Anda di halaman 1dari 18

Status pertumbhuan bayi 0-1 tahun dari ibu dengan riwayat

kekurangan energi Kronis (KEK) Semasa Hamil di sala tiga

Oleh:
Asai wasini
462021408

Program Ktudi ilmu Kedokteran dan Ilmu


Kesehatan Univeresitas Kristen Satya Wacana Sala
tiga
2024/2025
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang M asalah

World Health Organization (WHO) pada tahun 2015 melaporkan bahwa


Angka Kematian Ibu (AKI) sebanyak 99% terjadi di Nnegara berkembang. Salah satu data
yang dipaparkan adalah data dari ASEAN Millenium Development Goals (MGDs) tahun
2017 menunjukkan bahwa pada tahun 2015 kematian ibu di Indonesia masih mencapai 305
per
100.000 kelahiran hidup. Angka ini lebih tinggi tiga kali lipat dari pada target MGDs Indonesia
yaitu 102 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini menempatkan Indonesia sebagai negara
dengan angka kematian ibu tertinggi kedua di Asia Tenggara 1.
Romauli 2 mengatakan bahwa pendarahan menempati persentase tertinggi penyebab kematian
ibu di Indonesia sebesar 28%. Sementara itu anemia dan kekurangan energi kronis (KEK)
pada ibu hamil menjadi penyebab utama terjadinya perdarahan dan infeksi yang merupakan
faktor kematian utama. Penyebab kematian tersebut erat hubungannya dengan asupan gizi pada
ibu hamil, seperti perdarahan merupakan salah satu akibat kekurangan zat besi yang juga ada
hubungannya dengan asupan gizi pada ibu hamil 3.
Berdasarkan profil kesehatan Indonesia tahun 2015, sebanyak 26.518 balita mengalami gizi
buruk dengan prevalensi gizi buruk sebanyak 3,8% di Indonesia. Dilihat dari data provinsi
jumlah balita yang menderita gizi buruk di Jawa Tengah adalah sebanyak 992 orang. Pada
tingkat kota Salatiga terdapat ibu KEK dengan prevalensi sebanyak 5,78% di tahun 2018. Pada
wanita usia subur (WUS) Angka KEK pada ibu hamil menurun dari tahun 2013 sebesar
24,2%, menjadi 17,3% di tahun 2018.
KEK merupakan keadaan dimana ibu mengalami kekurangan makanan yang

berlangsung menahun (kronis) mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan pada ibu


