Anda di halaman 1dari 29

A.

ST ELEVASI MIOCARD INFARK (STEMI)


Terjadi karna aliran darah koroner menurun secara mndadak akibat oklusi pada plak
aterosklerotik .
Etiologi : Merokok (perokok aktif),tekanan darah tinggi, hiperglikemia,kolesterol darah tinggi
(>200 mg/dl)
Gejala :
-Nyeri dada bersifat atipikal(angina) (>30 menit)
-Pasien gelisah dan tidak bisa istirahat
-Ekstremitas pucat disertai keringat dingin
-Ada S4dan S3 gallop
-Penurunan intensitas jantung pertama dan split paradoksikal bunyi jantung kedua

Penatalaksanaan:
-Vasodilator
-Antikoagulan (Heparin =memperpanjang waktu pembekuan)
-Trombolitik (Streptokinase)
-Analgetik (kurangi nyeri dada) (Morfin sulfat) dibatasi hanya untuk pasien yang tidak efektif
diobati dengan nitrat dan antikoagulan

Beri Oksigen saat terjadi nyeri,oksigen yang dihirup akan langsung meningkatkan saturasi
darah (saturasi <90% diberikan selama 6 jam pertama)
Beri Nitrogliserin siblingual 0.4 mg setiap 5 menit dengan dosis maksimal 3 dosis.
Analgesik Morfin sulfat (2-4 mg intravena dan dapat diulang dengan kenaikan dosis 2 – 8 mg
IV dengan interval waktu 5 sampai 15 menit) merupakan pilihan utama untuk manajemen
nyeri yang disebabkan STEMI
Pemberian clopidogrel 600 mg sedini mungkin. Dan dilanjutkan dengan dosis rumatan
sebesar 75 mg per hari.

Terapi nonfarmakologi
- PTCA (angiplasti koroner transluminal perkutan)
- CABG (coronary artery bypass graft)

Riwayat Angina(Nyeri besifat tumpul yang timbl dan bertambah berat dengan aktifitas dapat
disertai penjalaran baik ke rahang maupun lengan kiri)

Riwayat diabetes

Riwayat Hipertensi (>140/90)

Diagnosis IMA dengan elevasi segmen ST ditegakkan berdasarkan anamnesis nyeri dada
yang khas dan gambaran EKG adanya elevasi ST >2 mm, minimal pada 2 sandapan
prekordial yang berdampingan atau >1 mm pada 2 sandapan ekstremitas. Pemeriksaan
enzim jantung terutama troponin T yang meningkat akan memperkuat. Kombinasi nyeri
dada substernal >30 menit dan banyak keringat merupakan kecurigaan kuat adanya STEMI
ANGINA PECTORIS

Sifat nyeri dada angina sebagai berikut:

 Lokasi: substernal, retrosternal dan prekordial.

 Sifat nyeri: rasa sakit, seperti ditekan, rasa terbakar, ditindih benda berat seperti ditusuk,
rasa diperas dan dipelintir.

 Penjalaran:biasanya ke lengan kiri, dapat juga ke leher, rahang bawah, gigi, punggung/
interscapula, perut dan dapat pula ke lengan kanan.

 Nyeri membaik atau hilang dengan istirahat atau obat nitrat.

 Faktor pencetus: latihan fisik, stress emosi, udara dingin dan sesudah makan.

 Gejala yang menyertai: mual, muntah, sulit bernafas, keringat dingin, lemas dan cemas.

Angina Pektoris Stabil

-Angina tipikal

Tidak nyaman pada substernal dada

Diprovokasi dengan aktifitas fisik dan stressemosional

Hilang setelah beberapa menir istirahat atau dengan nitrat

-Angina atipikal
Nyeri terjadi saat istirahat menetap maksimal hingga 15 menit dan kemudian berkurang

Tidak berpengaruh terhadap nitrat

Anamnesis

-lokasi,karakteristik,durasi,faktor memperberat dan memperingan


Gambaran klinis nyeri dada pada NSTEMI adalah rasa berat atau tekanan pada daerah
retrosternal (angina) yang menjalar hingga ke lengan kiri, leher, atau rahang, yang dapat
bersifat intermiten (umumnya berlangsung selama beberapa menit) atau persisten. Keluhan
ini dapat diikuti dengan keluhan lainnya seperti fatik yang ekstrim, diaphoresis, nausea, nyeri
perut, dyspnoea, dan syncope. Dapat pula didapati keluhan tidak khas lainnya seperti
epigastric pain, masalah pencernaan, nyeri dada seperti ditikam, nyeri dada dengan ciri
pleuritik, atau bertambahnya sesak napas.

Pemeriksaan penunjang

- EKD 12 sadarapn
- Troponin jantung
- Foto thorax

Pasien NSTEMI atau diduga NSTEMI yang dalam keadaan stabil sebaiknya dirawat inap dan
menjalani tirah baring dengan monitoring ritme EKG berkelanjutan dan diobservasi akan
kemungkinan iskemik berulang. Pasien dengan resiko tinggi, termasuk mereka dengan rasa
tidak nyaman pada dada yang terus menerus dan atau hemodinamik tidak 12 stabil
sebaiknya dirawat di unit koroner (coronary care unit) dan diobservasi setidaknya 24- 48
jam.
HIPERTENSI ESENSIAL

Definisi : Hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya

Gejala :

- Sakit atau nyeri kepala


- Gelisah
- Jantung berdebar-debar
- Pusing
- Leher kaku
- Penglihatan Kabur
- Rasa sakit di dada

Faktor Resiko :Umur,jenis kelamin,riwayat hipertensi dan penyakit kardiovaskular


dalam keluarga , riwayat pola makan (konsumsi garamberlebihan),alkohol
berlebihan,merokok,obesitas,DM,Dislipidemia.

