Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

“KEKURANGAN ENERGI KRONIS (KEK)”


NY. F DI WILAYAH PUSKESMAS NGESREP

DISUSUN OLEH

Rr. Retno Jayanti H. H.

P1337420918128

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
2018
Kekurangan Energi Kronis (KEK)

A. DEFINISI
Kekurangan Energi Kronik (KEK) adalah salah satu keadaan malnutrisi. Dimana
keadaan ibu menderita kekurangan makanan yang berlangsung menahun (kronik) yang
mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan pada ibu secara relative atau absolut satu
atau lebih zat gizi (Helena, 2013).
Menurut Depkes RI (2002) menyatakan bahwa kurang energi kronis merupakan
keadaan dimana ibu penderita kekurangan makanan yang berlangsung pada wanita usia
subur (WUS) dan pada ibu hamil. Kurang gizi akut disebabkan oleh tidak mengkonsumsi
makanan dalam jumlah yang cukup atau makanan yang baik (dari segi kandungan gizi)
untuk satu periode tertentu untuk mendapatkan tambahan kalori dan protein (untuk
melawan) muntah dan mencret (muntaber) dan infeksi lainnya.

B. ETIOLOGI
Keadaan KEK terjadi karena tubuh kekurangan satu atau beberapa jenis zat gizi yang
dibutuhkan. Beberapa hal yang dapat menyebabkan tubuh kekurangan zat gizi antara lain:
jumlah zat gizi yang dikonsumsi kurang, mutunya rendah atau keduanya. Zat gizi yang
dikonsumsi juga mungkin gagal untuk diserap dan digunakan untuk tubuh (Helena, 2013).
Faktor-faktor yang mempengaruhi Kekurangan Energi Kronik (KEK).
Menurut (Djamaliah, 2008) antara lain :
1) Jumlah asupan makanan
2) Usia ibu hamil
3) Beban kerja/Aktifitas
4) Penyakit /infeksi
5) Pengetahuan ibu tentang Gizi
6) Pendapatan keluarga
7) Pemeriksaan Kehamian ( Perawatan Ante Natal)

C. MANIFESTASI KLINIS
1. Tanda-tanda KEK menurut sediaoetomo (2002), meliputi:
a. Lingkar lengan atas (LILA) kurang dari 23,5 cm
b. Badan kurus
c. Rambut kusam
d. Turgor kulit kering
e. Conjungtiva pucat
f. Tensi kurang dari 100 mmHg
g. Hb kurang dari normal (<11 gr%)
2. Gejala KEK menurut winkjosastro (2002), meliputi:
a. Nafsu makan kurang
b. Mual
c. Badan lemas
d. Mata berkunang-kunang
D. PATHWAY

Krisis ekonomi,politik dan sosial

Pengangguran,inflasi, kurang pangan dan kemiskinan

Kurang pendidikan, pengetahuan dan ketrampilan

Persediaan makan Pola asuh tidak Kesling dan yankes


tidak cukup memadai tidak memadai

Konsumsi gizi tidak cukup Penyakit

Ibu hamil KEK


E. AKIBAT
a. Akibat KEK pada ibu hamil yaitu :
1) Terus menerus merasa letih
2) Kesemutan
3) Muka tampak pucat
4) Kesulitan sewaktu melahirkan
5) Air susu yang keluar tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi, sehingga bayi
akan kekurangan air susu ibu pada waktu menyusui.
b. Akibat KEK saat kehamilan terhadap janin yang dikandung antara lain :
1) Keguguran
2) Pertumbuhan janin terganggu hingga bayi lahir dengan berat lahir rendah
(BBLR)
3) Perkembangan otak janin terlambat, hingga kemungkinan nantinya
kecerdasaan anak kurang, bayi lahir sebelum waktunya (Prematur)
4) Kematian bayi (Helena, 2013).

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1) Pemeriksaan Antropometri antara lain: pengukuran LILA(Lingkar Lengan Atas) <
23,5 cm, IMT < 18,5, kenaikan berat badan ibu kurang dari 1 kg pada trimester
pertama, kurang dari 3 kg pada trimester kedua, dan kurang dari 6 kg pada trimester
ketiga
2) Pemeriksaan Klinis yaitu tampak lemah dan pucat, conjungtiva pucat, nadi lemah
atau lambat, keringat dingin
3) Pemeriksaan Laboratorium yaitu serum albumin (gr/100ml) wanita hamil <3,0
(kurang), 3,0-3,4 (criteria margin), 3,5+(cukup) dan serum protein (gr/100ml)
wanita hamil 5,5 (kurang), 5,5-5,9(criteria margin), 6,0+ (cukup).
4) Pemeriksaan Dietetik digunakan food recall 24 jam. Metode ini dapat memberikan
gambaran asupan zat gizi yang lebih optimal dan memberikan variasi yang lebih
besar tentang intake ibu hamil (individu). Hasil dibandingkan dengan AKG yakni
1900 kkal ditambah 180 kkal pada trimester I, 300 pada trimester II dan III.
5) Sensitivity dan Specifity dalam penelitian ini pengukuran LILA tidak dapat
digunakan untuk memantau perubahan status gizi dalam jangka pendek melainkan
jangka panjang (kronis) karena mencerminkan tumbuh kembang jaringan lemak dan
otot yang tidak berpengaruh banyak oleh cairan tubuh. LILA hanya sensitif untuk
mereka wanita usia subur dan ibu hamil. Pengukuran LILA digunakan karena
pengukurannya sangat mudahdan dapat dilakukan oleh siapa saja.

G. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan ibu hamil dengan dengan KEK menurut Depkes RI (2012) yaitu
dengan cara penyelenggaraan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) dimana PMT yang
dimaksudkan adalah berupa makanan tambahan bukan sebagai pengganti makanan utama
sehari hari.
Makanan tambahan pemulihan ibu hamil dengan KEK adalah makanan bergizi
yang diperuntukan bagi ibu hamil sebagai makanan tambahan untuk pemulihan gizi,
mkanan tambahan ibu hamil diutamakan berupa sumber protein hewani maupun nabati
misalnya seperti ikan, telur, daging, ayam, kacang-kacangan dan hasil olahan seperti
temped an tahu. Makanan tambahan diberikan sekali sehari selama 90 hari berturut-turut,
berbasis makanan lokal dapat diberikan makanan keluarga atau makanan kudapan lainnya.
Adapun Penatalakasanaan ibu hamil dengan kekurangan energi kronis menurut para ahli
lainnya, yaitu :
1. Memberikan penyuluhan dan melaksanakan nasehat atau anjuran.
a. Tambahan Makanan
Makanan pada ibu hamil sangat penting, karena makanan merupakan sumber gizi yang
dibutuhkan ibu hamil untuk perkembangan janin dan tubuhnya sendiri (Notoadmojo,
2008).
Keadaan gizi pada waktu konsepsi harus dalam keadaan baik, dan selama hamil harus
mendapat tambahan protein, mineral dan energi (chinue, 2011).

PORSI HIDANGAN
BAHAN MAKANAN JENIS HIDANGAN
SEHARI
Nasi 6 porsi Makan pagi
Sayuran 3 mangkok Nasi, 1,5 porsi (150gr)
Buah 4 potong Ikan/daging 1 potong
sedang (40gr)
Tempe 3 potong Sayur 1 mangkok
Daging 3 potong Buah 1 potong
Susu 2 gelas Selingan
Minyak 5 sendok teh Selingan
Gula 2 sendok teh Susu 1 gelas dan buah
1 potong sedang.
Makan siang :
Nasi 3 porsi (300gr)
Lauk, sayur dan buah
sama dengan pagi.
Selingan :
Susu 1 gelas dan buah
1 potong sedang
Makan malam :
Nasi 2,5 porsi (250gr)
Lauk, buah dan sayur
sama dengan
pagi/siang
Selingan :
Susu 1 gelas

b. Istirahat lebih banyak


Ibu hamil sebaiknya menghemat tenaga dengan cara mengurangi kegiatan yang
melelahkan siang 4 jam/hari, malam 8 jam/hari (Wiryo, 2012).

2. Pemberian Makanan Tambahan (PMT)


a. Contoh makanan tambahan antara lain : susu untuk ibu hamil.
Makanan yang berprotein (hewani dan nabati), susu, roti, dan biji-bijian, buah dan
sayuran yang kaya vit C, sayuran berwarna hijau tua, buah dan sayuran lain (Nanin
Jaja, 2007)
b. Cara mengolah makanan menurut Proverawati (2009)
Sebaiknya makanan jangan terlalu lama disimpan. Untuk jenis sayuran segera
dihabiskan setelah diolah, susu sebaiknya jangan terlalu lama terkena cahaya karena
akan menyebabkan hilangnya vitamin B, jangan digarami daging atau ikan sebelum
dimasak dan apabila makanan yang mengandung protein lebih baik dimasak jangan
terlalu panas.
c. Apabila terjadi atau timbul masalah medis, maka hal yang perlu dilakukan menurut
saifuddin (2003) adalah :
1) Rujuk untuk konsultasi
2) Perencanaan sesuai kondisi ibu hamil
3) Minum tablet zat besi tatau tambah darah
4) Periksa kehamilan secara teratur

3. Penambahan BB normal pada ibu hamil sebagai berikut :


H. PENGKAJIAN
1. IDENTTAS
2. ANAMNESA ( DATA SUBJEKTIF )
1. Keluhan utama
2. Riwayat Menstruasi
3. Riwayat hamil ini
4. Riwayat penyakit
5. Riwayat perkawinan
6. Riwayat Keluarga Berencana
7. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu
8. Pola Kebutuhan Sehari-hari.
3. PEMERIKSAAN FISIK ( DATA SUBJEKTIF )
1. Status Generalis
a. KU
b. Kesadaran
c. TTV
d. TB
e. BB Sebelum hamil
f. BB Sekarang
g. LILA
2. Pemeriksaan Sistematis
a. Kepala
b. Leher
c. Dada dan Axilla
d. Ektremitas
3. Pemeriksaan Khusus Obstetri
a. Abdomen
1) Inspeksi
a) Pembesaran perut
b) Bentuk Perut
c) Linea Albican / nigra
d) Strie Alba / Livide
e) Kelainan
f) Pergerakan anak
2) Palpasi
a) Kontraksi
b) Leopold I
c) Leopold II
d) Leopold III
e) Leopold IV
f) TFU
g) TBJ

3) Auskultasi
a. DJJ
b. Pemeriksaan panggul
c. Anogenital
I. DIAGNOSA KEPERAWATAN
- Diagnosa
1. Ibu cemas dengan keadaannya dan khawatir dengan keadaan bayinya.
2. Ibu kurang pengetahuan tentang gizi ibu hamil.
- Intervensi
1. Berikan support mental pada ibu.
2. Memberi pengetahuan pada ibu tentang gizi ibu hamil.
DAFTAR PUSTAKA

Prawirohardjo, Sarwono, 2003. Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka : Jakarta

Prawirohardjo, Sarwono dkk. 2013. Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBP- SP.

Manuaba, Ida Bagus Gde. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC.

Mochtar, Rustam. 2011. Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC

Seksi Gizi Subdir Bina Yankes, 2009. Mencegah Ibu Hamil Kurang Energi Kronis (KEK)
dengan gizi seimbang.

Anda mungkin juga menyukai