disebabkan karena ketidakseimbangan asupan giziantara energi dan protein, sehingga zat
gizi yang dibutuhkan oleh tubuh tidak tercukupi. KEK dapat terjadi pada Wanita Usia Subur
(WUS) dan pada ibu hamil. Seseorang menderita KEK jika nilaiLILA <23,5 cm 4.
Salah satu penyebab KEK adalah faktor pola konsumsi. Pola konsumsi makanan
masyarakat Indonesia biasanya mengandung sumber besi hewani yang rendah dan tinggi
sumber besi
nabati, sedangkan makanan yang masuk ke dalam sumber protein hewani mempunyai zat
bermanfaat yang lebih banyak. Menu makanan yang mengandung protein nabati juga
banyak yang mengandung serat dan asam fitat yang merupakan faktor penghambat
penyerapan zat besi dalam tubuh 5.
Ibu yang mengalami KEK hingga trimester III berisiko melahirkan bayi stunting karena
pertumbuhan linier bayi memasuki masa sensitif sejak periode mid-gestation (pertengahan
kehamilan/trimester ll) 6. Stunting merupakan suatu keadaan dimana tinggi badan anak
terlalu rendah. Stunting merupakan keadaan tubuh pendek sebagai akibat dari masalah gizi
malnutrisi kronik. Stunting dapat dinilai menggunakan indikator panjang badan menurut
umur (PB/U). Seorang bayi lahir dikatakan stunting apabila panjang badan lahir <46,1 cm
untuk laki-laki dan 45,4 cm untuk perempuan 6.
Salah satu masalah kesehatan masyarakat di negara berkembang adalah masalah gizi.
Masalah gizi menjadi salah satu penyebab kematian ibu secara langsung maupun tidak
langsung yang sebenarnya masih dapat dicegah. Rendahnya asupan gizi dan status gizi ibu
hamil selama kehamilan berdampak tidak baik bagi ibu dan bayi. Salah satunya adalah bayi
lahir dengan berat
badan lahir rendah (BBLR), yaitu berat badan lahir di bawah 2500 gram. Di Jawa Tengah
terdapat 6,1 % bayi dengan lahir BBLR. Bayi yang terlahir BBLR memiliki peluang
meninggal
35 kali lebih tinggi dibandingkan dengan beratbadan lahir di atas 2500 gram. Penurunan
kejadian BBLR dapat dicapai melalui pengawasan pada ibu hamil dengan menemukan dan
memperbaiki faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin dan
neonates 7.
Status gizi merupakan salah satu ukuran keberhasilan dalam masa kehamilan. Status
gizi juga didefinisikan sebagai status kesehatan yang dihasilkan oleh keseimbangan
antara kebutuhan dan masukan zat gizi nutrient. Gizi ibu hamil adalah makanan sehat
dan seimbang yang harus dikonsumsi ibu selama masa kehamilannya, dengan porsi
dua kali makan orang yang tidak hamil 8. Agar memperoleh bayi lahir dengan sehat
ibu perlu memperhatikan makanan yang dikonsumsi selama hamil. Berikut zat gizi
yang dibutuhkan selama kehamilan dan berapa banyak angka kecukupannya, sesuai
dengan AKG (angka kecukupan gizi) 2012:
1. Energi
Sebelum ibu hamil, energi kalori yang di butuhkan tubuh sebanyak 2250 kalori.
Tambahan energi sangat penting untuk pertumbuhan janin. Ibu membutuhkan 80.000
Kkal hingga melahirkansehingga ibu membutuhkan tambahan 300 Kkal sehari.
Kebutuhan kalori tiap trimester antara lain:
a. Trimester I, kebutuhan kalori meningkat,
+180 kalori.
b. Trimester II, kebutuhan kalori akan meningkat sebesar +300 kalori untuk
kebutuhan ibu yang meliputi penambahan volume darah, pertumbuhan uterus,
payudara dan lemak.
c. Trimester III, kebutuhan kalori akan meningkat +300 kalori untuk pertumbuhan
janin dan plasenta.
2. Protein
Kebutuhan tambahan protein tergantung kecepatan pertumbuhan janinnya. Trimester
pertama kurang dari 6 gram tiap hari sampai trimester dua. Trimester terakhir pada
waktu pertumbuhan janin sangat cepat sampai 10 gram/hari. Bila bayi sudah
dilahirkan protein dinaikkan menjadi 15 gram/hari.
3. Lemak
Pada kehamilan trimester III kadar lemak akan meningkat sehingga lemak sangat di
butuhkan untuk perkembangan dan pertumbuhan janin sebagai kalori unuk
pertumbuhan. Lemakjuga di simpan untuk persiapan ibu menyusui.

Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber kalori yang dibutuhkan selama kehamilan untuk
pertumbuhan dan perkembangan janin. Jenis karbohidrat yang dianjurkan adalah
karbohidrat kompleks seperti roti, serelia, nasi dan pasta. Kandungan dalam
karbohidrat kompleks yaitu vitamin dan mineral serta meningkatkan asupan serat
untuk mencegah terjadinya konstipasi.
4. Vitamin
Vitamin sangat dibutuhkan selama kehamilan untuk mendukung pertumbuhan dan
perkembangan janin serta proses diferensiasi sel. Vitamin yang di konsumsi oeh
ibu hamil meliputi vitamin A,B,C,D,E, dan K.
5. Mineral
Wanita hamil juga membutuhkan lebih banyak mineral dibandingkan sebelum
hamil.Kebutuhan mineral diperlukan untuk mendukung pertumbuhan dan
perkembangan janin serta prosesdiferensiasi sel.

4
Bagi ibu hamil, pada dasarnya semua zat gizimemerlukan tambahan, namun
yang sering kali menjadi kekurangan adalah energi protein dan beberapa mineral
seperti zat besi dan kalsium.
Pengaruh KEK terhadap proses persalinandapat mengakibatkan persalinan
sulit dan lama,persalinan sebelum waktunya (prematur), perdarahan setelah
persalinan, serta persalinan dengan operasi cenderung meningkat. KEK ibu hamil
dapat mempengaruhi proses pertumbuhanjanin dan dapat menimbulkan keguguran,
abortus, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi,
asfiksia intra partum (mati dalam kandungan), lahir dengan berat badan lahir
rendah (BBLR). Bila BBLR bayi mempunyai risiko kematian, gizi kurang,
gangguan pertumbuhan, dan gangguan perkembangan anak. Berat bayi lahir
merupakan cerminan status gizi ibu pada waktu konsepsi. Gizi ibu yang buruk
pada saat kehamilan akan lebih seringmenghasilkan bayi dengan BBLR atau lahir
mati dan menyebabkan cacat bawaan. Selain itu, bayi dengan BBLR umumnya
akan mengalami proses hidup jangka panjang yang kurang baik. Bayi BBLR
memiliki risiko mengalami tumbuh kembang lebih lambat dibandingkan dengan
bayi yang lahir dengan berat badan normal. Selain gangguan tumbuh kembang,
individu dengan riwayat BBLR mempunyai faktor risiko tinggi untuk terjadinya
hipertensi, penyakit jantung dan diabetes setelah mencapai usia 40 tahun 9.

Berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik untuk mengetahui gambaranbayi


yang telah dilahirkan usia 0-1 tahun melalui status gizi ibu hamil Januari 2018 sampai
Desember 2018 di Puskesmas Kota Salatiga. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini
adalah untuk mendeskripsikan status pertumbuhan bayi 0–1 tahun dari ibu dengan
riwayat KEK semasa hamil di Salatiga. Pertumbuhan

5
6
B. Tujuan Penelitian1 .

Tujuan umum dalam penelitian ini untuk meningkatkan kemampuan status


pertumbumbuahn bayi0-1 tahun dari ibu dengan riwayat dengan kekurangan energi kronis (KEK)
semasa Hamil.
7
C. Tujuan Umum

a .Menganalisis Dampak KEK pada Pertumbuhan Bayi:

Mengidentifikasi dan memahami dampak kekurangan energi kronis pada

pertumbuhan fisik dan perkembangan bayi selama tahun pertama kehidupan.

b. Menilai Risiko Berat Badan Rendah saat Lahir:

Menilai risiko bayi lahir dengan berat badan rendah dan memahami

hubungannya dengan KEK selama kehamilan.

C. Memahami Korelasi dengan Komplikasi Kesehatan:

Meneliti korelasi antara riwayat KEK selama kehamilan dengan kemungkinan

bayi mengalami komplikasi kesehatan, seperti infeksi, gangguan pernapasan,

atau masalah pertumbuhan lainnya.

d. Menilai Pengaruh Gizi pada Perkembangan Kognitif:

Meneliti apakah KEK selama kehamilan memiliki pengaruh pada

perkembangan kognitif bayi selama tahun pertama kehidupan.

e. Mengidentifikasi Faktor-Faktor Risiko dan Protektif:

Mengidentifikasi faktor-faktor risiko dan protektif yang dapat mempengaruhi

pertumbuhan dan perkembangan bayi dari ibu dengan riwayat KEK.

f .Memberikan Panduan untuk Perawatan dan Intervensi:

Menyediakan dasar bagi perawatan dan intervensi yang tepat untuk ibu hamil

dengan riwayat KEK, serta memberikan panduan untuk perawatan bayi setelah

lahir.

Memberikan Rekomendasi Kesehatan Masyarakat:

Memberikan data dan informasi yang dapat membantu dalam perumusan kebijakan

kesehatan masyarakat yang lebih baik untuk mendukung kesehatan ibu dan bayi.

Meningkatkan Kesadaran dan Pendidikan Kesehatan:

Meningkatkan kesadaran masyarakat dan memberikan pendidikan kesehatan

kepada ibu hamil dan masyarakat umum tentang pentingnya asupan nutrisi

selama kehamilan untuk mencegah KEK dan memastikan pertumbuhan bayi

yang optimal.
8

2 . Tujuan Khusus

menganalisis Dampak KEK pada Berat Badan Bayi saat Lahir:

1.) Menilai apakah riwayat KEK pada ibu selama kehamilan berhubungan dengan berat badan bayi saat
lahir.
Memantau Pertumbuhan Fisik Bayi:

2. ) Melakukan pemantauan rutin terhadap pertumbuhan fisik bayi, termasuk berat badan, panjang,
dan lingkar kepala, untuk memahami pola pertumbuhan selama tahun pertama kehidupan.
Menilai Risiko Komplikasi Kesehatan Bayi:

3. ) Menilai risiko bayi mengalami komplikasi kesehatan, seperti infeksi, gangguan pernapasan,
atau masalah pertumbuhan lainnya, yang mungkin terkait dengan KEK selama kehamilan.

A. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian yang dapat diambil dari penelitian ini adala h :

1. . Manfaat Teoristis

a. Memberikan kontribusi pada basis pengetahuan ilmiah tentang hubungan antara kondisi gizi ibu selama
kehamilan dan pertumbuhan bayi selama tahun pertama kehidupan. Hal ini dapat memperkaya
pemahaman kita tentang faktor-faktor yang memengaruhi kesehatan anak.
b. Membantu dalam mengidentifikasi dan memahami pola epidemiologi terkait KEK selama kehamilan,
serta dampaknya terhadap kesehatan bayi. Data ini dapat digunakan untuk perumusan kebijakan
kesehatan masyarakat yang lebih efektif.
c.
d. . Manfaat Praktis
e.
f. Pengembangan Program Pemantauan Kesehatan Bayi :
g. Data dan temuan penelitian dapat membantu pengembangan program pemantauan kesehatan bayi
yang lebih efektif, termasuk pemantauan pertumbuhan fisik dan perkembangan kognitif.
h. Memberikan Peningkatan Pelayanan Antenatal:
i. Menyediakan informasi yang lebih mendalam untuk perbaikan pelayanan antenatal,
memungkinkan pengenalan dini risiko KEK dan penyediaan dukungan yang lebih baik kepada ibu
hamil.
j. c . Peningkatan StraMemberikan landasan
k. untuk merancang strategi intervensi gizi yang lebih
l. efektif untuk ibutegi Intervensi Gizi:
9

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori
Kajian Kemampuan Status pertumbhuan bayi 0-1 tahun dari ibu
dengan riwayat

1. kekurangan energi kronis (KEK) semasa hamil


1 .Pengertian Pentingnya Gizi Selama Kehamilan:
Gizi yang baik selama kehamilan sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan
janin. Kekurangan energi kronis pada ibu hamil dapat berdampak negatif pada
kesehatan janin, termasuk pertumbuhan bayi.
2 .Pertumbuhan dan Perkembangan Bayi:
Masa 0-1 tahun merupakan periode kritis untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi. Faktor
nutrisi selama kehamilan dapat mempengaruhi ketahanan tubuh dan perkembangan sistem
saraf bayi.
3 .Risiko Kekurangan Energi Kronis (KEK):
Ibu dengan riwayat KEK selama kehamilan mungkin mengalami ketidakcukupan nutrisi yang
dapat mempengaruhi ketersediaan nutrisi untuk janin, dan kemudian memengaruhi
pertumbuhan 4 bayi setelahPentingnya ASI (Air Susu Ibu):

ASI merupakan sumber nutrisi utama bagi bayi selama 0-1 tahun. Kondisi kesehatan ibu
selama kehamilan dapat mempengaruhi produksi dan kualitas ASI, yang dapat berdampak
pada pertumbuhan bayi.
5.Faktor-faktor Lingkungan dan Sosial:
Faktor-faktor lingkungan dan sosial, seperti akses terhadap pangan, pendidikan gizi, dan
kondisi ekonomi keluarga, juga dapat memengaruhi status pertumbuhan bayi.
6 .Kesehatan Ibu dan Peranannya:
Kesehatan ibu, baik selama kehamilan maupun pasca persalinan, memiliki peran penting
dalam menjamin pertumbuhan bayi yang optimal.
7 .Intervensi dan Peningkatan Gizi:
Penting untuk mengidentifikasi dan memberikan intervensi yang tepat untuk meningkatkan
status gizi ibu hamil serta memberikan perhatian khusus terhadap nutrisi bayi selama 0-1
tahun. kelahiran.

Alasan

1. Pengaruh kekurangan nutrisi pada janin:

Kek pada ibu hamil dapat menyebabkan kekurangan nutrisi pada janin. Nutrisi yang
tidak mencukupi selama fase perkembangan janin dapat memengaruhi
pembentukan jaringan, organ, dan sistem tubuh bayi.
Risiko kelahiran bayi dengan berat badan rendah:

2. Ibu dengan riwayat kek cenderung memiliki risiko melahirkan bayi dengan berat

9
10

badan rendah. Berat badan rendah ini dapat menjadi indikator buruknya
pertumbuhan intrauterin dan memengaruhi kesehatan bayi setelah lahir.
3. Pengaruh terhadap sistem saraf dan kognitif:

Kekurangan nutrisi, terutama zat gizi yang penting untuk perkembangan otak seperti
asam folat dan zat besi, dapat memengaruhi perkembangan sistem saraf dan kognitif
bayi. Ini dapat berdampak pada perkembangan otak dan kecerdasan bayi.
Pengaruh terhadap sistem kekebalan tubuh:

