Penatalaksanaan:
-Vasodilator
-Antikoagulan (Heparin =memperpanjang waktu pembekuan)
-Trombolitik (Streptokinase)
-Analgetik (kurangi nyeri dada) (Morfin sulfat) dibatasi hanya untuk pasien yang tidak efektif
diobati dengan nitrat dan antikoagulan
Beri Oksigen saat terjadi nyeri,oksigen yang dihirup akan langsung meningkatkan saturasi
darah (saturasi <90% diberikan selama 6 jam pertama)
Beri Nitrogliserin siblingual 0.4 mg setiap 5 menit dengan dosis maksimal 3 dosis.
Analgesik Morfin sulfat (2-4 mg intravena dan dapat diulang dengan kenaikan dosis 2 – 8 mg
IV dengan interval waktu 5 sampai 15 menit) merupakan pilihan utama untuk manajemen
nyeri yang disebabkan STEMI
Pemberian clopidogrel 600 mg sedini mungkin. Dan dilanjutkan dengan dosis rumatan
sebesar 75 mg per hari.
Terapi nonfarmakologi
- PTCA (angiplasti koroner transluminal perkutan)
- CABG (coronary artery bypass graft)
Riwayat Angina(Nyeri besifat tumpul yang timbl dan bertambah berat dengan aktifitas dapat
disertai penjalaran baik ke rahang maupun lengan kiri)
Riwayat diabetes
Diagnosis IMA dengan elevasi segmen ST ditegakkan berdasarkan anamnesis nyeri dada
yang khas dan gambaran EKG adanya elevasi ST >2 mm, minimal pada 2 sandapan
prekordial yang berdampingan atau >1 mm pada 2 sandapan ekstremitas. Pemeriksaan
enzim jantung terutama troponin T yang meningkat akan memperkuat. Kombinasi nyeri
dada substernal >30 menit dan banyak keringat merupakan kecurigaan kuat adanya STEMI
ANGINA PECTORIS
Sifat nyeri: rasa sakit, seperti ditekan, rasa terbakar, ditindih benda berat seperti ditusuk,
rasa diperas dan dipelintir.
Penjalaran:biasanya ke lengan kiri, dapat juga ke leher, rahang bawah, gigi, punggung/
interscapula, perut dan dapat pula ke lengan kanan.
Faktor pencetus: latihan fisik, stress emosi, udara dingin dan sesudah makan.
Gejala yang menyertai: mual, muntah, sulit bernafas, keringat dingin, lemas dan cemas.
-Angina tipikal
-Angina atipikal
Nyeri terjadi saat istirahat menetap maksimal hingga 15 menit dan kemudian berkurang
Anamnesis
Pemeriksaan penunjang
- EKD 12 sadarapn
- Troponin jantung
- Foto thorax
Pasien NSTEMI atau diduga NSTEMI yang dalam keadaan stabil sebaiknya dirawat inap dan
menjalani tirah baring dengan monitoring ritme EKG berkelanjutan dan diobservasi akan
kemungkinan iskemik berulang. Pasien dengan resiko tinggi, termasuk mereka dengan rasa
tidak nyaman pada dada yang terus menerus dan atau hemodinamik tidak 12 stabil
sebaiknya dirawat di unit koroner (coronary care unit) dan diobservasi setidaknya 24- 48
jam.
HIPERTENSI ESENSIAL
Gejala :
Pemeriksaan Fisik
- TD meningkat
- Pemeriksaan fisik jantung
Pemeriksaan penunjang
Tatalaksana :
Farmako :
- Stage 1 (diuretik, HCT 12,5-50 mg/hari ata ACEI ,Captopril 3x12,5-50 mg/hari)
atau nifedipin long acting 30-60 mg/hari
- Stage 2 (terapi tidak tercapai setelah observasi selama 2 minggu dapat diberikan
kombinasi 2 obat biasanya golongan diuretik,tiazid dan ace inhibitor.
Edukasi:
1. Sifilis 1 dan 2
Etiologi : Infeksi oleh Treponema Palidum(gram -) yang ditularkan melalui hubungan seksual dan
bisa juga terjadi secara vertikal dari Ibu ke janin dalam kandungan.
A. Sifilis stadium primer
- Lesi awal berupa papul yang muncul didaerah genital kisaran tiga minggu setelah
kontak seksual.
