Anda di halaman 1dari 16

A.

MEDIS
1. Pengertian Arthritis Psoriasis adalah suatu peradangan sendi (arthritis) yang terjadi pada orang-orang yang menderita psoriasis pada kulit atau kuku. Penyakit ini mirip dengan arthritis rematoid, tetepi tadak menghasilkan antibodi sepesifik seperti halnya arthritis rematoid. 2. Epidemiologi Sekitar 7% dari penderita penyakit psoriasis mengalami penyakit radang sendi. Biasanya arthritis terjadi setelah terlihat adanya lesi-lesi pada kulit tetapi dapat juga timbul sebelum atau pada saat yang bersamaan dengan timbulnya lesi kulit. Perbandinga atara pria dan wanita penyakit ini hampir seimbang. Arthritis Psoriasis merupakan penyakit peradangan pada sendi, sehingga sendi terasa nyeri, bengkak dan kaku, mirip gejala rematik. Pada tahap ini penderita harus segera ditolong agar sendi-sendinya tidak sampai keropos. 3. Anatomi fisiologi

Pembagian kulit secara garis besar : a. Epidermis Lapisan kulit terluar. Sel-sel epidermis terus menerus mengalami mitosis dan diganti dengan yang baru sekitar 30 hari. Epidermis mengandung reseptorresepror sensorik untuk sentuhan, suhu, getaran dan nyeri. Lapisan epidermis terdiri dari: stratum korneum, stratum lusidum, stratum granulosum, stratum spinosum dan stratum basale. b. Dermis Dermis terletak tepat di bawah epidermis. Jaringan ini dianggap jaringan ikat longgar dan terdiri dari sel-sel fibroblas yang mengeluarkan protein kolagen dan elastin. Lapisan dermis terdiri dari pars papelare dan pars retikulare. c. Lapisan Subkutis Lapisan subkutis di bawah dermis. Lapisan ini terdiri dari lemak dan jaringan ikat dan berfungsi sebagai peredam kejut dan insulamtor panas. Lapisan subkutis adalah tempat penyimpanan kalori Faal kulit: a. Fungsi proteksi b. Fungsi absorpsi c. Fungsi ekskresi d. Fungsi persepsi e. Fungsi pengaturan suhu tubuh f. Fungsi pembentukan pigmen g. Fungsi keratinisasi h. Fungsi pembentukan vit. D

4. Etiologi Penyebab tidak diketahui, tetapi diduga melibatkan factor genetic. Biasanya penderita psoriasis memiliki kemungkinan yang besar untuk menderita arthritis. Psoriasis merupakan kelainan kulit menahun yang sering ditemukan, yang menyebabkan timbulnya bercak-bercak merah dikulit. Sekitar 1 diantara 20 penderita psoriasis akan menderita arthritis. Pada sekitar 75%kasus, arthritis didahului oleh psoriasis penyakit ini bisa timbul dalam berbagai bentuk. Arthritis biasanya bersifat berat dan biasanya menyerang jari-jari tangan dan tulang belakang. Jika melibatkan tulang belakang, maka gejalanya akan lebih banyak menyerupai ankilosing spondiliti

Etiologi belum diketahui, yang jelas ialah waktu pulih (turn over time) epidermis dipercepat menjadi 3-4 hari, sedangkan pada kulit normal lamanya 27 hari.Berbagai penyelidikan yang lebih mendalam untuk mengetahui penyebabnya yang pasti masih banyak dilakukan. Beberapa faktor penting yang disangka menjadi penyebab timbulnya Psoriasis adalah : Genetik Imunologik Stres Psikik Infeksi fokal. Umumnya infeksi disebabkan oleh Kuman Streptococcus Faktor Endokrin. Puncak insidens pada waktu pubertas dan menopause, pada waktu kehamilan membaik tapi menjadi lebih buruk pada masa pascapartus. f. Gangguan Metabolik, contohnya hipokalsemia dan dialisis. g. Obat-obatan misalnya beta-adrenergic blocking agents, litium, antimalaria, dan penghentian mendadak korikosteroid sistemik. h. Alkohol dan merokok. a. b. c. d. e.
5. Patofisiologi