Kondisi kek pada ibu dapat memengaruhi sistem kekebalan tubuh bayi. Bayi yang
lahir dari ibu dengan status gizi yang buruk mungkin lebih rentan terhadap infeksi dan
penyakit.
4. Pengaruh terhadap produksi air susu ibu (asi):

Kek dapat mempengaruhi produksi asi dan kualitas nutrisinya. Ini dapat
berdampak pada ketersediaan nutrisi yang tepat untuk bayi selama periode
menyusui.
1. berat badan lahir:

bayi yang lahir dari ibu dengan riwayat kek mungkin memiliki berat badan lahir yang rendah.
berat badan lahir rendah dapat menjadi indikator pertumbuhan intrauterin yang kurang
optimal.
2 .panjang badan lahir:

panjang badan lahir juga penting untuk diperhatikan. bayi yang lahir dari ibu dengan kek
mungkin memiliki panjang badan yang kurang optimal.
3 .lingkar kepala lahir:

ukuran lingkar kepala bayi saat lahir dapat memberikan informasi tentang
perkembangan otak. kekurangan nutrisi selama kehamilan dapat memengaruhi
pertumbuhan otak bayi. 4 .berat badan bayi pada usia tertentu (misalnya, 6 bulan, 1
tahun):

memantau pertumbuhan berat badan bayi pada usia tertentu dapat memberikan gambaran
lebih lanjut tentang pertumbuhan mereka setelah lahir.
5 .panjang badan dan tinggi badan bayi pada usia tertentu:

pertumbuhan panjang badan dan tinggi badan bayi pada periode 0-1 tahun merupakan
indikator kritis untuk evaluasi pertumbuhan anak.
6 .perkembangan motorik:

mengamati perkembangan motorik bayi, seperti kemampuan mengangkat kepala,


meraih objek, dan berbalik, dapat memberikan indikasi tentang perkembangan fisik dan
motorik mereka.
7 .frekuensi dan pola makan:

menilai frekuensi dan pola makan bayi dapat memberikan wawasan tentang asupan nutrisi
mereka, yang dapat memengaruhi pertumbuhan.
8 .kesehatan umum dan respon terhadap infeksi:

bayi yang lahir dari ibu dengan kek mungkin lebih rentan terhadap infeksi. memantau
kesehatan bayi dan respons mereka terhadap infeksi dapat menjadi indikator kesejahteraan
umum.
9 .produksi dan kualitas air susu ibu (asi):

10
11

Faktor – faktor yang mempe ngaruhi

1. Kesehatan Ibu Selama Kehamilan:

Kesehatan ibu selama kehamilan memiliki dampak besar pada pertumbuhan janin. Kesehatan
yang buruk atau penyakit selama kehamilan dapat menghambat pertumbuhan bayi.
Status Gizi Ibu:

2. Kekurangan energi kronis pada ibu hamil dapat berkontribusi pada status gizi yang buruk.
Kurangnya asupan gizi yang mencukupi selama kehamilan dapat memengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan janin.

3.Akses Terhadap Pangan dan Gizi:

Ketidakcukupan akses terhadap makanan bergizi selama kehamilan dapat menyebabkan


kekurangan nutrisi pada ibu, yang kemudian dapat memengaruhi pertumbuhan bayi.

4.Infeksi Selama Kehamilan:

Infeksi selama kehamilan dapat memberikan beban tambahan pada tubuh ibu dan janin,
memengaruhi pertumbuhan janin dan meningkatkan risiko berat badan lahir rendah.

5. Kondisi Kesehatan Mental Ibu:


Stres, kecemasan, atau depresi pada ibu selama kehamilan dapat memengaruhi kesehatan
janin dan dapat terkait dengan dampak pertumbuhan bayi.

6. Kondisi Kesehatan Ibu Pasca Persalinan:


Kesehatan ibu setelah persalinan juga penting. Kondisi seperti depresi pasca persalinan atau
masalah kesehatan pasca persalinan dapat memengaruhi kemampuan ibu merawat bayi dan
memenuhi kebutuhan gizi mereka.

7. Kondisi Sosioekonomi Keluarga:

Faktor sosioekonomi, seperti pendapatan keluarga, pendidikan ibu, dan akses terhadap
layanan kesehatan, dapat mempengaruhi ketersediaan dan aksesibilitas nutrisi yang
diperlukan selama kehamilan.

8. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Prenatal:

Ketersediaan dan penerimaan pelayanan kesehatan maternal yang baik selama kehamilan
dapat memainkan peran penting dalam pemantauan dan manajemen risiko kesehatan ibu dan
janin.

9. Gaya Hidup dan Kebiasaan Ibu:

Kebiasaan makan, aktivitas fisik, dan gaya hidup ibu selama kehamilan dapat mempengaruhi
kesehatan dan nutrisi mereka, serta memengaruhi pertumbuhan bayi.

10. Dukungan Sosial:

11
12

Dukungan sosial dari keluarga, pasangan, atau masyarakat dapat membantu ibu mengatasi
stres dan memastikan bahwa mereka dapat memenuhi kebutuhan gizi mereka selama
kehamilan.

11. Umur Ibu:

Umur ibu dapat memainkan peran dalam kesehatan dan pertumbuhan bayi. Ibu yang sangat
muda atau sangat tua mungkin menghadapi risiko kesehatan tambahan selama kehamilan.

B. Kajian Penelitian yang Relevan

1 .Pertumbuhan Fisik Bayi:* Studi harus menilai pertumbuhan fisik bayi, seperti berat
badan, panjang, dan lingkar kepala mereka pada berbagai titik waktu selama tahun pertama
kehidupan.

2. Pola Pertumbuhan:* Penelitian perlu memperhatikan pola pertumbuhan bayi dari kelahiran
hingga usia 1 tahun. Ini termasuk pertumbuhan dalam rentang waktu tertentu dan
perbandingannya dengan standar pertumbuhan yang normal.

3. Pengaruh KEK terhadap Pertumbuhan Bayi:* Fokus utama penelitian adalah bagaimana
riwayat KEK pada ibu hamil memengaruhi pertumbuhan bayi mereka. Ini dapat melibatkan
analisis perbandingan antara bayi dari ibu dengan dan tanpa riwayat KEK, serta
pengukuran efek jangka panjangnya.

4. Faktor-Faktor Penyebab KEK:* Penelitian juga harus mempertimbangkan faktor-faktor


yang menyebabkan KEK pada ibu hamil, seperti akses terhadap nutrisi yang memadai, status
sosioekonomi, asupan makanan, dan kesehatan ibu secara umum.

5. Intervensi dan Perbaikan Gizi:* Penting untuk menyelidiki efektivitas intervensi gizi
yang dapat membantu memperbaiki status gizi ibu hamil dengan riwayat KEK dan
dampaknya terhadap pertumbuhan bayi.

6. Faktor-faktor Lingkungan:* Aspek lingkungan, seperti sanitasi, kebersihan air, dan


akses terhadap layanan kesehatan, juga harus dipertimbangkan karena mereka dapat
memengaruhi pertumbuhan bayi.

7. *Penilaian Kesehatan Bayi:* Selain pertumbuhan fisik, penelitian juga harus


mempertimbangkan aspek kesehatan bayi, seperti perkembangan kognitif dan motorik,
serta kejadian penyakit dan gangguan kesehatan lainnya.

C. Kerangka Berpikir

1. Gizi Maternal Selama Kehamilan:

Evaluasi status gizi ibu selama kehamilan, termasuk asupan kalori, protein, vitamin, dan mineral.
Faktor ini memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin, dan konsekuensinya, pertumbuhan
bayi setelah kelahiran.

12
13

2 . Pengaruh KEK pada Pertumbuhan Janin:

Memahami bagaimana KEK pada ibu selama kehamilan mempengaruhi pertumbuhan janin, melibatkan
pemahaman tentang mekanisme biologis dan dampaknya terhadap perkembangan organ dan sistem
tubuh bayi.

3 .Berat Badan Lahir dan Faktor Risiko Lainnya:

Menganalisis berat badan lahir bayi sebagai indikator pertumbuhan intrauterin dan mengidentifikasi
faktor risiko lainnya yang dapat memengaruhi status pertumbuhan bayi, seperti prematuritas atau
kondisi medis lainnya.

4 .ASI dan Pola Makan Bayi:

Menilai produksi ASI, pola makan bayi, dan asupan nutrisi selama periode menyusui. Memahami
bagaimana kondisi KEK pada ibu dapat mempengaruhi kualitas ASI dan pola makan bayi.

