Anda di halaman 1dari 34

Laporan Kasus

POSTHERPETIC
NAURALGIA

Pembimbing : dr. Nyoman Yudha Santosa, Sp.KK

Disusun oleh :
M. RIDUAN, S.Ked
FAB 118 011

KEPANITRAAN KLINIK
MODUL KULIT DAN KELAMIN
RSUD dr. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA
1
2019
PENDAHULUAN

Herpes zoster  infeksi virus (yang sifatnya terlokalisir) dari reaktivasi infeksi
virus varicella-zoster endogen (telah ada sebelumnya dalam tubuh seseorang)

Postherpetic nauralgia  nyeri yang dirasakan di tempat penyembuhan


ruam, terjadi sekitar 9-15% pasien herpes zoster yang tidak diobati.

Pada pasien yang berumur tua memiliki resiko yang lebih tinggi.

insidensnya pada lanjut usia (diatas 60-70 tahun) mencapai 10 kasus per-1000
orang pertahun

2
KASUS
Anamnesis dan pemeriksaan fisik dilakukan pada
hari Jumat, 2 Agustus 2019 pukul 10.00 WIB
dengan pasien sendiri (auto-anamnesis) di
poliklinik kulit dan kelamin RSUD dr. Doris
Sylvanus

3
IDENTITAS
 Nama penderita : Tn. J
 Jenis kelamin : laki-laki
 Usia : 60 tahun
 Tanggal lahir : 01/ 10 /1959
 No. Rekam Medik : 31.99.80
 Pendidikan terakhir : SMP
 Pekerjaan : swasta
 Alamat : Palangka Raya

4
Anamnesis

Keluhan Utama :
 Nyeri pada perut kanan hingga kebagian pinggang belakang

Riwayat Penyakit Sekarang :


 Pasien datang dengan keluhan nyeri di bagian perut kanan hingga kebagian
pinggang kanan.
 Nyeri yang dirasakan pasien bersifat gatal, panas, seperti ditusuk-tusuk dan
semakin memberat jika disentuh, cuaca panas, cuaca dingin dan terkena
hembusan angin hal ini dirasakan pasien terus menerus.

5
....Anamnesis

 ....Riwayat Penyakit Sekarang :


 pasien sebelumnya menderita Herpes Zooster 9 bulan yang lalu tepat
didaerah yang dirasakan nyeri oleh pasien saat ini.
 Pasien menggunakan salep yang diberikan oleh dokter umum, namun
pasien lupa nama obat salep yang digunakan.
 Setelah penggunaan salep tersebut, keluhan pada kulitnya tidak ada
perbaikan.

6
....Anamnesis
 Riwayat Penyakit Dahulu :
 9 bulan yll pasien pernah terkena Herpes Zoster
 Tidak ada riwayat diabetes, penyakit jantung, atau gangguan ginjal.
 Tidak ada riwayat asma.
 Tidak ada riwayat alergi.

 Riwayat Penyakit Keluarga :


 Tidak ada keluarga yang mengalami keluhan sama seperti pasien.
 Tidak ada keluarga yang sedang terkena penyakit kulit.

7
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
 Keadaan Umum : Tampak sakit ringan
 Kesadaran : Compos Mentis

 Tanda Vital
o Tekanan Darah : 130/90 mmHg
o Nadi : 89 x/m, kuat angkat , reguler
o Pernafasan : 24 x/m
o Suhu : 36,7 ‘C

8
Pemeriksaan Generalisata

 Kepala : Bentuk normocephal


 Mata : Edema palpebra (-/-), Konjungtiva anemis (-/-), Sklera tidak
ikterik,
 Telinga : Bentuk normal, Serumen (+) minimal, Nyeri (-)
 Mulut : labium oris pucat (-), sianosis (-), faring hiperemis (-), tonsil
T1-T1
 Leher : Pembesaran KGB (-), letak trakea ditengah, pembesaran
tiroid (-)

9
Pemeriksaan Generalisata
Torak
Pulmo
Inspeksi Simetris, ketertinggalan gerak (-)
Palpasi Fremitus vokal kanan = kiri, ekspansi dada kiri = kanan
Perkusi  Sonor di semua lapang paru
 Batas paru-hepar di ICS V linea midclavicularis dextra
 Batas paru-lambung di ICS VI linea midclavicularis sinistra
Auskultasi Suara dasar paru +/+, wheezing -/-, rhonki -/-

Cor
Inspeksi Thrill (-)
Palpasi Ictus cordis teraba di ICS V di LMCS
Perkusi Batas kiri di ICS V linea midclavicularis sinistra
Batas dextra di linea sternalis dextra
Pinggang jantung di ICS II linea sternalis sinistra
Batas bawah di ICS VI linea sternalis sinistra
Auskultasi  S1-S2 tunggal dan regular, murmur (-), gallop (-)
 Heart rate = 89 x/menit, regular, tunggal
10
Pemeriksaan Generalisata
 Abdomen
Inspeksi Tampak datar, distensi (-)
Auskultasi Bising usus 7x/menit (normal)
Palpasi Nyeri tekan (-), hepatomegali (-), splenomegali (-)
Perkusi Timpani

