Anda di halaman 1dari 7

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF AKSEPTOR AKTIF

HORMONAL SUNTIK 1 BULAN PADA Ny “E” DENGAN


PENINGKATAN BB DI PUSKESMAS LAMONGAN
TAHUN 2015

Ida Susila

*Dosen Program Studi D III Kebidanan Universitas Islam Lamongan

ABSTRAK

Permasalahan kesehatan reproduksi masih banyak sekali yang harus dikaji,


tidak hanya tentang organ reproduksi saja tetapi ada beberapa aspek, salah satunya
adalah kontrasepsi. Saat ini tersedia banyak metode atau alat kontrasepsi meliputi
IUD, suntik, pil, implant, kontap, kondom. Salah satu kontrasepsi yang populer di
Indonesia adalah kontrasepsi suntik. Kontrasepsi suntik yang digunakan adalah
Noretisteron Enantat (NETEN), Depo Medroksi Progesteron Acetat (DMPA).
Metode yang digunakan dalam penyusunan Laporan hasil penelitian ini
adalah deskripsi observasi yang dilaksanakan dengan pendekatan kohort mulai
dari kehamilan sampai kontrasepsi diperoleh dari wawancara, pengkajian data
primer, sekunder, pemeriksaan fisik dan dilakukan pendokumentasian SOAP.
Hasil asuhan kebidanan komprehensif akseptor aktif KB hormonal suntik 1
bulan dengan peningkatan BB terdapat persamaan tinjauan kasus mulai dari
pengkajian data subyektif, obyektif, analisa data, dan penatalaksanaan.
Dari hasil asuhan kebidanan diharapkan bidan bisa lebih mengoptimalkan
dalam melaksanakan asuhan kebidanan komprehensif Akseptor aktif hormonal
suntik 1 bulan dengan peningkatan berat badan dengan manajemen kebidanan
SOAP.