5 . Faktor-faktor Lingkungan dan Sosial:

Mempertimbangkan faktor-faktor lingkungan dan sosial, seperti akses terhadap pangan, layanan
kesehatan, pendidikan, dan kondisi ekonomi keluarga yang dapat berdampak pada status gizi ibu dan
bayi.
6 .Perkembangan Motorik dan Kognitif Bayi:

Memantau perkembangan motorik dan kognitif bayi selama 0-1 tahun untuk menilai dampak KEK
pada perkembangan otak dan fungsi motorik mereka.

7 .Kesehatan Umum dan Respon Terhadap Infeksi:

Mengevaluasi kesehatan umum bayi dan respons mereka terhadap infeksi. Kekurangan nutrisi dapat
mempengaruhi daya tahan tubuh terhadap penyakit.

8 .Intervensi dan Pencegahan:

Menentukan strategi intervensi yang mungkin diperlukan untuk meningkatkan status gizi ibu selama
kehamilan, seperti pendidikan gizi, program pemberian makanan tambahan, atau dukungan kesehatan
mental.

9 .Pemantauan dan Evaluasi:

Menyusun metode pemantauan dan evaluasi untuk mengukur efektivitas intervensi serta memantau
perkembangan pertumbuhan bayi secara teratur.

10Faktor-faktor Demografis dan Budaya:

Mempertimbangkan faktor-faktor demografis dan budaya yang dapat mempengaruhi pola makan,
praktik kehamilan, dan penerimaan intervensi gizi.

D. Hipotesis Tindakan

1. Peningkatan Gizi Maternal akan Meningkatkan Pertumbuhan Janin:

Tindakan untuk meningkatkan asupan gizi pada ibu selama kehamilan akan berdampak

13
14
positif

14
15

pada pertumbuhan janin, mengurangi risiko berat badan lahir rendah dan menunjang
pertumbuhan bayi setelah kelahiran.
2: Program Pendidikan Gizi akan Meningkatkan Pola Makan Ibu dan Bayi:

Pendidikan gizi yang diarahkan kepada ibu selama kehamilan dan masa menyusui dapat
meningkatkan pemahaman mereka tentang pola makan yang sehat, menghasilkan perubahan
positif dalam asupan nutrisi ibu dan bayi.
3: Dukungan Kesehatan Mental Ibu akan Meningkatkan Pertumbuhan Bayi:

Pemberian dukungan kesehatan mental kepada ibu dengan riwayat KEK dapat membantu
mengurangi stres dan depresi, yang pada gilirannya dapat berdampak positif pada kesehatan
dan pertumbuhan bayi.
4: Peningkatan Akses Terhadap Pangan Bergizi akan Meningkatkan Status Gizi Ibu
dan Bayi:

Tindakan untuk meningkatkan akses ibu hamil terhadap pangan bergizi dan layanan
kesehatan dapat membantu mengurangi risiko KEK dan meningkatkan status gizi ibu dan
bayi.
Hipotesis 5: Program Pemantauan Pertumbuhan Bayi akan Meningkatkan Identifikasi Dini
Masalah Kesehatan:

Implementasi program pemantauan pertumbuhan bayi secara rutin dapat membantu


mengidentifikasi dini masalah kesehatan atau gizi, memungkinkan intervensi yang cepat dan
efektif.
Hipotesis 6: Pemberian Makanan Tambahan pada Bayi dengan Risiko KEK akan
Meningkatkan Pertumbuhan:

Pemberian makanan tambahan pada bayi dengan risiko KEK dapat membantu memenuhi
kebutuhan gizi mereka dan mendukung pertumbuhan optimal.
Hipotesis 7: Penyuluhan Gaya Hidup Sehat pada Ibu Hamil akan Meningkatkan Pertumbuhan
Bayi:

Penyuluhan mengenai gaya hidup sehat selama kehamilan, termasuk nutrisi, aktivitas fisik,
dan manajemen stres, dapat berkontribusi pada pertumbuhan bayi yang lebih baik.

15
31

15

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian

1 . Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Sala tiga sidorejo Kecamatan sidorejo Kabupaten


Semarang tahun 2024/2025.
. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan selama 2 minggu yang dilaksanakan pada 27 januari tahun 2024
tepat pada bulan januari 2024 Sampai dengan dengan bulan Pebruari 2024.

