Morbus-Hansen Disease
(Leprosy)
Pembimbing:
dr. Nur Dwita Larasati, MSc, Sp.KK
● Indonesia sendiri merupakan negara dengan penderita kusta terbanyak ketiga di dunia setelah
India dan Brazil. Jumlah Penderita Kusta baru pada tahun 2017 mencapai 15.910 Penderita
Kusta.
● Daerah endemik Kusta di Indonesia antara lain Sulawesi, Maluku, dan Papua
Klasifikasi untuk kepentingan program kusta berkaitan dengan pengobatan (WHO 1988):
- Pausibasilar (PB) Kusta tipe TT, dan BT sesuai klasifikasi Ridley dan Jopling dan tipe I dengan
BTA negatif.
- Multibasilar (MB) Kusta tipe BB, BL, LL menurut klasifikasi Ridley dan Jopling dan semua tipe
kusta dengan BTA positif
Weiss DI, Do TH, de Andrade Silva BJ, Teles RMB, Andrade PR, Ochoa MT, Modlin RL. 10 June 2020, posting date. Adaptive immune response in leprosy,
Chapter 6.2. In Scollard DM, Gillis TP (ed), International textbook of leprosy. www.internationaltextbookofleprosy.org.
Tipe TT
Pasien dengan kusta tipe TT memiliki respon Th1
yang kuat.
Weiss DI, Do TH, de Andrade Silva BJ, Teles RMB, Andrade PR, Ochoa MT, Modlin RL. 10 June 2020, posting date. Adaptive immune response in leprosy,
Chapter 6.2. In Scollard DM, Gillis TP (ed), International textbook of leprosy. www.internationaltextbookofleprosy.org.
Tipe LL
Pasien dengan kusta tipe LL memiliki respon Th2
yang dominan.
Weiss DI, Do TH, de Andrade Silva BJ, Teles RMB, Andrade PR, Ochoa MT, Modlin RL. 10 June 2020, posting date. Adaptive immune response in leprosy,
Chapter 6.2. In Scollard DM, Gillis TP (ed), International textbook of leprosy. www.internationaltextbookofleprosy.org.
Facie Leonina
Alis Rontok/Madarosis
Hidung Pelana
Infiltrat Cuping telinga
Bercak kulit di wajah
Pembesaran saraf auricularis magnus
Diagnosis kusta ditegakkan bila ditemukan paling sedikit satu tanda kardinal. Bila tidak atau belum dapat
ditemukan, disebut tersangka/suspek kusta, dan pasien perlu diamati dan diperiksa ulang 3 sampai 6
bulan sampai diagnosis kusta dapat ditegakkan atau disingkirkan
Lesi kulit
1. Makula hipopigmentasi: leukoderma, vitiligo, tinea versikolor, pitiriasis alba, morfea
dan parut
2. Plak eritema: tinea korporis, lupus vulgaris, lupus eritematosus, granuloma anulare,
sifilis sekunder, sarkoidosis, leukemia kutis dan mikosis fungoides
3. Ulkus: ulkus diabetik, ulkus kalosum, frambusia, dan penyakit Raynaud & Buerger
Gangguan saraf
Neuropati perifer: neuropati diabetik, amiloidosis saraf, dan trauma
1. Bakterioskopik: sediaan slit skin smear atau kerokan jaringan kulit dengan
pewarnaan Ziehl Neelsen.
2. Bila diagnosis meragukan, dapat dilanjutkan dengan pemeriksaan biopsi dan
histopatologi, serta pemeriksaan serologi (PGL-1) atau PCR.
Nonmedikamentosa
Bergantung pada
• Stage of disease ketika diagnosis
• Compliance pasien
• Cepat/lambatnya inisiasi pengobatan
dubia ad malam:
● Tanpa pengobatan
● Kerusakan saraf dan komplikasinya menyebabkan cacat
● Komplikasi kehilangan sensasi menyebabkan pasien mengabaikan apabila ada luka → infeksi
● Sering terjadi neuritis dan reaksi yang menyebabkan kerusakan permanen
● Tidak melakukan perawatan diri