PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kontrasepsi atau antikonsepsi (conception control) adalah cara untuk
mencegah terjadinya konsepsi. Kontrasepsi hormonal jenis KB suntikan di
Indonesia semakin banyak dipakai karena kerjanya yang efektif, pemakaiannya
praktis, harganya murah dan aman. (Prof. Dr. Rustam mochtar, MPH. hal 255 :
277)
Selain karena metode kontrasepsi suntikan dapat membantu mengurangi
masalah-masalah kewanitaan yang paling dasar dan utama bagi kesehatan
reproduksi, pemakaian suntikan KB aman, sederhana dan efektif, namun akseptor
harus menggunakan suntikan KB secara periodik atau setiap 1 atau 3 bulan sekali
harus melakukan kunjungan ke pelayanan kesehatan baik bidan, puskesmas
ataupun ke dokter.Kontrasepsi suntik tidak menimbulkan gangguan namun tetap
mempunyai kekurangan dan efek samping. Seorang akseptor KB suntik beberapa
waktu setelah penggunaan kontrasepsi tersebut terkadang mengalami beberapa
gangguan seperti sakit kepala, gangguan haid dan peningkatan atau penurunan
berat badan. Namun efek samping ini dapat segera hilang baik dilakukan
pengobatan ataupun tidak dilakukan pengobatan. Akseptor yang tidak siap
menghadapi perubahan ataupun gejala yang ditimbulkan oleh penggunaan
konstrasepsi suntik seringkali menimbulkan kecemasan pada diri akseptor.
Kecemasan yang terjadi pada diri akseptor KB suntik 3 bulan dapat menjadikan
akseptor tersebut beralih menggunakan metode kontrasepsi lainnya. Hal ini
dikarenakan sebagian besar pengguna metode kontrasepsi suntik
tidak
suntik
menggunakan
medroksiprogesteron
(sejenis
progestin)
yang
disuntikkan 1 atau 3 bulan sekali ke dalam otot bokong atau lengan atas. Suntikan
ini sangat efektif tetapi bisa mengganggu siklus menstruasi. Sepertiga pemakai
KB suntik tidak mengalami menstruasi pada 3 bulan setelah suntikan pertama dan
sepertiga lainnya mengalami perdarahan tidak teratur dan spotting (bercak
perdarahan) selama lebih dari 11 hari setiap bulannya. Semakin lama suntikan KB
dipakai, maka lebih banyak wanita yang tidak mengalami menstruasi tetapi lebih
sedikit wanita yang mengalami perdarahan tidak teratur. Setelah 2 tahun memakai
suntikan KB, sekitar 70% wanita sama sekali tidak mengalami perdarahan. Jika
pemakaian suntikan KB dihentikan, siklus menstruasi yang teratur akan kembali
terjadi dalam waktu 6 bulan-1 tahun. Dalam prakteknya seringkali seorang
akseptor KB suntik 3 bulan mengalami gangguan seperti sakit kepala, gangguan
haid dan peningkatan berat badan. Efek samping yang ditimbulkan dari
72.090 peserta atau 40,05% dan peserta KB PIL mencapai 66.586 peserta atau 36,99%
(http://sumut.bkkbn.go.id/Lists/Berita/DispForm.)
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik mengangkat suatu masalah
sebagai karya tulis ilmiah dengan judul Hubungan Pemakaian Alat kontrasepsi
Suntik Dengan Gangguan Menstruasi Pada Akseptor KB Di Klinik Harapan
Keluarga Medan tahun 2013 .
Penelitian
ini
diharapkan
dapat
menambah
ilmu
pengetahuan,
Bagi Responden
Untuk menambah pengetahuan tentang pengunaan dan efek samping dari
pemakaian alat kontrasepsi suntik kepada akseptor KB di Klinik Harapan
Keluarga, Medan.
Bagi Institusi
Sebagai tambahan dalam memvariasikan hasil penelitian dan dapat
menambah sumber bacaan di Perpustakaan sehingga nantinya hasil
penelitian ini dapat dimengerti.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
b) Mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan dan keluhan seperti ini akan hilang
setelah suntikan ke-2 atau ke-3
c) Penambahan berat badan
d) Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi menular seksual,
hepatitis dan virus atau infeksi Virus HIV. (Noviawati,, Sujiyatini, 2009)
Dari uraian tentang kerugian suntikan KB diatas maka dapat disimpulajn sebagai
berikut :
a) Prndarahan yang tidak menentu
b) Terjadi omerorea (tidak datang bulan) berkepanjangan
c) Masih terjadi kemungkinan hamil (Meruaba, 1998).