16
17

DAFTAR PUSTAKA

1. Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional. 2017. Laporan perkembangan pencapaian


Millenium Development GoalsIndonesia. Jakarta: Badan Perencanaan dan Pembangunan
Nasional.
2. Romauli & Suryati. 2013. Buku Ajaran Asuhan Kebidanan I. Yogyakarta: Nuha Medika.
3.Nasir, Muhith, Sahidin & Mubarak. 2013. Komunikasi Dalam Keperawatan: Aplikasi
dan Teori. Jakarta, Salemba Medika.
4. Departemen Kesehatan RI. 2012. Pedoman Penanggulangan Ibu Hamil Kekurangan
Enargi Kronis. Direktorat Pembinaan Kesehatan Masyarakat. Departemen Kesehatan. RI
.Jakarta.
5. Fitriana, D. A. 2016. Diah Ayu Fitriana. Gizi Seimbang Ibu Hamil. Jakarta.
6. Kurnia Y. N. 2014. Perbedaan Panjang Bandan Bayi Baru Lahir antara Ibu Hamil KEK
dan Tidak KEK. Vol 3 No. 1 Hal: 235-242.
7. Rukmana, S. C & Kartasurya, M. I. 2014. Hubungan Asupan Gizi dan Status Gizi Ibu
Hamil Trimester III dengan Berat Badan Lahir Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Suruh
Kabupaten Semarang. Vol. 3 No. 1 Hal: 192-199.
8. Kemenkes. 2013. Angka kecukupan gizi yang dianjurkan bagi bangsa Indonesia. Jakarta.
1.Kosim MS, Yunanto A, Dewi R, Sarosa GI, & Usman A. 2012. Buku ajar neonatologi.
Edisi ke-1. Jakarta.Agung N. Gunawan. 2010. Pengaruh Kehamilan Di Usia Muda
terhadap Kelahiran Prematur. Vol. 12, No.4: 161-165.
2.Prawirohardjo, S. 2012. Ilmu Kebidanan. Jakarta :
3.P.T Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
4. Marmi dan Rahardjo, K. 2012. Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra
Sekolah. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
5. Novianti, H. (2016). Pengaruh Usia Dan Paritas Terhadap Kejadian Pre Eklampsia Di
Rsud Sidoarjo. Jurnal Ilmiah Kesehatan, 9(1), 25–31.
6. Pratiwi A.H. 2012. Pengaruh Kekurangan Energi Kronis (KEK) Dan Anemia Saat
Kehamilan Terhadap Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Dan Nilai Apgar. Gizi
Kesehatan Masyarakat. Universitas Jember.
7. Amini, A., Pamungkas, C. E., & Harahap, A. P. (2018). Umur Ibu dan Paritas Sebagai
Faktor Risiko yang Mempengaruhi Kejadian Anemia pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja
Puskesmas Ampenan. Midwifery Journal, 3(2), 108–113.
8. Amallia, S., Afriyani, R., & Utami, S. P. (2017). Faktor Risiko Kejadian Anemia pada
Ibu Hamil di Rumah Sakit BARI Palembang. Jurnal Kesehatan, viii(3), 389–395.
9. Niven. 2012. Psikologi Kesehatan Pengantar Untuk Perawat Dan Profesional
Kesehatan Lain. EGC. Jakarta.
10. Bakta IM. 2015. Pendekatan terhadap pasien anemia. Buku ajar ilmu penyakit dalam
UI. Jakarta.
11. Marlapan S, Wantouw B, dan Sambeka J. 2013. Hubungan status gizi dengan kejadian
anemia pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Tuminting Kecamatan Tuminting
Kota Manado. Jurnal Keperawatan ; 1 : 201.
12. Gulo, Rosina. 2009. Penelitian tentang Sfafus Kurang Energi Kronis (KEK) dan Anemia
pada lbu Hamil di Daerah Endemis Malaria di Kabupaten Nras. Tesis Program
Pascasarjana llmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada.
13. Mutthaya, S. 2009. Maternal nutrition and low birth weight–what is really important.
The Indian Journal and Medical Research. 130, 600–608.
14. Lestari, R. I. (2015). Pengaruh Hepatitis terhadap Kehamilan. Jurnal Agromed Unila,
2(2), 0–3.
15. Dias, R. 2010. Bayi Lahir Dari Ibu dengan HbsAg Positif. Fakultas Kesehatan Dan
Ilmu Kesehatan. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

17
18

16. Putri A. R & Al Muqsith. 2015. Hubungan Lingkar Lengan Atas Ibu Hamil Dengan
Berat Badan Lahir Bayi Di Rumah Sakit Cut Mutia Kabupaten Aceh Utara Rumah Sakit Tk
Iv Im.07.01 Lhokseumawe. JUrana; Kedokteran dan Kesehatan. Universitas Malikussaleh.

18

Anda mungkin juga menyukai