Anda di halaman 1dari 6

TEMPLATE KOMPETENSI LAYANAN PRIMER

TOPIK : Tenosynovitis
BAGIAN : Ortopedi & Traumatologi
HARI/TGL : -

Data Pasien
Nama : Ny. N
Umur : 76 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Kristen
Alamat : Manchester, UK
Tanggal periksa :

Status Medis Pasien


• Keadaan Umum
Compos Mentis/ Gizi Cukup/ Sakit sedang
• Anamnesis
Keluhan Utama: Nyeri dan bengkak pada tangan dan pergelangan
Anamnesa terpimpin:
Seorang wanita berusia 76 tahun, bekerja sebagai tukang kebun
datang dengan keluhan pembengkak dan nyari pada tangan dan
pergelangan tangan kanan yang dirasakan sejak 4 bukan yang lalu telah
diobati dengan selulitis dan co amoxiclav oral tetapi tidak ada
perbaikan. Pasien sebelumnya tidak pernah merasakan hal ini, riwayat
trauma tidak ada. Riwayat memelihara hewan peliharaan tidak ada,
pasien menyangkal keringat malam atau gejala pernafasan, dan tidak
riwayat bepergian keluar kota, tetapi pasien mengaku bahwa aktivitas
pasien adalah dibidang pertanian seperti memerah susu dan menanam.
Riwayat Penyaki Dahulu:
Riwayat penyakit sebelumnya : riw. Bronkiektasis
Riwayat hipertensi : disangkal
Riwayat diabetes mellitus : disangkal
Riwayat keluhan yang sama : disangkal
Keadaan Umum
Kesan gizi baik, kesadaran compos mentis (GCS E4V5M6)
• Tanda Vital
Tensi : 100/80 mmHg
Nadi : 90 x / menit, kuat angkat, regular
Pernafasan : 22 x /menit
Suhu : 37,8 oC

Pemeriksaan Generlisata:
• Kepala
Bentuk mesocephal, rambut tidak mudah dicabut.
• Mata
Pupil isokor, diameter 2mm, refleks cahaya (+/+) normal, konjungtiva
anemis (-), sklera ikterus (-)
• Telinga
Bentuk normotia, sekret (-), pendengaran berkurang (-).
• Hidung
• Bentuk normal, tidak ada sekret, epistaksis (-)
• Mulut dan tenggorokan
Bibir pucat (-), bibir cianosis (-), gusi berdarah (-),tonsil membesar (-),
faring hiperemis (-).
• Leher
DVS R+2 cm H2O, trakea ditengah, pembesaran kelenjar getah bening
(-).
• Paru
Suara nafas vesikuler, ronchi (-/-), wheezing (-/-).
• Jantung
Auskultasi : bunyi jantung I dan II regular, murmur (-), gallop (-).
• Abdomen
Inspeksi : perut tampak mendatar, tidak tampak adanya massa
Palpasi : nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba, massa tumor
(-)
Perkusi : timpani
Auskultasi : bising usus (+) normal
• Extremitas
Atas : eritema -/+ udema -/+ dan nyeri -/+
Bawah : efusi lutut ringan -/-

Status generalisata:
Regio wrist dextra
• Inspeksi : pembengkakan pada digiti III dan sendi ITP proximal
bengkak dan eritem memanjang 8-10 cm secara proximal dengan
kontraksi parsial palmar, adanya trigger finger pada jari tengah
• Palpasi : Nyeri tekan (+) , teraba hangat (+)
• Neurovaskular mati rasa dan rasa sakit dalam distribusi saraf median,
dengan tanda positif Phalen, karakteristik sindrom carpal tunnel. Dan
terdapat tanda- tanda trigger finger

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Radiologi
Foto polos
Kesan:
 X-ray
osteoarthritic moderat dari sendi inter-phalangeal distal dengan lesi
phalanx tengah dari digit kelima, menunjukkan adanya enchondroma

 analisis histologis
dikonfirmasi sebagai sinovitis granulomatosa

 CT Scan dan thorax


CT scan resolusi tinggi mengungkapkan perubahan bronkiektik dan
identifikasi kelenjar getah bening aksila yang diperbesar ipsilateral ke
tangan yang terkena yang berukuran sekitar 2 cm.
 Thorax tidak didapatkan kelainan

 Biopsy
 PCR TB (Hain Genotype MTBC Commercial Kit), yang kemudian
menumbuhkan M bovis

Diagnosis
tenosinovitis TB regio wrist dextra

- Differential Diagnosis

- Prognosis: Bonam

- Pengobatan
- Quadruplet terapi : rifampisin, isoniazid dan pyrazynamid dan
ethambutol selama 9 bulan

