mitchell L. 2002. Biologi Edisi Kelima
Jilid 1. Erlangga. Jakarta.