Anda di halaman 1dari 44

RESUME TRIGGER

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN

“KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH”

PADA KASUS THALASEMIA

Dosen Pembimbing : Anis Muniarti, S.Kep., Ns., M. Biomed

Di Susun Oleh:
PUSPITA WINDY APRIANTI
NIM: A2R17028

PROGRAM STUDI PROFESI KEPERAWATAN (NERS)


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)
HUTAMA ABDI HUSADA TULUNGAGUNG
Jln. Dr. Wahidin Sudirohusodo No. 1
Tahun Akademik 2021/2022

1
RESUME TRIGGER

PADA KASUS THALASEMIA

Dosen Pembimbing : Anis Muniarti, S.Kep., Ns., M. Biomed

Di Susun Oleh:
PUSPITA WINDY APRIANTI
NIM: A2R17028

PROGRAM STUDI PROFESI KEPERAWATAN (NERS)


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)
HUTAMA ABDI HUSADA TULUNGAGUNG
Jln. Dr. Wahidin Sudirohusodo No. 1
Tahun Akademik 2021/2022

2
RESUME KASUS

Uraian Kasus : Seorang anak laki-laki berusia 6 tahun dirawat di ruang anak, mengeluh sejak
setahun lalu merakhir terlihat lemah dan pucat. Kulit pucat, Mudah lelah, Terlihat lemah, Pusing,
pandangan berkunang kunang. Tidak nafsu makan, hanya menghabiskan 1-2 sendok makan,
berdebar-debar, berat badan turun (5kg BB semula 20kg) dalam 2 minggu. Ia mengalami
gangguan pertumbuhan (BB 15kg TB 95cm) nilai IMT : 15 dan sering menjalani transfusi. Pada
anak ini ditemukan splenomegali, anemia hipokromik mikrositik, sel target. Merasa tidak
nyaman saat aktivitas, lelah saat aktivitas. Tanda-tanda vital: tekanan darah (TD) 100/50 mmHg,
nadi 68 x/m, respirasi 27 x/m, temperatur 38° C. konjugtiva anemis, Hemoglobin 4,3 g/dl CRT >
3 detik. Diagnosis untuk anak laki-laki ini adalah Thalasemia.

A. Data Fokus
S : (Data Subjektif Pasien)

1. keluarga mengatakan pasien tidak nafsu makan

2. keluarga mengatakan kepala pasien terasa pusing

3. keluarga mengatakan pandangan pasien berkunang kunang

4. keluarga mengatakan pasien tampak lelah saat saat beraktivitas

O : (Data Objektif Pasien)

1. Kulit pucat, Mudah lelah

2. Terlihat lemah dan pucat

3. Tidak nafsu makan,

4. hanya menghabiskan 1-2 sendok makan,

5. berdebar-debar

6. (TD) 100/50 mmHg, HR 68 x/m, RR 27 x/m, temperatur 38° C.

7. konjugtiva anemis,

8. Hemoglobin 4,3 g/dl

9. CRT > 3 detik

10. berat badan turun 5kg dalam 2 minggu

11. anemia hipokromik mikrositik

Hasil Pemeriksaan Penunjang Medis :

1. Laboratorium :
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
HEMATOLOGI
Hemoglobin 4,3* 14.00-18.00 g/dl

3
Leukosit 9.9 4.0 -10.5 rb/ul
Eritrosit 1,72* 4.50-6.00 jt/ul
Hematokrit 13.0* 42.00-52.00 vol %
Trombosit 016 150-450 rb/ul
RDW-CV 20.7* 11.5-14.7 %
MCV, MCV, MCHC
MCV 76.1* 80.0-97.0 fll
MCH 25.0* 27.0-32.0 pg
MCHC 33.0 32.0-38.0 %
HITUNG JENIS
Gran % 62.2 50.0-70.0 %
Limposit % 30.4 25.0-40.0 %
MID % 7.4 4.0-11.0 %
Gran # 6.20 2.50-7.00 rb/ul
Limposit # 3.0 1.25-4.0 rb/ul
MID # 0.7 rb/ul

Keterangan: Keterangan:

( Tanda bintang (*) diatas menunjukkan ) diatas menunjukkan bahwa bahwa angka tidak
dalam batas normal

2. Rontgen : Tidak ada


3. ECG : Tidak ada
4. USG : Tidak ada
5. Lain-lain : Tidak ada
B. Diagnosa Medis : Thalasemia
C. Diagnosa Keperawatan Yang Muncul :
1. Prioritas 1 : Perfusi perifer tidak efektif
2. Prioritas 2 : Defisit Nutrisi
3. Prioritas 3 : Intoleransi aktivitas

Mengetahui Tulungagung, 6 September 2021

Pembimbing Mahasiswa

(Anis Muniarti, S.Kep., Ns., M. Biomed) (Puspita Windy Aprianti)


NIDN. 88-8442-0016 NIM. A2R17028

4
LAPORAN PENDAHULUAN

PADA KASUS

“THALASEMIA”

Dosen Pembimbing : Ibu Anis Muniarti, S.Kep., Ns., M. Biomed

Di Susun Oleh:
PUSPITA WNDY APRIANTI
NIM: A2R17028

PEMBIMBING AKADEMIK MAHASISWA

(Anis Muniarti, S.Kep., Ns., M. Biomed) (Puspita Windy Aprianti)


NIDN. 88-8442-0016 NIM. A2R17010

5
LAPORAN PENDAHULUAN

A. DEFINISI
Thalasemia merupakan penyakit kelainan darah dengan kondisi sel darah merah
lebih mudah rusak atau umumnya lebih pendek dari sel darah merah yang normal
(<120hari) (Susyanti dan Prayustira, 2016).
Thalasemia merupakan sindrom kelainan darah yang diwariskan dan merupakan
kelompok penyakit hemoglobinopati, yaitu kelainan yang disebabkan oleh gangguan
sintesis hemoglobin akibat mutasi didalam atau dekat gen globin (Nurafif dan Kusuma,
2015).
Penyakit thalasemia meupakan salah satu penyakit genetic tersering di dunia.
Penyakit ini disebabkan oleh ketidakmampuan sumsum tulang membentuk protein yang
dibutuhkan untuk memproduksi hemoglobin. Hemoglobin merupakan protein kaya zat
besi yang berada dalam sel darah merah yang berfungsi untuk mengangkut oksigen dari
paru-paru keseluruh tubuh (Sausan, 2020).
B. ETIOLOGI
Ketidakseimbangan dalam rantai protein globin alfa dan beta, yang diperlukan dalam
pembentukan hemoglobin, disebabkan oleh sebuah gen cacat yang diturunkan. Untuk
menderita penyakit ini, seseorang harus memiliki 2 gen dari kedua orang tuanya. Jika
hanya 1 gen yang diturunkan, maka orang tersebut hanya menjadi pembawa tetapi tidak
menunjukkan gejala-gejala dari penyakit ini.
a. Thalasemia Mayor Karena sifat sifat gen dominan. Thalasemia mayor merupakan
penyakit yang ditandai dengan kurangnya kadar hemoglobin dalam darah. Akibatnya,
penderita kekurangan darah merah yang bisa menyebabkan anemia. Dampak lebih
lanjut, sel-sel darah merahnya jadi cepat rusak dan umurnya pun sangat pendek,
hingga yang bersangkutan memerlukan transfusi darah untuk memperpanjang
hidupnya. Penderita thalasemia mayor akan tampak normal saat lahir, namun di usia 3-
18  bulan akan mulai terlihat adanya gejala anemia. Selain itu, juga bisa muncul gejala
lain seperti jantung berdetak lebih kencang dan facies cooley. Faies cooley adalah ciri
khas thalasemia mayor, yakni batang hidung masuk ke dalam dan tulang pipi menonjol
akibat sumsum tulang yang bekerja terlalu keras untuk mengatasi kekurangan
hemoglobin. Penderita thalasemia mayor akan tampak memerlukan perhatian lebih
khusus. Pada umumnya, penderita thalasemia mayor harus menjalani transfusi darah
dan pengobatan seumur hidup. Tanpa perawatan yang  baik, hidup penderita
thalasemia mayor hanya dapat bertahan sekitar 1- 8 bulan. Seberapa sering transfusi
darah ini harus dilakukan lagi-lagi tergantung dari berat ringannya penyakit. Yang
pasti, semakin berat  penyakitnya, kian sering pula si penderita harus menjalani
transfusi darah.
b. Thalasemia Minor Individu hanya membawa gen penyakit thalasemia, namun individu
hidup normal, tanda-tanda penyakit thalasemia tidak muncul. Walau thalasemia minor
tak bermasalah, namun bila ia menikah dengan thalasemia minor juga akan terjadi
masalah. Kemungkinan 25% anak mereka menerita thalasemia mayor. Pada garis

