TATALAKSANA KASUS
Hiperbilirubinemia terkonjugasi
Warna kulit tampak kuning kehijauan
BAB dempul / pucat
Urin berwarna seperti teh
3. Pemeriksaan Hiperbilirubinemia tidak terkonjugasi :
Fisik Warna kulit tampak kuning oranye
Pada bayi kurang bulan, onset terjadinya lebih cepat
dan durasinya lebih lama
Pada kejadian sefal hematom atau memar bisa terjadi
hiperbilirubinemia
Pada anemia hemolitik tampak kuning disertai pucat
dan pletora.
Hiperbilirubinemia tidak terkonjugasi yang berlanjut
akan terjadi bilirubin ensefalopati dengan gejala :
- Tahap awal:
Tampak letargis, tidak mau menetek,
tonus menurun, tidak adanya reflex
Moro dan tangisan melemah
- Tahap intermediate:
Opistotonus/ retrocolis, hipertoni,
gangguan kesadaran/iritabel, demam,
dan tangisan melengking.
- Tahap lanjut:
Kerusakan SSP bersifat ireversibel,
tangisan melengking, tidak mampu
menyusu, apne, demam, gangguan
kesadaran hingga koma dan kejang.
Hiperbilirubinemia terkonjugasi :
Warna kulit kuning kehijauan
Muntah
Distensi abdomen dengan hepatomegaly
Mungkin disertai dengan tanda sepsis
Kecenderungan mengalami perdarahan
Dapat disertai mikrosefali maupun korioretinitis
Hiperbilirubinemia terkonjugasi:
Gambaran darah tepi (ICD 9 CM: 90.5)
Pemeriksaan fungsi hati (ICD 9 CM: 91.0)
Penapisan TORCH (ICD 9 CM: 90.5)
USG abdomen (ICD 9 CM: 88.76)
Jika memungkinkan, penapisan metabolik (ICD 9
CM : V77)
5. Kriteria Ikterus fisiologis:
Diagnosis Pada bayi sehat dan cukup bulan, akan terlihat
pada hari ke-2-3 dan biasanya hilang pada hari
ke 6-8 tapi mungkin tetap ada sampai hari ke-14
dengan maksimal total kadar bilirubin serum <12
mg/dl. Pada bayi kurang bulan sehat, ikterus
akan terlihat pada hari ke 3-4 dan hilang pada
hari ke 10-20 dengan kadar serum maksimal <15
mg/dl.
Ikterus non-fisiologis
Ikterus mulai sebelum berusia 24 jam
Peningkatan kadar bilirubin serum > 0,5 mg/dl/jam
Total bilirubin serum sesuai dengan grafik dibawah
untuk dilakukan terapi sinar
Hiperbilirubinemia terkonjugasi :
Kunci tata laksana hiperbilirubinemia
terkonjugasi/direk adalah mengidentifikasi penyebab
dasar meningkatnya kadar bilirubin serum.
Fasilitas yang tidak dilengkapi dengan instrumen
atau teknik diagnostik yang diperlukan harus
merujuk neonatus ke fasilitas yang tingkatannya lebih
tinggi.
Terapi sinar tidak boleh digunakan pada kasus
hiperbilirubinemia terkonjugasi /direk (sindrom bayi
tembaga)
9. Edukasi Kenali tanda dan gejala hiperbilirubinemia pada
(Hospital Health neonatus
Promotion) Kenali faktor risiko pada neonatus
Tata laksana segera berdasarkan diagnosis
10. Prognosis Ad vitam = dubia ad bonam
Ad sanationam = dubia ad bonam
Ad fungsionam = dubia ad bonam
11. Tingkat Evidens Diagnosis : level 1, referensi nomer 1
Terapi : level 1 referensi nomor 4