Kata kunci: Akseptor aktif hormonal, Suntik 1 bulan, Peningkatan BB

PENDAHULUAN populer di Indonesia adalah


Permasalahan kesehatan kontrasepsi suntik. Kontrasepsi
reproduksi masih banyak sekali yang suntik yang digunakan adalah
harus dikaji, tidak hanya tentang Noretisteron Enantat (NETEN),
organ reproduksi saja tetapi ada Depo Medroksi Progesteron Acetat
beberapa aspek, salah satunya adalah (DMPA). (Sarwono, 2006).
kontrasepsi. Saat ini tersedia banyak Namun banyak pengguna
metode atau alat kontrasepsi meliputi kontrasepsi suntik yang berhenti
IUD, suntik, pil, implant, kontap, dikarenakan efek sampingnya berupa
kondom. Salah satu kontrasepsi yang gangguan pola haid, kenaikan berat
badan, sakit kepala, dan rasa sebesar 6.669 orang (2,8%), akseptor
ketidaknyamanan diperut (Naser MOP sebesar 542 orang (0,23%),
etal.2009). akseptor kondom sebesar 3.630
Kontrasepsi suntik memiliki orang (1,5%), akseptor implan
kelebihan dan kekurangan. sebesar 28.549 orang (12,2%),
Kekurangan dari kontrasepsi suntik akseptor suntik sebesar 119.516
adalah terganggunya pola haid orang (51,1%), dan akseptor pil
diantaranya adalah amenorrhea, sebesar 57.050 (24,4%).
menoragia dan muncul bercak Berdasarkan penelitian yang
(spotting), terlambatnya kembali dilakukan di Puskesmas lamongan
kesuburan setelah penghentian pada bulan Januari-Desember 2014
pemakaian, dan peningkatan berat yakni dari 7.419 PUS ditemukan
badan (Saifuddin, 2006). orang yang memakai Kontrasepsi
Kontrasepsi suntik 1bulan Suntik 3 bulan 2.231 orang (30%)
merupakan jenis suntikan kombinasi dan Kontrasepsi Suntik 1 bulan
yang berisi 25 mg depo medrogsi 2.100 orang (28%), Kontrasepsi Pil
progesteron asetat dan 5 mg estradiol 1.463 orang (19,7%),Implan 282
sipinioat yang diberikan injeksi IM orang (3,8%),IUD 678 orang (9,2%),
sebulan sekali (Saifuddin,2005). kondom 206 orang (2,7%) MOW
Secara Nasional pada bulan 414 orang (5,6%), MOP 45 orang
Januari-Desember 2014 Akseptor (0,6%), Efek samping dari
Kontrasepsi sebanyak 663.221 kontrasepsi suntik 1 bulan di
peserta yakni 52.321 peserta IUD antaranya amenorea 40 orang
(7.89%), peserta MOW (1.49%), (0,92%), spotting 44 orang (1,01%),
49.577 peserta implant (7,47%), sakit kepala 45 orang (1,03%),
334.214 peserta suntik (50,39%), Menoragia 45 orang (1,03%),
176.516 peserta pil (26.61%), 1.691 peningkatan berat badan 46 orang
peserta MOP (0,25%) dan 39.062 (1,06%), dan tidak ada keluhan
peserta kondom (5,89%) (BKKBN, 1.880 orang (43,4%).
2014). Faktor peningkatan berat
Menurut tabel provinsi masa badan akseptor suntik kemungkinan
kini tahun 2014, jumlah wanita usia besar karena kandungan dalam
subur di propinsi Jawa Timur adalah kontrasepsi suntik merangsang pusat
5.765 orang dengan pengguna pengendali nafsu makan di
Sterilisasi wanita (3,5%), Sterilisasi hipotalamus yang menyebabkan
pria (0,3%), Pil (14,7%), IUD akseptor makan lebih banyak
(5,0%), Suntik (34,7%) Implant daripada biasanya. Untuk
(3,1%), Kondom (1,3%), Senggama mendapatkan gambaran nyata
terputus (1,2%), lainnya (0,3%), tentang kejadian peningkatan berat
tidak memakai KB (34,7%) (SDKI, badan yang dialami akseptor
2012). kontrasepsi suntik maka perlu
Menurut laporan pencapaian dilakukan suatu penelitian untuk
Kontrasepsi Dinas Kesehatan mengetahui sejauh mana pengaruh
Kabupaten Lamongan tahun 2014, kontrasepsi suntik dengan
jumlah akseptor Kontrasepsi pada peningkatan berat badan (Hartanto,
tahun 2014 total mencapai 2.304.928 2005). Faktor lain yang berperan
yang meliputi akseptor IUD sebesar penting dalam mempengaruhi berat
18.064 orang (7,7%), akseptor MOW
badan diantaranya adalah faktor HASIL DAN PEMBAHASAN
genetik dan regulasi Data subyektif
Adapun upaya untuk mengatasi Pada data subyektif terdapat
masalah peningkatan berat badan ini persamaan antara tinjauan kasus dan
yakni dengan mengurangi makanan pustaka, untuk tinjaun kasus keluhan
yang mengandung lemak (diet), utama didapatkan hal yang
memperbanyak olahraga seperti menunjang pada akseptor hormonal
senam atau lari-lari kecil dan suntik 1 bulan berat badan
memberi konseling kepada akseptor meningkat, gemuk, nafsu makan
bahwa kenaikan atau penurunan yang meningkat, Pada tinjauan
berat badan sebanyak 1-2 kg dapat pustaka akseptor aktif hormonal
saja terjadi maka perhatikan diet suntik 1 bulan dengan peningkatan
klien bila perubahan berat badan berat badan memang banyak
berlebihan, hentikan suntikan dan ditemukan keluhan utama pasien
