Anda di halaman 1dari 9

Definisi

Apa itu penyakit kulit dermatitis?

Penyakit kulit dermatitis adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh


peradangan akibat kontak langsung dengan zat iritan (mudah mengiritasi
kulit) atau alergen (pemicu alergi) di lingkungan sekitar. Masalah kulit ini
juga dapat dipengaruhi oleh faktor genetik.
Gejala utamanya adalah ruam bengkak kemerahan yang tampak sangat
kering dan terasa gatal. Kulit yang terdampak biasanya terasa nyeri ketika
disentuh serta dipenuhi lepuhan kecil yang dapat mengelupas
mengeluarkan cairan.

Dermatitis bukan penyakit kulit menular. Meski begitu, gejalanya perlu


dikenali sejak dini. Penyakit ini bisa dikendalikan dengan baik melalui
kombinasi pengobatan dan pencegahan kontak terhadap hal-hal yang
memicu peradangan kulit.

Seberapa umumkah kondisi ini?

Dermatitis merupakan penyakit peradangan kulit yang sangat umum.


Penyakit ini biasanya menyerang 15 – 20% anak-anak dan 1 – 3% dari
orang dewasa di seluruh dunia. Orang dengan riwayat alergi dan asma
lebih rentan mengalaminya.

Penyakit kulit ini dapat dihindari dan ditangani dengan mengurangi faktor-
faktor yang meningkatkan risikonya. Diskusikan dengan dokter untuk
mengetahui informasi lebih lanjut.

Tanda-tanda dan gejala


Apa saja tanda dan gejala dermatitis?

Penyakit kulit ini terdiri dari beberapa jenis. Tanda-tanda dan gejalanya
sangat tergantung pada jenis yang Anda miliki. Dari sekian banyak yang
ada, tiga macam dermatitis yang paling umum dan perlu dikenali adalah:
 dermatitis atopik (eksim),
 dermatitis kontak (kontak iritan atau kontak alergi), serta
 dermatitis seboroik.
Setiap jenis dermatitis memiliki gejala dan penyebab yang berbeda. Ada
yang muncul dalam waktu lama dan ada yang hanya muncul sementara jika
terpapar zat tertentu.

1. Dermatitis atopik (eksim)

Penyakit dermatitis atopik (eksim) muncul pertama kali saat bayi dan dapat
berlanjut hingga dewasa. Peradangan kulit biasanya muncul pada bagian
tubuh seperti siku bagian dalam, belakang lutut, dan bagian depan leher.
Berbagai tanda dan gejala umum yang dialami penderita yakni sebagai
berikut.

 Rasa gatal yang parah terutama di kulit yang tertekuk seperti dalam
siku, depan leher, dan belakang lutut.
 Ruam yang berkerak dan berair jika tergores.
 Bercak merah, kasar, pecah, atau kulit bersisik.
Berbagai gejalanya bisa timbul tenggelam. Biasanya gejala muncul saat
kulit terpapar oleh zat tertentu yang meningkatkan risikonya.

2. Dermatitis kontak

Dermatitis kontak adalah peradangan kulit yang muncul akibat kontak


langsung antara kulit dengan zat yang menyebabkan reaksi alergi atau
iritasi. Gejala penyakit ini biasanya hanya muncul pada area kulit yang
terkena saja zat alergen saja.
Gejalanya antara lain:

 ruam merah atau benjolan,


 lepuhan berisi air,
 sensasi terbakar dan panas pada ruam,
 kulit terasa gatal, serta
 kulit membengkak.
3. Dermatitis seboroik

Dermatitis seboroik ditandai dengan kulit seperti bercak bersisik yang


memerah dan menyerupai ketombe. Kondisi ini biasanya menyerang
bagian tubuh yang berminyak, seperti wajah, kulit kepala, dada bagian atas,
dan punggung.
Adapun berbagai gejala dermatitis seboroik yaitu:

 sisik putih seperti ketombe,


 sisik kekuningan atau kerak pada kulit kepala, telinga, wajah, dan
bagian tubuh lainnya, serta
 kulit merah.
Masalah kulit yang satu ini biasanya muncul dalam periode waktu yang
cukup lama dan kerap timbul tenggelam. Pada bayi, penyakit kulit yang
satu ini disebut dengan cradle cap.
Kapan saya harus periksa ke dokter?

Apabila Anda atau keluarga Anda terkena penyakit kulit ini, segeralah
berkonsultasi ke dokter saat:

 Merasa sangat tidak nyaman sehingga sulit tidur dan aktivitas lain
menjadi terhambat.
 Kulit terasa sangat sakit.
 Curiga kulit mengalami infeksi misalnya keluarnya nanah dari luka di
kulit.
 Telah mencoba melakukan berbagai perawatan rumahan tetapi tak
kunjung membaik.
Diagnosis dan perawatan dini dapat mencegah penyakit bertambah parah
serta mengurangi risiko munculnya kondisi medis darurat lain. Ini sebabnya
Anda dianjurkan untuk memeriksakan diri ke dokter saat berbagai
gejalanya telah muncul.