Psoriasis merupakan penyakit kronik yang dapat terjadi pada setiap usia. Perjalanan alamiah penyakit ini sangat berfluktuasi. Pada psoriasis ditunjukan adanya penebalan epidermis dan stratum korneum dan pelebaran pembuluh-pembuluh darah dermis bagian atas. Jumlah sel-sel basal yang bermitosis jelas meningkat. Sel-sel yang membelah dengan cepat itu bergerak dengan cepat ke bagian permukaan epidermis yang menebal. Proliferasi dan migrasi sel-sel epidermis yang cepat ini menyebabkan epidermis menjadi tebal dan diliputi keratin yang tebal ( sisik yang berwarna seperti perak ). Peningkatan kecepatan mitosis sel-sel epidermis ini agaknya antara lain disebabkan oleh kadar nukleotida siklik yang abnormal , terutama adenosin monofosfat(AMP)siklik dan guanosin monofosfat (GMP) siklik. Prostaglandin dan poliamin juga abnormal pada penyakit ini. Peranan setiap kelainan tersebut dalam mempengaruhi plak psoriatik belum dapat dimengerti secara jelas.
6. Tanda dan gejala Gejalanya berupa : Kelainan kuku atau lesi kulit karena psoriasis (kulit menjadi bersisik-sisik kemerahan dan terjadi penebalan, bisa disertai kuku yang berlubang),Pembengkakan dan nyeri persendiaan (arthritis), biasanya pada persendian jari tangan dan jari kaki, tetapi bisa juga pada persendian lainnya,Nyeri pergelangan tangan, nyeri lutut, nyeri pinggul, nyeri siku, nyeri pergelangan kaki,Nyeri dan pembengkakan pada trempat persambungan tendo dengan tulang, mungkin melibatkan tendo Achile

Arthritis psoriasis paling sering timbul sebagai peradangan yang hanya menyerang beberapa asemetris yang hanya menyerang beberapa sendi perifer pada suatu waktu tertentu. Sendisendi distal dari tangan dan kaki adalah sendi-sendi yang paling yang paling sering terserang. Tetapi sendi-sendi lain pun dapat terserang, termasuk semua persendian pada tangan, kaki, lutut, dan panggul. Ada kecenderungan aktivitas arthritis ini berubah-ubah sesuai dengan jenis psoriasisnya, terutama pada psoriasis yang melibatkan kuku. Artritis psoriasis dapat timbul sebagai arthritis yang simetris sehingga menyerupai arthritis rheumatoid atau dapat menyerupai arthritis mutilans apabila semua sendi diresopsi lagi dengan sempurna, atau sebagai spondilitis yang serupa dengan spondilitis ankilosars. Arthritis psoriasis umumnya kurang menimbulkan kecacatan bila dibandingkan dengan arthritis rheumatoid. 7. Pemeriksaan diagnostik

Tidak ada uji laboratorium spesifik untuk artritis psoriatik. Laju endap darah dapat meningkatkan selama fase akut penyakit. Antigen HLA-B27 ditemukan positif pada sekitar 20% pemeriksaan. Hasil ini dapat meningkat menjadi 50% positif apabila juga penderita mengalami peradangan pada sakroiliaka. Gambaran Radiologi pada tahap awal biasanya normal. Suatu cirri khas yang tepat pada tahap lanjut adalah tanda-tanda pensil di dalam mangkok terhadap erosi pada ujung distal falang proksimal sehingga menjadi agak runcing ujungnya dan pertumbuhan tulang berlebihan pada ujung proksimal falang distal dimana terdapat insesi tendon.
8. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan arthritis psoriasis adalah aspiri atau obat-obatan aanti radang non-steroid dalam dosis yang tepat. Tindakan ini digabung dengan penatalaksanaan lesi kulit. Kortikosteroid biasanya tidak dipakai karena harus diberikan dalam dosis besar sehingga timbul efek samping yang tak dapat diterima. Terapi obat-obatan dari gologan emas dan imonosupresif. Obat-obat ini hanya diberikan untuk kasus-kasus yang berat tidak berespons terhadap bentuk terapi lainnya. Pengobatan janka panjang memerlikan pendekatan multifokal yang meliputi terapi fisik, perubahan aktivitas hidup sehari-hari dan kadang-kadang perawatan dirumah sakit dan pembedahan. Kebanyakan penderita arthritis psoriasis tidak memerlukan intervensi medis yang ekstensif. Penderita kali ini cukup sering mengalami periode remisi dan berlangsung selama beberapa bulan. Pengobatan Obat anti peradangan non-steroid atau salisilat diberikan untuk mengurangi nyeri dan peradangan sendi. Beberapa obat yang efektif untuk pengobati penyakit ini. Diantaranya adalah senyawa emas, methotrexate, clorosporin dan sulfasalazine.

