Anda di halaman 1dari 22

TETANUS

Pembimbing : dr. Eny Ambarwati Sp.PD FINASIM


Oleh : Rivo Aldilla Pratama

PENDAHULUAN
Tetanus berasal dari bahasa Yunani teinein yang

artinya meregang Penyakit ini telah dikenal sejak zaman Mesir kuno lebih dari 3000 tahun yang lalu Pada tahun 1889 Kitasato berhasil mengisolasi Clostridium tetani dari manusia pada kultur murni dan membuktikan bahwa organisme tersebut menimbulkan penyakit apabila diinjeksikan pada hewan

PENDAHULUAN
Nocard

kemudian membuktikan efek protektif antibodi yang ditransfer secara pasif pada tahun 1897 selama perang dunia ke 1 Descombey kemudian mengembangkan imunisasi aktif tetanus toksoid pada tahun 1924 dan digunakan secara luas selama Perang Dunia II

PENDAHULUAN

Lukisan Opisthotonus oleh Sir Charles Bell (1809), seorang dokter bedah dan ahli anatomi, yang menggambarkan seorang tentara yang menderita tetanus

DEFENISI
Gangguan neurologis tonus yang otot ditandai dan dengan yang

meningkatnya

spasme,

disebabkan oleh tetanospasmin, suatu toksin protein


yang kuat dihasilkan oleh clostridium tetani.

EPIDEMIOLOGI
Tetanus terutama ditemukan pada negara-negara

dengan iklim hangat dan lembap yang padat penduduk misalnya Brazil, Filipina, Vietnam, Indonesia, dan negara-negara di Afrika Tetanus merupakan salah satu penyakit yang menjadi target program imunisasi World Health Organization Insidensi tahunan tetanus di dunia adalah 0,5-1 juta kasus dengan tingkat mortalitas sekitar 45%

MIKROBIOLOGI
Bakteri ini terdapat dimana-mana, dengan habitat

alamnya di tanah, tetapi dapat juga diisolasi dari kotoran binatang peliharaan dan manusia Kuman ini mudah dikenal karena pembentukan spora yang khas, ujung sel menyerupai ujung tongkat pemukul gendering atau raket squash Clostridium tetani merupakan bakteri gram positif berbentuk batang yang selalu bergerak, dan merupakan bakteri anaerob obligat yang mengahsilkan spora dimana bentuk vegetatifnya berupa basil

MIKROBIOLOGI

Pewarnaan Gram Clostridium tetani bersifat Gram positif

PATOGENESIS

PATOGENESIS

MANIFESTASI KLINIS
Masa inkubasi berkisar antara 3-21 hari, biasanya

sekitar 8 hari Pada bayi, gejala biasanya muncul 4-14 hari setelah lahir, rata-rata sekitar 7 hari Terdapat gejala khas pada tetanus : 1. Risus sardonicus 2. Lock jaw 3. Opisthotonos 4. Neck rigidity

DERAJAT KEPARAHAN
Terdapat beberapa sistem pembagian derajat keparahan menurut : 1. Phillips 2. Albett 3. Dakar 4. Udwadia

Sistem skor menurut Philips


Variable Masa inkubasi Tolak ukur < 48 jam 2- 5 hari 6- 10 hari 11-14 hari 14 hari Lokasi infeksi Internal/umbilical Leher, kepala, dinding tubuh Ekstremitas proksimal Ekstremitas distal Tidak diketahui Imunisasi Tidak ada Mungkin ada/ibu dapat >10 tahun lalu <10 tahun lalu Proteksi lengkap Faktor pemberat Penyakit trauma Membahayakan jiwa Keadaan yang tidak langsung Berbahaya Keadaan tidak berbahaya Trauma/penyakit ringan Nilai 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 10 8 4 2 0 10 8 4 2 1 0

Sistem skor menurut Philips


Berdasarkan jumlah angka yang diperoleh, derajat keparahan penyakit dapat dibagi menjadi : 1. Tetanus ringan (angka < 9) 2. Tetanus sedang (angka 9-16) 3. Tetanus berat (angka > 16)

Derajat keparahan menurut Albett


DERAJAT I (ringan) : Trismus ringan sampai sedang, spasitisitas

generalisata, tanpa gangguan pernafasan, tanpa spasme, sedikit atau tanpa disfagia. DERAJAT II (sedang) : Trismus sedang, rigiditas yang tampak jalas, spasme singkat sampai sedang, gangguan pernafasan sedang dengan frekuensi pernafasan lebih dari 30 kali per menit, disfagia ringan. DERAJAT III (berat) : Trismus berat, spasitisitas generalisata, spasme reflek berkepanjangan, frekuensi pernafasan lebih dari 40 kali per menit, serangan apnea, disfagia berat, dan takikardi ( lebih dari 120 kali per menit). DERAJAT IV (sangat berat) : Derajat III dengan gangguan otonomik berat, melibatkan sistem kardiovaskuler, hipertensi berat dan takikardi terjadi berselingan dengan hipotensi dan bradikardi, salah satunya dapat menetap.

DIAGNOSIS

Adanya luka yang mendahuluinya. Gejala klinik Kejang , trismus, dysphagia, risus sardonicus Kultur: C. tetani (+). Lab : SGOT, CPK meninggi serta dijumpai myoglobinuria

DIAGNOSIS BANDING
Meningoensefalitis Polio Rabies

Reaksi fenotiazin
Keracunan striknin Perdarahan atau tumor (SOL)

PENATALAKSANAAN
Secara umum Merawat dan membersihkan luka sebaik-baiknya Diet cukup kalori dan protein, bentuk makanan tergantung kemampuan membuka mulut dan menelan. Bila ada trismus, makanan dapat diberikan personde atau parenteral. Isolasi untuk menghindari rangsang luar seperti suara dan tindakan terhadap penderita Oksigen, pernafasan buatan dan trachcostomi bila perlu. Mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit.

PENATALAKSANAAN
1. Eliminasi kuman Debridement membersihkan dan merawat luka/infeksi Antibiotika Peniciline 1,2juta unit / hari selama 10 hari, IM. Sedangkan tetanus, pada anak dapat diberikan Peniciline dosis 50.000 Unit / KgBB/ 12 jam secafa IM diberikan selama 7-10 hari 2. Netralisasi toksin ATS 20.000 iu/1.m/5 hari. Pemberian baru dilaksanakan setelah dipastikan tidak ada reaksi hipersensitivitas. Antitoksin dapat digunakan Human Tetanus Immunoglobulin ( TIG) dengan dosis 3000-6000 U, satu kali pemberian saja, secara IM tidak boleh diberikan secara intravena

PENATALAKSANAAN
3. Anti kejang/Antikonvulsan Fenobarbital (luminal) 3 x 100 mg/1.M. untuk anak diberikan mula-mula 60-100 mg/1.M lalu dilanjutkan 6 x 30 mg hari (max.200 mg/hari). Klorpromasin 3 x 25 mg/1.M/hari untuk anak-anak mula-mula 4-6 mg/kg BB. Diazepam 0,5-1,0 mg/kg BB/1.M/4 jam, dll

PENCEGAHAN
Imunisasi aktif toksoid tetanus, yang diberikan sebagai dapat pada usia 3,4 dan 5 bulan. Booster diberikan 1 tahun kemudian selanjutnya tiap 2-3 tahun. 2. Bila mendapat luka : Perawatan luka yang baik : luka tusuk harus di eksplorasi dan dicuci dengan H2O2. Pemberian ATS 1500 iu secepatnya. Tetanus toksoid sebagai boster bagi yang telah mendapat imunisasidasar.
1.

Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai