Anda di halaman 1dari 97

PENYAKIT YG DAPAT

DICEGAH DENGAN
IMUNISAI
( PD3I )

dr. Leny Zabidi, SpA


RSUD Hj.Anna Lasmanah Banjarnegara
PROGRAM IMUNISASI
TUBERKULOSIS
TBC
• WHO (1997) : 7.433.000 kasus TB di dunia,
terbanyak di Asia Tenggara.
• TB di Indonesia : tiga besar di dunia.
– Survei 1979-1982 : TB BTA (+) sebesar 0,29%.
– SKRT 1980 dan 1986 :TB penyebab kematian ke 4.
– SKRT 1992 : penyebab kematian ke 2 sesudah
kardiovaskular.
• WHO :
– Indonesia 175.000 kematian/tahun akibat TB
– terdapat 450.000 kasus TB baru setiap tahunnya
Tuberkulosis
PATOGENESIS
PERJALANAN PENYAKIT
MANIFESTASI KLINIS
PENCEGAHAN TUBERKULOSIS
IMUNISASI BCG

Suntikan BCG diberikan • Imunisasi BCG


pada lengan kanan atas: bertujuan untuk
Dosis 0,05 cc secara
intrakutan memberikan kekebalan
aktif kpd bayi dan balita
thd penyakit TBC
DIFTERI
DIFTERI
• Penyakit saluran napas atas
• Sangat menular
• Disebabkan oleh Corynebacterium
diphtheriae
• Sumber infeksi hanya manusia
• Ditularkan melalui aspirasi
pernapasan atau bahan eksudat
dari lesi di kulit
• Mortalitas tinggi pada anak dan
Corynebacterium lansia
diphtheriae
Penyakit yg sangat menular & ancam
kehidupan
Mortalitas ↑ meski cakupan imunisasi DPT/DT ↑
& angka kejadian 
Dapat timbulkan KLB
Penanggulangan KLB :
- Tingkatkan derajat kekebalan masyarakat
- Upaya eradikasi : case finding maupun carrier
FAKTOR RISIKO

• Faktor sosial ekonomi


• Overcrowding
• Nutrisi yang jelek
• Terbatasnya fasilitas kesehatan
• Status imunisasi
PENULAR
AN

 Masa inkubasi : 2 – 6 hari


 Masa Penularan : (2-4 mgg) sejak inkubasi
sampai hilangnya bakteri di lesi (± 2 minggu)
 Kontak langsung (pernafasan/ droplet
infection
 Carrier kronis ( pengidap tapi tak sakit )
 tularkan sampai 6 bulan
• Definisi Kontak
– Serumah atau sepermainan >4 jam selama 5
hari berturut-turut atau >24 jam dalam
seminggu atau kontak dengan sekret penderita

• Definisi Karier
– Hasil lab positif tetapi tidak ada manifestasi
klinis
PATOGENESIS

Mukosa
Sal. nafas, mata / genitalia

X IN
TO
PSEUDO
E M BRAN
M
MANIFESTASI KLINIS
Keluhan dan gejala tergantung :
• Tempat infeksi
• Status imunisasi penjamu
• Distribusi toksin ke dalam
sirkulasi
Penegakan Diagnosis
Anamnesis
Demam sub febril, biasanya 2-4 hari
Anoreksia, malaise
Batuk, pilek dan sakit telan
Anak tidur ngorok yang sebelumnya tidak pernah
ngorok
Perubahan suara pada anak sampai bindeng
PEMERIKSAAN FISIK

Ditemukan bercak putih keabuan sukar


diangkat serta mudah berdarah
(Pseudomembrane)
Pada kasus-kasus berat dapat dijumpai tanda
sumbatan jalan napas  derajat Jackson
LABORATORIUM

• Ditemukan kuman difteri pada pengecatan


usapan dari bercaknya.
• Biakan kuman difteri positif (media Loeffler)

• Kombinasi keduanya
MANIFESTASI KLINIS
Difteri Ringan

Difteri pada lidah, mulut dan tonsil tanpa Bullneck

Difteri Sedang

Difteri pada laring dan faring, tanpa bullneck

Difteri Berat

Difteri pada laring/faring dan fausial/tonsil disertai


bullneck atau sudah ada miokarditis (Nelson,1987)
PSEUDOMEMBRAN

Lesi khas  membran asimetrik, keabu--abuan


dikelilingi oleh daerah inflamasi
DIFTERI PADA BIBIR
Membran & jaringan oedematous  sumbat jalan nafas
Perluasan ke larink / cabang trakheobronkhus  gangguan jalan
nafas (sufokasi)
BULLNECK
KASUS SUSPEK