- Papul membesar dengan ukuran 0.5-1.5 cm lalu mengalami ulserasi membentuk
ulkus.
- Ulkus sifilis yang khas berbentuk bulat,diameter 1-2 cm, tidak nyeri,dasar ulkus
bersih tidak ada eksudat,teraba indurasui,soliter tetapi dapat juga multipel.
- Disertai pembesaran kelenjar getah bening inguinal medial selangkangan.
B. Sifilis Sekunder
- Demam yang tidak terlalu tinggi
- Malaise
- Sakit kepala
- Adenopati
- Lesi kulit atau mukosa (lesi pada membran lidah,mukosa buccalm,bibirI.Lesi kulit
biasanya simetris,makula,papula dan pustul jarang disertai rasa gatal. Biasanya
ditemukan di trunkus ekstremitas seperti telapak tangan dan kaki
- Papul biasanya merah kecoklatan,diskret,diameter 0.5-2cm umunya berskuama
Tatalaksana
- Benzatin benzilpenisilin 2,4 juta IU injeksi IM (Pemberian dengan dua kali injeksi
ditempat berbeda) setelah pengobatan selama 3 bulan lakukan evaluasi secara
klinis dan serologis menggunakan uji VDRL
Non farmakologi
Diagnosis :
- Ditegakkan berdasarkan gejala klinis yang khas dan disertai dengan riwayat
berjemur,berjalan tanpa alas kaki dipantai atau aktivitas lainnya.
Pengobatan :
3. Filariasis
Etiologi : Cacing Filaria sp .(Mucheria bancrofti,brugia malayi,brugia timori,loa-loa) yang dapat
ditularkan oleh nyamuk Anopheles sp.
Gejala :
- Demam berulang, mual muntah,nyeri kepala
- Peradangan saluran dan saluran kelenjar getah bening.
- Pembesaran kaki,lengan,payudara dan alat kelamin.
- Akut (limfadenitis,limfangitis,adenolimfangitis yang dapat disertai demam,sakit
kepala,rasa lemah serta dapat menjadi abses yang apabila pecah dapat
menimbulkan jaringan parut terutama diketiakdan lipat paha)
- Kronik (Limfedema,hidrokel)
Diagnosis :
- Ditemukan mikrofilaria dalam darah tepi,kiluria,eksudat,varises limfe dan cairan
hidrokel atau ditemukannya cacing dewasa pada biopsi kelenjar limfe
Tatalaksana:
Perawatan :
- Istirahat
- Antibiotik jika terdapat infeksi sekunder dan abses
- Pengikatan didaerah bendungan akan mengurangi edema
4. Skabies
Etiologi : Infestasi S.scabiei varietas hominis.(masa inkubasi : 14 hari )
Penularan skabies melalui kontak langsung jangka panjang seperti tidur bersama. Biasanya terjadi
pada orang yang tinggal dilingkungan padat seperti panti jompo,panti asuhan.
Gejala Klinis :
- Gatal (utama) biasanya terjadi pada malam hari (pruritus nokturna)atau pada
saat berkeringat dan udara panas. Lokasinya biasanya disela-sela jari
tangan,pergelangan tangan,lipat payudara,lipat aksila.
- Terowongan yang digali tungau biasanya tampak seperti lesi berupa garis halus
yang berwarnaputih keabuan sepanjang 2-15 mm,berkelok-kelok dan sedikit
meninggi dibanding sekitarnya. Diujung terowongan tampak papul atau vesikel
kecil berukuran <5mm.
- Gelisadh dan nafsu makan berkurang.
Diagnosis:
- Pruritus nokturna
- Terdapat sekelompok orang yang menderita hal yang sama
- Terdapat terowongan,papul,vesikel atau pustul ditempat predileksi yaitu sela-
sela jari tangan,pergelangan tangan,lipatan ketiak dan paha.
- Ditemukan adanya tungau pada pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan Penunjang:
Tatalaksana: (dilakukan pada penderita dan seluruh anggota keluarga meskipun tidak
menimbulkan gejala)
Edukasi :
Diagnosis :
- Ditemukan pediculosisi humanus dewasa,nimfa,dan telur pada kulit dan rambut
kepala
Pemeriksaan penunjang
Edukasi :
B. Pediculosis pubis
>dewasa, melalui kontak langsung gatal di pubis dan sekitarnya meluas sampai abdomen
dan dada, bisa kena ke alismata, kumis dan janggut makula serulae : bercak warna
abuabu/kebiruan black dot: bintik hitam pd CD putih
6. Veruka Vulgaris(kutil)
Gejala : adanya kutil pada kulit dan mukosa
Faktor resiko : pekerjaan yangberhubungan dengan daging mentah
Pemeriksaan fisik : Papul berwarna kulit sampai keabuan dengan permukaan verukosa (kasar).