Pemeriksaan Fisik

- TD meningkat
- Pemeriksaan fisik jantung

Pemeriksaan penunjang

- Lab (urinalisis(proteinuria),Gula darah,profil lipid,ureum,kreatinin.)


- X-ray thorax
- EKG
- Funduskopi

Tatalaksana :
Farmako :

- Stage 1 (diuretik, HCT 12,5-50 mg/hari ata ACEI ,Captopril 3x12,5-50 mg/hari)
atau nifedipin long acting 30-60 mg/hari
- Stage 2 (terapi tidak tercapai setelah observasi selama 2 minggu dapat diberikan
kombinasi 2 obat biasanya golongan diuretik,tiazid dan ace inhibitor.

Edukasi:

- Cara minum obat dirumah


- Kontrol pengobatan setiap 2 minggu atau 1 bulan untuk hasil optimal
- Minum obat teratur meskipun tidak ada gejala
- Anjurkan untuk pengukuran kadar gula darah, TD secara rutin dan teratur.
KULIT

1. Sifilis 1 dan 2
Etiologi : Infeksi oleh Treponema Palidum(gram -) yang ditularkan melalui hubungan seksual dan
bisa juga terjadi secara vertikal dari Ibu ke janin dalam kandungan.
A. Sifilis stadium primer
- Lesi awal berupa papul yang muncul didaerah genital kisaran tiga minggu setelah
kontak seksual.
- Papul membesar dengan ukuran 0.5-1.5 cm lalu mengalami ulserasi membentuk
ulkus.
- Ulkus sifilis yang khas berbentuk bulat,diameter 1-2 cm, tidak nyeri,dasar ulkus
bersih tidak ada eksudat,teraba indurasui,soliter tetapi dapat juga multipel.
- Disertai pembesaran kelenjar getah bening inguinal medial selangkangan.

Diagnosis : Pemeriksaan dark field/DFA/PCR positif

B. Sifilis Sekunder
- Demam yang tidak terlalu tinggi
- Malaise
- Sakit kepala
- Adenopati
- Lesi kulit atau mukosa (lesi pada membran lidah,mukosa buccalm,bibirI.Lesi kulit
biasanya simetris,makula,papula dan pustul jarang disertai rasa gatal. Biasanya
ditemukan di trunkus ekstremitas seperti telapak tangan dan kaki
- Papul biasanya merah kecoklatan,diskret,diameter 0.5-2cm umunya berskuama

Diagnosis: Lapangan gelap positif

Tatalaksana
- Benzatin benzilpenisilin 2,4 juta IU injeksi IM (Pemberian dengan dua kali injeksi
ditempat berbeda) setelah pengobatan selama 3 bulan lakukan evaluasi secara
klinis dan serologis menggunakan uji VDRL

Non farmakologi

- Pasien yang terinfeksi jg harus mengecek kondisi pasangan seksualnya


- Penggunaan kondom untuk proteksi. Namun disarankan untuk menghindari
kontak seksual sampai pengobatan selesai.
2. Cutaneus larva migran
Etiologi :Invasi larva cacing tambang yang berasal dari anjing dan kucing (Ancylostoma
braziliense, Ancylostoma caninum dan Ancylostoma ceylanicum) atau juga dapat lewat tanah
yang terkontaminasi (kaki, bokong,paha)
Gejala :
- Rasa gatal dan panas pada tempat penetrasi ( malam hari)
- Mula-mula timbul papul dengan bentuk khas yaitu lesi berbentuk linear atau
berkelok-kelok, dengan diameter 2-3 mm dan berwarna kemerahan.

Diagnosis :

- Ditegakkan berdasarkan gejala klinis yang khas dan disertai dengan riwayat
berjemur,berjalan tanpa alas kaki dipantai atau aktivitas lainnya.

Pengobatan :

- Ivermectin oral 200 µg/kg berat badan


- Albendazol oral 400-800 mg selama 3 hari.Albendazol 10-15% secara topikal
sebanyak 2-3 kali per hari diberikan selama 10 hari.

3. Filariasis
Etiologi : Cacing Filaria sp .(Mucheria bancrofti,brugia malayi,brugia timori,loa-loa) yang dapat
ditularkan oleh nyamuk Anopheles sp.
Gejala :
- Demam berulang, mual muntah,nyeri kepala
- Peradangan saluran dan saluran kelenjar getah bening.
- Pembesaran kaki,lengan,payudara dan alat kelamin.
- Akut (limfadenitis,limfangitis,adenolimfangitis yang dapat disertai demam,sakit
kepala,rasa lemah serta dapat menjadi abses yang apabila pecah dapat
menimbulkan jaringan parut terutama diketiakdan lipat paha)
- Kronik (Limfedema,hidrokel)

Diagnosis :
- Ditemukan mikrofilaria dalam darah tepi,kiluria,eksudat,varises limfe dan cairan
hidrokel atau ditemukannya cacing dewasa pada biopsi kelenjar limfe

Tatalaksana:

- Istirahat yang cukup


- Antibiotik bila terjadi infeksi sekunder
- Filariasis bancrofti :Detilcarbamazine (DEC) 6mg/kgBB/hari selama 12 hari.
- Filariasis brugia : DRC 5mg/kgbb per hari selama 10 hari.

Perawatan :

- Istirahat
- Antibiotik jika terdapat infeksi sekunder dan abses
- Pengikatan didaerah bendungan akan mengurangi edema

4. Skabies
Etiologi : Infestasi S.scabiei varietas hominis.(masa inkubasi : 14 hari )

Penularan skabies melalui kontak langsung jangka panjang seperti tidur bersama. Biasanya terjadi
pada orang yang tinggal dilingkungan padat seperti panti jompo,panti asuhan.