Kadang steroid disuntikan langsung kepersendiaan yang terkena. Obat lainnya adalah etretina, yang biasanya efektif pada kasus yang berat tetapi memiliki efek samping yang serius, karena bisa menyebabkan kelainan bawaan sehingga tidak boleh diberikan kepada wanita hamil. Etretina memetap di dalam tubuh dalam jangka waktu yang lama, karena itu wanita sebaiknya tidak hamil selama pengobatan atau minimal 1tahun selama pemakaian obat dihentikan. Kombinasi metotreksat per-oral dengan pengobatan sinar ultraviolet (PUVA), bisa mengurangi gejala kulit dan peradangan pada tulang kecuali tulang belakang. Jarang perlu dilakukan pembedahan untuk memperbaiki atau mengganti persendiaan yang terkena. Untuk meningkatkan mobilitas persendiaan, dilakukan latihan khusus untuk persendian yang terkena. Atau bisa juga digunakan terapi panas dan dingin maupun hidroterapi. Prognosis untuk artritis psoriatic biasanya lebih baik dibandingkan dengan artritis rematoid, karena sendi yang terkena lebih sedikit dan penyakitnya seringkali bersifat ringan. Terapi persendiaan bisa mengalami kerusakan yang hebat.

ASUHAN KEPERAWATAN A. PENGKAJIAN Pengkajian dilakuka pada hari tanggal jam diruang 1. IDENTITAS a. Identitas Klien b. Penanggung jawab

2. RIWAYAT KESEHATAN a. Keluhan utama Nyeri pada sendi b. Riwayat Kesehatan Sekarang Nyeri pada persendian biasanya persendiaan jari tangan,jari kaki, pergelangan tangan,nyeri lutut, nyeri pinggul, nyeri pergelangan kaki, nyeri siku, nyeri pergelangan kaki disertai dengan kelainan kuku atau lesi kulit psoriasis( kulit menjadi bersisik, kemerahan dan terjadi penebalan) dan pembengkakan. c. Riwayat Kesehatan Dahulu

Pasien tidak pernah menderita penyakit seperti ini d. Riwayat kesehatan Keluarga Tidak ada penyakit menular dan menurun dalam anggota pasien e. Riwayat Kesehatan Lingkungan 3. POLA FUNGSI KESEHATAN (Gordon) a. Persepsi terhadap kesehatan Bahwasanya sakit adalah suatu rasa tidak enak yang membuat menjadi tidak nyaman,pasien tidak mengkonsumsi atau mengkonsumsi alcohol. b. Pola aktivitas latihan Aktivitas Mandi Berpakaian Eliminasi Ambulansi Makan Keterangan: 0: Mandiri 1: Alat Bantu 2: Dibantu orarng lain 3: Dibantu orang lain dan alat 4: tergantung total c. Pola istirahat tidur Pola tidur mengalami gangguan karena nyeri persendian d. Pola nutrisi metabolic Pola metabolit tidak ada ganguan e. Pola eliminasi Tidak ada ganguan pada pola eliminasi f. Pola kognitif perceptual Status mental : sadar Bicara : normal 0 1 2 3 4

Pendengaran : tidak ada gangguan Penglihatan : tidak ada gangguan Vertigo : tidak ada

g. Pola konsep diri Harga diri Ideal diri Identitas diri : terganggu karena penyakit yang dideritanya : tidak terganggu : tidak terganggu

Gambaran diri : tidak terganggu Peran diri h. Pola koping Setiap ada masalah klien selalu mendiskusikan dengan suami dan keluarganya. i. Pola seksual reproduksi Tidak dapat melakukan hubungan dengan suaminya karena sakit yang dideritanya j. Pola peran dan hubungan Hubungan pasien dengan anggota keluarga, masyarakat sekitar baik tidak ada permusuhan. k. Pola nilai dan kepercayaan pasien beragama islam : terganggu , tidak bisa melakukan perannya secara penuh

4. PEMERIKSAAN FISIK a. Keadaan Umum : lemah Kesadaran Umum: Composmetis GCS Respon motorik Respon verbal Respon mata : :4 :5 :4 13 b. Tanda-tanda vital Suhu Nadi TD : 37,5 C) : 80/mnt) : 120/70mmHg

Pernapasan : 24 x/mnt c. Pemeriksaan Head to Toe Kepala Bentuk mescocepal, tidak berketombe, tidak ada perabangan/lesi Rambut Rambut panjang, hitam, tidak mudah rontok, lebat dan distribusi rambut menyebar Wajah

