RAWAT GABUNG
KEPUTUSAN DIREKTUR
TENTANG
DIREKTUR
Menimbang : a. bahwa Rumah Sakit Umum Kabupaten Bangli selalu berupaya untuk
meningkatkan kualitas pelayanan sesuai dengan standar pelayanan
kesehatan dan harapan masyarakat;
11. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 012 Tahun 2012
tentang Akreditasi Rumah Sakit;
Menetapkan :
Ditetapkan di Bangli
Direktur
Tanggal :............................2014
I PENDAHULUAN.................................................................................
II STANDAR KETENAGAAN.................................................................
V LOGISTIK..............................................................................................
VI KESELAMATAN PASIEN..................................................................
IX PENUTUP.............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Selama belum ada Rawat Gabung (RG) kita mengenal Rawat Pisah (RP). Ibu dan anak
tidur di ruang yang berbeda. Hanya pada jam tertentu untuk menyusu, bayi diantar kepada ibunya
sekitar 20 – 30 menit. Sebelum dan sesudah menyusu bayi ditimbang dulu, bila timbangan tidak
naik sesuai dengan kebutuhan bayi, otomatis ditambah dengan susu formula pakai botol dan dot.
Hal ini membuat bayi malas untuk mengisap pada buah dada ibu karena bayi harus kerja lebih
keras. Akibatnya pada waktu menyusu bayi sering kali malah tidur. Demikian seterusnya sehingga
produksi ASI semakin berkurang karena tidak ada rangsangan. Pada malam hari biasanya bayi
tidak disusui. Kalau menangis, diberi susu formula maka buah dada juga sering bengkak dan
panas. Hal ini menambah problem tersendiri. Lama kelamaan ibu jadi yakin bahwa ASI-nya tidak
mencukupi, maka memberi susu formula dengan segala akibat yang kurang menguntungkan
daripada pemberian ASI.
Tahun 1978 Perdhaki bersama The United Nations Children’s Fund (UNICEF) dan
Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) melaksanakan seminar memperkenalkan RG.
Direksi PKSC menugaskan saya, Sr. Arnolfine Simamora, CB, untuk mengikuti seminar itu yang
diadakan di Auditorium Pelayanan Kesehatan Sint Carolus (PKSC). Dari berbagai negara
UNICEF memperlihatkan foto – foto balita yang kekurangan gizi terutama karena kurang
pengertian akan usaha – usaha untuk memperbanyak produksi ASI. Foto – foto itu sangat
memilukan hatiku, sehingga saya berniat untuk memulai RG. Ditambah lagi dengan penelitian
yang dilakukan YLKI bahwa dari Sembilan merk susu bayi yang beredar, hanya dua merk yang
bebas hama. Tentunya hama – hama itu membuat bayi mudah mencret.\
Rawat gabung adalah membiarkan ibu dan bayinya bersama terus menerus.
Pada rawat gabung / rooming-in bayi diletakkan di box bayi yang berada di dekat
ranjang ibu sehingga mudah terjangkau. Ada satu istilah lain, bedding-in, yaitu bayi
dan ibu berada bersama-sama di ranjang ibu
Pelayanan yang ini berupa peletakan bayi pada box bayi yang berada di dekat
ranjang ibu sehingga mudah terjangkau. Ada satu istilah lain darirooming
in yakni, bedding in, yaitu bayi dan ibu berada bersama-sama diranjang ibu.
Secara teori rawat gabung dibedakan dalam dua dua jenis, yakni :
Rawat gabung penuh. Prosedur ini dilakukan jika ibu dan bayi bersama terus
menerus selama 24 jam sehari.
Rawat gabung parsial. Pelayanan ini dijalankan saat ibu dan bayi kadang perlu
dipisahkan untuk alasan tertentu.
Selama lebih dari 30 tahun, RS Bunda Jakarta tidak mengenal istilah rawat gabung
(rooming in) untuk ibu dan bayi. Dahulu, ruang bayi (tempat berkumpulnya semua bayi)
diadakan untuk membantu agar ibu dapat beristirahat dengan baik selama dalam
perawatan pasca melahirkan di rumah-sakit.
Pemikiran banyaknya pengunjung saat besuk, juga menjadi kekhawatiran bayi tertular
penyakit yang berasal dari pengunjung. Sesuai perkembangan tentang fisiologi bayi baru
lahir, para dokter dan paker anak mengubah tata laksana bayi baru lahir yang sehat.
Pemisahan bayi dan ibu justru merugikan bayi dan ibu. Proses pemisahan ini akan
mempersulit ibu dalam menyusui, dan reflex primitive bayi. Misalnya rooting (sucking
reflex) bayi. Kolostrum (ASI awal yang dikeluarkan ibu) menjadi tertunda didapatkan
bayi.
Rawat Gabung
Rawat gabung merupakan pilihan terbaik untuk merawat bayi dan ibu yang sehat
karena dapat meningkatkan pemberian ASI, mengurangi risiko infeksi, meningkatkan
ikatan antara ibu dan bayi, dan mengurangi biaya yang harus dikeluarkan rumah
sakit. Mengadakan program rawat gabung di rumah sakit membutuhkan komitmen yang
kuat dari pihak penyelenggara pelayanan kesehatan, pengetahuan yang cukup bagi para
petugas kesehatan dan pendampingan bagi para ibu dan keluarganya. Tidak ada kata sulit
untuk memulai, yang dibutuhkan hanya tekad yang kuat. Saat ini Kementerian Kesehatan
telah menentukan bahwa Rawat Gabung menjadi item untuk akreditasi rumah sakit.