10
Norigest berupa arral berisi 200 mg zat aktif, yang disuntikan 1 m agak
dalam pada otot gluteus untuk 6 bulan pertama suntikan diberikan setiap 8 minggu
dan setelah itu setiap 12 minggu. (Sinopsis Obstetri, Jilid 1)
Cara Kerja :
1) Mencegah ovulasi
2) Mengentalkan lendr servik sehingga menolak kemampuan penetrasi sperma
3) Menjadikan selapu lendir rahim tipis dan strofi
4) Mengahmbat transpormasi gumet oleh tuba (Dyah Noviawati, Sujiyatini, 2009)
2.2.5 Efek Samping Dan Penatalaksanaan Kontrasepsi suntik
Pada pemakaian alat kontrasepsi sering didapatkan efek samping,
penatalaksanaan efek samping disesuaikan dengan jenis dan penyebabnya :
a) Amenorea
Penyebab, karena kontrasepsi progestin menimbulkan perubahan histologi
pada endoretrium sapai pada atrofi endometrium.
Penanggulangan :
(i)
Tidak perlu dilakukan tindakan apapun ukup konseling saja
(ii)
Bila klien, tidak dapat menerima kelainan tersebut, sebutkan jangan
dilanjutkan, anjurkan pemakaian jenis kontrasepsi yang lain.
b) Pendarahan
Gangguan ini sering terjadi ditanggulangi dengan pemberian preparat
estrogen/ progesteron / pil kombinasi, diberikan juga roborandia dan motivasi
untuk perbaikan gizi, bila tidak berhenti juga setelah pengobatan sebaiknya
akseptor di anjurkan untuk ganti cara.
c) Berat Badan Yang Bertambah.
11
12
dari kontrasepsi suntik dan gejalaitu akan hilang dan kembali normal tanpa
pengobatan setelah pengehentian suntikan. (Hartanto, 2004, Dyah Noviawati &
sujiyatini, 2009).
Efek pada sistem reproduksi
1). Kembalinya kesuburan / fertilitas
Lamanya masa tidak subur / infertil mungkin tergantung pada kesehatan
metabolisme DMPA dan juga pada berat badan Akseptor.Lebih dari 50% rartor
akseptor akan mengalami haid kembali setelah 6 bulan dan kira-kira 85%
setelah 1 tahun.
Akseptor yang memakai kontrasepsi suntikan untuk waktu yang lama, dapat
menjadi hail sura cepatnya dengan akseptor yang hanya ikut beberaa kali
suntikan, yang menunjukkan bahwa tidak terjadi efek kumulatif dari obatnya.pada
NETEN, kembalinya kesuburan dapat lebih cepat di bandingkan dengan DMPA,
Korera NETEN di metabolisme lebih cepat ovulasi sering terjadi 3 bulan setelah
penyuntikan, kadang-kadang dapat terlambat sampai 5 bulan.
2) Efek pada fetus / janin
Tidak ditemukan bertambahnya kelainan korgenital atau prematuritas pada
wanita hamil yang tanpa sengaja diberikan DMPA maupun pada wanita yang
hamil setelah efek aseptif DMPA berakhir.
3) Laktasi
13
Pada DMPA tidak ditemukan efek terhadap laktasi, malah mungkin dapat
memperbaiki kualitas ASI (memperbanyak produksi ASI). DMPA tidak
merubah komposisi dariASI.
Dari pengelolaan efek samping di atas dapat disimpulkan oleh para ahli bahwa
yang sering terjadi pada suntikan KB 3 bulanan salah satunya yaitu berat badan
bertambah tetapi belum jelas diketahui apa penyebabnya.
2.2 Menstruasi
2.2.1 Definisi
Haid atau menstruasi merupakan proses alami yang dialami setiap
perempuan. Haid merupakan indikasi dari seorang perempuan siap bereproduksi
atau menghasilkan keturunan. Proses ini umumnya terjadi pada saat perempuan
memasuki usia 10-12 tahun. Lalu kemudiannya proses haid akan berhenti sama
sekali pada saat perempuan memasuki usia 40-50 tahun. Proses berhentinya haid
pada usia tersebut dikenal sebagai istilah menopause.
14
sampai 8 hari. Darah yang keluar rata-rata sebanyak antara kisaran 10ml hingga
80ml per hari. Adapun siklus terjadi menstruasi yang normal adalah rata-rata
selama 21-35 hari.