6
keturunan pasangan ini akan muncul penyakit thalasemia mayor dengan berbagai
ragam keluhan. Seperti anak menjadi anemia, lemas, loyo dan sering mengalami
pendarahan. Thalasemia minor sudah ada sejak lahir dan akan tetap ada di sepanjang
hidup penderitanya, tapi tidak memerlukan transfusi darah di sepanjang hidupnya.
C. KLASIFIKASI
Klasifikasi Talasemia Thalasemia digolongkan bedasarkan rantai asam amino yang
terkena 2  jenis yang utama adalah :
a. Alfa Thalasemia (melibatkan rantai alfa) Alfa-Thalasemia paling sering ditemukan
pada orang kulit hitam (25% minimal membawa 1 gen). Merupakan thalasemia
dengan defisiensi pada rantai a
b. Beta Thalasemia (melibatkan rantai beta) Beta  –   Thalasemia pada orang di daerah
Mediterania dan Asia Tenggara. Merupakan anemia yang sering dijumpai yang
diakibatkan oleh defek yang diturunkan dalam sintesis rantai beta hemoglobin.
Thalasemia beta meliputi:
1. Thalasemia beta mayor, Bentuk homozigot merupakan anemia hipokrom
mikrositik yang berat dengan hemolisis di dalam sumsum tulang dimulai pada
tahun pertama kehidupan.Kedua orang tua merupakan pembawa “ciri”. Gejala-
gejala bersifat sekunder akibat anemia dan meliputi pucat, wajah yang
karakteristik akibat pelebaran tulang tabular pada tabular pada kranium, ikterus
dengan derajat yang bervariasi, dan hepatosplenomegali.
2. halasemia Intermedia dan minor Pada bentuk heterozigot, dapat dijumpai tanda-
tanda anemia ringan dan splenomegali. Pada  pemeriksaan darah tepi didapatkan
kadar Hb bervariasi, normal agak rendah atau meningkat (polisitemia). Bilirubin
dalam serum meningkat, kadar bilirubin sedikit meningkat.
c. Thalasemia b-d (gangguan pembentukan rantai b dan d yang letak gen nya diduga
berdekatan).
d. Thalasemia d (gangguan pembentukan rantai d)
D. MANIFESTASI KLINIS
a. Thalasemia Minor / thalasemia Trait : tampilan klinis normal, splenomegaly dan
hepatomegaly ditemukan pada sedikit penderita, hyperplasia eritroit stipples ringan
sampai sedang sampai sumsum tulang, bentuk homozigot, anemia ringan, MCV
rendah, pada penderita yang berpasangan harus diperiksa. Karena karier minor pada
kedua pasangan dapat menghasilkan keturunan dengan thalasemia mayor.
Pada anak yang sering dijumpai adanya :
- Gizi buruk

- Perut buncit karena pembesaran limpa dan hati yang mudah diraba

- Aktivitas tidak aktif karena pembesaran limpa dan hati (hepatomegaly), limpa yang
besar ini mudah ruptur karena trauma ringan saja.
b. Thalasemia mayor, gejala klinik terlihatsejak anak aru berumur kurang dari 1 tahun,
yaitu:

7
- Anemia simptomatik pada usia 6-12 bulan, seiring dengan turunnya kadar
hemoglobin fetal.
- Anemia mikrositik berat, terdapat sel target dan sel darah merah yang berinti
pada darah perifer, tidal terdapat HbA, kadar Hb rendah mencapai 3 atau
4g/dl.
- Lemah dan pucat

- Pertumbuhan fisik dan perkembangannya terhambat, kurus, penebalan tulang


tengkorak, splenomegaly, ulkus pada kaki, dan gambaran patognomonik “
hair on end”.
- Berat badan kurang.

- Tidak dapat hidup tanpa transfuse.

c. Thalasemia intermedia
- Anemia mikrositik, bentuk heterozigot

- Tingkat keparahannya berada diantara thalasemia minor dan thalasemia


mayor, masih memproduksi sejumlah kecil HbA
- Anemia agak berat 7-9 g/dl dan splenomegaly

- Tidak tergantung pada transfusi

Gejala khas adalah :


a) Bentuk muka mongoloid yaitu hidung pesek tanpa pangkal hidung, jarak
antara kedua mata lebar dan tulang dahi juga lebar.
b) Keadaan kuning pucat pada kulit, jika sering ditransfusi, kulitnya mmenjadi
kelabu karena penimbunan zat besi.
E. KOMPLIKASI

Sonati (2012) menjelaskan pada klien thalasemia, perawatan yang ada Sonati (2012)
menjelaskan pada klien thalasemia, perawatan yang ada sekarang yaitu hanya dengan
membantu penderita thalasemia berat sekarang yaitu hanya dengan membantu penderita
thalasemia berat untuk hidup untuk hidup lebih lebih lama lama lagi. lagi. Akibatnya,
Akibatnya, orang-orang ini orang-orang ini harus harus menghadapi komplikasi dari
gangguan yang terjadi dari waktu ke menghadapi komplikasi dari gangguan yang terjadi
dari waktu ke waktu.

1. Jantung Jantung dan Ldan Liver Disease iver Disease


Transfusi Transfusi darah darah adalah adalah perawatan perawatan standar
standar untuk untuk penderita penderita thalasemia. Sebagai hasilnya, kandungan
zat besi meningkat thalasemia. Sebagai hasilnya, kandungan zat besi meningkat di
dalam darah. Hal ini dapat merusak organ dan jaringan, di dalam darah. Hal ini
dapat merusak organ dan jaringan, terutama jantung dan hati. Penyakit jantung
yang disebabkan terutama jantung dan hati. Penyakit jantung yang disebabkan
oleh zat besi yang berlebihan adalah penyebab utama oleh zat besi yang

8
berlebihan adalah penyebab utama kematian pada orang penderita thalasemia.
Penyakit jantung kematian pada orang penderita thalasemia. Penyakit jantung
termasuk gagal jantun termasuk gagal jantungg,, aritmis denyut jantung, dan
terlebih aritmis denyut jantung, dan terlebih lagi serangan jantung. lagi serangan
jantung.

2. Infeksi
Di antara orang-orang penderita thalasemia, infeksi adalah Di antara orang-orang
penderita thalasemia, infeksi adalah penyebab utama  penyebab utama penyakit
penyakit dan dan kedua kedua paling paling umum umum penyebab penyebab
kematian. Orang-orang yang limpanya telah diangkat berada kematian. Orang-
orang yang limpanya telah diangkat berada pada  pada risiko risiko yang yang
lebih lebih tinggi, tinggi, karena karena mereka mereka tidak tidak lagi lagi
memiliki organ yang memerangi infeksi. memiliki organ yang memerangi infeksi.
3. Osteoporosis
Banyak penderita thalasemia memiliki tulang yang Banyak penderita thalasemia
memiliki tulang yang bermasalah,  bermasalah, termasuk termasuk osteoporosis.
Ini osteoporosis. Ini adalah adalah suatu suatu kondisi kondisi di mana tulang
menjadi sangat lemah, rapuh dan mudah di mana tulang menjadi sangat lemah,
rapuh dan mudah  patah.

9
F. PATHWAY

Pernikahan penderita Penurunan penyakit Gangguan sintesis rantai


thalasemia carier secara autosomal resesif globulin alfa dan beta

Rantai beta kurang - Gangguan pembentukan Rantai alfa kurang


terbentuk daripada rantai alfa dan beta terbentuk daripada rantai
rantai alfa - Pembentukan rantai alfa beta
dan beta menurun
Thalasemia beta - Penimbunan dan
Thalasemia alfa
pengendapan rantaialfa dan
beta menurun
Penurunan
kompensasi tubuh Tidak terbentuk HbA hipoksia
membentuk eritrosit
oleh sumsum tulang
Membentuk inklosion bodies Suplai O2 dan natrium
ke jaringan menurun

Hiperplasi sumsum tulang Menempel pada dinding eritrosit


Metabolisme sel
Ekspansi massif Hemolisis
sum sum tulang Pembentukan sel dan
wajah dan kranium otak terhambat
Anemia

Deformitas tulang
Suplay O2 menurun Perubahan Gangguan
pembentukan tumbuh kembang
ATP
- Perubahan bentyk Aliran darah ke organ vital dan
wajah jaringan menurun
- Penonjolan tulang Energi yang dihasilkan
tengkorak menurun
O2 dan nutrisi tidak
- Peningkatan
ditransport secara adekuat
pertumbuhan tulang Kelemahan fisik
maksila
- Terjadi face coley
Perfusi perifer tidak efektif
Intoleransi aktivitas

Perasaan berbeda
dengan orang lain Kebutuhan energi
meningkat
Gambaran diri negatif

anoreksia
Gangguan citra tubuh

Defisit nutrisi

10
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Darah tepi :
- Hemoglobin, gambangan morfologi eritrosit

- Retikulosit meningkat

b. Sumsum tulang (tidak menentukan diagnosis)


c. Pemeriksaan khusus :
- Hb F meningkat : 20-90% Hb total

- Elektroforesis Hb : hemoglobin lain dan mengukur kadar HbF

- Pemeriksaan Pedigree : kedua orang tua pasien Thalasemia mayor


merupakan trait (carrier) dengan Hb A2 meningkat (>3,5 dari Hb total)
d. Pemeriksaan lain
- Foto Ro tulang kepala : gambaran hair on end, korteks menipis, diploe
melebar dengan trabekula tegak lurus pada korteks.
- Foto tulang pipih dan ujung tulang panjang : perluasan sumsum tulang
sehingga trabekula tampak jelas.

H. PENATALAKSANAAN
Pada kasus thalasemia belum ditemukan cara pasti untuk Pada kasus thalasemia belum
ditemukan cara pasti untuk menyembuhkan penyakit keturunan ini. Hingga sekarang
talasemia belum  belum ada ada obat obat yang yang bisa bisa menyembuhkanya.
menyembuhkanya. Satu Satu-satunya tindakan  satunya tindakan yang bisa dilakukan
untuk memperpanjang usia penderita. yang bisa dilakukan untuk memperpanjang usia
penderita.
1. Transfusi darah
Transfusi yang dilakukan adalah transfusi sel darah merah. Transfusi yang
dilakukan adalah transfusi sel darah merah. Terapi ini merupakan terapi utama
bagi orang-orang yang Terapi ini merupakan terapi utama bagi orang-orang yang
menderita thalasemia sedang atau berat. Transfusi darah menderita thalasemia
sedang atau berat. Transfusi darah dilakukan dilakukan melalui pembu melalui
pembuluh ven luh vena dan a dan memberikan memberikan sel darah sel darah
merah dengan hemoglobin normal. Untuk mempertahankan merah dengan
hemoglobin normal. Untuk mempertahankan keadaan tersebut, transfusi darah
harus dilakukan secara rutin keadaan tersebut, transfusi darah harus dilakukan
secara rutin karena dalam waktu 120 hari sel darah merah akan mati. karena
dalam waktu 120 hari sel darah merah akan mati. Transfusi secara teratur sangat
penting untuk ketahanan hidup Transfusi secara teratur sangat penting untuk
ketahanan hidup (Hoffman, 2007). (Hoffman, 2007).
2. Terapi Khelasi Besi ( Iron Chelation  Iron Chelation))
Yayasan Thalasemia Indonesia (2011) menjelaskan hemoglobin Yayasan
Thalasemia Indonesia (2011) menjelaskan hemoglobin dalam sel darah merah

11
adalah zat besi yang kaya protein. Apabila dalam sel darah merah adalah zat besi
yang kaya protein. Apabila melakukan transfusi darah secara teratur dapat
mengakibatkan melakukan transfusi darah secara teratur dapat mengakibatkan
penumpukan  penumpukan zat zat besi besi dalam dalam darah. darah. Kondisi
Kondisi ini ini dapat dapat merusak merusak hati, jantung, dan organ-organ
lainnya. Untuk mencegah hati, jantung, dan organ-organ lainnya. Untuk
mencegah kerusakan ini, terapi khelasi besi diperlukan untuk membuang
kerusakan ini, terapi khelasi besi diperlukan untuk membuang kelebihan zat besi
dari tubuh. Terdapat dua obat-obatan yang kelebihan zat besi dari tubuh. Terdapat
dua obat-obatan yang digunakan dalam terapi khelasi besi, yaitu: digunakan
dalam terapi khelasi besi, yaitu:
a. Deferoxamine
Deferoxamine adalah obat cair yang diberikan melalui bawah Deferoxamine
adalah obat cair yang diberikan melalui bawah kulit secara perlahan-lahan
dan biasanya dengan bantuan kulit secara perlahan-lahan dan biasanya
dengan bantuan pompa  pompa kecil kecil yang yang digunakan digunakan
dalam dalam kurun kurun waktu waktu semalam. semalam. Terapi ini
memakan waktu lama dan sedikit memberikan rasa Terapi ini memakan
waktu lama dan sedikit memberikan rasa sakit. Efek samping dari pengobatan
ini dapat menyebabkan sakit. Efek samping dari pengobatan ini dapat
menyebabkan kehilangan penglihatan dan pendengaran. kehilangan
penglihatan dan pendengaran.
b. Deferasirox Deferasirox
Deferasirox adalah pil yang dikonsumsi sekali sehari. Efek Deferasirox
adalah pil yang dikonsumsi sekali sehari. Efek sampingnya adalah sakit
kepala, mual, muntah, diare, sakit sampingnya adalah sakit kepala, mual,
muntah, diare, sakit sendi, dan kelelahan (kelelahan). sendi, dan kelelahan
(kelelahan).
c. Suplemen Suplemen Asam Asam Folat Folat
Asam folat adalah vitamin B yang dapat membantu Asam folat adalah
vitamin B yang dapat membantu pembangunan  pembangunan sel-sel sel-sel
darah darah merah merah yang yang sehat. sehat. Suplemen Suplemen iinnii
harus tetap diminum di samping melakukan transfusi darah harus tetap
diminum di samping melakukan transfusi darah ataupun terapi kelasi besi.
ataupun terapi kelasi besi.
3. Transplantasi sumsum tulang belakang
  Bone Marrow Transplantation  (BMT) sejak tahun 1900 telah dilakukan. Darah
dan sumsum transplantasi sel induk arah dan sumsum transplantasi sel induk
normal akan menggantikan sel-sel induk yang rusak. Sel – sel indyk adalah sel –
sel di dalam sumsum tulang yang membuat sel-sel darah merah. Transplantasi sel
induk adalah satu-satunya pengobatan yang dapat menyembuhkan thalasemia.

12
Namun, memiliki kendala karena hanya sejumlah kecil orang yang dapat
menemukan pasangan yang baik antara donor dan resipiennya.
I. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. perfusi jaringan perifer tidak efektif berhubungan dengan penurunan konsentrasi
hemoglobin
2. Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mencerna makanan
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan Ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen
4. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan Perubahan fungsi tubuh

J. INTERVENSI KEPERAWATAN

N DIAGNOSA SLKI SIKI


O
1 Perfusi jaringan perifer Setelah dilakukan tindakan PERAWATAN SIRKULASI (I.02079)
tidak efektif berhubungan keperawatan, diharapkan :
1. Observasi
dengan penurunan 1. denyut nadi perifer
1. Periksa sirkulasi perifer(mis. Nadi
konsentrasi hemoglobin meningkat
perifer, edema, pengisian kalpiler,
2. warna kulit pucat menurun warna, suhu, angkle brachial index)
2. Identifikasi faktor resiko gangguan
3. turgor kulit membaik
sirkulasi (mis. Diabetes, perokok,
4. tekanan darah sistolik orang tua, hipertensi dan kadar
kolesterol tinggi)
5. tekanan darah diastolik
3. Monitor panas, kemerahan, nyeri,
atau bengkak pada ekstremitas

2. Terapeutik

1. Hindari pemasangan infus atau


pengambilan darah di area
keterbatasan perfusi
2. Hindari pengukuran tekanan darah
pada ekstremitas pada keterbatasan
perfusi
3. Hindari penekanan dan pemasangan
torniquet pada area yang cidera
4. Lakukan pencegahan infeksi
5. Lakukan perawatan kaki dan kuku
6. Lakukan hidrasi

3. Edukasi

 Anjurkan berhenti merokok


 Anjurkan berolahraga rutin
 Anjurkan mengecek air
mandi untuk menghindari kulit
terbakar
 Anjurkan menggunakan obat
penurun tekanan darah,
antikoagulan, dan penurun
kolesterol, jika perlu
 Anjurkan minum obat
pengontrol tekakan darah secara

13
teratur
 Anjurkan menghindari
penggunaan obat penyekat beta
 Ajurkan melahkukan
perawatan kulit yang tepat(mis.
Melembabkan kulit kering pada
kaki)
 Anjurkan program
rehabilitasi vaskuler
 Anjurkan program diet untuk
memperbaiki sirkulasi( mis.
Rendah lemak jenuh, minyak ikan,
omega3)
 Informasikan tanda dan
gejala darurat yang harus
dilaporkan( mis. Rasa sakit yang
tidak hilang saat istirahat, luka
tidak sembuh, hilangnya rasa)

2 Defisit nutrisi berhubungan Setelah dilakukan tindakan MANAJEMEN NUTRISI (I. 03119)
keperawatan, diharapkan :
dengan ketidakmampuan
- Porsi makan yang 1. Observasi
mencerna makanan dihabiskan meningkat
1. Identifikasi status nutrisi
- Perasaan cepat
2. Identifikasi alergi dan intoleransi
kenyang menurun makanan
- Serum albumin 3. Identifikasi makanan yang disukai
meningkat 4. Identifikasi kebutuhan kalori dan
- Kekuatan otot jenis nutrient
menelan meningkat 5. Identifikasi perlunya penggunaan
selang nasogastrik
6. Monitor asupan makanan
7. Monitor berat badan
8. Monitor hasil pemeriksaan
laboratorium

2. Terapeutik

1. Lakukan oral hygiene sebelum


makan, jika perlu
2. Fasilitasi menentukan pedoman diet
(mis. Piramida makanan)
3. Sajikan makanan secara menarik dan
suhu yang sesuai
4. Berikan makan tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
5. Berikan makanan tinggi kalori dan
tinggi protein
6. Berikan suplemen makanan, jika
perlu
7. Hentikan pemberian makan melalui
selang nasigastrik jika asupan oral
dapat ditoleransi

3. Edukasi

1. Anjurkan posisi duduk, jika mampu


2. Ajarkan diet yang diprogramkan

4. Kolaborasi

1. Kolaborasi pemberian medikasi

14
sebelum makan (mis. Pereda nyeri,
antiemetik), jika perlu
2. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrient yang dibutuhkan, jika perlu.

3 Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan tindakan MANAJEMEN ENERGI (I. 05178)


berhubungan dengan keperawatan, diharapkan :
1. Observasi
Ketidakseimbangan antara 1. Kecepatan berjalan  Identifkasi gangguan fungsi
tubuh yang mengakibatkan
suplai dan kebutuhan meningkat
kelelahan
oksigen 2. Jarak berjalan  Monitor kelelahan fisik dan
emosional
meningkat
 Monitor pola dan jam tidur
3. Keluhan lelah  Monitor lokasi dan
ketidaknyamanan selama
menurun
melakukan aktivitas
4. Tekanan darah 2. Terapeutik
 Sediakan lingkungan nyaman
membaik
dan rendah stimulus (mis. cahaya,
suara, kunjungan)
 Lakukan rentang gerak pasif
dan/atau aktif
 Berikan aktivitas distraksi
yang menyenangkan
 Fasilitas duduk di sisi tempat
tidur, jika tidak dapat berpindah
atau berjalan
3. Edukasi
 Anjurkan tirah baring
 Anjurkan melakukan
aktivitas secara bertahap
 Anjurkan menghubungi
perawat jika tanda dan gejala
kelelahan tidak berkurang
 Ajarkan strategi koping untuk
mengurangi kelelahan
4. Kolaborasi
 Kolaborasi dengan ahli gizi
tentang cara meningkatkan asupan
makanan

4 Gangguan citra tubuh Setelah dilakukan tindakan PROMOSI CITRA TUBUH ( I.09305)
berhubungan dengan keperawatan, diharapkan :
1. Observasi
Perubahan fungsi tubuh 1. melihat bagian tubuh  Identifikasi harapan citra
tubuh berdasarkan tahap
meningkat
perkembangan
2. menyentuh bagian tubuh  Identifikasi budaya, agama,
jenis kelami, dan umur terkait citra
meningkat
tubuh
3. verbalisasi perasaan  Identifikasi perubahan citra
tubuh yang mengakibatkan isolasi
negatif meningkat
sosial
4. verbalisasi kekhawatiran  Monitor frekuensi pernyataan
kritik tehadap diri sendiri
pada penolakan/ reaksi
 Monitor apakah pasien bisa
orang lain meningkat melihat bagian tubuh yang berubah
2. Terapiutik

15
5. respon no verbal pada  Diskusikan perubahn tubuh
dan fungsinya
perubahan tubuh membaik
 Diskusikan perbedaan
6. hubungan sosisal penampilan fisik terhadap harga
diri
meningkat
 Diskusikan akibat perubahan
pubertas, kehamilan dan penuwaan
 Diskusikan kondisi stres yang
mempengaruhi citra tubuh
(mis.luka, penyakit, pembedahan)
 Diskusikan cara
mengembangkan harapan citra
tubuh secara realistis
 Diskusikan persepsi pasien
dan keluarga tentang perubahan
citra tubuh
3. Edukasi
 Jelaskan kepad keluarga
tentang perawatan perubahan citra
tubuh
 Anjurka mengungkapkan
gambaran diri terhadap citra tubuh
 Anjurkan menggunakan alat
bantu( mis. Pakaian , wig,
kosmetik)
 Anjurkan mengikuti
kelompok pendukung( mis.
Kelompok sebaya).
 Latih fungsi tubuh yang
dimiliki
 Latih peningkatan
penampilan diri (mis. berdandan)
 Latih pengungkapan
kemampuan diri kepad orang lain
maupun kelompok

16
DAFTAR PUSTAKA
Herdman, T.H. & Kamitsuru, S. (Eds). (2014). NANDA international Nursing Diagnoses:
Definitions & classification, 2015-2017.  Oxford : Wiley Blackwell.
Lewis, SL., Dirksen, SR., Heitkemper, MM, and Bucher, L.(2014).Medical surgical Nursing.
Mosby: ELSIVER
Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2016), Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), 
Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2018), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI),  Edisi 1,
Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI),  Edisi
1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia

17
ASUHAN KEPERAWATAN

“KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH”

PADA KASUS THALASEMIA

Dosen Pembimbing : Ibu Anis Muniarti, S.Kep., Ns., M. Biomed

Di Susun Oleh:
PUSPITA WINDY APRIANTI
NIM: A2R17028

PROGRAM STUDI PROFESI KEPERAWATAN (NERS)


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)
HUTAMA ABDI HUSADA TULUNGAGUNG
Jln. Dr. Wahidin Sudirohusodo No. 1
Tahun Akademik 2021/2022

18
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
“HUTAMA ABDI HUSADA”
Ijin Pendirian Mendiknas RI Nomor : 113/D/O/2009

Jl. Dr. Wahidin Sudiro Husodo Telp./Fax: 0355-


322738
Tulungagung 66224
Alamat E-mail : stikeshahta@yahoo.co.id

PENGKAJIAN DATA DASAR DAN FOKUS

Pengkajian diambil tgl : 06 September 2021 Jam : 07.00


Tanggal Masuk : 06 September 2021 No. reg : 223337
Ruangan / Kelas : Ruang Wijaya Kusuma
No. Kamar : 3A
Diagnosa Masuk : Thalasemia
Diagnosa Medis : Thalasemia

IDENTITAS
1. Nama : An. L
2. Umur : 6 Tahun
3. Jenis Kelamin : Laki laki
4. Agama : Islam
5. Suku / Bangsa : Jawa / Indonesia
6. Bahasa : Jawa
7. Pendidikan : belum sekolah
8. Pekerjaan : Wiraswasta
9. Alamat : Ds. Ngantru
10. Alamat yg mudah dihubungi : Ds. Ngantru
11. Ditanggung oleh : Askes / Astek / Jamsostek / JPS / Sendiri

