1. Osteoporosis
2. Osteomalasia dan rikets
3. Osteodistrofi renal
4. Osteonekrosis
5. Metastasis keganasan pada tulang
OSTEODISTROFI RENAL
Merupakan komplikasi gangguan fungsi ginjal tahap akhir, umumnya sudah terdapat
kelainan histologic tulang pada hampir semua pasien yang menjalani dialysis mengidap
osteodistrofi renal yang secara klinis terlihat sebagai gangguan metabolism kalsium, fosfor,
PTH, dan vitamin D
PATOFISIOLOGI
Akibat penurunan fungsi ginjal akan terjadi retensi fosfat sehingga kadar fosfat serum
meningkat dan kadar kalsium serum menurun. Peningkatan kadar fosfat serum akan
menurunkan kadar fosfat serum akan menurunkan kadar 1,25 dihidroksivitamin D,
sehingga kadar kalsium akan makin menurun merangsang produksi PTH dan proliferasi sel-
sel kelenjar paratiroid, sehingga menjadi mobilisasi kalsium dari tulang ke dalam darah.
Pada pasien gagal ginjal, terjadi resistensi tulang terhadap PTH, akibatnya
hiperparatiroidisme akan semakin berat.
MANIFESTASI KLINIS
Gambaran tipe campuran berupa osteitis fibrosa dan osteomalasia juga dapat ditemukan
pada sebagian kecil pasien gagal ginjal kronik. Kelainan ini ditandai oleh hipertiroidisme
sekunder dengan defek pada mineralisasi tulang. Secara biokimia akan didapatkan
hipokalsemia dan/ atau hipofosfatemia dan defisiensi vitamin D. Keadaan ini dapat
ditemukan pada pasien osteitis fibrosa dengan intoksikasi alumunium yang awal, atau pada
pasien intoksikasi alumunium yang mulai menunjukkan respons terhadap terapi
deferoksamin dengan peningkatan formasi tulang
AMILOIDOSIS
Dapat ditemukan pada pasien gagal ginjal yang telah menjalani hemodialisi lebih dari 7-10
tahun. Keadaan ini disebabkan oleh deposisi serat amyloid yang terdiri dari beta-2
mikroglobulin(beta-2 m). Pada pasien akan didapatkan kista tulang multiple, fraktur
patologik, artritis scapulohumeral yang erosive, sindrom terowongan karpal dan
spondiloartopati. Secara radiologis, kista multiple akan ditemukan pada ujung-ujung tulang
Panjang, terutama pada kaput humeral dan kaput femoris.
PENATALAKSANAAN
Disebut juga ischemic bone necrosis atau avaskular necrosis Kelainan ini bisa terjadi akibat beberapa
beberapa keadaan klinis, misalnya akibat penyakit tertentu (seperti penyakit gaucher), akibat pengobatan
(misalnya glukokortikoid), keadaan fisiologik atau patologik tertentu (kehamilan, tromboemboli) atau
idiopatik.
Osteonekrosis pada umumnya menyerang ujung-ujung tulang panjang, misalnya kaput femoris atau kaput
humerus tetapi dapat juga menyerang tulang lainnya.
Legg-calve-parthes disease (LPCD) Merupakan osteonekrosis idiopatik pada kaput femoris yang menyerang
anak-anak usia 2-12 tahun, didapatkan putusnya aliran darah ke epifisis dari kaput femoris, akibatnya
osteoblas, osteosit, dam sel sumsum tulang mati, kalsifikasi endokondral terhenti, tetapi pertumbuhan rawan
sendi tetap baik karena mendapat nutrisi dari cairan sinovial
Menurut artlet dan ficat dapat dibagi menjadi 5 stadium
1. Stadium 0 : Manifestasi klinik dan radiologik tidak ada, tetapi gambaran MRI jelas
2. Stadium 1 : Manifestasi klimik ada, radiologik tidak ada, MRI jelas
3. Stadium 2 : Gambaran osteopenia dan osteosklerosis pada radiologik
4. Stadium 3 : Kolaps tulang awal yang ditandai oleh cressent sign, yaitu tulang
subkortikal yang translusen dikelilingi oleh area tulang yang mati
5. Stadium 5 : kolaps tulang lanjut, yaitu falttening caput femoris
PENATALAKSANAN