• Ekstremitas : AH, CRT < 2 detik, edema (-), sensorik dan


motorik normal
• Susunan saraf : Nervus kranial I – XII dalam batas normal

11
PEMERIKSAAN FISIK
 STATUS DERMATOLOGIS

Ad Regio : abdomen setinggi T9-T10


Efloresensi : makula hiperpigmentasi yang tersebar herpetiformis, unilateral
abdomen dextra
12
DIAGNOSA

 DIAGNOSIS BANDING
 Post Herpetik Neuralgia
 Herpes Simpleks

 DIAGNOSIS KERJA
o Post herpetik neuralgia

13
PENATALAKSANAAN
Medikamentosa
 Asam mefenamat 3x500 mg
 Pregabalin 2x75 mg
 Vitamin B kompleks 2x1
Non-Medikamentosa
 Edukasi untuk menghindari garukan atau gosokan pada kulit yang gatal.
 Memakai pakaian yang nyaman.
 Menutup daerah yang sensitive, dapat dengan pakaian yang nyaman atau
dengan plastic yang melekat pada luka.

14
PROGNOSIS

Quo ad vitam 
Dubia ad bonam

Quo ad functionam 
Dubia ad bonam

Quo ad sanationam 
Dubia ad bonam
15
16
TINJAUAN PUSTAKA

DEFINISI

 Postherpetic Neuralgia / Neuralgia pasca herpes


Neuralgia pasca herpes didefinisikan sebagai nyeri yang
dirasakan di tempat penyembuhan ruam, terjadi sekitar 9-15%
pasien herpes zoster yang tidak diobati. Dan pada pasien yang
berumur tua memiliki resiko yang lebih tinggi.

17
TINJAUAN PUSTAKA
EPIDEMIOLOGI
 Terjadi sekitar 9-15% pasien herpes zoster yang tidak
diobati.
 Reaktivasi virus ini biasanya terjadi pada orang tua dan
penderita dengan imunitas menurun.
 Nyeri lebih dari 1 tahun pada penderita berusia lebih dari
70 tahun dilaporkan mencapai 48%.

18
TINJAUAN PUSTAKA
ETIOLOGI
 Virus zoster merupakan salah
satu dari delapan virus herpes
yang menginfeksi manusia.
 Virus ini termasuk dalam famili
herpesviridae.
 Struktur virus terdiri dari sebuah
icosahedral nucleocapsid yang
dikelilingi oleh selubung lipid.
 Di tengahnya terdapat DNA
untai ganda.
19
PATOGENESIS

20
MANIFESTASI KLINIS
 Tanda khas dari herpes zooster pada fase prodromal adalah nyeri
dan parasthesia pada daerah dermatom yang terkena. Dworkin
membagi neuralgia post herpetik ke dalam tiga fase:
 Fase akut: fase nyeri timbul bersamaan/ menyertai lesi kulit.
Biasanya berlangsung < 4 minggu
 Fase subakut: fase nyeri menetap > 30 hari setelah onset lesi kulit
tetapi < 4 bulan
 Neuralgia post herpetik: dimana nyeri menetap > 4 bulan setelah
onset lesi kulit atau 3 bulan setelah penyembuhan lesi herpes
zoster.

21
PENEGAKAN DIAGNOSIS

Pemeriksaan
Anamnesis
Fisik

Pemeriksaan
Penunjang

22
Anamnesis
 Adanya erupsi vesikel berkelompok yang nyeri sesuai dengan
distribusi dermatom (khas untuk herpes zoster).
 Erupsi dan vesikel menghilang namun nyeri tetap berlangsung
selama 3 bulan atau lebih
 Nyerinya nyata seperti rasa terbakar, tertusuk atau berdenyut.
 nyeri dan mengikuti distribusi dermatom tanpa eritem
 nyeri yang bersifat disestesia, hiperalgesia, anesthesia dan paralgesia
yang kontinyu
 Adanya rasa gatal yang semakin bertambah
 Semua hal di atas dapat mengganggu aktivitas dan menimbulkan
gangguan tidur, depresi, anoreksia dan kelelahan.
23
PEMERIKSAAN FISIK
 Adanya scar cutaneus di daerah yang pernah terinfeksi Herpes
zoster sebelumnya.
 hyperaesthesia atau dysaesthesia pada daerah yang terlibat infeksi.
 Alodinia
 Perubahan fungsi autonom seperti keringat bertambah pada daerah
yang terlibat infeksi herpes zoster

24
PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Tidak ada pemeriksaan laboratorium yang spesifik untuk PHN.
 Kultur virus atau pewarnaan imunofluorosen
 Pemeriksaan Histologi