RIWAYAT KESEHATAN KLIEN


1. Keluhan utama / Alasan Masuk Rumah Sakit :
a. Alasan Masuk Rumah Sakit :
keluarga pasien mengatakan pasien merasa pusing dan pandangan berkunang-
kunang
b. Keluhan Utama :
pasien merasa pusing
2. Riwayat Penyakit Sekarang ( PQRST ) :
Keluarga pasien mengatakan pasien tidak sadarkan diri, sebelum MRS pasien dibawah
keluarga ke IGD RSUD Dr. Iskak pada tanggal 6 September 2021. Dengan kulit pucat,
terlihat lemah. Saat tiba di ruang IGD pasien segera diberikan penanganan. Selanjutnya
pasien di pindahkan ke ruangan anak untuk perawatan intensif. Saat di ruang anak pasien
diberikan infus Infus NaCl 18 tetes permenit. Saat dikaji keluarga pasien mengatakan

19
mengatakan pasien merasa pusing dan pandangan berkunang kunang, tidak nafsu makan
porsi makan sedikit (hanya 1-2 sendok) sedikit BB turun 5kg dalam 2 minggu.
3. Riwayat Kesehatan Yang Lalu :
Pasien mempunyai riwayat penyakit diabetes melitus

4. Riwayat Kesehatan Keluarga :


Pasien mengatakan tidak ada keluarga yang memiliki penyakit yang sama dan
penyakit generatif serta menular lainnya
POLA AKTIFITAS SEHARI-HARI

SEBELUM MASUK RS DI RUMAH SAKIT

A. Pola Tidur / Istirahat


1. Waktu Tidur 21.00 23.00

2. Waktu Bangun 05.00 04.00

3. Masalah Tidur Tidak ada Ada

4. Hal-hal yang Suasana tenang Suasana tenang


mempermudah tidur

5. Hal-hal yang Suara gaduh nyeri


mempermudah pasien
terbangun

B. Pola Eliminasi
1. B A B
- Warna Kuning kecoklatan Coklat
- Bau Khas Khas
- Konsistensi Padat Lunak
- Jumlah - -
- Frekwensi 1-2x/hari 1x sehari
- Masalah BAB Tidak ada Tidak ada
- Upaya mengatasi Tidak ada Tidak ada

2. B A K
- Warna Kuning Bening
- Bau Khas Khas
- Konsistensi Cair Cair
- Jumlah Tidak terkaji 1000cc
- Frekwensi 4x sehari 2-3x sehari
- Masalah BAK Tidak ada Tidak ada
- Upaya mengatasi Tidak ada Tidak ada

C. Pola Makan dan Minum


1. Makan
- Frekwensi 3x sehari 3x sehari ( 1-2 sendok )
- Jenis Nasi, lauk pauk, sayur Nasi, lauk pauk, sayur
- Diit Tidak ada Tidak ada
- Pantangan Tidak ada Tidak ada
- Yang Disukai Tidak ada yang tidak suka Tidak ada yang tidak suka
- Yang Tdk disukai Tidak ada Tidak ada
- Alergi Tidak ada Tidak ada
- Masalah makan Tidak ada Tidak ada
- Upaya mengatasi Tidak ada Tidak ada

2. Minum

20
- Oral / NGT 1000ml/hari 1000ml/hari
- Frekwensi Air putih Air putih
- Jenis Tidak ada Rendah gula
- Diit Tidak ada Tidak ada
- Pantangan Tidak ada Tidak ada
- Yang Disukai Tidak ada Tidak ada
- Yang Tdk disukai Tidak ada yang tidak suka Semua suka
- Alergi Tidak ada Tidak ada
- Masalah minum Tidak ada Tidak ada
- Upaya mengatasi Tidak ada Tidak ada

D. Kebersihan diri / personal


hygiene :
1. Mandi 2x sehari Px belum mandi
2. Keramas 1x per 2 hari Belum keramas
3. Pemeliharaan gigi dan Gigi dan mulut bersih Px gosok gigi
mulut
4. Pemeliharaan kuku 1x/2hari 1x/2hari
5. Ganti pakaian 3x sehari 3x sehari

E. Pola Kegiatan / Aktifitas bermain Pasien terbaring ditempat


Lain tidur

F. Kebiasaan
- Merokok Tidak Tidak
- Alkohol Tidak Tidak
- Jamu, dll Tidak Tidak

DATA PSIKO SOSIAL


A. Pola Komunikasi :
Dapat menjawab pertanyaan yang saya tanyakan

B. Orang yang paling dekat dengan klien :


Pasien dekat dengan ibunya

C. Rekreasi
Hobby : mendengarkan musik
Penggunaan Waktu Senggang :
Menonton tv
D. Dampak dirawat di Rumah Sakit :
Pasien tidak dapat bekerja seperti biasanya
E. Hubungan dengan orang lain / interaksi sosial :
Pasien tampak terbuka
F. Keluarga yang dihubungi bila diperlukan :
Orang tua

KONSEP DIRI
B. Gambaran Diri
Pasien suka dan menerima semua fisik tubuhnya
C. Harga Diri
Pasien tidak menarik diri dari lingkunganya
D. Ideal Diri
Seharusnya pasien bekerja
E. Identitas Diri
Pasien mengatakan pasien sorang laki-laki
F. Peran
Pasien seorang anak

DATA SPIRITUAL
A. Ketaatan Beribadah :
Pasien beribadah diatas tempat tidur

21
B. Keyakinan terhadap sehat / sakit :
Pasien yakin akan segera cepat sembuh
C. Keyakinan terhadap penyembuhan :
Pasien yakin kalau dirawat di RS akan segera cepat sembuh dan cepat pulang

PEMERIKSAAN FISIK
A. Kesan Umum / Keadaan Umum
k/u tampak lemah dan pucat

B. Tanda – tanda vital


Suhu Tubuh : 38°C Nadi : 68x/menit
Tekanan darah : 100/50 MmHg Respirasi : 27x/menit
Tinggi Badan : 95 cm Berat Badan : 15 kg
Pemeriksaan Kepala dan Leher
6. Kepala dan rambut
a. Bentuk Kepala : simetris kanan dan kiri
Ubun-ubun : tidak ada benjolan
Kulit kepala : sedikit kotor
b. Rambut
Penyebaran dan keadaan rambut :
Penyebaran rambut merata
Bau : Berbau
Warna : hitam
c. Wajah
Warna Kulit : Sawo matang
Struktur Wajah : oval
7. Mata
a. Kelengkapan dan kesimetrisan :
Lengkap dan simetris
b. Kelopak Mata ( Palpebra ) :
tampak sembab dan simetris
c. Konjuctiva dan sklera :
konjuctiva anemis
d. Pupil :
respon terhadap cahaya meiosis, isokor kanan dan kiri sama besar
e. Kornea dan iris
Kornea jernih dan iris berwarna coklat
f. Ketajaman penglihatan / visus :
normal, pasien bisa membaca dengan jelas dalam jarak 30 meter
g. Tekanan bola mata :
tidak terkaji
8. Hidung
a. Tulang hidung dan posisi septum nasi :
tidak ada sumbatan dan posisi simetris
b. Lubang Hidung :
bersih, tidak ada darah/kotoran
c. Cuping hidung :
tidak ada pernafasan cuping hidung
9. Telinga
a. Bentuk telinga : simetris
Ukuran telinga : normal

22
Ketegangan telinga : Elastis
b. Lubang telinga :
Bersih
c. Ketajaman pendengaran :
normal, px mampu mendengarkan detak jam tangan, kanan dan kiri sama
kerasnya

10. Mulut dan faring


a. Keadaan bibir :
pucat
b. Keadaan gusi dan gigi :
gusi bersih, gigi lengkap, dan tidak ada caries
c. Keadaan lidah :
bersih
d. Orofarings :
tidak ada tanda tanda peradangan pada tonsil dan uvula
11. Leher
a. Posisi trakhea : simetris
b. Tiroid : normal ( tidak ada pembesan )
c. Suara : normal
d. Kelenjar Lymphe : normal ( tidak ada pembengkakan)
e. Vena jugularis : normal ( tidak ada bendungan)
f. Denyut nadi Carotis : normal ( teraba)

C. Pemeriksaan Integumen ( Kulit )


a. Kebersihan : bersih
b. Kehangatan : hangat
c. Warna : sawo matang
d. Turgor : kering, CRT > 3detik
e. Tekstur : normal
f. Kelembaban : kering
g. Kelainan pada kulit : tidak ada

Pemeriksaan payudara dan ketiak


a. Ukuran dan bentuk payudara :
normal dan simetris
b. Warna payudara dan areola :
sawo matang dan aerola mamae berwarna coklat
c. Kelainan-kelainan payudara dan puting :
tidak ada kelainan, tidak ada benjolan dan luka
d. Axila dan clavicula :
normal dan simetris