B. TUJUAN PEDOMAN
a. Tujuan Umum
RG bertujuan untuk penggalakan ASI. Agar berhasil perlu didukung oleh
usaha – usaha lainnya, yang telah dimulai sejak perawatan pre – natal, selama
nifas dan dilanjutkan di bagian Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) pada
penimbangan bayi.
b. Tujuan Khusus
2. Di kamar bersalin
3. Di ruang perawatan : RG
Bagi ibu yang melahirkan anak pertama, masih perlu bantuan dan
bimbingan.
Bila bayi haus, ibu bisa memberikan air putih dengan sendok agar pada
waktu menyusui berikutnya bayi akan menghisap lebih kuat.
4. Tindak lanjut KIA
Pelayanan kesehatan yang komprehensif berbasis perlindungan anak bagi bayi baru
lahir dan ibu bersalin di puskesmas dan jaringannya.
Setelah selesai proses IMD bayi ditimbang, diukur, dicap/diberi tanda identitas,
diberi salep mata dan penyuntikan vitamin K1 pada paha kiri. Satu jam
kemudian diberikan imunisasi Hepatitis B (HB 0) pada paha kanan.
Lihat postur, tonus dan aktivitas • Posisi tungkai dan lengan fleksi.
• Bayi sehat akan bergerak aktif.
Lihat punggung dan raba tulang kulit terlihat utuh, tidak terdapat
belakang lubang dan benjolan pada tulang
belakang
Lihat dan raba alat kelamin luar • Tanyakan pada ibu apakah
bayi sudah buang air kecil
• Bayi perempuan kadang
terlihat cairan vagina berwarna
putih atau kemerahan.
• Bayi laki-laki terdapat lubang
uretra pada ujung penis.
Teraba testis di skrotum.
• Pastikan bayi sudah buang air
kecil dalam 24 jam setelah
lahir.
• Yakinkan tidak ada kelainan
alat kelamin, misalnya
hipospadia, rudimenter,
kelamin ganda.
Timbang bayi
• Timbang bayi dengan • Berat lahir 2,5-4 kg.
menggunakan selimut, hasil • Dalam minggu pertama, berat
penimbangan dikurangi bayi mungkin turun dahulu
berat selimut (tidak melebihi 10% dalam
waktu 3-7 hari) baru kemudian
naik kembali
.
Mengukur panjang dan lingkar • Panjang lahir normal 48-52 cm.
Kepala bayi • Lingkar kepala normal 33-37
cm.
RAWAT GABUNG Ibu dan bayi dirawat dalam satu kamar,
BAYI berada dalam jangkauan ibu selama 24 jam.
Berikan hanya ASI saja tanpa minuman atau
makanan lain kecuali atas indikasi medis.
Tidak diberi dot atau kempeng.
8. Kunjungan
9. Neonatal
10. Adalah pelayanan kesehatan kepada
11. neonatus sedikitnya 3 kali yaitu:
12. • Kunjungan neonatal I (KN1) pada 6 jam
13. sampai dengan 48 jam setelah lahir
14. • Kunjungan neonatal II (KN2) pada hari ke
15. 3 s/d 7 hari
16. • Kunjungan neonatal III (KN3) pada hari ke
17. 8 – 28 hari
18. Pelayanan kesehatan diberikan oleh dokter/
19. bidan/perawat, dapat dilaksanakan di
20. puskesmas atau melalui kunjungan rumah.
21. Pelayanan yang diberikan mengacu pada
22. pedoman Manajemen Terpadu Balita Sakit
23. (MTBS) pada algoritma bayi muda
24. (Manajemen Terpadu Bayi Muda/MTBM)
25. termasuk ASI ekslusif, pencegahan infeksi
26. berupa perawatan mata, perawatan tali
27. pusat, penyuntikan vitamin K1 dan imunisasi
28. HB-0 diberikan pada saat kunjungan rumah
29. sampai bayi berumur 7 hari (bila tidak
30. diberikan pada saat lahir).
31. 28
32. Pencatatan dan
33. Pelaporan
34. Hasil pemeriksaan dan tindakan tenaga
35. kesehatan harus dicatat pada:
36. 1. Buku KIA (buku kesehatan ibu dan anak)
37. • Pencatatan pada ibu meliputi keadaan
38. saat hamil, bersalin dan nifas.
39. • Pencatatan pada bayi meliputi
40. identitas bayi, keterangan lahir,
41. imunisasi, pemeriksaan neonatus,
42. catatan penyakit, dan masalah
43. perkembangan serta KMS
44. 2. Formulir Bayi Baru Lahir
45. • Pencatatan per individu bayi baru
46. lahir, selain partograph
47. • Catatan ini merupakan dokumen
48. tenaga kesehatan
49. 3. Formulir pencatatan bayi muda (MTBM)
50. • Pencatatan per individu bayi
51. • Dipergunakan untuk mencatat hasil
52. kunjungan neonatal yang merupakan
53. dokumen tenaga kesehatan
54. puskesmas
55. 4. Register kohort bayi
56. • Pencatatan sekelompok bayi di suatu
57. wilayah kerja puskesmas
58. • Catatan ini merupakan dokumen
59. tenaga kesehatan puskesmas