Anda di halaman 1dari 5

PANDUAN PRAKTEK KLINIS ( PPK )

TATALAKSANA KASUS

IKTERIK NEONATORUM / NEONATAL JAUNDICE

1. Pengertian  Hiperbilirubinemia : Naiknya kadar bilirubin serum


(Definisi) melebihi normal.
 Hiperbilirubinemia tidak terkonjugasi /indirek :
Peningkatan bilirubin serum tidak terkonjugasi di atas
normal.
 Hiperbilirubinemia terkonjugasi / direk/ kolestasis :
Peningkatan kadar bilirubin direk >20% dari total
bilirubin serum.
 Ensefalopati bilirubin : Deposit bilirubin tidak
terkonjugasi/indirek pada basal ganglia otak yang
menimbulkan gangguan pada sistem susunan syaraf
pusat.

2. Anamnesis Hiperbilirubinemia tidak terkonjugasi


 Onset timbulnya ikterus
 Ibu dengan golongan darah O, dengan suami
golongan darah non-O dan perbedaan Rhesus.
 Kakak yang mengalami ikterus atau anemia
 Ibu yang mengkonsumsi obat-obatan (sulfonamides,
aspirin, antimalaria)
 Riwayat perinatal: persalinan traumatis, trauma lahir,
tertundanya penjepitan tali pusat, asfiksia

Hiperbilirubinemia terkonjugasi
 Warna kulit tampak kuning kehijauan
 BAB dempul / pucat
 Urin berwarna seperti teh
3. Pemeriksaan Hiperbilirubinemia tidak terkonjugasi :
Fisik  Warna kulit tampak kuning oranye
 Pada bayi kurang bulan, onset terjadinya lebih cepat
dan durasinya lebih lama
 Pada kejadian sefal hematom atau memar bisa terjadi
hiperbilirubinemia
 Pada anemia hemolitik tampak kuning disertai pucat
dan pletora.
 Hiperbilirubinemia tidak terkonjugasi yang berlanjut
akan terjadi bilirubin ensefalopati dengan gejala :
- Tahap awal:
Tampak letargis, tidak mau menetek,
tonus menurun, tidak adanya reflex
Moro dan tangisan melemah
- Tahap intermediate:
Opistotonus/ retrocolis, hipertoni,
gangguan kesadaran/iritabel, demam,
dan tangisan melengking.
- Tahap lanjut:
Kerusakan SSP bersifat ireversibel,
tangisan melengking, tidak mampu
menyusu, apne, demam, gangguan
kesadaran hingga koma dan kejang.

Hiperbilirubinemia terkonjugasi :
 Warna kulit kuning kehijauan
 Muntah
 Distensi abdomen dengan hepatomegaly
 Mungkin disertai dengan tanda sepsis
 Kecenderungan mengalami perdarahan
 Dapat disertai mikrosefali maupun korioretinitis

4. Pemeriksaan Hiperbilirubinemia tidak terkonjugasi :


Penunjang  Bilirubin total serum dan bilirubin direk (ICD 9 CM:
91.0)
 Golongan darah dan Rhesus dari bayi dan ibu (ICD 9
CM: 90.5)
 Pemeriksaan Coomb’s (ICD 9 CM: 90.5)
 Pemeriksaan hitung darah lengkap
 (Hemoglobin, Hematokrit, morfologi sel darah
merah) (ICD 9 CM: 90.5)
 Hitung retikulosit (ICD 9 CM: 90.5)
 Jika ada hemolisis dan tidak ada ketidaksesuaian
Rhesus atau ABO, mungkin diperlukan pemeriksaan
hemoglobin elektroforesis, penapisan G6PD atau
pengujian kerentanan osmotik untuk mendiagnosis
defek sel darah merah (ICD 9 CM: 90.5)

Hiperbilirubinemia terkonjugasi:
 Gambaran darah tepi (ICD 9 CM: 90.5)
 Pemeriksaan fungsi hati (ICD 9 CM: 91.0)
 Penapisan TORCH (ICD 9 CM: 90.5)
 USG abdomen (ICD 9 CM: 88.76)
 Jika memungkinkan, penapisan metabolik (ICD 9
CM : V77)
5. Kriteria Ikterus fisiologis:
Diagnosis Pada bayi sehat dan cukup bulan, akan terlihat
pada hari ke-2-3 dan biasanya hilang pada hari
ke 6-8 tapi mungkin tetap ada sampai hari ke-14
dengan maksimal total kadar bilirubin serum <12
mg/dl. Pada bayi kurang bulan sehat, ikterus
akan terlihat pada hari ke 3-4 dan hilang pada
hari ke 10-20 dengan kadar serum maksimal <15
mg/dl.