Pemeriksaan Thorak / dada


1. Inspeksi Thorak
a. Bentuk Thorak : normal
b. Pernafasan
Frekwensi : 22x/menit
Irama : reguler
c. Tanda-tanda kesulitan bernafas : tidak ada rochi/whezing
2. Pemeriksaan Paru
a. Palpasi getaran suara ( vocal fremitus ) : teraba sama

23
b. Perkusi : sonor
c. Auskultasi
Suara Nafas : vesikuler, tidak ada suara tambahan

Suara Ucapan : normal, bergetar jelas sonor lapang paru

Suara Tambahan : tidak ada

3. Pemeriksaan Jantung
a. Inspeksi dan Palpasi
- Pulsasi : terlihat
- Ictus cordis : ICS 5 liniea mid clavicula sinistra
b. Perkusi
Batas-batas jantung :
Kanan atas : ICS II liniea sternalis dekstra, kiri atas : ICS II liniea sternalis
sinista. Kanan bawah : ICS IV liniea sternalis dekstra, kiri bawah : ICS IV
liniea sternalis sinistra

Auskultasi
- Bunyi jantung I : lup (terdengar tunggal)
- Bunyi jantung II : dup ( terdengar tunggal)
- Bunyi jantung Tambahan : tidak ada
- Bising / Murmur : tidak ada
- Frekwensi denyut jantung : 80x/menit

Pemeriksaan Abdomen
a. Inspeksi
- Bentuk abdomen : normal, tidak ada tanda tanda acites
- Benjolan / Massa : tidak ada
- Bayangan pembuluh darah pada abdomen
Tidak terlihat
b. Auskultasi
- Peristaltik Usus : 20x/menit

c. Palpasi
- Tanda nyeri tekan : tidak ada nyeri tekan
- Benjolan / massa : tidak ada benjolan
- Tanda-tanda ascites : tidak ada tanda tanda acites
- Hepar : tidak ada pembesaran + nyeri hepar
- Lien : tidak ada pembesaran + nyeri tekan
- Titik Mc. Burne : tidak ada nyeri tekan
d. Perkusi
- Suara Abdomen
Tympani
- Pemeriksaan Ascites
Tidak ada

Pemeriksaan Kelamin dan Daerah Sekitarnya


1. Genetalia
a. Kelainan – kelainan pada genetalia eksterna dan daerah inguinal
normal, tidak ada kelainan
2. Anus dan Perineum
a. Lubang anus :
tidak ada lesi
b. Kelainan – kelainan pada anus dan perineum :
tidak ada kelaian anus dan perineum

D. Pemeriksaan Muskuloskeletal ( Ekstrimitas )


a. Kesimetrisan Otot :
simetris
b. Pemeriksaan Oedem :

24
tidak ada oedem
c. Kekuatan Otot : 5 5
5 5
d. Kelainan – kelainan pada ekstrimitas dan kuku :
tidak ada kelainan.

Pemeriksaan Neurologi
1. Tingkat kesadaran ( secara kuantitatif ) / GCS :
Composmentis / 4-5-6
2. Tanda – tanda rangsangan otak ( meningeal sign ) :
Tidak ada kaku kuduk/kejang
3. Syaraf otak( Nervus cranialis ) :
Tidak ada parese/kelemahan
4. Fungsi Motorik :
Pasien tidak mampu berjalan
5. Fungsi Sensorik :
Mampu merasakan panas dan dingin
6. Refleks :
a. Refleks Fisiologis
Tidak normal
b. Refleks Patologis
tidak normal

Pemeriksaan Status Mental


a. Kondisi Emosi / Perasaan
stabil
b. Orientasi
pasien tau sekarang berada di RS dan sekarang pukul 8.00
c. Proses berfikir ( ingatan, atensi, keputusan, perhitungan )
tidak lupa ingatan, px mampu menjabab soal 15-5-5 : 5
d. Motivasi ( Kemauan )
pasien yakin segera sembuh
e. Persepsi
pasien merasa sakit adalah cobaan
f. Bahasa
Bahasa jawa
PEMERIKSAAN PENUNJANG
A. Diagnosa Medis : Hiperglikemi
B. Pemeriksaan Diagnostik / Penunjang Medis :
1. Laboratorium
glukosa darah puasa 450 mg/dl dan glukosa darah 2 jam PP 382 mg/dl.
Serum albumin 3gr/dl

Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan


HEMATOLOGI
Hemoglobin 4,3* 14.00-18.00 g/dl
Leukosit 9.9 4.0 -10.5 rb/ul
Eritrosit 1,72* 4.50-6.00 jt/ul
Hematokrit 13.0* 42.00-52.00 vol %
Trombosit 016 150-450 rb/ul
RDW-CV 20.7* 11.5-14.7 %
MCV, MCV, MCHC
MCV 76.1* 80.0-97.0 fll
MCH 25.0* 27.0-32.0 pg

25
MCHC 33.0 32.0-38.0 %
HITUNG JENIS
Gran % 62.2 50.0-70.0 %
Limposit % 30.4 25.0-40.0 %
MID % 7.4 4.0-11.0 %
Gran # 6.20 2.50-7.00 rb/ul
Limposit # 3.0 1.25-4.0 rb/ul
MID # 0.7 rb/ul

Keterangan:

Tanda bintang (*) diatas menunjukkan diatas menunjukkan bahwa bahwa angka tidak
angka tidak dalam batas dalam batas normal.

2. Rontgen
Tidak ada
3. E C G
Tidak ada

4. U S G
Tidak ada

5. Lain – lain
Tidak ada

PENATALAKSANAAN DAN TERAPI

1. Infus NaCl 18 tetes permenit


2. Injeksi Ranitidin 2 x 1 ampul/hari
3. Transfusi PRC r/ 4 kolf

Mahasiswa

PUSPITA WINDY APRIANTI


NIM. A2R17028

26
ANALISA DATA

Nama pasien : An. L

Umur : 6 Tahun

No. Register : ……………………………….

NO KELOMPOK DATA PENYEBAB MASALAH


KEPERAWATAN
1 Tanda Mayor Pernikahan penderita thalasemia
carier
DS : - Perfusi jaringan tidak
DO : Penurunan penyakit secara efektif
autosomal resesif
1. terlihat lemah dan pucat
2. kulit pucat, mudah lelah Gangguan sintesis rantai
globulin alfa dan beta
3. CRT > 3 detik
4. Hemoglobin 4,3 g/dl Rantai alfa kurang terbentuk
daripada rantai beta
5. TD 100/50 mmHg,
HR 68 x/m, Thalasemia alfa

RR 27 x/m, Gangguan pembentukan


Suhu 38° C. rantai alfa dan beta

Tanda Minor
Tidak terbentuk HbA
DS :
1. keluarga mengatakan Membentuk inklosion bodies
pasien pusing dan
pandangan berkunang Menempel pada dinding
eritrosit
kunang
DO : Hemolisis

1. terlihat lemah dan pucat Anemia


2. berdebar debar
Suplai O2 menurun
3. konjugtiva anemis,
6. anemia hipokromik
Aliran darah ke organ vital dan
mikrositik jaringan menurun
7. TD 100/50 mmHg,
O2 dan nutrisi tidak ditransport
HR 68 x/m,
secara adekuat
RR 27 x/m,
Perfusi jaringan tidak
Suhu 38° C. efektif

Defisit nutrisi
Tanda Mayor Pernikahan penderita thalasemia

27
2 DS : - carier
DO : Penurunan penyakit secara
1. berat badan turun 5kg autosomal resesif
dalam 2 minggu Gangguan sintesis rantai
2. TD 100/50 mmHg, globulin alfa dan beta
HR 68 x/m, Rantai alfa kurang terbentuk
RR 27 x/m, daripada rantai beta

Suhu 38° C. Thalasemia alfa


Tanda Minor
Gangguan pembentukan
DS : rantai alfa dan beta
1. keluarga mengatakan
pasien tidak nafsu makan Tidak terbentuk HbA
DO :
Membentuk inklosion bodies
1. hanya menghabiskan 1-2
sendok makan
Menempel pada dinding
2. konjugtiva anemis, eritrosit
3. Hemoglobin 4,3 g/dl
Hemolisis
4. anemia hipokromik
Anemia
mikrositik
Suplai O2 menurun

Aliran darah ke organ vital dan


jaringan menurun

O2 dan nutrisi tidak ditransport


secara adekuat

Kebutuhan energi
meningkat

Anoreksia

Defisit nutrisi

28
DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nama pasien : An. L

Umur : 6 Tahun

No. Register : ……………………………….