Anak dengan gejala Laringitis,


Nasofaringitis atau Tonsilitis dan
adanya pseudomembrane
KASUS PROBABLE

Suspek difteri ditambah salah satu dari :


 Pernah kontak dengan kasus (<2 minggu)
 Ada didaerah endemis difteria
 Stridor , Bullneck
 Pendarahan Submucosa/petechiae pada kulit
 Gagal jantung
 Gagal ginjal akut
 Myocarditis dan/ kelumpuhan motorik 1 s/d 6
minggu setelah onset
 Kematian
KASUS KONFIRMASI

Kasus probable dg. hasil isolasi positif


C difteriae yg toxigenic
(usap hidung, tenggorok, ulkus kulit,
jaringan, conjunctiva, telinga, vagina)
atau
serum antitoxin meningkat 4 kali
lipat /lebih (sebelum pemberian toxoid
difteri /antitoxin)
KOMPLIKASI
miokarditis

-Kelumpuhan
palatum mole
-paralisis otot
mata
X I N
TO
nefritis

Paralisis ekstrimitas bilateral


TATALAKSANA KASUS

1.Cegah komplikasi
TINDAKAN 2.Perbaiki/pertahankan
UMUM
keadaan umum
3. Atasi gejala/akibat
yang timbul
TETANUS
Tetanus

• Tidak mudah meluas (Non-communicable)


• Penyebab: Clostridium tetani
• Khas : menebabkan spasme otot
• Sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan
• Mortalitas dinegara sedang berkembang
sangat tinggi (termasuk 10 penyebab
kematian tertinggi)
Clostridium tetani
Kekakuan otot dan
kejang tetanus
disebabkan oleh
tetanus toksin
(tetanospasmin),
yang diproduksi oleh
Clostridium tetani.
Yang termasuk basil
Gambar Kiri. Apusan pus dari infeksi anaerob. Setidaknya terdapat tiga
gram positif.
clostridia berbeda.

Gambar Kanan. Mikrograf elektron dari sel vegetatif Clostridium tetani.


PERTUSIS
PERTUSIS
• Sangat menular, melalui saluran
napas
•Penyebab Bordetella pertussis
•Penularan melalui kontak
penderita batuk
•Angka kesakitan meningkat pada
bayi yang belum mendapat
vaksinasi
•Penyebab kesakitan dan kematian
Bordetella pertussis yang berarti di negara berkembang
ETIOLOGI
Pertusis atau disebut juga
batuk rejan disebabkan oleh
Bordetella pertussis. Bakteri
gram negatif yang tidak
berspora.
Penularan terjadi melalui
droplet yang
mengandung Bordetella
pertussis dari pasien
yang batuk dan mencapai
traktus respiratorius
bagian atas dari orang
yang suseptibel.
• Masa inkubasi pertusis 6–21 hari, rata-rata 7-10
hari.

• Manifestasi klinis tergantung tergantung dari etiologi


spesifik , umur dan status imunisasi.

• Perjalanan klinis penyakit terdiri dari 3 stadium :


- stadium kataralis ( 1-2 minggu)
- stadium paroksismal/spasmodik (2-4 minggu)
- stadium konvalesens ( 1-2 minggu)
TANDA DAN GEJALA KLINIS
PERTUSIS
• Batuk >2 minggu diakhiri dg
muntah
• Bila terjadi pd bayi kecil, nafas
dapat berenti dan terjadi kematian
mendadak
• Batuk menyebabkan pembuluh
darah mata pecah  terjadi
perdarahan pada konjungtiva dan
jaringan lunak di sekitar mata
CAMPAK / MORBILI
Campak
• Reservoir: manusia
• Transmisi: respiratorik, antar manusia,
melalui udara
• Penularan: peralihan musim hujan ke
kemarau, maksimum 4 hari sebelum sampai
4 hari sesudah timbulnya ruam
• Suatu infeksi virus yang sangat menular,
yang ditandai dengan demam, batuk,
konjungtivitis (peradangan selaput ikat
mata/konjungtiva) dan ruam kulit.
Perjalanan penyakit Campak
Penyulit/komplikasi
1. Laringitis akut
2. Bronchopeumonia
3. Enteritis
4. Otitis meia
5. SSPE (subakut sclerosing panencephalitis)
6. Kejang demam
7. Encephalitis
8. Konjunctivitis
9. Sistem cardiovaskuler (sementara)
RUBELLA
RUBELLA
German Measles= Campak Jerman