Bentuk oval, simetris Mata Bentuk bulat, tidak menggunakan kaca mata - Konjungtiva : berwarna merah muda - Pupil - Skelera - Iris : isokor : bening : coklat

- Kelopak mata : cekung Hidung Bentuk simetris, lubang hidung tidak terdapat secret dan penyumbatan, fungsi pembauan baik. Telinga Bentuk simetris, tidak ada cairan yang keluar, tidak ada pendarahan, lubang telinga bersih, fungsi pendengaran baik. Mulut Bibir tampak lembab, tidak terdapat stomatitis, gusi dan mulut bersih, gigi lengkap dan mampu untuk menelan. Leher Warna sama seperti kulit sekitarnya, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada lesi Dada - Inspeksi : bentuk simetris, pergerakan kanan dan kiri simertris - Palpasi : ictus cordis Auskultrasi vesikuler Abdomen - Inspeksi : tidak ada benjolan pada abdomen - Auskultasi : bising usus hiperaktif 17-21 x/mnt - Perkusi : adanya suara tympani - Palpasi : tidak ada nyeri epigastrium

Genetalia Genetalia tampak bersih Ekstermitas Pergerakan kaki dan tangan baik yang kiri dan yang kanan tidak terkoordinasi dengan baik.

5. PEMERIKSAAN PENUNJANG Sinar X dari sendi yang sakit : Menunjukkan pembengkakan pada jaringan lunak, erosi sendi dan oesreoporosis dari tulang yang berdekatan(perubahan awal) berkembang menjadi formasi kusta tulang, memperkecil jarak sendi dan subluksosio. Perubahan oesteoartristik yang terjadi secara bersamaan. Scan radionuklida : identifikasi peradangan sinovium. Antroskopi langsung: Visualisasi dari area yang menunjukkan iregulasi/degenerasi tulang pada sendi SDP : Meningkatkan pada waktu inflamasi JDL : umumnya menunjukkan anemia sedang Biopsy membrane sinovisual : menunjukan perubahan inflamasi dan perkembangan panas.

6. TERAPI Preparat emas oral (auranofin) Etertinate Metroksal Sinar UVA atau UVB dengan preparat topical terbatubara (terapi Goe Ckerman)

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Data Fokus : a. Data obyektif : - Nyeri pada persendian biasanya: nyeri pergelangan tangan, nyeri lutut, nyeri pinggul, nyeri siku, nyeri pergelangan kaki - Kelainan kuku - Psoriasis (Kulit bersisik-sisik, kemerahan,Penebalan kukit, kuku berlubang) - Pembengkakan pada tempat persambungan tendo dengan tulang - Lesi kulit / ulkus - Gangguan gerak - Kekakuan sendi - Pergerakan terbatas - Pasien lemah - Gangguan tidur 2.Analisa Data No SYMPTOM 1. 2. Do: Nyeri persendian Pembengkakan sendi Do: Kekakuan atau kontraktur sendi Kerusakan mobilitas fisik ETIOLOGI Agen biologis PROBLEM cedera Nyeri akut

Gangguan gerak

Kekakuan sendi

3.

Do:

Nyeri persendian

pada Gangguan pola tidur

Mengeluh susah tidur

Nyeri pada persendian

4. -

Do: Perawatan diri dibantu orang lain

Nyeri

Kurang diri

perawatan

5. -

Do: Kelainan kulit

Reaksi inflamasi

Kerusakan integritas kulit

6.

Kulit bersisik-sisik Kulit memerah Penebalan kulit Do: - gangguan gerak - aktivitas dibantu orang lain - pergerakan terbatas - lemah Tiram baring atau Intoleransi aktivitas imobilisasi

7.

Do:

Perubahan

Gangguan tubuh

citra

- Harga diri pasien terganggu perkembangan karena penyakit yang diderita

Diagnosa Keperawatan Dan Prioritas Masalah 1) Nyeri akut b.d agen cedera biologis 2) Kerusakan mobilitas fisik b.d kekakuan sendi atau kontraktur 3) Gangguan pola tidur b.d nyeri 4) Kerusakan integritas kulit b.d Reaksi inflamasi 5) Kurang perawatan diri b.d nyeri 6) Intoleransi aktivitas b.d Tiram baring atau imobilisasi 7) Gangguan citra tubuh berhubungan b.d perubahan perkembangan

