Hepatitis B
Miftahuljannah Ali
11120192146
PEMBIMBING:
dr. Sudirman Katu, Sp.PD, K-PTI, FINASIM
Hepatitis B adalah virus yang
menyerang hati, masuk melalui darah
ataupun cairan tubuh dari seseorang
yang terinfeksi. Infeksi hepatitis B
dapat berupa keadaan yang akut
dengan gejala yang berlangsung
kurang dari 6 bulan. Apabila
Pendahuluan perjalanan penyakit berlangsung
lebih dari 6 bulan maka kita sebut
sebagai hepatitis kronik. Hepatitis B
kronik dan dapat berkembang
menjadi sirosis hepatis, dan dari
penderita serosis hepatis akan
berkembang menjadi hepatoma.
Diagnosis Virus Hepatitis B
dilakukan dengan memperhatikan
Pendahuluan gejala klinis, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan laboratorium.
Anatomi Hepar
Mengeliminasi Virus yang ada didalam sel hati yang terinfeksi. Proses
eliminasi tersebut dapat terjadi dalam bentuk nekrosis sel hati yang akan
menyebabkan Meningkatnya ALT atau mekanisme sitotoksis serta dapat
juga terjadi eliminasi virus tanpa kerusakan sel hati
Bila proses eliminasi virus berlangsung efisien maka Infeksi VHB dapat berakhir,
Sedangkan bila proses tersebut kurang efisien maka terjadi infeksi VHB yang menetap
Cara Penularan
penularan secara
horizontal (dari
secara vertikal(ibu
pengidap hepatitis
hamil kepada bayi) .
kepada individu yang
rentan)
Gejala hepatitis akut terbagi dalam 4 tahap, yaitu :
a. Fase Inkubasi Merupakan waktu antara masuknya virus dan timbulnya gejala atau ikterus. Fase
inkubasi Hepatitis B berkisar antara 15-180 hari dengan rata-rata 60- 90 hari.
Manifestasi
Fase diantara timbulnya keluhan-keluhan pertama dan timbulnya gejala ikterus. Awitannya
singkat ditandai dengan malaise umum, mialgia, artalgia, mudah lelah, gejala saluran napas atas
dan anoreksia. Diare atau konstipasi dapat terjadi. Nyeri abdomen biasanya ringan dan menetap
di kuadran kanan atas atau epigastrium, kadang diperberat dengan aktivitas.
Diagnosis
echostructure, permukaan mulai ireguler, vena hepatika
mulai kabur, sirosis, parmukaan hati yang iregular,
perenkim noduler, dapat disertai pembesaran limpa,
pelebaran vena porta, atau adanya karsinoma
hepatoselular.
5. Biopsi hati: untuk mengetahui derajat nekroinflamasi,
harus dilakukan sebelum memulai terapi antivirus, dan
dianjurkan pada pasien dengan SGPT normal.
6. Tumor marker karsinoma hepatoseluler
7. Monitoring untuk deteksi dini kanker hati dan
progresivitas penyakit SGOT, SGPT tiap 1-3 bulan dan USG
abdomen dengan AFT tiap 6 bulan.
Penatalaksanaan Hepatitis Akut B adalah sebagai berikut:
Penatalaksanaan
2. Terapi Antivirus
-Lamivudin : menghambat produksi VHB dan mencegah terjadinya infeksi pada sel
hepatosit yang belum terinfeksi. Dosis 100 mg 1x/hari
-Adefoir Dipivoksil : Adefoir Dipivoksil adalah suatu nekleosid oral yang memiliki fungsi
yang sama dengan lamivudin. Dosis 10 mg 1x/hari
Terapi antivirus dianjurkan untuk pasien hepatitis B kronik dengan ALT> 2X normal
dengan VHB DNA positif. Untuk ALT < 2x nilai normal tidak perlu diterapi dengan
antivirus
1. Sirosis hepatis
Virus Hepatitis B menyebabkan peradangan pada
hati dan mengakibatkan nekrosis juga pembentukan
jaringan ikat yang luas yang akan menyebabkan hambatan
darah menuju hati (vena porta) akibatnya terjadi
peningkatan tekanan darah di vena porta (hipertensi
porta) akibat hambatan aliran darah ke hati pada sirosis
hepatis sering terjadi varises eusofagus yang dapat
Kesimpulan
Pasien dengan hepatitis B akut tidak membutuhkan terapi
antiviral biasanya hanya diperlukan terapi suportif dan
simptomatik karena sebagian besar infeksi hepatitis B akut
pada dewasa dapat sembuh spontan. Sedangkan untuk
penatalaksanaan hepatitis B kronik yaitu diberikan terapi
golongan imunomodulasi dan antivirus
Pencegahan infeksi hepatitis B secara umum dapat
dilakukan dengan menghindari kontak langsung dengan
cairan tubuh orang yang terinfeksi VHB dan pemberian
imunisasi.
SYUKRAN