• Merupakan penyakit pada anak,


ringan
• bila menyerang ibu hamil trimester I
dapat berakibat kelainan congenital
pada janin atau Congenital Rubella
Syndrome (CRS)
• Tidak semua janin akan tertular
• Ibu hamil terinfeksi saat usia
kehamilannya <12 minggu  risiko janin
tertular 80-90%
• Usia kehamilan 15-30 minggu  risiko
janin tertular 10-20%
• Menyebabkan kematian janin atau CRS
• WHO  236.000 kasus Sindrom Rubella
Kongenital terjadi setiap tahun di negara
berkembang (meningkat 10x lipat saat
terjadi epidemi)
Manifestasi Klinis
• Masa inkubasi 14 – 23 hari
• Demam ringan sekitar 37,5 – 38,5 C atau lebih rendah
• Sakit kepala
• Terkadang disertai Hidung tersumbat atau meler (pilek)
• Mata merah meradang
• Pembesaran kelenjar getah bening di bagian belakang leher
dan di belakang telinga.
• 2-3 hari kemudian timbul ruam merah muda yang dimulai
pada wajah dan menyebar dengan cepat ke bawah hingga
lengan dan kaki, kemudian menghilang dengan urutan yang
sama pula.
• Nyeri sendi, terutama pada wanita muda..

Transmisi : inhalasi droplet, intra uterine


Komplikasi Rubella
Sekitar 90 persen bayi yang dilahirkan dari ibu yang mengidap rubella
selama trimester pertama kehamilan mengakibatkan satu atau
beberapa gangguan, antara lain:
•Retardasi pertumbuhan
•Kecacatan
– Mata : Katarak dll
– Telinga: Ketulian
– Jantung: Cacat jantung bawaan
– Cacat pada organ lain
– Keterbelakangan mental.
POLIOMYELITIS
Poliomyelitis
• Sangat infeksius
• Penyebab: enterovirus
• Sering pada anak usia
muda

Polio virus
• Virus menyebar melalui
kontak
POLIOMIELITIS
PATOGENESIS POLIOMIELITIS
Manifestasi Klinis
Imunisasi Polio
HEPATITIS B
Hepatitis B
• Seluruh dunia : 2 trilliun orang
• Disebabkan oleh virus hepatitis B (HBV)
• HBV ditularkan melalui darah
atau cairan tubuh
• Sebagian besar kasus tak dapat diobati
• Setiap tahun sekitar 1-2 juta orang
meninggal terkait dengan HBV
Cara penularan
Penularan infeksi HBV dapat dibagi menjadi 3 cara, yaitu:
•Melalui kulit
– Virus tidak dapat menembus kulit yang utuh,
penularan melalui 2 cara, yaitu:
• Malalui tusukan jarum atau alat lain yang
tercemar oleh bahan yang infektif
• Kontak bahan infektif pada kulit dengan kelainan
atau lesi
•Melalui mukosa
– Mukosa yang dapat menjadi port d’entre infeksi HBV
adalah mulut, mata, hidung, saluran pencernaan
bawah dan alat kelamin
•Perinatal (vertikal)
HAEMOPHYLLUS INFLUENZAE TYPE B ( Hib)
Penyakit yang disebabkan
Hemophilus influenzae tipe B

• Penyebab infeksi dan mortalitas


yang sering pada anak
• Hib merupakan 95% dari penyebab
infeksi serius akibat Haemophilus
• Cara penularan terutama melalui
Haemophilus influenzae
jalan napas
Top countries with Pneumonia
PNEUMONIA
• Indonesia is one of the 10 countries with the
highest number of under-five deaths in 2015
• And 17% of death among children under five in
Indonesia due to Pneumonia

In Indonesia EVERY HOUR


2-3 children under-five died due to pneumonia

The United Nations Children's Fund (UNICEF). Comitting to Child Survival: A Progress
Renewed. Progress Report 2015. UNICEF. September 2015.
http://www.unicef.org/publications/index_83078.html. Accessed January 22, 2016
What is the most common cause of
bacterial pneumonia in children?

Severe Pneumonia cases1


Others
(Fungi, Virus)
30% S.Pneumonia
(Pneumococcus) 50%

H.Influenza tipe B
20%
Streptococcus pneumoniae, the most common
cause of bacterial pneumonia in children2
1. UNICEF; WHO. Pneumonia: The Forgotten Killer of Children. 2006.
2. Pneumonia. Fact Sheet No. 331. Updated November 2014. WHO.
PNEMOKOKUS
Bahaya karier pneumokokus  penyebaran / penularan

Other baby

Sibling

Adult

Karier nasofarings adalah sumber


penularan (OTG) Grandparent
T E R I M A K A S I H

Anda mungkin juga menyukai