2.2.2 Jenis Gangguan Menstruasi
1.Oligomenorrhea (jangka waktu haid terlalu lama)
Oligomenorrhea tidak berbahaya, namun perempuan dapat memiliki potensi
sulit hamil, karena tidak terjadi ovulasi. Oligomenorrhea biasanya berhubungan
dengan anovulasi atau dapat juga disebabkan kelainan endokrin seperti kehamilan,
gangguan hipofise-hipotalamus, dan menopouse atau sebab sistemik seperti
kehilangan berat badan berlebih.
Oligomenorrhea sering terdapat pada wanita astenis. Dapat juga terjadi pada
wanita dengan sindrom ovarium polikistik dimana pada keadaan ini dihasilkan
androgen yang lebih tinggi dari kadara pada wanita normal. Oligomenorrhea dapat
juga terjadi pada stress fisik dan emosional, penyakit kronis, tumor yang
mensekresikan estrogen dan nutrisi buruk. Oligomenorrhe dapat juga disebabkan
ketidakseimbangan hormonal seperti pada awal pubertas.
Oligomenorrhea yang menetap dapat terjadi akibat perpanjangan stadium
folikular, perpanjangan stadium luteal, ataupun perpanjang kedua stadium
tersebut. Bila siklus tiba-tiba memanjang maka dapat disebabkan oleh pengaruh
psikis atau pengaruh penyakit.
2.Polimenorrhea (terlalu sering haid)
15
Bila siklus pendek namun teratur ada kemungkinan stadium proliferasi pendek
atau stadium sekresi pendek atau kedua stadium memendek. Yang paling sering
dijumpai adalah pemendekan stadium proliferasi. Bila siklus lebih pendek dari 21
hari kemungkinan melibatkan stadium sekresi juga dan hal ini menyebabkan
infertilitas.
Siklus yang tadinya normal menjadi pendek biasanya disebabkan pemendekan
stadium sekresi karena korpus luteum lekas mati. Hal ini sering terjadi pada
disfungsi ovarium saat klimakterium, pubertas atau penyakit kronik seperti TBC.
3.Menorrhagia (darah haid terlalu banyak)
Menorrhagia adalah istilah medis untuk perdarahan menstruasi yang
berlebihan. Dalam satu siklus menstruasi normal, perempuan rata-rata kehilangan
sekitar 30 ml darah selama sekitar 7 hari haid. Bila perdarahan melampaui 7 hari
atau terlalu deras (melebihi 80 ml), maka dikategorikan menorrhagia.
Penyebab utama menorrhagia adalah ketidakseimbangan jumlah estrogen dan
progesteron
dalam
tubuh.
Ketidakseimbangan
tersebut
menyebabkan
16
17
2.3 Akseptor KB
2.3.1 Definisi
Akseptor Keluarga Berencana adalah pasangan usia subur yang telah
memilih dan menggunakan suatu metode kontrasepsi tertentu. Akseptor KB
merupakan pasangan usia subur karena mempunyai kesempatan lebih banyak
untuk reproduksi (Hartanto, 2004).
Dari pendapat (Hartanto, 2004) di atas dapat disimpulkan bahwa Akseptor
suntik KB baik dgunakan untuk pasangan usia subur yang mempunyai kesemptan
lebih banyak untuk reproduksi dalam mendapatkan kelahiran yang diinginkan
dengan cara suntikan kombinasi DMPA dan NENTEN yang diberikan.
18
19
a. Akseptor atau peserta KB baru, yaitu Pasangan Usia Subur yang pertama kali
menggunakan kontrasepsi setelah mengalami kehamilan yang berakhir dengan
keguguran atau persalinan.
b. Akseptor atau peserta KB lama, yaitu peserta yang masih menggunakan
kontrasepsi tanpa diselingi kehamilan.
c. Akseptor atau peserta KB ganti cara, yaitu peserta KB yang berganti pemakaian
dari suatu metode kontrasepsi ke metode kontrasepsi lainnya.
2.4 Kerangka Konsep
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dibuat kerangka konsep penelitian
mengenai Hubungan Alat Kontrasepsi Suntik Dengan Gangguan Menstruasi Pada
Akseptor KB di Klinik Harapan Keluarga Tahun 2013.
Variabel
Variabel
Independent
Dependent
Kontrasepsi Suntik
GangguanMenstruasi
Gambar 1.
20
2.5
Hipotesa
Hipotesis berasal dari kata hipo (lemah) dan tesis (pernytaan), yaitu suatu
hitung
sehingga Hipotesis Alternatif (HA) di terima dan Hipotesis nol (HO) di tolak. Hal
ini berarti terdapat hubungan yang signifikan antara hubungan pengetahuan dan
sikap ibu tentang pencegahan infeksi tali pusat pada bayi.