anjurkan untuk mengganti metode seperti nafsu makan yang meningkat,
kontrasepsi yang lain seperti Implant, merasa gemuk dan berat badan naik.
Pil atau IUD (Prawirohardjo, 2011) Teori yang mendukung antara
Mengingat pentingnya suatu tinjauan kasus dan tinjauan pustaka
asuhan yang harus diberikan pada disebabkan karena hormon
klien yang mengalami masalah progesteron yang merangsang pusat
dengan peningkatan berat badan pengendalian nafsu makan
maka penulis akan mengambil judul dihipotalamus yang menyebabkan
“ Asuhan Kebidanan Komprehensif nafsu makan tidak bisa terkendali
Akseptor Aktif Hormonal Suntik 1 (Winknjosastro, 2006).
Bulan dengan Peningkatan Berat Dari tinjauan kasus dan
Badan di Puskesmas Lamongan tinjauan teori pada akseptor aktif
Tahun 2015.” hormonal suntik 1 bulan dengan
peningkatan berat badan, memang
TUJUAN PENELITIAN banyak terdapat persamaan pada
Untuk mengetahui gambaran keluhan utama adanya nafsu makan
tentang Pelaksanaan Asuhan yang meningkat karena hormon
Kebidanan Komprehensif Akseptor progesteron yang merangsang pusat
aktif hormonal Suntik 1 Bulan pengendalian nafsu makan di
dengan Peningkatan Berat Badan di hipotalamus.
Puskesmas Lamongan Tahun 2015. Dikuatkan oleh teori yang
menyebutkan Penyebab peningkatan
METODE PENELITIAN berat badan pada akseptor suntik 1
Dalam pemberian asuhan bulan kemungkinan disebabkan
kebidanan kehidupan pada klien karena hormon progesteron yang
bidan menggunakan metode merangsang pusat pengendalian
pendekatan pemecahan masalah nafsu makan di hipotalamus yang
dengan difokuskan pada suatu proses menyebabkan akseptor makan lebih
sistematis dan analisis. Pemberian banyak dari pada biasanya (Hartanto,
asuhan kebidanan tersebut, penulis 2004).
menggunakan untuk langkah Data Obyektif
manajemen kebidanan SOAP yakni Pada data Obyektif terdapat
Subyektif, Obyektif, Analisa Data persamaan antara tinjauan kasus dan
dan Penatalaksanaan. tinjauan pustaka menurut teori, untuk
BB dan LILA yang mengalami antara tinjauan pustaka dengan
peningkatan, pada tinjauan kasus tinjauan kasus.
diperoleh pemeriksaan antropometri Teori yang mendukung
BB sebelum mamakai suntik 1 bulan persamaan antara tinjauan kasus dan
58 kg, BB sesudah memakai suntik 1 tinjauan pustaka di hitung menurut
bulan 72 kg, tinggi badan 155cm, rumus versi BMI menurut
Pada tinjauan pustaka pada WHO.menurut teori (Kasdu, 2010).
pemeriksaan umum BB dan LILA Pada kasus suntik 1 bulan
terdapat perbedaan antara kasus dengan peningkatan BB, dilakukan
akseptor aktif hormonal suntik 1 pemeriksaan menggunakan rumus
bulan dengan peningkatan BB BMI dan ditemukan pasien
dengan kasus yang fisiologis yang mengalami Overweight dikarenakan
mengalami peningkatan BB dan nafsu makan yang tak terkendali
LILA. karena adanya kandungan hormon
Teori yang mendukung pada suntik 1 bulan.
persamaan antara tinjauan kasus dan Di kuatkan oleh teori rumus
tinjaun pustaka karena kenaikan berat badan ideal versi BMI menurut
berat badan adalah efek samping dari WHO yang menyebutkan kategori
pemakaian suntik 1 bulan, akan kelebihan berat badan (overweight)
tetapi tidak selalu kenaikan berat 25-29 ( Hartanto, 2005)
badan tersebut diakibatkan dari Penatalaksanaan
pemakaian suntik 1 bulan, menurut Pada penatalaksanaan terdapat
teori (Nurahmah, 2007). persamaan antara tinjauan kasus dan
Pada kasus suntik 1 bulan tinjauan pustaka, diperoleh hasil
dengan peningkatan BB terdapat persamaan antara tinjauan
mendapatkan pemeriksaan BB dan pustaka dan tinjauan kasus. Tinjauan
LILA dan hasilnya nanti terjadi pustaka pada penatalaksanaan
peningkatan berat badan setelah memberikan konseling tentang KB
memakai kontrasepsi suntik 1 bulan. beserta dengan efek sampingnya,
Di kuatkan oleh teori yang mengurangi makanan yang
mengatakan pola konsumsi yang tak mengandung banyak lemak,
terkendali dapat mengakibatkan melakukan banyak aktifitas,
masalah gizi dan kenaikan berat melakukan olahraga, memberikan
badan (Overweight) (Waspadji, motivasi dan semangat kepada
2005). akseptor tentang perubahan yang
Analisa Data dialami, menganjurkan akseptor
Pada analisa data terdapat untuk mengganti alat kontrasepsinya
persamaan antara tinjauan kasus dan ke kontrasepsi selain hormonal jika
tinjauan pustaka, menurut teori berat badan semakin meningkat,
(Ayurai, 2009). Masalah aktual pada tinjauan kasus didapatkan
teori ditemukan masalah yang timbul penanganan akseptor hormonal 1
ditemukan kelebihan berat badan bulan dengan peningkatan berat
