S
dr. Alifi Endrian Mereli
Observasi dapat dipertimbangkan pada penderita limfadenitis bilateral dengan onset kurang dari 2
minggu, ukuran kurang dari 3 cm, bersifat mobile, dan tidak menunjukkan adanya gejala.
Selain observasi, modalitas tata laksana yang dapat dipilih antara lain medikamentosa, operatif,
radiasi, serta kemoterapi.
Terapi medikamentosa diberikan berdasarkan etiologi. Antibiotik dapat dipertimbangkan pada nodus
lebih dari 3 cm, unilateral, tampak eritema, dan nyeri saat ditekan.
Pemberian antibiotik empiris sebaiknya ditargetkan untuk patogen yang umum, termasuk S. aureus.
Terapi empiris dengan clindamycin patut dipertimbangkan dengan durasi 7-10 hari.
Pada beberapa kasus, tindakan operatif dapat dilakukan apabila pemberian medikamentosa tidak
memberi respon adekuat. Tindakan insisi drainase dilakukan pada kasus limfadenitis yang sudah
mengalami supurasi. Kondisi ini paling banyak disebabkan oleh etiologi bakteri, terutama
Streptococcus pyogenes dan Staphylococcus aureus.
Untuk radiasi dan kemoterapi, tindakan ini dilakukan pada kasus limfadenitis yang disebabkan oleh
keganasan. Dasar penegakan diagnosis keganasan adalah temuan klinis yang dikonfirmasi dengan
hasil biopsi.
PROGNOSIS
Prognosis limfadenitis umumnya baik pada
nodul jinak yang hanya memerlukan
observasi maupun pada limfadenitis infeksi
dengan penatalaksanaan definitif yang tepat.
Komplikasi limfadenitis jarang terjadi dan
bergantung pada lokasi nodus limfe yang
terkena.
03.
STATUS
PASIEN
ANAMNESIS PRIBADI
Nama : An. DA
Umur : 10 tahun
Suku : Aceh
Agama : Islam
Diagnosa : Limfadenitis
ANAMNESIS PENYAKIT
Keluhan Utama : Pembengkakan pada leher
Seorang anak laki-laki datang dengan keluhan pembengkakan pada leher sejak 4 hari yang lalu. Orang tua
pasien mengatakan bengkak terjadi setelah pasien demam. Bengkak pada leher menyebabkan rasa
tidak nyaman dan susah menelan pada pasien. Pasien tidak punya riwayat penyakit seperti ini
sebelumnya. Keluarga pasien juga tidak ada yang menderita penyakit menular dan tidak ada yang
seperti ini. Tidak ada riwayat alergi obat. Sebelum ke Puskesmas pasien diberi dedaunan pada lehernya
dengan tujuan mengecilkan pembengkakan. Riwayat imunisasi pasien tidak lengkap
Berat Badan : 28 kg
Auskultasi
Jantung:
S1>S2, murmur (-), gallop (-)
Paru:
Suara pernafasan: Vesikuler (+/+)
Suara tambahan: wheezing (-/-), ronkhi
(-/-)
PEMERIKSAAN FISIK – STATUS
GENERALISATA
TEORI KASUS