21
BAB III
METODE PENELITIAN
.
22
3.3.2 Sampel
Sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi.
(Notoadmojo, 2010 ; 115) .Dalam penelitian ini menggunakan teknik Accidental
Sampling dimana pengambilan sampel ini dilakukan dengan mengambil kasus
atau responden yang kebetulan ada atau tersedia di suatu tempat sesuai dengan
konteks penelitian (Notoadmojo, 2010 ; 115). Yaitu ibu yang kebetulan bertemu
dengan penulis saat melakukan penelitian.
Definisi
Penelitian
Kontrasepsi
Alat Ukur
Hasil Ukur
Skala
Kuisioner
Menggunakan
Ordinal
sebanyak
Kontrasepsi
suntik
suntikan adalah
5
carauntuk
pertanyaan Tidak
mencegah
dengan
terjadinya
pilihan
kehamilan
jawaban :
melalui suntikan
hormonal
23
menggukan :
2.
Gangguan
Ya :
menstruasi
Tidak :
teratur
Ordinal
5
pertanyaan
dengan
pilihan
jawaban :
melakukan
penelitian,
peneliti
lebih
dahulu
mengajukan
24
25
Indikator
Nomor Item
Jumlah Item
Alat Kontrasepsi
1,2,3,4,5,
5 soal
Gangguan menstruasi
6,7,8,9,10
5 soal
26
yang
akan
dijadikan
pemantauan
pengukuran.
Jadi,
untuk
R = Xmax- Xmin
=20 10
= 10
P=
Kategori
27
= 10
3
= 3,3
Keterangan :
R
= Rentang
= Interval
Xmax
= Skor tertinggi
Xmin
= Skor terendah
3.8.5
Tehnik analisa
Dalam melakukan analisis, khususnya terhadap data penelitian akan
28
3.9.1
rxy
N . xy x y
N . x x N . y y
2
Keterangan :
X
: Skor pengukuran
XY : Jumlah produk dari skor butir dan skor total butir instrumen
X
Kriteria validitas instrumen penelitian yaitu jika r hitung > r tabel maka
butir instrumen dinyatakan valid, jika r hitung < dari r tabel maka butir instrumen
dinyatakan tidak valid.
29
b2
k
r11
1
t2
k 1
Keterangan :
r
11
: Reliabilitas Instrumen
t2
: Varians total
Hasil yang diterapkan dalam penentuan keterandalan instrument dalam
penelitian adalah, apabila r hitung > r tabel batas signifikan 5 %.
3.9.3 Uji Korelasi
Uji hipotesis dengan menggunakan uji korelasi product moment (berhubungan)
rxy
yaitu:
N . xy x y
N . x x N . y y
2
Keterangan :
X
: Skor pengukuran
30
XY : Jumlah produk dari skor butir dan skor total butir instrumen
X
adalah
cara
untuk
memudahkan
atau
31
Pada penelitian ini analisa data dengan statistik univariat akan digunakan
untuk menganalisa :
a. Karakteristik responden (memakai KB suntik dan tidak memakai KB
suntik)
b. Angka terjadinya gangguan Menstruasi akibat pemakai KB suntik
3.10.2
Analisa Bivariat
Analisa bivariat dimaksudkan untuk mengetahui hubungan masingmasing variael independen dan dependen. (Notoatodjo, 2010 ; 182)
Untuk mengetahui bagaimana kuat/eratnya hubungan
antara
pengetahuan dan sikap ibu tentang pencegahan infeksi tali pusat pada bayi,
maka analisis square/khi kuadrat,yaitu :
fo fe
X
fe
Dimana : X = Nilai Chi Kuadrat
fo = Frekuensi yang di amati tiap-tiap kotak
fe = Frekuensi harapan tiap-tiap kotak
Analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan dua variable yaitu
variable independent dan dependent dengan menggunakan tes kemaknaan X
(chi square). Untuk mengetahui hubungan antara dua variabel yang terdiri dari
variable independent dan dependent dengan derajat kepercayaan 95%. Hasil
perhitungan statistic dapat menunjukkan ada tidaknya hubungan yang
signifikan antara variable yang diteliti dengan melihat nilai P. Bila dari hasil
perhitungan statistik nilai P < 0,05 maka hasil perhitungan statistic bermakna
yang berarti terdapat hubungan yang signifikan antara variable dengan variable
lainnya.
33