Anda di halaman 1dari 31

Tetanus

Presentan :
Febiola Fujioka
Gilang Indhira Mustika
Rr. Febri Nur Pertiwi

Pembimbing : dr. Kurnianto Trubus P, M.Kes, Sp.An


LAPORAN KASUS
LAPORAN KASUS

Anamnesis
Muncul bercak merah bersisik
kambuh-kambuhan
terasa gatal
Riwayat psoriasis(+)
Anamnesis

KU : Susah untuk membuka mulut dan


perut mengeras seperti papan.
RPS : Os datang dengan keluhan susah
membuka mulut sejak tanggal 18
desember 2016, keluhan memberat pada
malam harinya disertai perut yang menjadi
kaku menyerupai papan. Keluhan
semakin lama semakin parah sehingga
menyebabkan pasien tidak bisa makan
dan minum. Riwayat luka kotor (+)
RPD : hipertensi (-) , DM (-), Jantung (-),
asma (-), alergi (-)
Pemeriksaan Fisik

Vital sign:
TD: 140/80 mmHg
Suhu: 36.6
Nafas: 20x/ menit
Nadi : 80 x/m
Status Generalis
Kepala : CA -/-, SI -/-
Thorax:
Paru : Ves +/+ , Rh -/-, Wheezing -/-
Cor : S1 S2 Reg BJ
Abdomen : Supel +, Nyeri tekan +
Ekstremitas : Akral hangat +
Pemeriksaan Penunjang

Rontgen Thorax :
Cor dan Pulmo normal
USG Upper Lower Abdomen:
Fatty Liver
pasien di rawat di bangsal hingga hari ini
terapi :
Inj.ceftriaxone 1gr/12 jam
Metronidazole 500mg/8 jam
Inf D5% + 7 amp diazepam 20 tpm
Pendahuluan
Etiologi

Disebabkan oleh : Clostridium tetani ,anaerob


murni,
Sporanya dapat bertahan bbr thn bila tidak
kena sinar matahari , tahan thdp
antiseptik,pamanasan 100 derjat C dan
otoklaf 120 derjat C selama 15-20 menit ,
dapat ditemui pada debu,tanah,feses
manusia,feses binatang
Toksinnya diproduksi oleh bentuk vegetatifnya
Patogenesis

Cl tetani masuk melalui luka bermacam jenis


60 % porte dentrie di kaki t.u luka tusuk
Sisanya dapat : melalui :
-- uterus pasca persalinan , pasca abortus prov .
-- Luka tali pusat neonatus
-- otitis media
-- Caries gigi
Spora bentuk vegetatif bila ling. Sesuai toksin
Kumannya tetap tinggal didaerah luka dan bentuk 2
macam eksotoksin : Tetanolisin dan
Tetanospasmin
Tetanolisin dpt hancurkan sel darah merah
optimalkan kondisi lokal utk kuman
Tetanospasmin td protein toksik thd sel saraf
Toksin diabsorp saraf end organ diujung saraf
motorik dan diteruskan ke sel ganglion
SSP . terikat dgn sel saraf dan tidak bisa
dinetralkan lagi . Saraf sensorik dan saraf yg
terpotong tidak menyerap .
Gambaran klinis

Masa Inkubasi 3 hr- 4 minggu . ( rt= 8 hr)


Prognosa ditentukan oleh masa inkubasi
Kematian meninggi bila masa inkubasi < 1
minggu
bila trauma /luka dikepala tetanus lokal
sefalik sesuai dgn saraf cranial yg
dikenai .
Kaku otot disekitar luka tetanus lokal
tetanus umum
Mula kaku otot maseter ggn membuka
mulut (trismus), timbul opistotonus
( regangan otot belakang ) yg disebabkan
oleh kaku kuduk,kaku leher,dan kaku
punggung.Timbul defanse muskuler ddg
perut spt papan; Risus sardonikus ( muka
setan ) krn kaku otot wajah dan kekakuan
otot ektremitas.; penderita susah menelan .
Nyeri kepala,konstipasi,berdebar dan
berkeringat demam,peningkatan frek.nafas
srf simpatis .
Akibat kaku hipertonus otot akibat
ransangan lemah (Cahaya,Suara) nyeri
,gangguan nafas, anoksia dan kematian .
Kematian disebabkan o/ kelelahan otot
nafas,infeksi sekunder diparu,ggn
keseimbangan cairan dan elektrolit .
Diagnosa

-anamnesis
-gejala klinis
Trismus , Risus sardonikus,kaku
kuduk,opistotonus,defanse
muskuler,kejang tanpa gangguan
kesadaran
DD. Infeksi lokal daerah mulut trismus.
--. Meningitis ,encephalitis , histeria .
Terapi

Prinsip : 1. Atasi akibat eksotoksin yg sdh terikat


dgn SSP
2. Netralisasi toksin yg masih beredar
dlm darah
3. Hilangkan kuman penyebab.
Tentukan dulu derajat keparahan penyakit tolok
ukur Philip .yg berdasarkan : skore : masa
inkubasi,lokasi infeksi,st imunisasi,fkt yg
memberatkan .
Skor: < 9 ringan; 9-16= Tetanus sedang; >16
berat. memerlukan perawatan intensif
Progresivitas penyakit dan respons thd
pengobatan dapat diukur dari 4 gejala
klinis yg timbul
besarnya kekakuan,frekwensi kejang,suhu
badan, status pernafasan interval 12 jam .
Atasi kaku dan kejang,gangguan
pernafasan , pengendalian cairan elektrolit
dan per baikan nutrisi
Kaku otot obat sedasi dan lemas otot
fenobarbital dan diazepam , khlorpromazin .
Pada tetanus berat berikan paralisis otot total
dan pakai respirator.
Kaku laring memerlukan tracheostomy .
Cegah decubitus rubah posisi dan
pakai kateter urin tetap .
Perawatan mata,fisioterapi paru,dan anggota
gerak
Nutrisi parenteral dan enteral
Ruangan yang tenang ( bukan gelap )
ATS 20.000 IU /hari selama 5 hari /
imunoglobulin manusia 3000-6000 unit
dosis tunggal .
Eradikiasi kuman debridemant
,H2O2 ,antiseptik . AB Penisilin 3 x 1,5 jt
unit /hari ,metronidazole 3 x 1 gr /hari.
Pencegahan

Angka kematian 30 -60 % - upaya


pencegahan
1. Perawatan luka yang adekwat
2. Imunisasi aktif dan pasif .
-- Aktif : toksoid anti tetanus
-- Pasif : Serum anti tetanus homolog
dan heterolog . didasarkan atas riwayat
imuniasi pasien sebelumnya.
Prognosis
Ditentukan oleh : masa inkubasi,periode awal
pengobatan ,imunisasi ,lokasi fokus
infeksi,penyakit lain yang memberatkan, penyulit
yg timbul .
Klasifikasi prognostik menurut Cole-Spooner
dasar : masa inkubasi, dan periode awitan
Kl I: MI < 6 hr, MO : < 36 jam
Kl II: MI>6 hr , MO : > 36 jam
Kl III MI tak diket MO tak diket
PEMBAHASAN

Anda mungkin juga menyukai