Sejarah :
Ditemukan I kali di Mesir ± 3000 tahun yl
Tahun 1940 mulai ditemukan vaksin TT
Sehingga Insidensi ↓
Thn 1947, Di US dari 0.4 per 100.000 populasi 0.02 per
100.000 populasi
Thn 1990 CFR di US dari 91% menjadi 11%
Pathogen
Disebabkan oleh :
Clostiridium tetani
Kuman Anaerob, gram (+)
Memiliki 2 exotoxin :
hemolisin & tetanospasmin/neurotoxin
bentuk batang, ramping, uk. 2-5 x 0,4 -0,5 mμ
Bentuk vegetatif dan sporanya mati terhadap
pemanasan suhu 121ºC selama 15-20 menit &
tekanan 15lbs
Bentuk vegetatif :
dapat di inaktivasi oleh panas & desinfesktan
Sbg flora normal di intestinal manusia &
hewan kuda, ayam
Bentuk spora :
resistenterhadap proses pengawetan dan
desinfektan (phenol, merbromin dll bhn
kimianya)
Terdapat di sampah & lingkungan sekitarnya
Epidemiologi
Tetanospasmin :
Single rantai polipeptida, BM 150.000 D
Aksi :
blokade
pelepasan transmitter dari presinap terminal
Mengganggu sinap inhibisi > daripada sinap eksitasi
Tetanospasmin
3 bentuk tetanus :
Tetanus Umum
Tetanus lokal
Tetanus cephalik
a. Tetanus Umum
• Th 1995-2000 di AS :
• 81% tetanus general,
• 15% lokal, 3% sefalik
• 1% neonatorum
• Tanda2:
•Kejang
•Risus sardonicus
•Trismus / Lock Jaw
•Opistotonus
•Spasme laring
•Perut papan
Tetanus Lokal
Spasme otot, ↑ tonus otot, di sekitar daerah luka
Tanpa tanda2 sistemik
Tetanus Cephalik
Bentuk yang tidak umum
Biasanya bersamaan dng otitis media dan luka di
kepala
Diagnosis
Diagnosis :
Penilaianklinis
Px penunjang tidak spesifik
Kadar antitoksin serum ≥ 0,1 IU/ml protektif
DD
Intoxicasi
striknin (Riw Ush bunuh diri)
Hipocalcemi tetani (anak < 2 tahun)
Acute Abdomen
Skor Philips
Skor Dakkar
↓
Skor Hadi
GEJALA SKOR
A. Inkubasi < 7 hari 3
8-12 hari 2
> 12 hari 1
B. Onset < 3 hari 3
4-6 hari 2
> 7 hari 1
C. Disfagia 1
D. Kejang Spontan 2
Rangsang 1
E. Trismus, risus sardonikus, perut papan,
opitotonus, kaku kuduk masing-masing 1
F. Gejala aktivitas simpatis atau kardiovaskular 1
G. Spasme laring 1
Penghambat Neuromusculer
Diberikan bila terapi sedatif/anti kejang tidak adekuat
atracurium,
pancuronium,
vecuronium
Disfungsi Otonom
Tujuan :
untuk menetralkan toksin yang beredar dan
toksin pada luka yang tidak berikatan
efektif ↓ mortalitas tetanus
Imunisasi dibedakan :
Imunisasi Aktif :
Tetanus Toxoid
Imunisasi Pasif :
AntiTetanus Serum
Tetagam
Apa bedanya ?
Kapan memakainya ?
- 1st TT
- 2nd ATS atau TIG (tetagam )
ATS :
ATS 5000 IU im, 5000 IU iv bila tidak ada
hipersensitivitas
Tetagam :
Dosis Tunggal 3000 unit
1500 IU gluteus (S), 1500 IU Gluteus (D)
Dosis Penggunaan Tetagam
Pencegahan Tetanus
Dengan Imunisasi Aktif, terjadual TT
Jadual Imunisasi
Kondisi Khusus Imunisasi