(Overweight), sedangkan pada badan yakni memberikan konseling
tinjauan kasus masalah aktual yang tentang KB beserta dengan efek
timbul akibat peningkatan berat sampingnya, mengurangi makanan
badan ditemukan kelebihan berat yang mengandung banyak lemak,
badan (Overweight), jadi pada melakukan banyak aktifitas,
masalah aktual ditemukan persamaan melakukan olahraga, memberikan
motivasi dan semangat kepada untuk dan tianjaun pustaka pada
akseptor tentang perubahan yang kb suntik 1 bulan dengan
dialami, menganjurkan akseptor peningkatan berat badan.
untuk mengganti alat kontrasepsinya Saran
ke kontrasepsi selain hormonal jika 1. Bagi institusi
berat badan semakin meningkat. Di pergunakan sebagai bahan
Teori yang mendukung antara tambahan kepustakaan yang
tinjauan kasus dan tinjauan pustaka memerlukan acuan perbandingan
sama-sama memberikan HE tentang pada penanganan khusus dan
pola aktifitas, melakukan olahraga, sebagai referensi Asuhan
menurut teori.(Saifuddin, 2010). Kebidanan Komprehensif
Pada kasus suntik 1 bulan Akseptor aktif hormonal Suntik
sama-sama memberikan HE tentang 1 Bulan dengan Peningkatan
banyak melakukan aktifitas, Berat Badan.
melakukan olahraga dikarenakan 2. Bagi Tempat Penelitian
dengan melakukan aktifitas seperti Sebagai bahan pertimbangan
itu bisa menurunkan berat badan bagi lahan praktek untuk lebih
pada pasien. mengoptimalkan dalam
Di perkuat oleh teori yang melaksanakan asuhan kebidanan
mengatakan memperhatikan diet komprehensif Akseptor aktif
klien jika perubahan badan terlalu hormonal suntik 1 bulan dengan
mencolok,memberikan KIE tentang peningkatan berat badan dengan
cara diet rendah kalori yakni diet manajemen kebidanan SOAP.
yang mengandung rendah kalori 3. Bagi Pasien
dengan cukup mengandung nutrient Sebagai salah satu sumber
sesuai dengan kebutuhan, dan bila pengetahuan bagi masyarakat,
berat badan berlebihan hentikan khususnya bagi wanita usia subur
suntikan dan anjurkan metode tentang pentingnya Asuhan
kontrasepsi yang lain. kebidanan komprehensif
Akseptor aktif hormonal suntik 1
KESIMPULAN DAN SARAN bulan dengan peningkatan berat
Kesimpulan badan.
1. Pengkajian Subyektif terdapat
persamaan tinjauan kasus untuk DAFTAR PUSTAKA
keluhan utama pada kb suntik 1
bulan dengan peningkatan berat Bkkbn, Laporan Pendahuluan SDKI,
badan. http://www.bkkbn.go.id/litba
2. Pengkajian Obyektif terdapat ng/pusdu/Hasil%20Penelitian
persamaan tinjauan kasus untuk /SDKI%202012/Laporan%20
pemeriksaan antropometri pada Pendahuluan%20SDKI%202
kb suntik 1 bulan dengan 012.pdf, Diaksespadatanggal
peningkatan berat badan. 22-05-2013
3. Analisa Data terdapat persamaan
tinjauan kasus untuk masalah Bobak, dkk. 2007. Perawatan
aktual kb suntik 1 bulan dengan Maternitas dan Ginekologi.
peningkatan berat badan. Jakarta : EGC.
4. Penatalaksanaan terdapat
persamaan antara tinjauan kasus
Depkes, RI. 2007. Asuhan Kesehatan Prawirorahardjo, Sarwono. 2007.
Anak dalam Konteks Ilmu Kebidanan. Jakarta:
Keluarga. Jakarta : Pusat Bina Pustaka Sarwono
Pendidikan Tenaga Prawirorahardjo.
Kesehatan Depkes RI.
Prawirohardjo, Sarwono. 2008. Buku
Estiwidani, Dwana.2008. Konsep Panduan Praktis Pelayanan
Kebidanan. Jakarta : Kesehatan Maternal dan
Fitramaya Neonatal. Jakarta. Yayasan
Bina Pustaka Sarwono
Handayani, Sri.2011 Buku Ajar Prawirahardjo.
Pelayanan Keluarga
Berencana. Yogyakarta : Senoputra, Andrian. Penyebab dan
Pustaka Rihama Penanganan
Amenorea.http://beritacyber.
Hartanto, Hanafi.2010. Keluarga Diakses tanggal 15 juni 2013.
Berencana Dan Kontrasepsi.
Jakarta : Pustaka Sinar Syaifudin, Abdul Bari. Afandi,
Harapan Biran. Baharudin, Moh.
SoekirSoekaemi.2010. Buku
JNPK-KR. 2008. Asuhan Persalinan Panduan Praktis Pelayanan
Normal dan Inisiasi Kontrasepsi.Jakarta :
Menyusui Dini. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
JNPK-KR. Sarwono Prawirohardjo.

Laboratorium, Suherni, dkk. 2009. Perawatan Masa


klinik.2013.Amenorea.http:// Nifas. Yogyakarta:
prodia.co.id/penyakit- Fitramaya.
dandiagnosa/amenorea.diakse Winkjosastro, Hanifa. 2007. Ilmu
stanggal 15 juni 2013. Kebidanan. Jakarta : EGC.

Mansjoer, Arif. 2007. Kapita Selekta Winkjosastro, Hanifa. 2008. Ilmu


KedokteranJilid I Edisi Kebidanan. Jakarta : EGC.
ketiga. Jakarta : Media
AesculapiusFakultas
Kedokteran Universitas
Indonesia.

Manuaba, Ida Bagus Gde. 2007.


Pengantar Kuliah Obstetri.
Jakarta : EGC.
Manuaba, Ida Bagus Gede. 2008.
Ilmu Kebidanan, Penyakit
Kandungan dan KB Untuk
Pendidikan Bidan. Jakarta :
EGC.

Anda mungkin juga menyukai