Breast feeding jaundice : ikterus yang disebabkan


oleh kekurangan asupan ASI biasanya muncul
pada hari ke 2 sampai 3 pada waktu produksi ASI
belum banyak.

Breastmilk jaundice: Pada hari ke-14, kadar


bilirubin terus meningkat dan bukannya
menurun. Kadar bilirubin bisa mencapai 20-30
mg/dl dan mulai menurun pada usia empat
minggu dan kemudian secara bertahap kembali
ke normal.

Ikterus non-fisiologis
 Ikterus mulai sebelum berusia 24 jam
 Peningkatan kadar bilirubin serum > 0,5 mg/dl/jam
 Total bilirubin serum sesuai dengan grafik dibawah
untuk dilakukan terapi sinar

Gambar 1. Penentuan faktor risiko untuk menjadi


hiperbilirubinemia berat pada bayi dengan usia kehamilan ≥ 36 minggu
dengan berat lahir ≥ 2000 gram, atau dengan usia
kehamilan 35-36 minggu dengan berat lahir ≥ 2500 gram
berdasarkan kadar bilirubin serum sesuai dengan usia (dalam jam)
Penyebab hiperbilirubinemia terkonjugasi
 Obstruksi ekstrahepatik biliaris
 Atresia biliaris
 Kista koledokal
 Kompresi eksternal, misalnya node lymph
 Kolestasis intrahepatik dengan kurangnya duktus
biliaris, misalnya sindrom Alagille
 Kolestasis intrahepatik dengan duktus biliaris normal
 Infeksi (misalnya TORCH atau neonatal hepatitis)
 Kesalahan metabolisme sejak lahir (inborn error of
metabolism) misalnya galaktosemia
 Sindrom Dubin-Johnson, sindrom Rotor’s
 Kolestasis yang disebabkan penggunaan TPN yang
lama
6. Diagnosis Kerja Neonatal jaundice from other and unspecified
causes (ICD 10: P59)

7. Diagnosis  Haemolytic disease of fetus and newborn (ICD


Banding  10: P55)
 Hydrops fetalis due to haemolytic disease (ICD
 10: P56)
 Kernicterus (ICD 10: P57)
 Neonatal jaundice due to other excessive
 haemolysis (ICD 10: P58)
8. Tatalaksana Hiperbilirubinemia tidak terkonjugasi :
 Terapi sinar berdasarkan grafik di atas
 Asuhan nutrisi yang adekuat
 Mengatasi penyakit lain yang menyertai seperti
hipoksia, infeksi, dan asidosis

Hiperbilirubinemia terkonjugasi :
 Kunci tata laksana hiperbilirubinemia
terkonjugasi/direk adalah mengidentifikasi penyebab
dasar meningkatnya kadar bilirubin serum.
 Fasilitas yang tidak dilengkapi dengan instrumen
atau teknik diagnostik yang diperlukan harus
merujuk neonatus ke fasilitas yang tingkatannya lebih
tinggi.
 Terapi sinar tidak boleh digunakan pada kasus
hiperbilirubinemia terkonjugasi /direk (sindrom bayi
tembaga)
9. Edukasi  Kenali tanda dan gejala hiperbilirubinemia pada
(Hospital Health neonatus
Promotion)  Kenali faktor risiko pada neonatus
 Tata laksana segera berdasarkan diagnosis
10. Prognosis Ad vitam = dubia ad bonam
Ad sanationam = dubia ad bonam
Ad fungsionam = dubia ad bonam
11. Tingkat Evidens Diagnosis : level 1, referensi nomer 1
Terapi : level 1 referensi nomor 4

12. Penelaah Kritis KSM Anak

13. Indikator a.Kadar Bilirubin mendekati normal


Outcome/Kriteria b.Ikterik berkurang
Pulang c.Minum ASI/menetek baik
d.Tidak ada komplikasi lain
14. Kepustakaan 1. Excellence NIfC. 106
2. Muchowski KE. 107
3. Bhutani VK, Johnson L, Sivieri EM. 105
4. Maisels MJ, Bhutani VK, Bogen D, Newman TB,
5. Stark AR, Watchko JF. 108
6. Hamidi M, Aliakbari F. 109
7. Kaplan M, Merlob P, Regev R. 110
8. Maisels MJ. 111
Ketua Komite Medik Ketua KSM Anak

dr. Wahyu Priyatno,SpB dr. Priyo Budi Santosa,SpA,M.Kes


NIP 19721206 200501 1 011 NIP 19770521 200501 1 008

Anda mungkin juga menyukai