Gejala Klinis :

- Gatal (utama) biasanya terjadi pada malam hari (pruritus nokturna)atau pada
saat berkeringat dan udara panas. Lokasinya biasanya disela-sela jari
tangan,pergelangan tangan,lipat payudara,lipat aksila.
- Terowongan yang digali tungau biasanya tampak seperti lesi berupa garis halus
yang berwarnaputih keabuan sepanjang 2-15 mm,berkelok-kelok dan sedikit
meninggi dibanding sekitarnya. Diujung terowongan tampak papul atau vesikel
kecil berukuran <5mm.
- Gelisadh dan nafsu makan berkurang.
Diagnosis:

Dapat ditetapkan apabila ada 2 dari 4 tanda kardinal skabies yaitu :

- Pruritus nokturna
- Terdapat sekelompok orang yang menderita hal yang sama
- Terdapat terowongan,papul,vesikel atau pustul ditempat predileksi yaitu sela-
sela jari tangan,pergelangan tangan,lipatan ketiak dan paha.
- Ditemukan adanya tungau pada pemeriksaan laboratorium

Pemeriksaan Penunjang:

- Kerokan kulit,biopsi kulit.

Tatalaksana: (dilakukan pada penderita dan seluruh anggota keluarga meskipun tidak
menimbulkan gejala)

- Skabisida topikal (permetrin krim 5 % diberikan sekali dan dihapus setelah 10


jam, bila belum berkurang diulangi kembali setelah seminggu)
- Perilaku hidup bersih dan sehat baik pada penderita maupun lingkungannya.

Edukasi :

- Mandi dengan air hangat dan keringan badang


- Obati dengan skabisid topikal yang dioleskan diseluruh kulit kecuali wajah
sebaiknya dilakukan pada malam hari (hanya sekali oles)
- Hindari menyentuh mulut dan mata dengan tangan.
- Ganti pakaian,handuk,sprei yang digunakan dan slalu cuci tangan
- Hindari menggunakan pakaian,handuk sprei bersama”
- -Jaga kebersihan bersama
5. Pediculosis
A. Pediculosis capitis
Etiologi : Infestasi tungau pediculosis humanus, var. Capitis
Gejala :
- Gatal pada kulit kepala
- Dapat ditemukan kelaianan kulit akibat gigitan berupa eritema,makula dan
papula dan skskoriasi.

Diagnosis :
- Ditemukan pediculosisi humanus dewasa,nimfa,dan telur pada kulit dan rambut
kepala

Pemeriksaan penunjang

- Pemeriksaan lampu wood. Hasilnya akan memberikan fluoresensi warna kuning-


hijau.

DD : Dermatitis serboroik,tinea kapitis.

Tatalaksana : Pedikulisid (1 x seminggu)

- Benzil benzoate 25%


- Gameksan 1%
- Malathion 0,5-1%

Edukasi :

- Hindari adanya kontak langsung rambut-rambut ketika bermain


- Tidak mengguankan topi,scarf,kerudung atau ikat rambut secara bersamaan
- Tidak gunakan sisir bersamaan
- Mencuci dan menjemur pakaian

B. Pediculosis pubis
>dewasa, melalui kontak langsung gatal di pubis dan sekitarnya  meluas sampai abdomen
dan dada, bisa kena ke alismata, kumis dan janggut makula serulae : bercak warna
abuabu/kebiruan black dot: bintik hitam pd CD putih

6. Veruka Vulgaris(kutil)
Gejala : adanya kutil pada kulit dan mukosa
Faktor resiko : pekerjaan yangberhubungan dengan daging mentah
Pemeriksaan fisik : Papul berwarna kulit sampai keabuan dengan permukaan verukosa (kasar).
Tatalaksana :
- Menjaga kebersihan kulit
- Asam salisilat 20%-40%
7. Moluskum kontagiosum
Etiologi : virus poks
Gejala : papul miliar kadang-kadang lentikular dan berwarna putih seperti lilin,berbentuk kubah
yang kemudian ditengahnya terdapat lekukan. Jika dipijat akan keluar massa berwarna putih
seperti nasi
Pemeriksaan penunjang : Bila perlu lakukan enukleasi pada papul untuk menemukan badan
moluskum
Tatalaksana: Menjaga higiene kulit dan mengeluarkan massa yang mengandung badan
moluskum dengan alat seperti ekstraktor komedo

8. Herpes Zooster tanpa komplikasi


Etiologi : virus varisela zoster
Gejala : Nyeri radikular dan gatal terjadi sebelum erupsi. Demam,pusing,malaise. Lalu timbul
gejala kulit kemerahan yang dalam waktu singkat menjadi vesikel berkelompok dengan
dasar eritem dan edema

Tatalaksana:
- Hindari gesekan kulit yang sebabkan vesikel pecah,istirahat
- Stadium vesikel : bedak salisil 2%
- Antibiotik : Asiklovir 5x800 mg/hari selama 7 hari
9. Morbilli (campak)
Etiologi: Virus Measles
Gejala : demam,malaise, pilek,batuk dan konjungtivitis
- Pada demam hari keempat, biasanya muncul lesi makula dan papula eritem,
yang dimulaidari kepala daerah perbatasan dahi rambut, dibelakang telinga dan
menyebar kebawah hingga muka

Pemeriksaan penunjang : Pemeriksaan sitologi dapat ditemukan sel datia berinti banyak
pada sekret

Tatalaksana:

- Menjaga cairan tubuh


- Antipiretik, antibiotik
- Suplementasi vitamin A

Edukasi :

- Edukasi tentang penyakit ini adalah menular. Penyakit ini dapat sembuh sendiri.
10. Varisela
Etiologi : Varicella zoster
Gejala : demam,malaise, dan nyeri kepala
- Ada erupsi kulit berupa papul eritematosa yang dalam beberapa jam berubah
menjadi vesikel seperti tetesan embut(teardrops). Penyebaran terjadi secara
sentrifugal.