25
PENATALAKSANAAN
Non Medikamentosa : Medikamentosa

 Memakai pakaian yang nyaman. • Antivirus


 Mengenakan pakaian yang bahan dasar • Antidepresan
pembuatannya dari kapas akan lebih
mengurangi terjadinya iritasi. • Analgetik
 Menutup daerah yang sensitive. Dapat • Antikonvulsan
dengan pakaian yang nyaman atau
dengan plastic yang melekat pada luka. • kortikosteroid
 Menggunakan es batu untuk
mengebalkan atau menghilangkan nyeri
sesaat, kecuali bila PHN bertambah
buruk pada beberapa kasus
(tergantung stimulus non noxious)

26
27
POST HERPETIC NEURALGIA
Anamnesis
KASUS
TEORI
 Nyeri di bagian perut kanan hingga
 Nyerinya nyata seperti rasa terbakar, kebagian pinggang belakang.
tertusuk atau berdenyut.  Dialami pasien kurang lebih 1 bulan
 nyeri dan mengikuti distribusi terakhir.
dermatom tanpa eritem  Nyeri yang dirasakan pasien bersifat gatal,
 nyeri yang bersifat disestesia, panas, seperti ditusuk-tusuk.
hiperalgesia, anesthesia dan  semakin memberat jika disentuh, cuaca
paralgesia yang kontinyu panas, cuaca dingin dan terkena hembusan
 Adanya rasa gatal yang semakin angin hal ini dirasakan pasien terus
bertambah menerus.
 Adanya riwayat terkena Herpes  9 bulan yang lalu pasien di diagnosis
Zoster sebelumnya Herpes Zoster yang lalu tepat didaerah
yang dirasakan nyeri oleh pasien saat ini.
28
....DISKUSI
Pemeriksaan Fisik (Dermatologis)

TEORI KASUS
 Adanya scar cutaneus di daerah  makula hiperpigmentasi yang
yang pernah terinfeksi Herpes zoster tersebar herpetiformis, unilateral.
sebelumnya.
 Pada perabaan kulit terdapat
 hyperaesthesia atau dysaesthesia hyperaesthesia
pada daerah yang terlibat infeksi.
 Alodinia
 Alodinia
 Perubahan fungsi autonom seperti
keringat bertambah pada daerah yang
terlibat infeksi herpes zoster

29
....DISKUSI
Pemeriksaan Penunjang

TEORI KASUS

 Tidak ada pemeriksaan laboratorium


yang spesifik untuk PHN.  Tidak dilakukan pemeriksa-
 Kultur virus atau pewarnaan an penunjang
imunofluorosen
 Pemeriksaan Histologi

30
....DISKUSI
Penatalaksanaan
1. Mengobati infeksi  antivirus
2. Mengatasi nyeri  analgesik
TEORI 3. mengatasi spasme otot yang berat  antikonvulsan
4. Anti inflamasi  kortikosteroid
5. Obat topikal

 Asam mefenamat 3x500 ( analgesik)


 Pregabalin 2x75 mg ( antikonvulsan)
KASUS  Vitamin B kompleks 2x1 ( vitamin)

31
KESIMPULAN
 Telah dilaporkan kasus pasien laki-laki usia 60 tahun,
berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan dermatologis yang
ditemukan, pasien didiagnosa dengan post herpetik neuralgia

32
DAFTAR PUSTAKA
 Sumaryo Sugastiasri. Prevention and Treatment of Post Herpetic Neuralgia to be Travelling. Bagian/ SMF Ilmu
Kesehatan Kulit dan Kelamin. Fakultas kedokteran Universitas Diponegoro. RSUP dr.Karyadi. Semarang.2016
 Gharibo Christofer MD, Kim Caroline MD. Neuropathic Pain of Post Neuropathic Neuralgia. Pain Medicine
News Special Edition. December 2017.
 Roxas M. Herpes Zoster and Postherpetic Neuralgia:Diagnosis and Therapuetic Considerations. Alternative
Medicine Review Vol.11. 2006;102.
 McElveen W Alvin. Postherpetic Neuralgia Workup. (http://emedicine.medscape.com/article/1143066-overview).
Updated: July 3, 2018
 Aminoff M, Francois B, Dick F. Postherpetic Neuralgia; dalam Handbook of Clinical Neurology. Editor: C Peter.
Volume 81. Edisi 3. 2016. Canada: Elsevier. p654-674
 Jericho B. Postherpetic Neuralgia: A Review.Volume 16. 2016 Chicago: The Internet Journal of Orthopedic
Surgery
 Panlilio L, Paul J, Srinivasa N. Current Management of Postherpetic Neuralgia; dalam The Neurologist. Volume 8.
2016. Baltimore. p339-350
 Regina, Lorettha W. Neuralgia Pascaherpetika. Volume 39. 2017. Jakarta. p416-419
 Roxas M. Herpes Zoster and Postherpetic Neuralgia: Diagnosis and Therapeutic Considerations. Volume 11.
2016. Alternative Medicine Review. p102-111
 Gharibo C, Carolyn K. Neuropathic Pain of Postherpetic Neuralgia. 2018. New York: Pain Medicine News. p84-
91

33
34

Anda mungkin juga menyukai