Anda di halaman 1dari 32

Round Table Discussion,

RS Panti Wilasa Dr Cipto, 4 Mei 2011

Manajemen & Pencegahan Tetanus

Dr.Panji Aryo Prabowo, SpPD, MKes


Pendahuluan
 Definisi :
 penyakit dng gangguan neurologis, ↑ tonus otot &
kejang  disebabkan toksin yg diproduksi kuman
anaerob C. tetani
 ↑ tonus otot  otot masseter dan otot rangka.

 Sejarah :
 Ditemukan I kali di Mesir ± 3000 tahun yl
 Tahun 1940 mulai ditemukan vaksin TT
 Sehingga Insidensi ↓
 Thn 1947, Di US dari 0.4 per 100.000 populasi  0.02 per
100.000 populasi
 Thn 1990 CFR di US dari 91% menjadi 11%
Pathogen

 Disebabkan oleh :
Clostiridium tetani
 Kuman Anaerob, gram (+)
 Memiliki 2 exotoxin :
hemolisin & tetanospasmin/neurotoxin
 bentuk batang, ramping, uk. 2-5 x 0,4 -0,5 mμ
 Bentuk vegetatif dan sporanya mati terhadap
pemanasan suhu 121ºC selama 15-20 menit &
tekanan 15lbs
 Bentuk vegetatif :
 dapat di inaktivasi oleh panas & desinfesktan
 Sbg flora normal di intestinal manusia &
hewan  kuda, ayam
 Bentuk spora :
 resistenterhadap proses pengawetan dan
desinfektan (phenol, merbromin dll bhn
kimianya)
 Terdapat di sampah & lingkungan sekitarnya
Epidemiologi

 Di US  Insidensi dan rata2 mortalitas > pada neonatal dan umur


dewasa >50 tahun
Pathogenesis

 Waktu inkubasi dari bbrp hari s/d 3 minggu


 Waktu inkubasi > lama :
 Krnbentuk spora butuh kondisi O2 yg↓ untuk tumbuh
 Lokasi luka yang > jauh dari CNS

 Tetanospasmin :
 Single rantai polipeptida, BM 150.000 D
 Aksi :
 blokade
pelepasan transmitter dari presinap terminal
 Mengganggu sinap inhibisi > daripada sinap eksitasi
Tetanospasmin

 Mekanisme kerja Toksin


 Toksin diabsorbsi pada ujung saraf motorik
 Toksin diabsorbsi oleh susunan limfatik 
sirkulasi darah  SSP
 Sifat Toksin
 Antigen
 Mudah diikat jaringan saraf dan tidak dapat
dinetralkan oleh antitoksin spesifik
 Toksin yang bebas dalam darah dapat
dinetralkan oleh antitoksin spesifik
Pelepasan Glisin Dihambat oleh Toksin Tetanus
Sumber: http://www.agen.ufl.edu/~chyn/age2062/lect/lect_25/FG19_012.GIF
Manifestasi Klinis

 Luka yang sering tjd tetanus


 Ekstremitas bwh, post partum, postaborsi
 Injeksi im non steril, akupunktur, anting2
telinga, lidi pembersih gigi
 Infeksi kronik (otitis media), ulkus dekubitus

3 bentuk tetanus :
 Tetanus Umum
 Tetanus lokal
 Tetanus cephalik
a. Tetanus Umum

• Th 1995-2000 di AS :
• 81% tetanus general,
• 15% lokal, 3% sefalik
• 1% neonatorum
• Tanda2:
•Kejang
•Risus sardonicus
•Trismus / Lock Jaw
•Opistotonus
•Spasme laring
•Perut papan
 Tetanus Lokal
 Spasme otot, ↑ tonus otot, di sekitar daerah luka
 Tanpa tanda2 sistemik

 Tetanus Cephalik
 Bentuk yang tidak umum
 Biasanya bersamaan dng otitis media dan luka di
kepala
Diagnosis

 Diagnosis :
 Penilaianklinis
 Px penunjang tidak spesifik
 Kadar antitoksin serum ≥ 0,1 IU/ml protektif

 DD 
 Intoxicasi
striknin (Riw Ush bunuh diri)
 Hipocalcemi tetani (anak < 2 tahun)
 Acute Abdomen
Skor Philips 

Skor Dakkar

Skor Hadi
GEJALA SKOR
A. Inkubasi < 7 hari 3
8-12 hari 2
> 12 hari 1
B. Onset < 3 hari 3
4-6 hari 2
> 7 hari 1
C. Disfagia 1
D. Kejang Spontan 2

