Botulisme
Blok Gastroenterologi
1. kumbah lambung
2. Antikonvulsi : barbiturat
3. Ventilasi artificial
4. Terapi supportif
Organofosfat (Cholinesterase
Inhibitor Insecticides)
Organofosfat sangat toxis,
insiden meningkat
Organofosfat : paration,
malation, systox
Kerja insektisida :
menghambat dan
menginaktivasi enzim
acetilcholinesterase
Gambaran klinis :
2 jamsetelah kontak, konvulsi, ggn-
penurunan kesadaran, depresi
pernafasan, kontraksi pupil,
penglihatan kabur, kejang perut
(stimulasi otot2 intestinal), muntah,
diare,rinorea, salivasi, banyak
keringat, ggn konduksi AV, cianosis,
edema paru.
Laboratorium :
kolinesterase plasma menurun
sampai 30% normal -- kronik,
sesaat : kolinesterase plasma
meningkat (kompensasi)
Penatalaksanaan :
1. Mencegah kontak
selanjutnya
2. Kumbah lambung
3. Supportif intensif
(pernafasan dan koreksi
sianosis)
4. Atropin Sulfat 2mg bolus iv
dilanjut 0,25 mg diulangi
interval 5-10 mnt sampai
atropinisasi-diteruskan dengan
dosis effektif selama 3 hari
0,25 mg per 6 jam
5. Pralidoxim (reaktivator
cholinesterase) iv 30 mg/kgBB
6. sedasi untuk kontrol
konvulsi : barbiturat (morfin,
fenotiazin, aminofilin ci)
Sindroma Thermal dan
Sengatan Listrik
Hipothermia
Derajat Kedua :
Luka jaringan kulit
Eritema, vesikel substansial dengan caoiran bening melepuh merupakan
deskuamasi dan jaringan kehitaman
Gejala : Mati rasa dan gangguan vasomotor pada kasus berat