Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSUP Dr Kariadi/FK UNDIP Semarang TETANUS Standar Kompetensi Mahasiswa mampu menjelaskan tentang epidemiologi, penyebab, patofisiologi, gejala dan tanda penyakit Tetanus
Mahasiswa mampu menegakkan diagnosis penyakit Tetanus
Mahasiswa mampu menjelaskan pengelolaan penyakit Tetanus Pokok Bahasan
Etiologi, epidemiologi, patogenesis & diagnosis Diagnosis banding : gejala klinis kejang dan pemeriksaan penunjang (decision making) Indentifikasi : port dentre, riwayat imunisasi DPT, DT, TT serta komplikasi Prosedur perawatan : tempat perawatan tenang, tata laksana nutrisi
Pendahuluan Tetanus / lockjaw Penyakit infeksi bakteri akut Tanda utama : Kekakuan otot (spasme) tanpa gangguan kesadaran
- Basil bentuk batang , spora di ujung - Obligat anaerob vegetatif eksotoksin kuat - Berflagel - Membentuk spora (terminal spore) cemar - Tahan suhu tinggi, kekeringan & desinfektan
Clostridium Tetani Etiolog i Eksotoksin (tetanospasmin) pada : - sinaps ganglion sambungan sumsum tulang belakang - neuro muscular junction - saraf otonom
Epidemiologi Terjadi di seluruh dunia negara berkembang Hampir 500.000 bayi/tahun meninggal (tetanus neonatorum) 80% di negara tropis benua Asia & Afrika Antara 15.000 30.000 meninggal pasca melahirkan, abortus / pembedahan ok Tetanus
Angka kejadian : - Jumlah populasi masyarakat yg tidak kebal - Tingkat pencemaran biologik lingkungan Pertanian & peternakan - Adanya luka pada kulit / mukosa - Cakupan imunisasi DPT yg rendah Angka kejadian : > Reservoir utama : tanah kandung kotoran ternak C. Tetani : debu jalan, lampu operasi, alat suntik, alat operasi dsb
Port dentre Luka tusuk, patah tulang (luka terbuka), gigitan binatang, luka bakar luas Luka operasi, luka yg tidak di debridemant dg baik Otitis media, karies gigi, luka kronik Pemotongan tali pusat tdk steril, pembubuhan puntung tali pusat dg serbuk2 Tetanus tidak ditularkan dari orang ke orang Masa inkubasi : 5-14 hari (1 hr / > 3 atau beberapa minggu) Makin pendek jarak fokal infeksi dg CNS makin cepat masa inkubasi Makin lama inkubasi & periode of onset gejala klinis makin ringan Patogenesis Spora tubuh anaerob bentuk vegetatif ( berbiak cepat, hasilkan toksin) Nanah, nekrosis jaringan, benda asing Jaringan Anaerob : potensial redoks & tek. oksigen Toksin pd luka motor end plate & axis silinder saraf tepi kornu anterior sumsum tl belakang sebar seluruh SSP Pengangkutan toksin lewat saraf motorik (serabut motor) Fragmen C toksin Reseptor khusus pd ganglion perlekatan & internalisasi scr ekstra aksional sel potensial membran berubah & ggn enzim kolin esterase tdk aktif & asetil kolin Toksin blokade simpul (impuls) ke otot tonus & kekakuan >>> kejang otot besar
Dampak Toksin 1. Ganglion pra sumsum tulang belakang eksotoksin blokade sinaps jalur antagonis tonus otot & otot kaku 2. Otak toksin tempel pd cerebral gangliosides kaku & kejang khas
3. Saraf otonom saraf simpatis & gejala keringat >>, hipertermi, hipotensi, hipertensi, aritmia, heart block, takikardia Manifestasi Klinik Trismus Risus Sardonicus Opistotonus paralisis meluas keotot perut,punggung pinggang dan paha yg menyeluruh kontraksi otot tonik berat perut papan Kejang - mendadak - tinju menggenggam - lengan fleksi dan aduksi - kaki hiperekstensi DERAJAT PENYAKIT
Derajat I (Tetanus ringan) Trismus ringan sampai sedang Kekakuan umum : kaku kuduk, opistotonus, perut papan Tidak dijumpai disfagia/ringan, kejang, gangguan respirasi
Derajat II (tetanus sedang) Trismus sedang Kekakuan jelas Dijumpai kejang rangsang, tidak ada kejang spontan Takipnea Disfagia ringan
Derajat III (Tetanus berat) Otot spastik, kejang spontan Takipnea, takikardi Apneic spell Disfagia berat Aktifitas system autonom meningkat
Derajat IV (Tetanus stadium terminal) derajat III ditambah dengan Gangguan otonom berat Hipertensi berat dan takikardi, atau Hipotensi berat dan bradikardi Hipertensi berat atau hipotensi berat
DIAGNOSIS Anamnesis Apakah dijumpai luka tusuk, luka kecelakaan/patah tulang terbuka, luka dg nanah/gigitan binatang? Apakah pernah keluar nanah dari telinga? Apakah menderita gigi berlobang?