Rangsang 1
E. Trismus, risus sardonikus, perut papan,
opitotonus, kaku kuduk masing-masing 1
F. Gejala aktivitas simpatis atau kardiovaskular 1
G. Spasme laring 1

Tetanus ringan : skor 3-7


Tetanus sedang : skor 8-12
Tetanus berat : skor > 13 (Sumber : Hadi et al., 1990)
Tatalaksana

 Tujuan tatalaksana tetanus :


 Suportif care s/d tetanus yang terikat di
jaringan termetabolisasi
 Menetralkan toxin yang di sirkulasi
 Menyingkirkan sumber tetanospasmin
Antibiotik
 Penisilin :
 Pen G : dosis 10-12 juta U/hari (10-14 hari)
 Pen P : dosis 1,2 juta U/hari (7–10 hari)
 Sepalosporin :
 sefalosporin generasi I, II atau III
 (cefazolin, cefuroksin, ceftriakson)
 Metronidazole :
 Dosis : 500 mg iv tiap 6 jam atau 1 gr/12 jam (7-10 hari)
 Note :
 penisilinvs metronidazole  mortalitas ↓ (7% vs 24%)
 Kelompok metronidazole memerlukan < obat sedativa & relaksan
otot, mungkin krn efek antagonis GABA penisilin & sefalosporin
generasi III  eksitabilitas SSP
Penanganan Kejang
Anti Kejang / Sedatif
 Phenobarbital :
 120–200 mg intravenously
 Diazepam
 Dosis s/d 120 mg/day
 Chloropromazine,
 4-12 mg tiap 4–8 jam pada infant
 50–150 mg tiap 4–8 jam pada dewasa

Penghambat Neuromusculer
 Diberikan bila terapi sedatif/anti kejang tidak adekuat
 atracurium,
 pancuronium,
 vecuronium
Disfungsi Otonom

 Meliputi labetalol, esmolol, clonidin dan


morphine sulfat
 Parenteral magnesium sulfat, anestesi
spinal atau epidural juga telah digunakan
ttp pemberian dan monitornya lebih sulit
 Adanya bradikardi atau hipotensi
memerlukan vasopressor atau agen
kronotropik
Imunisasi

 Tujuan :
 untuk menetralkan toksin yang beredar dan
toksin pada luka yang tidak berikatan
 efektif ↓ mortalitas tetanus
 Imunisasi dibedakan :
 Imunisasi Aktif :
Tetanus Toxoid
 Imunisasi Pasif :
AntiTetanus Serum
Tetagam
Apa bedanya ?
Kapan memakainya ?
- 1st TT
- 2nd ATS atau TIG (tetagam )

 Lihat : Riwayat imunisasi & lukanya !


Luka yang mudah mjd Tetanus

 Lama luka > 6 jam ;


 stellate; avulsion; lecet;
 Dalamnya > dari 1 cm;
 Luka krn tembakan, hancur, terbakar, frostbite
 Luka tdp tanda infeksi, kehilangan jaringan
 Luka dng tanda jaringan iskemik
Imunisasi Pasif  Profilaksis luka & Terapi Tetanus
Dosis Imunisasi Pasif

 ATS :
 ATS 5000 IU im, 5000 IU iv bila tidak ada
hipersensitivitas
 Tetagam :
 Dosis Tunggal 3000 unit
 1500 IU gluteus (S), 1500 IU Gluteus (D)
Dosis Penggunaan Tetagam
Pencegahan Tetanus
 Dengan Imunisasi Aktif, terjadual  TT
 Jadual Imunisasi
Kondisi Khusus Imunisasi

 Anak umur > 7 tahun, atau orang Tua blm diimunisasi TT


 Minimal 3 x imunisasi
 TT 1, 2bln kmd TT 2, 1 tahun TT 3
 Kmd diulang tiap 10 th/x
 Hamil, blm di imunisasi
 DIberikan imunisasi TT 2x, dalam 2 trimester terakhir, jarak antar
imunisasi 2 bulan
 Setelah partus, imunisasi TT ke-3, 6 bulan setelah TT ke-2
 Kmd diulang tiap 10 tahun/x
 Bayi lahir, ibu sama sekali belum diimunisasi TT
 Bayi  imunisasi pasif TIG 250 unit
 Ibu  imunisasi aktif dan pasif (TT dan TIG)
Terima Kasih
Semoga Bermanfaat

Anda mungkin juga menyukai