Tatalaksana :
- Menjaga kebersihan kulit
- Asam salisilat 20%-40%
7. Moluskum kontagiosum
Etiologi : virus poks
Gejala : papul miliar kadang-kadang lentikular dan berwarna putih seperti lilin,berbentuk kubah
yang kemudian ditengahnya terdapat lekukan. Jika dipijat akan keluar massa berwarna putih
seperti nasi
Pemeriksaan penunjang : Bila perlu lakukan enukleasi pada papul untuk menemukan badan
moluskum
Tatalaksana: Menjaga higiene kulit dan mengeluarkan massa yang mengandung badan
moluskum dengan alat seperti ekstraktor komedo
Tatalaksana:
- Hindari gesekan kulit yang sebabkan vesikel pecah,istirahat
- Stadium vesikel : bedak salisil 2%
- Antibiotik : Asiklovir 5x800 mg/hari selama 7 hari
9. Morbilli (campak)
Etiologi: Virus Measles
Gejala : demam,malaise, pilek,batuk dan konjungtivitis
- Pada demam hari keempat, biasanya muncul lesi makula dan papula eritem,
yang dimulaidari kepala daerah perbatasan dahi rambut, dibelakang telinga dan
menyebar kebawah hingga muka
Pemeriksaan penunjang : Pemeriksaan sitologi dapat ditemukan sel datia berinti banyak
pada sekret
Tatalaksana:
Edukasi :
- Edukasi tentang penyakit ini adalah menular. Penyakit ini dapat sembuh sendiri.
10. Varisela
Etiologi : Varicella zoster
Gejala : demam,malaise, dan nyeri kepala
- Ada erupsi kulit berupa papul eritematosa yang dalam beberapa jam berubah
menjadi vesikel seperti tetesan embut(teardrops). Penyebaran terjadi secara
sentrifugal.
Tatalaksana :
Tatalaksana :
Edukasi : Tidak melakukan hubungan seksual ketika masih ada lesi atau gejala.
12. Folikulitis : peradangan folikel rambut yang ditandai dengan papul eritema perifolikuler dan rasa
gatal atau perih
13. Furunkel adalah peradangan folikel rambut dan jaringan sekita berupapapul,vesikel atau pustul
perifolikuler dengan eritema disekitarnya dan disertai rasa nyeri
14. Furunkulosis adalah furunkel yang tersebar
15. Karbunkel adalah kumpulan dari bebrapa furunkel ditandai dengan beberapa furunkel yang
berkonfulensi membentuk nodus bersupurasi dibeberapa puncak
16. Impetigo krustosa adalah peradangan yang memberikan gambaran vesikel yang dengan cepat
berubah menjadi pustul dan pecah sehingga menjadi krusta kering kekuningan seperti madu.
Tempatnya di sekitar lubang hidun,mulut,telinga dan anus.
17. Impetigo bulosa adalah peradangan yang memberikan gambaran vesikobulosa dengan lesi berisi
pus
18. Ektima adalah peradangan yang menimbulkan kehilangan jaringan dermis bagian atas
Pemeriksaan penunjang : Apusan cairan sekret dari dasar lesi dengan pewarnaan gram dan
pemeriksaan darah rutin (leukositosis)
Tatalaksana:
21. Leprae
Etiologi : Mycobacterium leprae
Gejala : bercak kulit berwarna merah atau putih berbentuk plakat dengan kulit mengkilat atau
kering bersisik. Kulit tidak berkeringat dan berambut.,terutama diwajah dan telinga. Bercak
tidakgatal. Lepuh pada kulit tidak dirasakan nyeri. Kelaianan kulit tidak sembuh dengan
pengobatan rutin.
Pemeriksaan penunjang : Pemeriksaan mikroskopiskuman BTA pada sediaan kerokan jaringan
kulit.