Pemeriksaan penunjang : pemeriksaan mikroskopis untuk lihat sel Tzanck

Tatalaksana :

-Hindari gesekan kulit,istirahat

- Losio kalamin untuk mengurangi gatal

- Asiklovir 5x800 mg/hari selama 7-10 hari

11. Herpes simplex


Etiologi : Herpes Simplex tipe 1 (anak”. Mulut) atau 2 (seksual)
Gejala: Demam,malaise,mialgia,nyeri kepala,dan adenopaty regional.
Pemeriksaan Fisik :
- Vesikel berkelompok dengan dasar eritem. Dapat menjadi krusta kadang timbul
erosi. Tempatnya yaiut didaerah pinggang keatas terutama daerah mulut dan
hidung (HSV 1) dan daerah genital (HSV 2)

Tatalaksana :

- Asiklovir 5x200 mg/hari selama 5 hari

Edukasi : Tidak melakukan hubungan seksual ketika masih ada lesi atau gejala.

12. Folikulitis : peradangan folikel rambut yang ditandai dengan papul eritema perifolikuler dan rasa
gatal atau perih
13. Furunkel adalah peradangan folikel rambut dan jaringan sekita berupapapul,vesikel atau pustul
perifolikuler dengan eritema disekitarnya dan disertai rasa nyeri
14. Furunkulosis adalah furunkel yang tersebar
15. Karbunkel adalah kumpulan dari bebrapa furunkel ditandai dengan beberapa furunkel yang
berkonfulensi membentuk nodus bersupurasi dibeberapa puncak
16. Impetigo krustosa adalah peradangan yang memberikan gambaran vesikel yang dengan cepat
berubah menjadi pustul dan pecah sehingga menjadi krusta kering kekuningan seperti madu.
Tempatnya di sekitar lubang hidun,mulut,telinga dan anus.
17. Impetigo bulosa adalah peradangan yang memberikan gambaran vesikobulosa dengan lesi berisi
pus
18. Ektima adalah peradangan yang menimbulkan kehilangan jaringan dermis bagian atas

Pemeriksaan penunjang : Apusan cairan sekret dari dasar lesi dengan pewarnaan gram dan
pemeriksaan darah rutin (leukositosis)

Tatalaksana:

- Supportif : menjaga higiene,nutrisi dan stamina tbuh


- Topikal : Pus : kompres terbuka dengan permanganaskalikus (PK) 1/5000
- (-pus) : salep asam fusidat 2%
- Antibiotik oral : amoksisilin 3x500 mg/hari selama 5-7 hari
- Insisi karbunkel yang menjadiabses
19. Erisipelas
Etiologi : bakteri streptoccocus.
Gejala: demam,malaise, lesi kulit gatal rasa terbakar,nyeri dan bengkak. Didahului trauma atau
riwayat faringitis.
Lokasi : kaki,tangan dan wajah
Efloresensi : eritema yang berwarna merah cerah,berbatas tegas dan pinggirannya meninggi
dengan tanda radang akut. Dapat disertai edema,vesikel dan bula.
Pemeriksaan penunjang : Pemeriksaan darah didapatkan leukositosis

Tatalaksana : Istirahat dan tungkai kaki yang terkena ditinggikan

- Analgetik dan antipiretik


- Antibiotik : Penisilin 0.6-1.5 mega unit 5-10 hari
- Kontrol gula darah
20. Skrofuloderma
Etiologi : reaktivitas infeksi TB
Gejala: pembesaran kelenjar getah bening di leher,ketiak dan lipat paha
Pemeriksaan penunjang :
- Pemeriksaan dahak
- Pemeriksaan biakan Mycobacterium tuberculosis

21. Leprae
Etiologi : Mycobacterium leprae
Gejala : bercak kulit berwarna merah atau putih berbentuk plakat dengan kulit mengkilat atau
kering bersisik. Kulit tidak berkeringat dan berambut.,terutama diwajah dan telinga. Bercak
tidakgatal. Lepuh pada kulit tidak dirasakan nyeri. Kelaianan kulit tidak sembuh dengan
pengobatan rutin.
Pemeriksaan penunjang : Pemeriksaan mikroskopiskuman BTA pada sediaan kerokan jaringan
kulit.
Tatalaksana :
- Terapi dengan MDT
22. Tinea kapitis : pada kulit dan rambut kepala
23. Tine barbae : pada dagu dan jenggot
24. Tinea kruris : daerah genitokrural,sekitar anus,bokong dan perut bagian bawah
25. Tinea pedis et manum pada kaki dan tangan (memakai sandal atau tidak)
26. Tinea unguinum pada kuku jari tangan dan kaki
27. Tinea korporis : seluruh tubuh
Gejala : bercak merah yang bersisik dan gatal.
Pemeriksaan fisik : lesi berbentuk infiltrat erimatosa,berbatas tegas,dengan bagian tepi yang
lebuhaktif daripada bagian tengah,dankonfigurasi polisiklik.
Pemeriksaan penunjang : pemeriksaan mikroskopis dengan KOH untuk lihat hifa.
Tatalaksana :
- Higiene diri harus dijaga, pemakaian handuk atau pakaian secara bersama harus
dihindari
- Topikal : krim mikonazol yang diberikan hingga lesi hilang dan dilanjutkan 1-2
minggu kemudian untuk mencegah rekurensi.
- Sistemik : ketokonazol 200 mg/hari selama 10-14 hari
28. Pitiriasis Versikolor
Etiologi : Malassezia furfur.
Gejala : bercak putih pada kulit. Keluhan gatal muncul saat berkeringat.
Pemeriksaan fisik : Lesi berupa makula hipopigmentasi atau berwarna-warni,berskuama
halus,berbentuk bulat atau tidak beraturan dengan batas tegas atau tidak tegas. Lokasinya
umumnya pada daerah yang tertutup dan bersifat lembab
Pemeriksaan penunjagn :
- Lampu wood
- Kerokan skuama lesi dengan KOH. Hasilnya adalah hifa pendek dan spora-spora
bulat yang dapat berkelompok (spageti dan meatball)