- Follow Up : -
-
Diskusi (Hasil feedback dari pembimbing)

Defenisi
Tenosynovitis adalah suatu peradangan yang melibatkan tendon dan
selubungnya yang mengakibatkan pembengkakan dan nyeri. Beberapa
penyebab dari pembengkakan ini adalah trauma, penggunaan yang berlebihan
dari repetitive minor trauma, strain atau infeksi. Beberapa contoh dari
tenosynovitis adalah Dequervain‘s, Volar Flexor Tenosynovitis (trigger finger)
dan flexor tenosynovitis.

Epidemiologi

Tenosynovitismempunyai insiden yang lebih tinggi (75%) di kalangan wanita


berbanding lelaki. Kebanyakan kasus terjadi pada individu antara 52 dan 62
tahun. Penyakit ini sering terjadi pada kedua tangan

Etiologi
Yang menyebabkan tersedua pintu masuk bagi bakteeri terutama
staphylococcus menuju tendon

Pathofisiologi
Infeksi flexor tendon adalah suatu infeksi pada bagian tertutup sheat dan jari
telunjuk, jari tengah manis yang berjalan di atas carpal neck pada level annular
pertama. Infeksi pada jari dapat menyebar ke tangan dan pergelangan tangan,
infeksi bias menyebar ke fascia space hand, struktur tulang yang berdekatan
atau synovial joint space dapat pula menembus lapisan kulit dan keluar.

Diagnosis

Didapatkan adanya penyebab utama yaitu penetrating trauma, infeksi tersering


disebabkan oleh flora normal kulit seperti stafilokokus dan streptokokus. Yang
paling sering adalah streptokokusaureus. Penyebab lain diantaranya:

 Luka gigitan: Hemophilusspesies, bakteri anaerobdan gram negative.


 Penyebaran melalui darah: Mycobacterium Tuberculosa, neiseria
gonorrhea.
 Miscelanous: pseudomonas aeroginosa.
Tanda dan Gejala
Menurut Chaidir (1998) pada kasus Tenosynovitis Supuratif, pasien dengan luka
penetrasi dating dengan sakit kemerahan pada tangan dan demam.
Pemeriksaan fisik menunjukkan adanya 4 tanda dari kanavel, yaitu:

1. Jaridalamposisi sedikit fleksi


2. Bengkak dalam bentuk fusiform
3. Nyeri tekan sepanjang flexor tendon sheath
4. Nyeri pada saat dilakukan pasif fleksi jari

Gejala kanaval ada beberapa yang tidak terlihat, seperti pada keadaan:

 Pemberian antibiotika segera


 Kondisi yang sangat dini
 Status immunocompromised
 Infeksi kronik

Pemeriksaan penunjang
Menurut Chaidir (1998), pemeriksaan laboratorium yang perlu dilakukan adalah:

 Leukosit meningkat pada keadaan


infeksi proksial atau adanya keterlibatan sistemik. Leukosit tidak
meningkat pada keadaan infeksi yang non supuratif, pada fase akut akan
terjadi pergeseran ke kiri. Pada pasien dengan immunocompromised tidak
terjadi peningkatan leukosit.

 LED dapat meningkat pada kasus ini dan dapat menetap pada kasus
nonsupuratif.

 Pada pemeriksaan histopatologi dan synovial biopsy didapatkan inflamasi


baik akut maupun kronik

Tatalaksana
Menurut Wolf (1999), pada pasien yang dating dengan keadaan yang sangat
dini, pemberian antibiotic secara intravena memberikan hasil yang baik.
Antibiotik yang diberikan antara lain:

b.Cefazolin1-2gramIVsetiap6atau 8 jam
c. Clindamicin 600-900 mg IV tiap 8 jam

d.Ampicilin Surfaktan 1,5-3 gram IV tiap 8 jam

Prognosis

Prognosis penyakit tenosynovitis supuratif ini baik. Fungsi normal dapat kembali
setelah pasien mendapatkan perawatan terhadap inflamasi yang adekuat.

Referensi
- Buku ajar Ortopedi dan Traumatologi FK UMI 2019
Mengetahui, dan
Dosen/Dokter Pembimbing Mahasiswa

(dr. Andi Dhedie Prasatia Sam, M.Kes, Sp.OT)


(Afrilia Chaerunnisa)
( Nisrina Nur Azisah)
(Nurul Ainun B)
(Haerati Hairil)

Anda mungkin juga menyukai