Adakah riwayat pemotongan dan perawatan tali pusat yg tidak steril? Apakah sudah pernah mendapat imunisasi DT atau TT, kapan imunisasi yang terakhir? Selang waktu antara timbulnya gejala klinis pertama (trismus atau spasme local) dengan kejang yang pertama (period of onset)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium tidak khas Pemeriksaan LCS Leukosit normal/sedikit meningkat
Tujuan atau prinsip : 1. Memberikan terapi suportif 2. Menetralisasi tetanospasmin bebas 3. Mengeradikasi / memberantas sumber infeksi 4. Mengatasi efek tetanospasmin yang terikat sel-sel saraf pusat 5. Mengatasi komplikasi PENGELOLAAN TATALAKSANA
Pencegahan pada luka Bersihkan (jar. nekrotik & benda asing dibuang) 1. Luka ringan dan bersih Imunisasi lengkap Tidak perlu ATS / HTIG Imunisasi tidak lengkap Berikan imunisasi aktif DPT/DT
2. Luka sedang/berat dan kotor Imunisasi (-) atau tidak jelas ATS 3000-5000 U IV, HTIG 250-500 U, TT pada sisi lain Imunisasi (+) / > 5tahun ulangan TT, ATS 3000-5000 U IV, HTIG 250-500 U
MEDIKAMENTOSA 1. Suportif Bebaskan jalan nafas Hindarkan aspirasi dg menghisap lendir perlahan-lahan & memindah-mindahkan posisi pasien Oksigenasi
Perawatan dg stimulasi minimal Cairan & nutrisi adekuat. Bila trismus berat pasang NGT Bantuan nafas pd tetanus berat / tetanus neonatorum Monitoring kejang & tanda penyulit Membersihkan port dentre (luka, caries, otitis) dg larutan H 2 O 2 3% 2. Simtomatik Anti konvulsif Diazepam 5 mg IV (neonatus), Diazepam 10 mg IV/per rectal (0,3 mg/kgBB/kali) Kejang berhenti, dosis rumatan. Klinis membaik jika : kejang spontan (-), badan tidak kaku, kesadaran membaik, tidak dijumpai gangguan pernafasan
3. Kausatif Antibiotik Penisilin prokain 50.000-100.000/kgBB/hari tiap 12 jam selama 7-10 hari Ampisilin 150 mg/kgBB/hari IV, dibagi 4 dosis Tetrasiklin 25-50 mg/kgBB/hari (anak > 8 th), PO dibagi 4 dosis, max. 2 gram Eritromisin 40-50 mg/kgBB/hari PO dibagi 4 dosis
Metronidazole Dipertimbangkan/ direkomendasikan sebagai drug of choice Penelitian kelompok tx metronidazole : mortalitasnya << Oral/IV:15-30 mg/kgBB/hr; 2-3 dosis bagi; mak 2g/hr10-14 hr
Anti toksin ATS 50.000-100.000 IU dosis IM, dosis IV Skin test terlebih dahulu !!! Human tetanus immunoglobulin (HTIG) 3000-6000 IU, IM
Komplikasi A. Gangguan inhibisi/ disfungsi autonomik 1. Gangguan sirkulasi 2. Pireksia/ hiperpireksia & hiperhidrosis 3. Retensio alvi & retensio urine 4. Hipersalivasi & Hipersekresi bronkus B. Status konvulsivus C. Patah tulang & kompresi tulang belakang D. SIRS + bukti infeksi Sepsis
Prognosis Ditentukan oleh : - masa inkubasi - period of onset - jenis luka - status imun pasien. Angka kematian : 45 -55 % Tetanus neonatorum : 99,5% Tetanus lokal tanpa komplikasi Px. Baik Tetanus neonatorum dan Tetanus sefalik Px buruk
Pencegahan Perawatan luka Sgera dilakukan : luka tusuk, luka kotor / luka yg diduga tercemar dg spora tetanus cegah timbul jaringan anaerob Pemberian ATS & Toksoid Tetanus pada luka Profilaksis hanya efektif pd luka baru (< dari 6 jam) lanjutkan dg imunisasi aktif
Imunisasi aktif DPT, DT atau TT umur & jenis kelamin DPT : imunisasi dasar (3 kali) DPT IV : usia 18 bln DPT V : usia 5 th DT : usia 12 th TT : wus, 12 th dan ibu hamil. DPT/dT : Pasien sembuh lanjut ssi jadwal