Tatalaksana :

- Tidak menggunakan pakaian yang lembabdan tidak berbagi perlengkapan


barang pribadi
- Topikal (Suspensi selenium sulfida 1,8% dalam bentuk shampo gunakan 2-3 kali
seminggu. 15-30 menit sebelum mandi
- Sistemik (ketokonazol per oral dengan dosis 1x200 mg sehari selama 10 hari)
29. Reaksi gigitan serangga
Gejala : gatal,rasa tidak nyaman,nyeri,kemerahan,nyeri tekan,hangat atau bengkak pada daerah
yang digigit.
Pemeriksaan Fisik : Urtika dan papul yang dikelilingi zona eritematosa. Dibagian tengah terdapat
titik atau bekas tusukan. Ada bekas garukan akibat gatal

Tatalaksana : Mencuci daerah gigitan dengan air dan sabun serta kompres es

- Loratadine 1x10 mg per hari selama 7 hari.


- Topikal : Krim mometason furoat 0,1% selama 7 hari.
30. Dermatitis kontak iritan
Etiologi : bahan pelarut,deterjen,minyak pelumas,serbuk kayu.
Gejala : gatal dan timbul bercak kemerahan pada daerah yang terpapar. Kadang-kadang disertai
rasa pedih,panas dan terbakar.
Tatalaksana : topikal(2x sehari). Pelembab krim hidrofilik urea 10%
- Oral sistemik : Loratadin1x10 mg per hari selama maksimal 2 minggu.
31. Dermatitis Atopik
Gejala : pruritus,dapat hilang timbul sepanjang hari,tetapi umumnya lebih hebat pada malam
hari.
Pemeriksaan fisik : Kulit (kering pada perabaan,pucat,jari tangan teraba dingin,terdapat
papul,likenifikasi,eritema,erosi pada lokasi.
Diagnosis : pruritus,dermatitis dimuka dan ekstensor pada bayi dan anak,dermatitis di fleksura
pada dewasa, riwayat atopi pada keluarga )
Tatalaksana : Modifikasi gaya hidup
- Topikal (2x sehari) : desonid krim 0,05% selama maksimal 2 minggu.
- Loratadin 1x10 mg per hari selama maksimal 2 minggu

Pemeriksaan Penunjang : Skin prick test

32. Dermatitis numularis


Gejala : bercak merah yang basah dan sangat gatal.
Pemeriksaan fisik : Lesi akut berupa vesikel dan papulovesikel (0,3-1cm),berbentuk uang
logam,eritematosa,sedikit edema dan berbatas tegas
Tempat predileksi terutama pada tungkai bawah,badan.

Tatalaksana : Kompres terbuka dengan permanganas kalikus 1/10.000 masing” 15-20


m/kompres. Lalu beri desonid krim 0,05% selama maksimal2 minggu. Beri loratadin 1x10 mg per
hari selama maksimal 2 minggu.
33. Dermatitis seboroik
Gejala : munculnya bercak merah dan kulit kasar. Awalnya hanya berupa ketombe ringan pada
kulit kepala namun menjadi keropeng yang berbau tidak sedap dan terasa gatal.
Pemeriksaan fisik : Papul sampai plak eritema, skuama berminyak agak kekuningan,berbatas
tidak tegas.
Tatalaksana : Shampo selenium sulfida 1,8 atau shampo ketokonazol 2% zink pirition. Beri
loratadin.
34. Pitiriasis Rosea
Gejala : lesi kemerahan yang awalnya satu kemudian diikuti dengan lesi yang lebih kecil
menyerupai pohon cemara terbalik.
Pemeriksaan fisik: soliter berbentuk ova; dan anular diameter 3 cm. Lesi terdiri atas eritema dan
skuama halus diatasnya. Lesi berikutnya muncul namun lebih kecil dan menyerupai pohon
cemara terbalik,.

Pemeriksaan penunjang : Pemeriksaan KOH untuk singkirkan tinea korporis


Tatalaksana : Bedak asam salisilat 1-2% atau menthol 0,25-0,5%
35. Akne Vulgaris Ringan
Gejala L erupsi kulit polimorfi disertai rasa nyeri atau gatal . masalah estetika
Pemeriksaan fisik : Komedo berupa papul miliar yang ditengahnya mengandung sebum.
Tatalaksana : Diet rendah lemak dan karbohidrat
- Perawatan kulit. Hidup teratur dan sehat.
36. Urtikaria
Gejala : bentol-bentol diwajah,tangan,kaki yang gatal dan seperti rasa tersengat atau tertusuk.
Kadang ada keluhan sesak nafas, nyeriperut,muntah ,berdebar-debar.
Pemeriksaan fisik :
- Ruam atau patch eritema
- Berbatas tegas
- Bagian tengah tampak pucat
- Bentuk papul bervariasi mulai dari papular hingga plakat

Pemeriksaan penunjang

- Pemeriksaan darah (eosinofil)


- Uji gores untuk melihatdermografisme
- Tes eliminasimakanan
- Tes fisik (dengan es atau air hangat)

Tatalaksana :