Kemungkinan ada gejala lain yang belum disebutkan di atas. Jika Anda
memiliki pertanyaan lainnya, jangan sungkan untuk bertanya ke dokter.
Diskusikan dengan dokter mengenai perawatan dan pengobatan apa yang
paling tepat untuk Anda.

Penyebab
Apa penyebab dermatitis?
Berikut berbagai penyebab dermatitis sesuai dengan jenisnya.
1. Dermatitis atopik (eksim)

Jenis penyakit kulit ini kemungkinan disebabkan oleh berbagai faktor,


seperti:

 kulit kering,
 perbedaan kondisi genetik,
 kesalahan pada sistem imun,
 bakteri pada kulit,
 faktor lingkungan,
 adanya riwayat eksim dalam keluarga, serta
 adanya riwayat alergi atau asma.
2. Dermatitis kontak

Penyakit ini terbagi menjadi dermatitis alergi kontak dan dermatitis iritan
kontak. Dermatitis kontak alergi disebabkan karena sentuhan langsung
dengan pemicu alergi, sedangkan dermatitis kontak iritan terjadi akibat
kontak dengan zat penyebab iritasi.

Beberapa alergen dan iritan yang sering menjadi penyebabnya yakni:

 tanaman poison ivy  atau tanaman beracun yang berasal dari tanaman


obat, bunga, buah-buahan, dan sayuran,
 perhiasan dengan nikel,
 zat kimia dalam produk pembersih,
 parfum,
 kosmetik, serta
 zat pengawet pada krim dan losion.
3. Dermatitis seboroik

Peradangan kronis pada kulit kepala umumnya disebabkan oleh


pertumbuhan jamur Malassezia pada kelenjar minyak yang tersebar di kulit.
Sistem imun kemungkinan bereaksi secara tidak wajar terhadap jamur
tersebut sehingga jamur dan minyak berkembang tanpa terkendali.
Faktor-faktor risiko
Siapa yang lebih berisiko terkena dermatitis?

Ada banyak faktor yang meningkatkan risiko Anda terkena peradangan


kulit, di antaranya adalah sebagai berikut.

1. Usia

Penyakit kulit ini dapat muncul pada usia berapa pun, tapi dermatitis atopik
(eksim) lebih banyak dijumpai pada bayi. Oleh sebab itu, bayi dan anak-
anak lebih berisiko terkena eksim.

2. Menderita alergi dan asma

Orang yang menderita asma dan alergi lebih berisiko terkena dermatitis
atopik. Namun, tidak diketahui hubungan pasti antara alergi dan asma
dengan dermatitis atopik.
3. Sering terkena alergen di tempat kerja

Pekerjaan yang membuat Anda terpapar langsung dengan logam, pelarut,


atau produk pembersih tertentu meningkatkan risiko dermatitis kontak.
Orang yang bekerja dalam bidang kesehatan juga rentan terkena eksim,
terutama pada tangan.

4. Menderita penyakit tertentu

Anda berisiko lebih tinggi terkena peradangan kronis pada kulit kepala bila
menderita penyakit gagal jantung kongestif, penyakit Parkinson, dan HIV.

5. Riwayat keluarga

Dermatitis adalah salah satu penyakit kulit yang diturunkan dari orangtua
ke anak. Maka dari itu, seseorang yang lahir dari keluarga dengan riwayat
penyakit ini biasanya lebih rentan terkena penyakit yang sama.

6. Terlalu sering mencuci tangan

Kebiasaan tertentu ternyata bisa meningkatkan risiko seseorang terkena


peradangan kronis, contohnya terlalu sering mencuci dan mengeringkan
tangan. Pasalnya, kebiasaan ini bisa menghilangkan minyak alami kulit dan
mengubah keseimbangan pH-nya.

Diagnosis
Jika dokter menduga adanya dermatitis, Anda mungkin akan menjalani
pemeriksaan fisik dan beberapa tes sebagai berikut.

1. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik adalah hal pertama yang biasanya dilakukan dokter untuk
melihat kemungkinan penyakit. Dokter akan melihatnya dari tanda dan
gejala yang muncul pada kulit.

Selain itu, dokter juga akan menanyakan riwayat medis Anda dan keluarga.
Dari situ, dokter mulai bisa menarik simpulan awal mengenai kondisi kulit
Anda.

2. Uji tempel (patch testing)


Dokter akan melakukan uji tempel pada kulit bila ada dugaan bahwa Anda
terkena dermatitis kontak. Dalam tes ini, kulit Anda akan diolesi sejumlah
kecil alergen atau zat iritan, kemudian ditutup dengan plester khusus.
Uji tempel kulit dilakukan dalam beberapa kunjungan. Saat kunjungan
lanjutan dalam beberapa hari kemudian, dokter akan memeriksa kulit untuk
melihat apakah Anda mengalami reaksi terhadap zat-zat ini.

Uji tempel kulit paling baik dilakukan setidaknya 2 minggu setelah gejala
dermatitis mulai menghilang. Biasanya prosedur ini sangat berguna untuk
melihat apakah Anda memiliki alergi kontak terhadap zat tertentu.