Tatalaksana :
- Terapi dengan MDT
22. Tinea kapitis : pada kulit dan rambut kepala
23. Tine barbae : pada dagu dan jenggot
24. Tinea kruris : daerah genitokrural,sekitar anus,bokong dan perut bagian bawah
25. Tinea pedis et manum pada kaki dan tangan (memakai sandal atau tidak)
26. Tinea unguinum pada kuku jari tangan dan kaki
27. Tinea korporis : seluruh tubuh
Gejala : bercak merah yang bersisik dan gatal.
Pemeriksaan fisik : lesi berbentuk infiltrat erimatosa,berbatas tegas,dengan bagian tepi yang
lebuhaktif daripada bagian tengah,dankonfigurasi polisiklik.
Pemeriksaan penunjang : pemeriksaan mikroskopis dengan KOH untuk lihat hifa.
Tatalaksana :
- Higiene diri harus dijaga, pemakaian handuk atau pakaian secara bersama harus
dihindari
- Topikal : krim mikonazol yang diberikan hingga lesi hilang dan dilanjutkan 1-2
minggu kemudian untuk mencegah rekurensi.
- Sistemik : ketokonazol 200 mg/hari selama 10-14 hari
28. Pitiriasis Versikolor
Etiologi : Malassezia furfur.
Gejala : bercak putih pada kulit. Keluhan gatal muncul saat berkeringat.
Pemeriksaan fisik : Lesi berupa makula hipopigmentasi atau berwarna-warni,berskuama
halus,berbentuk bulat atau tidak beraturan dengan batas tegas atau tidak tegas. Lokasinya
umumnya pada daerah yang tertutup dan bersifat lembab
Pemeriksaan penunjagn :
- Lampu wood
- Kerokan skuama lesi dengan KOH. Hasilnya adalah hifa pendek dan spora-spora
bulat yang dapat berkelompok (spageti dan meatball)
Tatalaksana :
Tatalaksana : Mencuci daerah gigitan dengan air dan sabun serta kompres es
Pemeriksaan penunjang
Tatalaksana :
- Atasi keadaan akut terutama pada angioedema karena dapat terjadi obstruksi
saluran nafas. Konsultasi ke dokter sp THT. Bila disertai obstruksi saluran nafas
berikan epoinefrin subkutan yang dilanjutkan dengan pemberian kortikosterois
prednison 60-80 mg/hari selama 3 hari,dosis diturunkan 5-10 mg/hari.
37. Fixed drug eruption
Etiologi : konsumsi obat” sulfonamid,analgetik
Gejala : kemerahan atau luka pada sekitar mulut,bibir atau alat kelamiun dan terasa panas
Pemeriksaan fisik : Vesikel,bercak,eritema, lesi berbentuk numular,bercak hiperpigmentasi
dengan kemerahan ditepinya.
Tatalaksana : kortikosteroid sistemik. Prednison tablet 30 mg/hari dibagi dalam 3 kalipemberian
per hari. Loratadin1x10 mg /hari selama 7 hari
Edukasi: eliminasi obat terduga.
38. Hidradenitis supuratif
Faktor resiko : merokok,pemakaian deodoran,menggunting bulu ketiak.
Pemeriksaan fisik : nodus kemudian melunak menjadi abses ,pecah membentuk fistula dan
disebut hidradenitis.
Lokasi : aksila,lipat paha,gluteum
Pemeriksaan penunjang : pemeriksaan darah lengkap.
Tatalaksana : Rifampisin 600 mg sehari (antibiotik sistemik)
Jika telah terbentuk abses,lakukan insisi
Edukasi : kurangi berat badan,henti rokok,tidak cukur dikulit yang iritasi,jaga kebersihan
kulit,mandi dengan sabun dan antiseptik.
MATA
1. Konjungtivitis
Inflamasi atau peradangan pada konjungtiva
A. Konjungitivis Bakteri
Etiologi : Purulen(N.Gonorrhoeae,Neisseria kochii)
Mukopurulen (Streptococus Pneumoniae)
Faktor : Kontak dengan individu, kelainan atau gangguan mata dan defisiensi air mata.
Gejala : Iritasi dan pelebaran pembuluh darah bilateral
- Eksudat purulen dengan palpebra saling melengket saat bangun tidur.