- Atasi keadaan akut terutama pada angioedema karena dapat terjadi obstruksi
saluran nafas. Konsultasi ke dokter sp THT. Bila disertai obstruksi saluran nafas
berikan epoinefrin subkutan yang dilanjutkan dengan pemberian kortikosterois
prednison 60-80 mg/hari selama 3 hari,dosis diturunkan 5-10 mg/hari.
37. Fixed drug eruption
Etiologi : konsumsi obat” sulfonamid,analgetik
Gejala : kemerahan atau luka pada sekitar mulut,bibir atau alat kelamiun dan terasa panas
Pemeriksaan fisik : Vesikel,bercak,eritema, lesi berbentuk numular,bercak hiperpigmentasi
dengan kemerahan ditepinya.
Tatalaksana : kortikosteroid sistemik. Prednison tablet 30 mg/hari dibagi dalam 3 kalipemberian
per hari. Loratadin1x10 mg /hari selama 7 hari
Edukasi: eliminasi obat terduga.
38. Hidradenitis supuratif
Faktor resiko : merokok,pemakaian deodoran,menggunting bulu ketiak.
Pemeriksaan fisik : nodus kemudian melunak menjadi abses ,pecah membentuk fistula dan
disebut hidradenitis.
Lokasi : aksila,lipat paha,gluteum
Pemeriksaan penunjang : pemeriksaan darah lengkap.
Tatalaksana : Rifampisin 600 mg sehari (antibiotik sistemik)
Jika telah terbentuk abses,lakukan insisi
Edukasi : kurangi berat badan,henti rokok,tidak cukur dikulit yang iritasi,jaga kebersihan
kulit,mandi dengan sabun dan antiseptik.

MATA
1. Konjungtivitis
Inflamasi atau peradangan pada konjungtiva
A. Konjungitivis Bakteri
Etiologi : Purulen(N.Gonorrhoeae,Neisseria kochii)
Mukopurulen (Streptococus Pneumoniae)
Faktor : Kontak dengan individu, kelainan atau gangguan mata dan defisiensi air mata.
Gejala : Iritasi dan pelebaran pembuluh darah bilateral
- Eksudat purulen dengan palpebra saling melengket saat bangun tidur.
- Terkadang edema palpebra

Diagnosis : Riwayat pasien

- Pemeriksaan mata menyeluruh (Pemeriksaan mata eksternal,biomikroskopi


menggunakan slit-lamp dan pemeriksaan ketajaman mata
- Kerokan konjungitva untuk pemeriksaan mikroskopik

Tatalaksana : Tergantung pada temuan agen mikroskopiknya,oleh sebab itu dapat dimulai
dengan terapi antimikroba topikal spektrum luas seperti polymyxin-trimethroprim

- Jika kornra tidak terkena berikan certriaxone 1g dosis tunggal per IM


- Jika kornea terkena berikan ceftriaxone parenteral 1-2 g per hari selama 5 hari.
- Bersihkan dengan larutan saline agar menghilangkan sekret
B. Konjungtivitis Virus
Etiologi : Adenovirus, Faktor : Mudah menular melalui kolam renang berkhlor rendah
Gejala : Hiperemia akut, mata berair,fotofobia, dan edema pada kelopak mata
- Demam 38-40 C
- Limfadenopati preaurikular (tidak nyeri tekan)

Diagnosis : Kerokan konjungtiva ( biasanya banyak ditemukan sel mononuklear


khususnya limfosit dalam jumlah yang banyak.

Tatalaksana :

- Kompres dingin,artificial tears dan beberapa kasus digunakan antihistamin

2. Mata Kering
Etiologi: Berkurangnya volume air mata
Gejala : Mata gatal,mata seperti berpasir,silau,penglihatan kabur,
- Sekresi mukus yang berlebihan,sukar menggerakan kelopak mata,mata tampak
kering dan terdapat erosi kornea,konjungtiva bulbi edema,hiperemi
- Kelelahan mata setelah membaca dalam waktu singkat
- Kelopak mata menempel bersama ketika bangun tidur.
- Riwayat memakai lensa kontak

Diagnosis:

- Riwayat pasien dengan kuesioner (OSDI,Ocular impact of dry eys on everyday


life)
- Tear film break-up time dengan fluoresein (5-10 detik)
- Tes Schirmer I dan II(untuk menilai produksi air mata oleh kelenjar lakrimal
selama 5 menit)

Tatalaksana : Topikal diaquafasol 3% dan rebamipide 2%

3. Hordeolum (abses kcil pada tepi kelopak mata yang mengenai eksternum(kel zeizz,moll )
Internum (meibom)
Etiologi : Staphylococcus

Gejala :

- Bengkak,merah pada margo palpebra disertai sakit,mengeras dan edema diikuti


perubahan warna menjadi kekuningan (Supurasi)
- Penonjolan kearah luar
- Kelenjar pre auricular biasanya turut membesar

Faktor : Anemia, DM tidak terkontrol

Terapi :

- Tanpa pengobatan bisa sembuh spontan atau abses pecah sendiri


- Kompres hangat 3x10 menit untuk mempercepat proses supurasi
- Cabut bulu mata -> Drainase
- Incisi horizontal
- Antibiotik sistemik (Ciprofloxaxim 250-500 mg atau amoksisilin 3 x sehari)
4. Kalazion
Etiologi : peradangan granulamatosa kelenjar meibom yang tersumbat.

Gejala :

- Benjolan pada kelopak


- Tidak hiperemi
- Tidak ada nyeri tekan
- Adanya pseudoptosis

Tatalaksana:

- Memberikan kompres hangat,antibiotik setempat dan sistemik.