NO TANGGAL MUNCUL DIAGNOSA KEPERAWATAN


1 6 September 2021 Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan
penurunan konsentrasi hemoglobin d.d terlihat lemah dan
pucat, kulit pucat, mudah lelah, CRT > 3 detik, Hemoglobin
4,3 g/dl, terlihat lemah dan pucat, berdebar debar, konjugtiva
anemis, anemia hipokromik mikrositik.

2 6 September 2021 Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan


mencerna makanan d.d pasien tidak nafsu makan, hanya
menghabiskan 1- 2 sendok makan, berat badan turun 5kg
dalam 2 minggu.

29
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama pasien : NY. L

Umur : 45 Tahun

No. Register : ……………………………….

NO DIAGNOSA LUARAN (SLKI) INTERVENSI (SIKI)


KEPERAWATAN
Ketidakefektifan perfusi Setelah dilakukan 3x PERAWATAN SIRKULASI (I.02079)
1 jaringan perifer berhubungan
24jam tindakan
dengan penurunan Observasi
konsentrasi hemoglobin d.d keperawatan,
terlihat lemah dan pucat 1. Periksa sirkulasi perifer(mis. Nadi
diharapkan :
perifer, edema, pengisian kalpiler,
1. denyut nadi perifer warna, suhu, angkle brachial index)
meningkat
Terapeutik
2. warna kulit pucat
1. Hindari pemasangan infus atau
menurun
pengambilan darah di area
3. turgor kulit keterbatasan perfusi
2. Hindari pengukuran tekanan darah
membaik
pada ekstremitas pada keterbatasan
4. tekanan darah perfusi
3. Hindari penekanan dan pemasangan
sistoliK
torniquet pada area yang cidera
5. tekanan darah
diastolik Edukasi

1. Anjurkan mengecek air mandi untuk


menghindari kulit terbakar
2. Ajurkan melahkukan perawatan kulit
yang tepat(mis. Melembabkan kulit
kering pada kaki)
3. Informasikan tanda dan gejala darurat
yang harus dilaporkan( mis. Rasa sakit
yang tidak hilang saat istirahat, luka
tidak sembuh, hilangnya rasa)

Defisit nutrisi berhubungan Setelah dilakukan MANAJEMEN NUTRISI (I. 03119)


2 dengan ketidakmampuan tindakan keperawatan
mencerna makanan d.d pasien 3x 24 jam nafsu makan Observasi
tidak nafsu makan, hanya meningkat dengan
menghabiskan 1- 2 sendok kriteria hasil : 1. Identifikasi status nutrisi
makan 2. Identifikasi makanan yang disukai
- Porsi makan 3. Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis
nutrient
yang dihabiskan
4. Monitor asupan makanan
meningkat
5. Monitor berat badan
- Perasaan cepat 6. Monitor hasil pemeriksaan
kenyang 7. Laboratorium
menurun
- Serum albumin

30
meningkat
- Kekuatan otot Terapeutik
menelan
meningkat 1. Fasilitasi menentukan pedoman
diet (mis. Piramida makanan)
2. Sajikan makanan secara menarik
dan suhu yang sesuai
3. Berikan makan tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
4. Berikan makanan tinggi kalori dan
tinggi protein
5. Berikan suplemen makanan, jika
perlu

Kolaborasi

1. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk


menentukan jumlah kalori dan
jenis nutrient yang dibutuhkan, jika
perlu.

31
TINDAKAN KEPERAWATAN CATATAN PERKEMBANGAN

Nama Pasien : An. L Umur : 6 Tahun No. Register : Kasus : Thalasemia

TANGGAL/ TANDA TANGGAL TANDA


NO NO. DX IMPLEMENTASI EVALUASI
JAM TANGAN / JAM TANGAN
1 I 06-09-2021 PERAWATAN SIRKULASI (I.02079) Puspita windy 06-09-2021 S : keluarga mengatakan pasien pusing dan Puspita windy
14.00 pandangan berkunang kunang
Observasi O:
- k/u terlihat lemah dan pucat
08.00 1. Memeriksa sirkulasi perifer
- konjugtiva anemis
Terapeutik - CRT > 3 detik
1. Menghindari pemasangan infus atau - Hemoglobin 6 g/dl
pengambilan darah di area keterbatasan perfusi - TD 100/60 mmHg,
08.30
2. Menghindari pengukuran tekanan darah pada
ekstremitas pada keterbatasan perfusi HR 78 x/m,
08.45 3. Menghindari penekanan dan pemasangan
torniquet pada area yang cidera RR 25 x/m,
Suhu 37° C.
Edukasi
A : Masalah Belum Teratasi
1. Menganjurkan mengecek air mandi untuk P : Intervensi dilanjutkan
08.50 menghindari kulit terbakar
2. Mengajurkan melahkukan perawatan kulit yang Observasi
tepat
09.00 3. Informasikan tanda dan gejala darurat yang 1. Periksa sirkulasi perifer(mis. Nadi perifer,
harus dilaporkan( sakit kepala ) edema, pengisian kalpiler, warna, suhu,

32
angkle brachial index)

Terapeutik

1. Hindari pemasangan infus atau


pengambilan darah di area keterbatasan
perfusi
2. Hindari pengukuran tekanan darah pada
ekstremitas pada keterbatasan perfusi
3. Hindari penekanan dan pemasangan
torniquet pada area yang cidera

Edukasi

1. Anjurkan mengecek air mandi untuk


menghindari kulit terbakar
2. Ajurkan melahkukan perawatan kulit yang
tepat(mis. Melembabkan kulit kering pada
kaki)
3. Informasikan tanda dan gejala darurat
yang harus dilaporkan( mis. Rasa sakit
yang tidak hilang saat istirahat, luka tidak
sembuh, hilangnya rasa)

33
TINDAKAN KEPERAWATAN CATATAN PERKEMBANGAN

Nama Pasien : An. L Umur : 6 Tahun No. Register : Kasus : Thalasemia

TANGGAL/ TANDA TANGGAL TANDA


NO NO. DX IMPLEMENTASI EVALUASI
JAM TANGAN / JAM TANGAN
2 II 06-09-2021 MANAJEMEN NUTRISI (I. 03119) Puspita windy 06-09-2021 S : keluarga mengatakan pasien tidak nafsu Puspita windy
14.00
makan
Observasi
O:
08.00 1. Mengidentifikasi status nutrisi
1. hanya menghabiskan 5 sendok makan
2. Mengidentifikasi makanan yang disukai
3. Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis 2. konjugtiva anemis,
nutrient 3. Hemoglobin 6 g/dl
4. Memonitor asupan makanan
5. Memonitor berat badan 4. status nutrisi pasien underweight/ BB
08.30 kurang) normal 20kg, IMT : 15
6. Memonitor hasil pemeriksaan
Laboratorium 5. BB turun 5kg dari berat semula 20kg
08.45
A : Masalah Belum Teratasi
Terapeutik P : Intervensi dilanjutkan

1. Memfaasilitasi menentukan pedoman diet


MANAJEMEN NUTRISI (I. 03119)
(Piramida makanan)
08.50 2. Menyajikan makanan secara menarik dan
Observasi
suhu yang sesuai
3. Memberikan makan tinggi serat untuk 6. Identifikasi status nutrisi
09.00
mencegah konstipasi 7. Identifikasi makanan yang disukai
4. Memberikan makanan tinggi kalori dan 8. Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis
tinggi protein nutrient

34
09.10 5. Memberikan suplemen makanan 9. Monitor asupan makanan
10. Monitor berat badan
Kolaborasi 11. Monitor hasil pemeriksaan
12. Laboratorium
1. Berkolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis nutrient
yang dibutuhkan Terapeutik

13. Fasilitasi menentukan pedoman diet


(mis. Piramida makanan)
14. Sajikan makanan secara menarik dan
suhu yang sesuai
15. Berikan makan tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
16. Berikan makanan tinggi kalori dan
tinggi protein
17. Berikan suplemen makanan, jika perlu

Kolaborasi

18. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk


menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrient yang dibutuhkan, jika perlu.