- Terkadang edema palpebra
Tatalaksana : Tergantung pada temuan agen mikroskopiknya,oleh sebab itu dapat dimulai
dengan terapi antimikroba topikal spektrum luas seperti polymyxin-trimethroprim
Tatalaksana :
2. Mata Kering
Etiologi: Berkurangnya volume air mata
Gejala : Mata gatal,mata seperti berpasir,silau,penglihatan kabur,
- Sekresi mukus yang berlebihan,sukar menggerakan kelopak mata,mata tampak
kering dan terdapat erosi kornea,konjungtiva bulbi edema,hiperemi
- Kelelahan mata setelah membaca dalam waktu singkat
- Kelopak mata menempel bersama ketika bangun tidur.
- Riwayat memakai lensa kontak
Diagnosis:
3. Hordeolum (abses kcil pada tepi kelopak mata yang mengenai eksternum(kel zeizz,moll )
Internum (meibom)
Etiologi : Staphylococcus
Gejala :
Terapi :
Gejala :
Tatalaksana:
Pemeriksaan penunjang :
- Jika peradangan tidak mereda perlu dilakukan pemeriksaan uji resistensi dan
dicari underlying cause.
5. Blefaritis (radang kelopak mata)
Gejala (seboroik) : Sekret yang keluar dari kelenjar meiborn,air mata berbusa pada kantus
lateral,hiperemia dan hipertropi papil pada konjungtifva
Terapi : Memperbaiki kebersihan dan membersihkan kelopak dari korotan dengan kapas lidi
hangat, kompres hangat selama 5-10 menit, kelenjar meibom ditekan dan dibersihkan .
6. Trikiasis
Definisi: Bulu mata mengarah pada bola mata yang akan menggosok kornea atau konjungtiva
Gejala : Konjungtiva kemotik dan hiperemi, pada kornea terdapat erpsi,keratopati dan ulkus.
Pasien akan mengeluh fotofobia,lakrimasi, dan seperti kelilipan
Tatalaksana : Epilasi yaitu pencabutan bulu mata yang salah tumbuh. Dapat dilakukan dengan
elektrolisis. Bila dilakukan pada bagian yang lebih luas maka lakukan terapi krio.
7. Episkleritis
Definisi : Radang jaringan ikat vaskular yang terletak antara konjungtiva dan permukaan sklera
Etiologi : Hipersensitivitas terhadap penyakit sistemik seperti TB,RA,SLE dll.
Gejala :
- Mata terasa kering,dengan rasa sakit yang ringan,mengganjal,dengan
konjungtiva yang kemotik
- Bentuk radangnya khas yaitu berupa benjolan dengan batas tegas dan warna
merah ungu dibawah konjungtiva. Bila benjolan ditekan maka akan memberikan
rasa sakit dan menjalar disekitar mata
Tatalaksana :
Edukasi :
9. Perdarahan Subkonjungtiva
Etiologi : rapuhnya pembulu darah konjungtiva
Gejala :
- Sangat jarang terjadi nyeri
- Tampak adanya perdarahan disklera dengan warna merah terang atau merah
tua
- Tidak ada tanda peradangan
- Perdarahan akan terlihat meluas dalam 24 jam pertama setelah itu akan
berkurang perlahan karna diabsorbsi
DD:konjungtivitis
Tatalaksana
-
10. Presbiopia
Definisi : gangguan penglihatan yang berkaitan dengan usia. Hilangnya daya akomodasi.
Gejala : Penglihatan kabur dan tidak mampu melihat benda-benda pada jarak dekat.
- Merasa tidak nyaman pada mata,berair dan sering terasa pedas
- Sakit kepala
- Astenopia karna kelelahan pada otot siliar
- Menyipitkan mata saat membaca
- Kelelahan saat membaca dekat dan membutuhkan cahaya yang lebih terang
Pemeriksaan Oftamologi
Tatalaksana :
Edukasi : Membaca dengan cahaya yang cukup dan tidak terlalu dekat
- Kontrol setidaknya 1 kali dalam setahun untuk pemeriksaan refraksi bila ada
keluhan.
12. Hipermetropia
Definisi : Cahay jatuh dibelakang retina
Gejala : Penglihatan kurang jelas untuk objek yang dekat
- Sakit kepala terutama difrontal dan penglihatan tidak enak bila melihat jarak
yang dekat
- Mata sensitif terhadap sina
- Mata juling
Pemeriksaan Fisik, visus dengan snellen chart dan pemeriksaan refraksi dengan trial lens
Tatalaksana : Koreksi dengan lensa sferis positif terkuat yang menghasilkan tajanm
penglihatan terbaik
13. Astigmatis
Definisi : Sinar sejajar tidak dibiaskan pada satu titik fokus yang sama pada semua meridian
Gejala :Penglihatan kabur dan sedikit distorsi yang kadang juga menyebabkan sakit kepala.