- Lakukan ekskokleasi isi abses dari dalamnya. Insisi tegak lurus pada margo
palpebra

Pemeriksaan penunjang :

- Jika peradangan tidak mereda perlu dilakukan pemeriksaan uji resistensi dan
dicari underlying cause.
5. Blefaritis (radang kelopak mata)
Gejala (seboroik) : Sekret yang keluar dari kelenjar meiborn,air mata berbusa pada kantus
lateral,hiperemia dan hipertropi papil pada konjungtifva
Terapi : Memperbaiki kebersihan dan membersihkan kelopak dari korotan dengan kapas lidi
hangat, kompres hangat selama 5-10 menit, kelenjar meibom ditekan dan dibersihkan .

6. Trikiasis
Definisi: Bulu mata mengarah pada bola mata yang akan menggosok kornea atau konjungtiva
Gejala : Konjungtiva kemotik dan hiperemi, pada kornea terdapat erpsi,keratopati dan ulkus.
Pasien akan mengeluh fotofobia,lakrimasi, dan seperti kelilipan
Tatalaksana : Epilasi yaitu pencabutan bulu mata yang salah tumbuh. Dapat dilakukan dengan
elektrolisis. Bila dilakukan pada bagian yang lebih luas maka lakukan terapi krio.

7. Episkleritis
Definisi : Radang jaringan ikat vaskular yang terletak antara konjungtiva dan permukaan sklera
Etiologi : Hipersensitivitas terhadap penyakit sistemik seperti TB,RA,SLE dll.
Gejala :
- Mata terasa kering,dengan rasa sakit yang ringan,mengganjal,dengan
konjungtiva yang kemotik
- Bentuk radangnya khas yaitu berupa benjolan dengan batas tegas dan warna
merah ungu dibawah konjungtiva. Bila benjolan ditekan maka akan memberikan
rasa sakit dan menjalar disekitar mata

Tatalaksana :

- Fenil efrin 2,5% topikal


- Kortikosteroid tetes mata

8. Benda asing dikonjungtiva


Gejala : nyeri,mata merah dan berair,sensasi benda asing,dan fotofobia
Faktor resiko : Pekerja dibidang industri yang tidak memakai kacamata pelindung, seperti :
pekerja gerinda,pekerja las,pemotong keramik,pekerja yang terkait dengan bahan-bahan kimia
Pemeriksaan fisik : Visus normal dan pada konjungtiva tarsal ditemukan benda asing
Pemeriksaan penunjang tidak diperlukan.
Tatalaksana
- Berikan tetes mata pantokain 2% sebanyak 1-2 tetes pada mata yang terkena
benda asing
- Gunakan lup dalam mengangkat benda asing
- Angkat benda asing dengan lidi kapas
- Arah pengambilan benda asing dilakukan dari tengah ketepi
- Oleskan lidi kapas yang dibasahi betading pada tempat benda asing]
- Berikan antibiotik topikal seperti kloramfenikol tetes mata 1gtt setiap 2 jam
selama 2 hari

Edukasi :

- Beritahu pasien agar tidak menggosok matanya


- Gunakan alat pelindung pada saat bekerja
- Apabila bertambah berat segera kontrol kembali

9. Perdarahan Subkonjungtiva
Etiologi : rapuhnya pembulu darah konjungtiva
Gejala :
- Sangat jarang terjadi nyeri
- Tampak adanya perdarahan disklera dengan warna merah terang atau merah
tua
- Tidak ada tanda peradangan
- Perdarahan akan terlihat meluas dalam 24 jam pertama setelah itu akan
berkurang perlahan karna diabsorbsi

Pemeriksaan : visus,slit lamp: defek pupil,rupture bola mata

DD:konjungtivitis

Tatalaksana

- Tidak perlu diobati


- Kompres dingin, darah diabsorpsi sendiri dalam 1-2 minggu, kalau berat di
drainase. Vasokontriktor untuk mencegah perluasan

-
10. Presbiopia
Definisi : gangguan penglihatan yang berkaitan dengan usia. Hilangnya daya akomodasi.
Gejala : Penglihatan kabur dan tidak mampu melihat benda-benda pada jarak dekat.
- Merasa tidak nyaman pada mata,berair dan sering terasa pedas
- Sakit kepala
- Astenopia karna kelelahan pada otot siliar
- Menyipitkan mata saat membaca
- Kelelahan saat membaca dekat dan membutuhkan cahaya yang lebih terang

Pemeriksaan Oftamologi

- Pemeriksaan tajam penglihatan


- Pemeriksaan presbiopia

Tatalaksana :

- Kacamata (lensa plus)


11. Miopia Ringan
Defiinisi : kelaianan refraksi dimana sinar difokuskan didepan retina
Gejala : Kabur bila melihat jauh,
- Mata cepat lelah
- Pusing dan mengantuk
- Cenderingmemicingkan mata ketika melihat jauh
- Tidak ada kelainan sistemik
Pemeriksaan Fisik dan Visus dengan snellen chart

Diagnosis : Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan refraksi

Tatalaksana : Kacamata lensa negatif

Edukasi : Membaca dengan cahaya yang cukup dan tidak terlalu dekat

- Kontrol setidaknya 1 kali dalam setahun untuk pemeriksaan refraksi bila ada
keluhan.

12. Hipermetropia
Definisi : Cahay jatuh dibelakang retina
Gejala : Penglihatan kurang jelas untuk objek yang dekat
- Sakit kepala terutama difrontal dan penglihatan tidak enak bila melihat jarak
yang dekat
- Mata sensitif terhadap sina
- Mata juling

Pemeriksaan Fisik, visus dengan snellen chart dan pemeriksaan refraksi dengan trial lens

Tatalaksana : Koreksi dengan lensa sferis positif terkuat yang menghasilkan tajanm
penglihatan terbaik

13. Astigmatis
Definisi : Sinar sejajar tidak dibiaskan pada satu titik fokus yang sama pada semua meridian
Gejala :Penglihatan kabur dan sedikit distorsi yang kadang juga menyebabkan sakit kepala.
Pasien memicingkan mata atau head tilt untuk melihat dengan lebihjelas
Pemeriksaan Fisik, visus dengan snellen chart
Tatalaksana : Pemberian kacamata silindris dengan koreksi yang sesuai.