C. INTERVENSI Tgl/jam No.DX TUJUAN 1. Setelah kererawatan dilakukan selama x INTERVENSI tindakan PAIN MANAGEMENT (1400) 24jam, - Tunjukan perkiraan nyeri secara

diharapkan nyeri berkurang dengan menyeluru untuk( lokalisasi nyeri, KH: PAIN LEVEL (2102) 210201 Ps dapat melaporkan nyeri 210203 Ps dapat mengetahui frekuensi nyeri karakteristik, dari nyeri) - Berikan informasi tentang nyeri, seperti penyebab nyeri, lama frekuensi, durasi

21020 Ps dapat memantau lama dan episode nyeri antisipasi ketidak nyamanan

nyeri 210206 ekspresi wajah tampak rileks 210209 ketegangan otot kurang -

dari prosedur Tentukan frekuensi yang

membuat pasien merasa nyaman dan lakukan pemantauan Observasi tanda-tanda isyarat nonverbal ketidak pasien yang menyebabkan terutama dapat

nyamanan yang tidak

berkomunikasi Control factor lingkungan yang menyebabkan pasien tidak

nyaman( ruangan, suhu, berisik, 1. Sangat dianjurkan/ dilakukan 2. banyak dianjurkan / dilakukan 3. Cukup dianjurkan / dilakukan 4. Sedikit dianjurkan/dilakukan 5. Tidak dilakukan/ dilakukan 2. Setelah keperawatan dilakukan selamax24 tindakan EXERCISE THERAPHY : JOINT jam, MOBILITY (0224) lampu) - Tingkat isirahat secara adekuat Berika pertolongan untuk nyeri dengan analgesik

diharapkan mobiloitas fisik pasien - Tentukan batas pergerakan sendi tersebut terbatasi dengan dengan KH: MOBILITY LEVEL (0208) 020801 Ps menunjukkan keseimbangan 020808 Ps menunjukan posisi tubuh yang baik 020803 Ps mampu mengerakkan otot 020804 Ps mampu mengerakkan sendi 020805 Ps menunjukkan dapat untuk pindah dan pengaruh pada fungsinya Monitor/pantau lokasi dari

ketidak nyamanan nyeri selama pergerakan/ aktivitas Bantu pasien memposisikan tubuhnya untuk pergerakan sendi secara aktif/pasif - Anjurkan latihan aktifitas ROM secara teratur, tentykan jadwal Bantu pasien untuk

mengembangkan jadwal untuk latihan ROM aktif Kolaborasi dengan ahli terapi

fisik pada perkembangan problem 1.tergantung tidak mengikut sertakan 2. membutuhkan bantuan orang lain dan alat 3. membutuhkan bantuan orang lain 4. sendiri dengan bantuan alat 5. mandiri 3. Setelah keperawatan dilakukan SLEEP ENCHACEMENT (1850) tindakan selama..x24 Tentukan pola tidur atau latihan

jam,diharapkan gangguan tidur pasien aktivitas pasien teratasi dengan Kh: SLEEP(0004) 000401 Ps dapat menunujukkan waktu dari tidur 000402 Ps dapat mengabsorbsiasi waktu dari tidur 000403 Ps dapat menunjukakn pola tidur 000404 Ps tidur sesuai kualitas tidur 000407 Ps dapat tidur rutin Perkirakan tidur pasien secara teratur Tentukan atau jelaskan tidur yang adekuat selama sakit Monitor pola tidur ps dan lamanya waktu tidur ps Pantau adanya kelelahan dari aktvitas selama sakit - Atur lingkungan ( cahaya, suhu, tempat tidur) untuk menambah jam tidur pasien Naikkan dan tambahkan waktu tidur pasien

1.banyak sekali kompromi 2. Banyak kompromi 3. Sedang atau cukup kompromi 4. Sedikit kompromi 5. Tidak ada komprom 4. Setelah keperawatan dilakukan selamax24 tindakan SELF-CARE : ASISTENCI (1800) jam, Kaji kemampuan ps untuk

diharapkan pasien mampu melakukan merawat diri secara mandiri kegiatan sehari-hari secara mandiri Kaji kebutuhan ps dalam

dengan KH: SELF CARE: ACTIVITES

kebersihan

diri

dan

berikan

OF bantuan sesuai kebutuhan dengan perawatan rambut atau kuku atau kulit/dengan gosok gigi - Tetapkan sebuah rutinitas untuk aktivitas perawatan diri Bantu ps untuk menerima

DAILLY LIVING (0300) 030002Ps mampu berpakaian secara mandiri 030001Ps mampu makan secara mandiri 030003Ps mampu buang air besar 030004Ps mampu mandi secara mandiri