Pasien memicingkan mata atau head tilt untuk melihat dengan lebihjelas
Pemeriksaan Fisik, visus dengan snellen chart
Tatalaksana : Pemberian kacamata silindris dengan koreksi yang sesuai.
TELINGA
1. Otitis eksterna
Definisi : radang pada liang telinga luar
Gejala :
- Otalgia (rasa sakit pada telinga), terutama pada saat daun telinga disentuh dan
mengunyah
- Rasa penuh pada telinga
- Pendengaran dapat berkurang
- Terdengan suara mendengung (tinnitus)
- Biasanya keluhan terjadi hanya pada 1 telinga
- Keluhan penyerta : Demam atau meriang dan telinga terasa basah
Faktor Resiko:
Tatalaksana :
- Membersihkan liang telinga secara hati-hati dengan pengisap atau kapas yang
dibasahi dengan H2O2 3%
- Bila terjadi abses lakukan insisi dan drainase
- Topikal (Larutan antiseptik povidon iodin,)
- OA Akut sirkumskripta (salep ikhtiol atau salep antibiotik : Polymixin B,
Basitrasin)
- OA Akut difus : Tampon yang telah diberi campuran Polimyxin B ,
Neomycin,hidrocortisone dan anestesi topikal
- Sistemik ( Paracetamol)
Edukasi:
- Tidak mengorek telinga baik dengan cotton bud atau alat lainnya
- Selama pengobatan pasien tidak boleh berenang
- Jaga liang telinga agar slalu dalam kondisi kering dan tidak lembab.
2. Otitis Media Akut
Definisi : Peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah,tuba eustachius,antrum
mastoid dan sel-sel mastoid yang terjadi dalam waktu kurang dari 3 minggu
Gejala :
- Stadium Oklusi Tuba (Telinga terasa penuh atau nyeri,pendengaran dapat
berkurang)
- Stadium hiperemis ( Nyeri telinga makin intens,demam,rewel dan gelisah
(bayi/anak), muntah, nafsu makan hilang, anak biasanya sering memegang
telinga yang nyeri.
- Stadium Supurasi (sama seperti stadium hiperemis)
- Stadium perforasi ( Keluar sekret dari liang telinga)
- Stadium Resolusi (Setelah sekret keluar, intensitas berkurang)
- Tes penala (Dapat ditemukan tuli konduktif, yaitu tes Rinne (-) dan tes
schwabach memendek pada telinga yang sakit, tes weber terjadi lateralisasi ke
telinga yang sakit
Tatalaksana:
- Topikal (tetes mata tetrakain-HCL 2% sebanyak 1-2 tetes pada mata yang
terkena benda asing
- Pada stadium perforasi berikan H202 3% 3 kali sehari, 4 tetes di telinga yang
sakit, diamkan selama 2-5 menit
- Asamasetat 2% 3 kalisehari 4 tetes ditelinga yang sakit
- Antibiotik (Amoxicilin 3x500 mg/ hari selama 10-14 hari
Edukasi : Untuk bayi/anak , dianjurkan untuk memberi asi minimal 6 bulan sampai 2 tahyun
3. Serumen Prop
Definisi : Serumen yang berlebihan dan bertumpuk diliangtelinga
Gejala :
- Rasa penuh pada telinga
- Pendengaran berkurang
- Rasa Nyeri pada telinga
- Keluhan memberat ketika telinga kemasukan air
- Adanya vertigo atau tinitus
Pemeriksaan Fisik :
- Otoskopi (Obstruksi liang telinga luar oleh material berwarna kuning kecoklatan
atau kehitaman. Konsistensi serumen bervariasi
- Tes Penala : normal atau tuli kondiktif
Tatalaksana :
- Evakuasi serumen ( Apabila lunak bersihkan dengan kapas yang dililitkan pada
pelilit kapas. Apabila keras keluarkan dengan pengait atau kuret. Apabila tidak
bisa maka dapat dilunakkan dengan karboglisering 10% atau H2O2 3% selama 3
hari.
- Tetes telinga karbogliserin 10% atau H2O2 3% selama 3 hari untuk melunakkan
serumen
Edukasi :