“HARAPAN BUNDA”
Izin No: 440 / 162 / D.02 / P / VI / 2014
Alamat: Jl. KH. Dewantara No.1269 Pringsewu Kabupaten Pringsewu
E-mail : rsiahb_2014@yahoo.com Telp / Fax. (0729) 23186
BAB I
DEFINISI
Transfer pasien adalah pemindahan pasien dari suatu rumah sakit ke rumah sakit lain akibat
alasan medis (terbatasan alat ataupun tenaga medis pada rumah sakit tersebut) dan non - medis
(berupa ruangan yang penuh). Hal ini terjadi apabila Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Harapan
Bundamerujuk pasiennya ke rumah sakit yang tenaga medisnya mencukupi dan mempunyai alat-alat
untuk menangani pasien.Transfer pasien ini akan mampu membutuhi keinginan pasien yang ingin segera
ditangani kesehatannya. Namun, sebelum melakukan transfer pihak Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA)
Harapan Bunda akan melakukan pemeriksaan penyakit terlebih dahulu dan persetujuan pihak keluarga
mau ditransfer ke rumah sakit mana. Transfer pasien untuk alasan non-medis hanya dilakukan pada
kondisi-kondisi khusus dan idealnya dilakukan di siang hari
Prinsip dalam melakukan transfer pasien adalah memastikan keselamatan dan keamanan
pasien saat menjalani transfer. Dalam mentransfer pasien dengan sakit berat / kritis, dibutuhkan
koordinasi dengan berbagai pihak yang terkait dalam pelayanan kesehatan, jasa ambulans yang
kesemuanya ini bertujuan untuk mewujudkan standar pelayanan medis yang optimal kepada
pasien
Semua dokterr dan personil lainnya yang terlibat dalam transfer pasien harus kompeten,
memenuhi kualifikasi, dan berpengalaman. Sangatlah disarankan bahwa tim transfer telah
mengikuti pelatihan transfer.
BAB II
RUANG LINGKUP
1. Panduan ini diterapkan kepada semua pasien yang memenuhi kriteria untuk masuk ke dalam / keluar
dari unit pelayan intensif.
2. Pelaksana panduan ini adalah tim transfer pasien (dokterr, bidan, perawat, dan tenaga kesehatan
lainnya).
3. Rekam Medis pasien yang akan masuk atau keluar dari unit pelayanan intensif diperiksa apakah
memenuhi kiteria untuk proses tersebut.
13. Personel tim transfer harus mengikuti pelatihan transfer; memiliki kompetensi yang sesuai;
berpengalaman; mempunyai peralatan yang memadai, protokol dan panduan rumah sakit, serta
pihak-pihak lainnya yang terkait; dan juga memastikan proses transfer berlangsung dengan aman
dan lancar tanpa mengganggu pekerjaan lain di ruangan yang merujuk.
4. Rumah sakit yang terlibat harus memastikan bahwa terdapat prosedur / pengaturan transfer pasien
yang memadai.
5. Hal yang penting untuk dilakukan sebelum transfer:
a. Amankan patensi jalan napas
Beberapa pasien mungkin membutuhkan intubasi atau trakeostomi dengan pemantauan end-
tidal carbondioxide yang adekuat.
b. Analisis gas darah harus dilakukan pada pasien yang menggunakan ventilator portabel selama
minimal 15 menit.
c. Terdapat jalur / akses vena yang adekuat (minimal 2 kanula perifer atau sentral)
d. Pengukuran tekanan darah invasif yang kontinu / terus-menerus merupakan teknik terbaik
untuk memantau tekanan darah pasien selama proses transfer berlangsung.
e. Jika terdapat pneumotoraks, selang drainase dada (Water-Sealed Drainage-WSD) harus
terpasang dan tidak boleh diklem.
f. Pasang kateter urin dan nasogastric tube (NGT), jika diperlukan
g. Pemberian terapi / tata laksana tidak boleh ditunda saat menunggu pelaksanaan transfer
h. Tim transfer harus familiar dengan peralatan yang ada dan secara independen menilai kondisi
pasien.
i. Seluruh peralatan dan obat-obatan harus dicek ulang oleh petugas transfer.
j. Gunakanlah daftar persiapan transfer pasien untuk memastikan bahwa semua persiapan yang
diperlukan telah lengkap dan tidak ada yang terlewat.