Anda di halaman 1dari 15

1.

Ulil Amri
(P27834016004)

2. Virgitta Rizky W
(P27834016011)

3. Widya Pipit K.
(P27834016017)

4. Kristanti Putri
(P27834016020)

5. Khusnul Hermawati
(P27834016027)

6. Halizah Nurlaili H.
(P27834016033)

Hukum Kesehatan
Hukum Kesehatan

keadaan sejahtera dari badan, jiwa,


dan sosial yang memungkinkan setiap Adanya Aturan
orang hidup produktif secara sosial
dan ekonomis

pada penyelenggaraan kesehatan baik ditinjau dari


pelayananan kesehatan, penyediaan kesehatan, tenaga
kesehatan, dan sarana kesehatan.
Tujuan Hukum Kesehatan

untuk mengatur tertib dan


tetramnya pergaulan hidup.

dibuat oleh suatu organisasi politik seperti


DPR dengan Presiden, pemerintah, menteri
kesehatan. sedangkan kode etik dikeluarkan
oleh organisasi profesi
Hukum Kesehatan terbagi

Hukum kedokteran

Hukum keperawatan

Hukum farmasi klinik

Hukum rumah sakit


Menurut beberapa ahli

 Van Der Mijn mengungkapakan bahwa hukum


kesehatan diratikan sebagai hukum yang
berhubungan langsung dengan pemeliharaan
kesehatan, meliputi: penerapan perangkat hukum
perdata, pidana dan tata usaha negara.
 Leenen berpendapat bahwa hukum kesehatan
sebagai keseluruhan aktivitas yuridis dan peraturan
hukum di bidang kesehatan serta studi ilmiahnya.
adanya hukum kesehatan tersebut tidak
hanya meluruskan sikap dan pandangan
masyarakat, akan tetapi akan meluruskan
sikap dan pandangan kelompok dokter yang
sering merasa enggan jika perurusan
dengan meja peradialan.

Hukum Kesehatan tidak hanya bersumber pada hukum tertulis saja tetapi juga
yurisprudensi, traktat, Konvensi, doktrin, konsensus dan pendapat para ahli hukum
maupun kedokteran. Hukum tertulis, traktat, Konvensi atau yurisprudensi,
mempunyai kekuatan mengikat (the binding authority), tetapi doktrin, konsensus
atau pendapat para ahli tidak mempunyai kekuatan mengikat.
HUBUNGAN HUKUM
PENYELENGGARAAN
KESEHATAN
Pertama adalah hubungan medis yang diatur oleh
kaedah-kaedah medis, dan kedua adalah hubungan
hukum yang diatur oleh kaedah-kaedah hukum baik yang
tertulis maupun yang tidak tertulis. Hubungan hukum
yang terjadi dalam pelayanan medis ialah berdasarkan
perjanjian yang bertujuan untuk melakukan pelayanan
dan pengobatan pasien demi kesembuhan pasien
Untuk menilai sahnya perjanjian
hubungan hukum dalam pelayanan kesehatan
tersebut diatur dalam Pasal 1320 KUHPerdata, bahwa
unsur-unsur syarat perjanjian dalam transaksi
terapeutik meliputi:
 Adanya sepakat dari mereka yang mengikatkan
dirinya.
 Adanya kecakapan antara pihak membuat perikatan.
 Suatu hal tertentu yang diperbolehkan.
 Karena suatu sebab yang halal.
Pelaksanaan dan pengaplikasian perjanjian itu sendiri harus
dilaksanakan dengan itikad baik sesuai dengan ketentuan Pasal 1338
dan Pasal 1339 KUHPerdata berdasarkan prinsip kehati-hatian.
Perikatan antara pemberi pelayanan kesehatan dengan pasien
dapat dibedakan dalam dua bentuk perjanjian yaitu:
1. Perjanjian perawatan, dimana terdapat kesepakatan antara rumah
sakit dan pasien bahwa pihak rumah sakit menyediakan kamar
perawatan serta tenaga perawatan melakukan tindakan penyembuhan.
2. Perjanjian pelayanan medis, di mana terdapat kesepakatan antara
rumah sakit dan pasien bahwa tenaga medis pada rumah sakit akan
berupaya secara maksimal untuk menyembuhkan pasien melalui
tindakan medis.
Dasar Pengaturan

Pasal 1365 KUH Perdata : tiap perbuatan melanggar hukum, yang membawa kerugian
kepada seorang lain, mewajibkan orang yang karena salahnya menerbitkan kerugian
itu,mengganti kerugian tersebut.