14. Buta senja


Definisi: ketidakmampuan melihat dengan baik pada malam hari atau dalam keadaan gelap.
Etiologi : def vit A
Gejala: - penglihatan menurun pada malam atau keadaan gelap
- Sulit beradaptasi dengan cahya yang redup

Pemeriksaan fisik : Ditemukan tanda-tanda defisiensi vit A

- Kekeringan konjungtiva bilateral


- Terdapat bercak bitot pada konjungtiva
- Xerosis korena
- Kulit tampak xerosis dan bersisi
Tatalaksana :

- Berikan vit A dosis tinggi


- Lubrikasi kornea
- Pencegahan terhadap infeksi sekunder dengan tetes mata antibiotik

TELINGA
1. Otitis eksterna
Definisi : radang pada liang telinga luar
Gejala :
- Otalgia (rasa sakit pada telinga), terutama pada saat daun telinga disentuh dan
mengunyah
- Rasa penuh pada telinga
- Pendengaran dapat berkurang
- Terdengan suara mendengung (tinnitus)
- Biasanya keluhan terjadi hanya pada 1 telinga
- Keluhan penyerta : Demam atau meriang dan telinga terasa basah

Faktor Resiko:

- Riwayat beraktifitas di ari, misalnya berenang


- Riwayat trauma dengan alat tertentu misalnya cutten bud
- Riwayat penyakit sistemik seperti DM

Pemeriksaan Fisik didapati :

- Nyeri tekan pada tragus


- Nyeri tarik daun telinga
- Otoskopi : Liang telinga luar sempit, kulit liang telinga luar hiperemis dan edem
dengan batas yang tidak jelas dan dapat ditemukan sekret minimal
- Tes Garputala : Normal atau tuli konduktif

Tatalaksana :

- Membersihkan liang telinga secara hati-hati dengan pengisap atau kapas yang
dibasahi dengan H2O2 3%
- Bila terjadi abses lakukan insisi dan drainase
- Topikal (Larutan antiseptik povidon iodin,)
- OA Akut sirkumskripta (salep ikhtiol atau salep antibiotik : Polymixin B,
Basitrasin)
- OA Akut difus : Tampon yang telah diberi campuran Polimyxin B ,
Neomycin,hidrocortisone dan anestesi topikal
- Sistemik ( Paracetamol)

Edukasi:

- Tidak mengorek telinga baik dengan cotton bud atau alat lainnya
- Selama pengobatan pasien tidak boleh berenang
- Jaga liang telinga agar slalu dalam kondisi kering dan tidak lembab.
2. Otitis Media Akut
Definisi : Peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah,tuba eustachius,antrum
mastoid dan sel-sel mastoid yang terjadi dalam waktu kurang dari 3 minggu
Gejala :
- Stadium Oklusi Tuba (Telinga terasa penuh atau nyeri,pendengaran dapat
berkurang)
- Stadium hiperemis ( Nyeri telinga makin intens,demam,rewel dan gelisah
(bayi/anak), muntah, nafsu makan hilang, anak biasanya sering memegang
telinga yang nyeri.
- Stadium Supurasi (sama seperti stadium hiperemis)
- Stadium perforasi ( Keluar sekret dari liang telinga)
- Stadium Resolusi (Setelah sekret keluar, intensitas berkurang)

Pemeriksaan Fisik : Suhu dapat meningkat, otoskopi

- Tes penala (Dapat ditemukan tuli konduktif, yaitu tes Rinne (-) dan tes
schwabach memendek pada telinga yang sakit, tes weber terjadi lateralisasi ke
telinga yang sakit

Pemeriksaan Penunjang : (Audiometri nada murni, bila fasilitas tersedia)

Tatalaksana:

- Topikal (tetes mata tetrakain-HCL 2% sebanyak 1-2 tetes pada mata yang
terkena benda asing
- Pada stadium perforasi berikan H202 3% 3 kali sehari, 4 tetes di telinga yang
sakit, diamkan selama 2-5 menit
- Asamasetat 2% 3 kalisehari 4 tetes ditelinga yang sakit
- Antibiotik (Amoxicilin 3x500 mg/ hari selama 10-14 hari
Edukasi : Untuk bayi/anak , dianjurkan untuk memberi asi minimal 6 bulan sampai 2 tahyun

Hindari bayi dari paparan asap rokok.

3. Serumen Prop
Definisi : Serumen yang berlebihan dan bertumpuk diliangtelinga
Gejala :
- Rasa penuh pada telinga
- Pendengaran berkurang
- Rasa Nyeri pada telinga
- Keluhan memberat ketika telinga kemasukan air
- Adanya vertigo atau tinitus

Pemeriksaan Fisik :

- Otoskopi (Obstruksi liang telinga luar oleh material berwarna kuning kecoklatan
atau kehitaman. Konsistensi serumen bervariasi
- Tes Penala : normal atau tuli kondiktif

Tatalaksana :

- Evakuasi serumen ( Apabila lunak bersihkan dengan kapas yang dililitkan pada
pelilit kapas. Apabila keras keluarkan dengan pengait atau kuret. Apabila tidak
bisa maka dapat dilunakkan dengan karboglisering 10% atau H2O2 3% selama 3
hari.
- Tetes telinga karbogliserin 10% atau H2O2 3% selama 3 hari untuk melunakkan
serumen

Edukasi :

- Tidak membersihkan telinga secara berlebihan


- Hindari telinga kemasukan air

Anda mungkin juga menyukai