35
TINDAKAN KEPERAWATAN CATATAN PERKEMBANGAN

Nama Pasien : An. L Umur : 6 Tahun No. Register : Kasus : Thalasemia

TANGGAL/ TANDA TANGGAL TANDA


NO NO. DX IMPLEMENTASI EVALUASI
JAM TANGAN / JAM TANGAN
1 I 07-09-2021 PERAWATAN SIRKULASI (I.02079) Puspita windy 07-09-2021 S : keluarga mengatakan pasien pusing dan Puspita windy
14.00 pandangan berkunang kunang berkurang
Observasi O:
- terlihat lemah dan pucat
08.00 1. Memeriksa sirkulasi perifer ( nadi 88x/m
warna kulit pucat) - konjugtiva anemis
- CRT > 3 detik
Terapeutik
- Hemoglobin 7 g/dl
1. Menghindari pemasangan infus atau - TD 110/70 mmHg,
08.30
pengambilan darah di area keterbatasan
perfusi HR 88 x/m,
08.45 2. Menghindari pengukuran tekanan darah pada
ekstremitas pada keterbatasan perfusi RR 23 x/m,
3. Menghindari penekanan dan pemasangan Suhu 37° C.
torniquet pada area yang cidera
A : Masalah Teratasi Sebagian
Edukasi P : Intervensi dilanjutkan
08.50
1. Menganjurkan mengecek air mandi untuk Observasi
menghindari kulit terbakar
09.00 2. Mengajurkan melahkukan perawatan kulit 1. Periksa sirkulasi perifer(mis. Nadi perifer,
yang tepat edema, pengisian kalpiler, warna, suhu,

36
3. Informasikan tanda dan gejala darurat yang
09.10 harus dilaporkan( sakit kepala ) angkle brachial index)

Terapeutik

4. Hindari pengukuran tekanan darah pada


ekstremitas pada keterbatasan perfusi
5. Hindari penekanan dan pemasangan
torniquet pada area yang cidera

Edukasi

4. Anjurkan mengecek air mandi untuk


menghindari kulit terbakar
5. Ajurkan melahkukan perawatan kulit yang
tepat (mis. Melembabkan kulit kering
pada kaki)

37
TINDAKAN KEPERAWATAN CATATAN PERKEMBANGAN

Nama Pasien : An. L Umur : 6 Tahun No. Register : Kasus : Thalasemia

TANGGAL/ TANDA TANGGAL TANDA


NO NO. DX IMPLEMENTASI EVALUASI
JAM TANGAN / JAM TANGAN
2 II 07-09-2021 MANAJEMEN NUTRISI (I. 03119) Puspita windy 07-09-2021 S : keluarga mengatakan pasien mulai nafsu Puspita windy
14.00
makan
Observasi
O:
08.00 1. Mengidentifikasi status nutrisi
1. hanya menghabiskan 1/4 porsi
2. Mengidentifikasi makanan yang disukai
3. Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis 2. konjugtiva anemis,
nutrient 3. Hemoglobin 7 g/dl
4. Memonitor asupan makanan
08.30
5. Memonitor berat badan A : Masalah Teratasi sebagian
6. Memonitor hasil pemeriksaan Laboratorium
P : Intervensi dilanjutkan
08.45
Terapeutik MANAJEMEN NUTRISI (I. 03119)

1. Memfaasilitasi menentukan pedoman diet Observasi


(Piramida makanan)
2. Menyajikan makanan secara menarik dan 1. Identifikasi makanan yang disukai
08.50 suhu yang sesuai 2. Monitor asupan makanan
3. Memberikan makan tinggi serat untuk 3. Monitor berat badan
mencegah konstipasi 4. Monitor hasil pemeriksaan
09.00 4. Memberikan makanan tinggi kalori dan Laboratorium
tinggi protein

38
09.10 5. Memberikan suplemen makanan
Terapeutik
Kolaborasi
1. Fasilitasi menentukan pedoman diet
1. Berkolaborasi dengan ahli gizi untuk (mis. Piramida makanan)
menentukan jumlah kalori dan jenis nutrient 2. Sajikan makanan secara menarik dan
yang dibutuhkan suhu yang sesuai
3. Berikan makan tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
4. Berikan makanan tinggi kalori dan
tinggi protein
5. Berikan suplemen makanan, jika perlu

Kolaborasi

1. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk


menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrient yang dibutuhkan, jika perlu.

39
TINDAKAN KEPERAWATAN CATATAN PERKEMBANGAN

Nama Pasien : An. L Umur : 6 Tahun No. Register : Kasus : Thalasemia

TANGGAL/ TANDA TANGGAL TANDA


NO NO. DX IMPLEMENTASI EVALUASI
JAM TANGAN / JAM TANGAN
1 I 08-09-2021 PERAWATAN SIRKULASI (I.02079) Puspita windy 08-09-2021 S : keluarga mengatakan pasien pusing dan Puspita windy
14.00 pandangan berkunang kunang berkurang
Observasi O:
- terlihat lemah dan pucat
08.00 1. Memeriksa sirkulasi perifer ( nadi 88x/m
warna kulit pucat) - konjugtiva anemis
- CRT > 3 detik
Terapeutik
- Hemoglobin 8 g/dl
1. Menghindari pengukuran tekanan darah pada - TD 110/80 mmHg,
08.30
ekstremitas pada keterbatasan perfusi
2. Menghindari penekanan dan pemasangan HR 88 x/m,
08.45 torniquet pada area yang cidera
RR 22 x/m,
Edukasi Suhu 37° C.
08.50
1. Menganjurkan mengecek air mandi untuk A : Masalah Teratasi Sebagian
menghindari kulit terbakar P : Intervensi dilanjutkan
09.00 2. Mengajurkan melahkukan perawatan kulit
yang tepat Observasi
1. Periksa sirkulasi perifer(mis. Nadi
perifer, edema, pengisian kalpiler,
warna, suhu, angkle brachial index)

40
Terapeutik

1. Hindari pengukuran tekanan darah


pada ekstremitas pada keterbatasan
perfusi
2. Hindari penekanan dan pemasangan
torniquet pada area yang cidera

Edukasi

1. Anjurkan mengecek air mandi untuk


menghindari kulit terbakar
2. Ajurkan melahkukan perawatan kulit
yang tepat(mis. Melembabkan kulit
kering pada kaki)

41
TINDAKAN KEPERAWATAN CATATAN PERKEMBANGAN

Nama Pasien : An. L Umur : 6 Tahun No. Register : Kasus : Thalasemia

TANGGAL/ TANDA TANGGAL TANDA


NO NO. DX IMPLEMENTASI EVALUASI
JAM TANGAN / JAM TANGAN
2 II 08-09-2021 MANAJEMEN NUTRISI (I. 03119) Puspita windy 08-09-2021 S : keluarga mengatakan nafsu makan pasien Puspita windy
14.00
mulai membaik
Observasi
O:
08.00 1. Mengidentifikasi makanan yang disukai
1. hanya menghabiskan 1/2 porsi
(pasien suka makan ayam goreng)
2. Memonitor asupan makanan 2. konjugtiva anemis,
3. Memonitor berat badan (berat badan pasien 3. Hemoglobin 8 g/dl
belum naik)
08.30
4. Memonitor hasil pemeriksaan Laboratorium A : Masalah Teratasi Sebagian
(Hb 7gr/dl)
P : Intervensi dilanjutkan
08.45 Terapeutik
MANAJEMEN NUTRISI (I. 03119)
1. Memfaasilitasi menentukan pedoman diet
(Piramida makanan) Observasi
2. Menyajikan makanan secara menarik dan
suhu yang sesuai 1. Identifikasi makanan yang disukai
08.50 3. Memberikan makan tinggi serat untuk 2. Monitor berat badan
mencegah konstipasi 3. Monitor hasil pemeriksaan
4. Memberikan makanan tinggi kalori dan 4. Laboratorium
09.00
tinggi protein
5. Memberikan suplemen makanan

42
09.10
Kolaborasi Terapeutik

1. Berkolaborasi dengan ahli gizi untuk 1. Fasilitasi menentukan pedoman diet


menentukan jumlah kalori dan jenis nutrient (mis. Piramida makanan)
yang dibutuhkan 2. Sajikan makanan secara menarik dan
suhu yang sesuai
3. Berikan makan tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
4. Berikan makanan tinggi kalori dan
tinggi protein
5. Berikan suplemen makanan, jika perlu

Kolaborasi

3. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk


menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrient yang dibutuhkan, jika perlu.

43
44

Anda mungkin juga menyukai