FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM
INDONESIA
DISKUSI PORTOFOLIO
TETANUS
Pengampu :
dr. Achmad Harun, Sp.N
IDENTITAS PASIEN
● Nama : Ny. X
● Umur : 89 Tahun
● Jenis Kelamin : Perempuan
● Alamat : Denpasar
● Pekerjaan : Tidak bekerja
ANAMNESIS
Seorang wanita berusia 89 tahun datang ke UGD RSUD Wangaya, Denpasar Bali
dengan keluhan mulut terasa kaku sehingga sulit dibuka sejak 1 hari SMRS.
Pada awalnya, 2 hari SMRS seluruh badan terasa nyeri terutama pada bagian
leher, dan kemudian terasa kaku sejak 1 hari SMRS sehingga sulit untuk
beraktivitas. Selain itu, terdapat nyeri dan sulit ketika menelan makanan padat
ataupun cairan, nyeri pada perut dan punggung. Terdapat riwayat demam sejak 2
hari SMRS yang dirasakan terus- menerus, tidak terdapat waktu tertentu
timbulnya demam. Riwayat tertusuk kayu cukup dalam pada telapak kaki kanan
sehingga mengeluarkan darah sejak 5 hari SMRS.
ANAMNESIS
Menurut keluarga pasien, telapak kaki kanan yang tertusuk kayu sudah diberikan
betadine dan kemudian ditutup dengan kain kasa, tanpa diberikan injeksi anti tetanus.
Luka hanya sesekali dibersihkan. Riwayat kejang sebelumnya disangkal. Makan dan
minum pasien berkurang sejak 1 hari SMRS dikarenakan pasien sulit untuk membuka
mulut dan nyeri. Pasien tidak bisa berdiri maupun duduk sejak kaku dirasakan pada
seluruh tubuh sehingga pasien hanya bisa tiduran. Riwayat vaksinasi tetanus disangkal.
Riwayat alergi disangkal. Terdapat riwayat hipertensi dan diabetes mellitus yang tidak
terkontrol. Tidak terdapat riwayat trauma kepala dan leher, digigit/dicakar/dijilat
binatang. Tidak terdapat riwayat sakit gigi maupun sakit telinga dalam 1 bulan terakhir.
Pasien seorang janda dan tinggal sendiri dirumah. Pasien sudah tidak bekerja, dan
memang jarang menggunakan alas kaki ketika berada di sekitar rumah.
PEMERIKSAAN FISIS
Thorax-Cardiovascular
Inspeksi : tampak simetris saat statis
maupun dinamis
Palpasi : pergerakan dinding dada
simetris kanan-kiri
Perkusi : sonor pada kedua dinding
thorak, batas jantung dalam batas
normal.
Auskultasi :
Pul : Vesikuler +/+, Rhonki -/-,
Wheezing -/-
Cor : S1-S2 tunggal, regular, murmur
(-), gallop (-).
PEMERIKSAAN FISIK
Status lokalis
Pada Wajah : adanya trismus 1cm (+),
Risus sardonikus (+)
Pada Leher : Meningismus(+)
Abdomen : perut tegang dan keras
seperti papan
PEMERIKSAAN NEUROLOGI
GCS : E4M6V5
Nervus kranialis tidak didapatkan kesan parese nervus
Uji spatula positif.
Pada pemeriksaan motorik sulit dievaluasi
hipertonus, eutrofi, dan normorefleks.
Tidak terdapat refleks patologis.
Pemeriksaan sensoris dalam batas normal.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pada hari ke 2
perawatan, terdapat kejang umum tonik,
kemudian diberikan diazepam, dan kejang
berhenti
DIAGNOSIS
kuman berbentuk batang yang hidup tanpa O2 (anaerob), dan membentuk spora.
Bakteria ini sering terdapat dalam kotoran hewan dan manusia, dan bisa terkena
luka melalui debu atau tanah yang terkontaminasi
Clostridium tetani merupakan bakteria Gram positif dan dapat menghasilkan
eksotoksin yang bersifat neurotoksik.
Toksin ini (tetanospasmin, tetanolisin) dapat menyebabkan kekejangan pada otot .
Manifestasi Klinis
Setelah luka terkontaminasi dengan C.Tetani, terdapat masa inkubasi selama
beberapa hari (7-10 hari) sebelum gejala pertama muncul. Gejala yang paling
pertama kali muncul adalah trismus
Tetanus memiliki gejala klinik yang luas dan beragam. Namun dapat dibedakan
menjadi empat bentuk berdasarkan manifestasi klinisnya :
1. Tetanus Localized
2. Tetanus Cephalic
3. Tetanus Generalized
4. Tetanus Neonatorum
T E TA N U S L O C A L I Z E D
Terjadi spasme dan ↑ tonus otot di sekitar tempat infeksi tanpa tanda-
tanda sistemik.
• Kontraksi dapat bertahan selama beberapa minggu sebelum perlahan-
lahan menghilang
• Tetanus lokal dapat berlanjut menjadi tetanus general
TETANUS CEPHALIC
Biasanya pada otitis media atau pasca-trauma kepala dengan gejala terutama di
daerah fasial
• Gejalanya seperti disfagia, trismus, dan focal cranial neuropathy.
• Seiring dengan perjalanan penyakit dapat timbul parese wajah, disfagia,
serta gangguan pada otot ekstraokular.
Tetanus Generalize
Antibiotik
• Metronidazol 500 mg setiap 6 jam intravena atau per oral selama 7-14 hari.
• Penisilin 100.000-200.000 IU/kgBB/hari intravena dibagi 6 dosis selama 10 hari.
TATALAKSANA