030006Ps manpu melakukan kebersihan diri ketergantungan kebutuhannya secara mandiri - Pertimbangkan umur ps ketika aktivitas perawatan diri - Sediakan bantuan sampai ps mampu melakukan perawatan

secara mandiri 1. tergantung total 2. dibantu orang lain dan alat 3. dibantu orang lain 4. mandiri dibantu dengan alat 5. mandiri 5. Setalah keperawatan diharapkan resiko dilakukan tindakan SKIN SURVEILLANCE (3590) Obsevasi ekstermitas kehangatan untuk nadi, selamax24jam integritas

kulit warna,

teratasi dengan KH: RESIKO CONTROL (1902) 190201Ps menyatakan resiko -

tekstur,udema dan luka Periksa kulit dan membrane mukosa untuk kemerahan, awal

190202Ps dapat memantau perilaku pribadi kehangatan terhadap factor resiko 190204Ps dapat mengembangkan strategi untuk mengontrol resiko secara efektif 19020Ps dapat mengontrol resiko dengan strategi yang dibutuhkan drainaase Monitor kerusakan

ekstermitas

kulit

untuk

area

Pantau untuk sumber untuk tekanan dan pergeseran

- Pantau adanya infeksi, terurtama area udema - Monitor warna kulit

- Monitor temperature kulit Catat adanya perubahan kulit dan membrane mukosa 1.tidak pernah menunjukan 2. jarang menunujukkan 3. kadang- kadang menunujukkan 4. sering menunujukkan 5. terus menerus menuujukkan 6. Setelah dilakukan tindakan THERAPI ACTIVITY (4310) Menentukan komitmen pasien frekuensi atau nilai keperawatan selamax24jam diharap pasien dapat melakukan

aktivitas untuk aktivitas -

secara mandiri dengan KH: ACTIVITY INTOLERACE (0005)

Membantu

pasien

untuk

000501Saturasi 02 dibantu dalam respon mengurangi tingkat aktivitas aktivitas 000513Mengukur perasaan IER Membantu pasien untuk dibantu mengembangkan sendiri Bantu pasien untuk mencapai transportasi untuk aktivitas yang sesuai - Bantu pasien untuk mengenal dan mencapai jalan tepat motivasoi

dalam respon aktivitas 000503laporkan aktivitas sehari-hari

menghendaki atau membutuhkan untuk keinginan menjadi aktivitas

1.banyak atau luar biasa (kompromi) 2. banyak (kompromi) 3. sedang atau cukup (kompromi) 4. sedikit (kompromi) 5. tidak ada (kompromi) 7. Setelah dilakukan tindakan BODY IMAGE keperawatan selamax24jam, diharap ENCHACEMENT (9220)

harga diri pasien dapat teratasi dengan - Tentukan gambaran diri tentang KH: BODY IMAGE (1200) harapan diri pasoien dan dasar pada taraf perkembangan

120001Pasien dap[at menerima gambaran - Gunakan antisipasi ppetunjuk dalam diri sendiri untuk mempersiapkan pasien

120002Mampu menyesuaikan antara realitas untuk mengubah gambaran diri diri, pengajian diri 120003Dapat mengdeskrepsikan - Tentukan apakah perubahan fisik pengaruh mempengaruhi citra tubuh pasien - Bantu pasien untuk menentukan

bagian tubuh

120005Dapat puas dengan penampilan tingkat perubahan actual pada tubuh tubuh atau batas fungsional

120006Dapat puas dengan fungsi tubuh - Monitor apakah pasien dapat 12000Dapat menyesuaikan diri untuk melihat perubahan pada bagian tubuhnya - Identifikasi strategi koping - Bantu pasien untuk menentukan pengaruh terhadap persepsi dalam mengungkapkan perasaan 1.tidak pernah positif 2.jarang positif 3. kadang-kadang positif 4. sering positif 5. terus-menerus positif

perubahan penampilan fisik

KELOMPOK 5: 1. I PUTU AGUS INDRA SAPUTRA

2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.

YOHANES HARLI SUWITO KABUT AGUSTINUS S.SANTRINO RATNA PUSPITA ADIYASA YESSIKA PUSPITASARI MEI INDAH MAWARNI DEWI ANGGRAENI DEWI PURNAMASARI IVO YUNITASARI VERONIKA RIWU BENSIANA YANTI DHIKA PRAMUDYA P.

Anda mungkin juga menyukai