Pasal 1366 KUH Perdata : setiap orang bertanggung-jawa tidak saja untuk kerugian yang
disebabkan perbuatannya, tetapi juga untuk kerugian yang disebabkan kelalaian atau
kurang hati-hatiannya.

Pasal 1367 KUH Perdata : seorang tidak saja bertanggungjawab untuk kerugian yang
disebabkan perbuatannya sendiri, tetapi juga untuk kerugian yang disebabkan perbuatan
orang-orang yang menjadi tanggungannya atau disebabkan oleh barang-barang yang
berada di bawah pengawasannya.

Pasal 58 Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009


tentang Kesehatan & Pasal 1370 KUH Perdata
Pelayanan Kesehatan

Pelayanan kesehatan pada dasarnya merupakan kerjasama yang


membutuhkan dengan pertanggungjawaban bersama seiring dengan
meningkatnya pembentukan lembaga pelayanan kesehatan. Pelayanan
Kesehatan tidak hanya meliputi kegiatan atau aktivitas profesional di bidang
pelayanan kuratif dan preventif untuk kepentingan perorangan, tetapi juga
meliputi misalnya lembaga pelayanannya, sistem kepengurusannya,
pembiayaannya, pengelolaannya, tindakan pencegahan umum dan
penerangan.
Dasar Hukum Pelayanan Kesehatan

 Menurut Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 Pelayanan kesehatan


ditujukan untuk perseorangan maupun masyarakat dengan contoh
beberapa pasal berikut ini :
1. Pasal 52 ayat (1)
Telah mengatur dua hal penting, yaitu : Pelayanan kesehatan perseorangan
; dan Pelayanan kesehatan masyarakat. Pelayanan kesehatan masyarakat
pada dasarnya ditujukan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan
serta mencegah penyakit suatu kelompok dan masyarakat
2. Pasal 53 ayat (2)
Hal ini sangat jelas bahwa dalam keadaan bagaimanapun tenaga kesehatan
harus mendahulukan pertolongan dan keselamatan jiwa pasien.
3. Pasal 30 ayat (1), (2) dan (3)
Fasilitas pelayanan kesehatan menurut jenis pelayanannya terdiri atas :
Pelayanan Kesehatan Perseorangan, Pelayanan Kesehatan Masyarakat.
Dan, pelayanan kesehatan perseorangan ini dilaksanakan oleh praktek
dokter atau tenaga kesehatan yang di bantu oleh pemerintah baik daerah
maupun swasta.
Prinsip Penyelenggara Pelayanan Kesehatan

a. Status tenaga kesehatan dalam profil standart


b. Menerapkan standart pelayanan medis sesuai dengan disiplin ilmu.
c. Operasional standart pelayanan medis sesuai dengan indikasi, sistematika
ditindaklanjuti dengan protap atau SOP
d. Dalam semua tindakan medis sangat memperhatikan saling memahami dan
menyetujui serta menghormati akan hak pasien yang tertuang dalam Informed
Consent (IC)
e. Rekaman tindakan medis yang dibantu / bersama / oleh dengan tenaga
kesehatan dan non kesehatan yang lain, sebaiknya cukup lengkap dan benar.
Rekaman kesehatan terpaku (RM, asupan keperawatan, kefarmasian, gizi, Lab
dan Administrasi)
f. Penjaringan/selektif mengenai kerahasiaan pelayanan medis, diagnosa dan
prognosa atau efek samping harus diwaspadai, perlu dicermati.
g. Indikasi penggunaan sarana medis khususnya alat canggih betul selektif dan
tepat guna.
h. Administrasi standart termasuk tarif normative saja
Pentingnya Persetujuan Pasien

 Hak pasien atas informasi menjadi kewajiban Tenaga Kesehatan untuk


memenuhinya. Tenaga Kesehatan terutama tenaga medis dan tenaga
keperawatan yang berhadapan dengan pasien wajib memberikan penjelasan
mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan kondisi
pasien.Penjelasan tentunya harus menggunakan bahasa yang dimengerti oleh
pasien sehingga nantinya pasien dapat mengetahui tindakan medis yang akan
dilakukan dan memberikan persetujuan
 Untuk tindakan medis, terutama yang mempunyai risiko tinggi, persetujuan
harus diberikan secara tertulis, setelah pasien diberikan informasi sejelas
jelasnya karena pasien memiliki hak Hak Informasi dan Hak untuk
memberikan Persetujuan dikenal sebagai Informed Consent. Adanya
persetujuan dari pasien ini akan menghindari terjadinya dugaan malpraktik
dari pasien yang dapat menyebabkan tuntutan hukum bagi tenaga kesehatan

Anda mungkin juga menyukai