3. Biopsi kulit

Biopsi kulit untuk dermatitis merupakan salah satu cara yang bisa
digunakan untuk mencari tahu penyebab masalah kulit Anda. Prosedur ini
dilakukan dengan mengambil sampel kecil kulit untuk dilihat di bawah
mikroskop.
Pengobatan
Apa saja pilihan obat alami untuk mengatasi gejala dermatitis?
Sebelum menggunakan obat-obatan, dokter mungkin akan menyarankan
pengobatan alami atau rumahan sebagai berikut.

1. Mengompres dingin

Kompres dingin bertujuan untuk meredakan gatal tanpa menggaruknya.


Bungkuslah beberapa buah es dengan handuk, lalu tempelkan ke kulit
selama 20 menit sebanyak 3-4 kali sehari.

2. Mandi air hangat

Mandi air hangat juga membantu meredakan gatal-gatal yang


mengganggu. Namun, jangan mandi terlalu lama atau dengan air yang
terlalu panas karena hal ini justru membuat kulit makin kering sehingga
memperparah gejala.
3. Jangan menggaruk kulit

Agar kondisi kulit tidak bertambah parah, jangan menggaruk terlalu keras
bagian kulit Anda yang terkena dermatitis. Sebagai gantinya, cobalah
menepuk-nepuk, mencubit lembut, atau menggunakan kompres untuk
meredakan gatal.

4. Gunakan pakaian berbahan katun

Pakaian berbahan katun membantu mencegah iritasi akibat eksim. Selain


menyerap keringat, bahan ini juga aman dan lembut di kulit sehingga tidak
akan melukai area yang terkena dermatitis.

5. Lakukan kegiatan menyenangkan

Stres adalah salah satu hal yang memperparah gejala dermatitis. Anda bisa
mencoba menghalaunya dengan kegiatan menyenangkan seperti yoga,
melakukan hobi baru, mendengarkan musik, atau sekadar menarik napas
dalam-dalam agar tubuh rileks.

6. Mengoleskan tea tree oil


Tea tree oil mengandung zat antijamur, dan antiradang sehingga
membantu mengatasi dermatitis seboroik. Cukup campurkan beberapa
tetes tea tree oil dengan minyak kelapa atau zaitun, lalu oleskan ke kulit
kepala Anda secara rutin.
7. Menggunakan aloe vera

Lidah buaya termasuk tanaman dengan kandungan antiradang yang tinggi.


Sebuah studi yang diterbitkan dalam Indian Journal of Dermatology bahkan
menyebutkan bahwa ekstrak tanaman ini bisa meringankan gejala
dermatitis seboroik.
8. Minum suplemen minyak ikan

Suplemen minyak ikan membantu menekan gejala dermatitis yang dipicu


oleh alergi. Selain itu, suplemen yang satu ini juga membantu menjaga
kesehatan tubuh secara keseluruhan karena mengandung asam lemak
omega 3.

Apa saja pilihan pengobatan medis untuk dermatitis?

Pengobatan untuk dermatitis bisa berbeda-beda pada tiap orang,


tergantung jenis dan tingkat keparahannya. Selain rekomendasi gaya hidup
dan pengobatan rumahan, berikut pengobatan yang umum diberikan
dokter.

 Mengoleskan salep kortikosteroid untuk menghilangkan gatal dan


peradangan.
 Mengoleskan krim atau losion tertentu yang memengaruhi sistem
imun (calcineurin inhibitors).
 Minum antihistamin (diphenhydramine) untuk mengurangi reaksi
alergi dan gatal.
 Minum antibiotik atau antijamur jika eksim sudah terinfeksi.
 Melakukan fototerapi atau terapi cahaya.

Pencegahan
Bagaimana cara mencegah dermatitis kambuh?

Anda bisa mencegah kambuhnya penyakit ini dengan menjaga kulit tetap
lembap dan terawat. Berikut kiat-kiatnya.

 Membatasi waktu mandi hanya selama 5-10 menit.


 Menggunakan sabun yang tidak menghasilkan banyak busa.
 Mengeringkan tubuh dengan handuk yang halus.
 Menggunakan minyak atau krim pelembap kulit.
 Menghindari zat penyebab alergi atau iritasi.
 Memakai sarung tangan bila hendak menggunakan produk
pembersih.
Dermatitis merupakan penyakit peradangan pada kulit dengan pemicu
yang beragam. Beberapa di antaranya disebabkan oleh alergi, dan ada pula
yang terjadi karena kontak langsung dengan zat pemicu iritasi.

Kenali apa pemicu kondisi Anda dan diskusikan bersama dokter untuk
mendapatkan perawatan yang sesuai. Perawatan dini amat membantu
dalam mengatasi gejala dan mencegah penyakit bertambah parah.

Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau


perawatan.

Sumber

ARTIKEL TERKAIT

Berbagai Komplikasi yang Mungkin Muncul Akibat Penyakit


Dermatitis

Dermatitis Numularis (Eksim Diskoid)

Ragam Perawatan untuk Meredakan Kulit Gatal Akibat Dermatitis


Kontak

Gejala Alergi Paling Umum Hingga yang Jarang Dikenali

Anda mungkin juga menyukai