Anda di halaman 1dari 21

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
Judul : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kekurangan Energi Kronik
(KEK) pada Ibu Hamil di Puskesmas Jati Asih – Kota Bekasi Tahun 2023.

2.1. Definisi
2.1.1. Kekurangan Energi Kronik (KEK)
2.1.1.1. Pengertian Kekurangan Energi Kronik (KEK).

Kekurangan Energi Kronik (KEK) adalah Salah satu masalah utama yang

masih sering terjadi pada ibu hamil. Kekurangan Energi Kronik (KEK)

merupakan keadaan dimana ibu menderita kekurangan makanan yang

berlangsung menahun (Kronis) yang mengakibatkan timbulnya gangguan

kesehatan pada ibu sehingga kebutuhan ibu hamil akan zat gizi yang semakin

meningkat tidak terpenuhi (Depkes RI,2002) (Sandra, 2018). Karena Kurangnya

konsumsi pangan dan sumber energi yang mengandung zat gizi makro.

Kebutuhan Wanita hamil akan meningkatkan dari biasanya dimana pertukaran

dari hampis semua bahan itu terjadi sangat aktif pada trimester III. Karena

peningkatan jumalh konsumsi makan perlu ditambah terutama konsumsi pangan

sumber energi untuk memenuhi kebutuhan ibu dan janin, maka kurang

mengkonsumsi kalori akan menyebabkan malnutrisi atau biasa disebut

Kekurangan Energi Kronik (KEK) (Supariasa,2016).

2.1.1.2. Tanda-Tanda Gejala Kekurangan Energi Kronik (KEK).

Kodisi Kekurangan Energi Kronis (KEK) mengalami kekurangan kalori

dan protein yang dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan. KEK

Memiliki Tanda dan Gejala yang dapat dilihat dan diukur. Tanda dan gejala KEK

yaitu Ukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) kurang dari 23,5 cm, Merasa Letih

Terus Menerus, Sering Mengalami Kesemutan, Wajah Tampak Pucat, Penurunan

Berat Badan dan Lemak, Mengalami Penurunan Laju Metabolisme, Penurunan

kalori yang terbakar pada saat istirahat (Resting Metabolic Rate / RMR),

Penurunan Kebiasaan Aktivitas Fisik, Penurunan kapasitas kerja fisik.


2.1.1.3. Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA)

2.1.1.3.1. Pengertian Lingkar Lengan Atas (LILA)

Lingkar Lengan Atas (LILA) adalah Indikator status gizi yang

Pengukuran Antropometri nya dapat menggambarkan keadaan status gizi ibu

hamil untuk mengetahui risiko KEK atau gizi kurang.

2.1.1.3.2. Tujuan Dari Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA)

1. Meningkatkan Peran dalam upaya perbaikan gizi pada WUS yang

menderita KEK

2. Mengetahui risiko KEK Wanita Usia Subur (WUS), baik ibu hamil

maupun calon ibu untuk mematahkan wanita yang mempunyai risiko

melahirkan bayi berat lahir rendah

3. Mengembangkan gagasan baru di bidang kesehatan terutama dikalangan

masyarakat dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak

4. Meningkatkan perhatian dan kesadaran masyarakat agar lebih berperan

dalam pencegahan dan penanggulangan KEK

5. Lebih Mengarahkan pelayanan kesehatan pada kelompok sasaran WUS

yang menderita KEK.

2.1.1.3.3. Cara Mengukur Lingkar Lengan Atas (LILA)

Pengukuran LILA dapat dilakukan melalui urutan-urutan yang telah

ditetapkan, pengukuran dilakukan dengan pita LILA dan di tandai dengan

sentimeter (cm). Urutan pengukuran LILA yaitu :

1. Menentukan Lengan mana yang akan diukur. Apabila tangan kanan adalah

tangan yang sering aktif, LILA sebaiknya dilakukan pada lengan sebelah

kiri.

2. Menekuk lengan hingga membentuk sudut siku siku (900)

3. Ukur Panjang lengan atas, mulai dari tulang bahu sampai siku

4. Tandai titik tengah dari Panjang lengan atas

5. Lilitkan pita meteran pada titik tengah yang telah ditentukan, tetapi tidak

terlalu ketat atau terlalu longgar

6. Mulai membaca angka yang tertera pada meteran


7. Lihat apakah ukuran LILA masuk kedalam kategori normal atau tidak

2.1.1.3.4. Ambang Batas Lingkar Lengan Atas (LILA)

Ambang Batas atau Cut off point ukuran LILA WUS dengan risiko KEK

di Indonesia adalah 23,5 cm. Ukuran LILA kurang dari 23,5 cm atau dibagian

merah pita LILA, artinya wanita tersebut mempunyai risiko KEK.

2.1.1.4. Pengaruh Kekurangan Energi Kronik (KEK) terhadap Kehamilan.

Kekurangan Energi Kronik (KEK) pada saat kehamilan dapat berakibat pada

ibu maupun pada janin yang dikandungnya. KEK pada ibu hamil dapat

menyebabkan resiko dan komplikasi pada ibu antara lain : Anemia, pendarahan,

berat ibu tidak bertambah secara normal, dan menyebabkan penyakit infeksi.

Pengaruh KEK terhadap proses persalinan dapat mengakibatkan persalinan

sebelum waktunya (Prematur), pendarahan setelah persalinan, serta persalinan

dengan operasi cenderung meningkat. KEK Ibu Hamil dapat mempengaruhi

proses pertumbuhan janin dan dapat mempengaruhi proses pertumbuhan janin dan

dapat menimbulkan keguguran, abortus, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat

bawaan, anemia pada bayi, asfiksia intra partum (mati dalam kandungan), lahir

dengan berat badan lahir rendah (BBLR).

2.1.1.5. Faktor-Faktor Penyebab Kekurangan Energi Kronik (KEK)

Terhadap Kehamilan.

2.1.1.5.1. Umur Ibu

Umur Ibu adalah Kurun waktu sejak adanya seseorang dan dapat di ukur

menggunakan satuan waktu dipandang dari segi kronologis, individu normal

dapat dilihat derajat perkembangan anatomis dan dapat diukur menggunakan

satuan waktu dipandang dari segi kronologis, individu normal dapat dilihat derajat

perkembangan anatomis dan fisiologis sama (Nuswantari,1998).

Hasil Penelitian yang dilakukan oleh Akes Rustida Banyuwangi (2021)

menunjukkan bahwa sebagian besar umur 20-35 tahun hal ini disebabkan oleh

kurang perhatian keluarga baik suami dan orang tua dalam pendampingan

pemenuhan gizi ibu hamil. Dari 18 Ibu Hamil KEK berdasarkan Umur yang

tertinggi adalah kelompok 20-35 tahun sebanyak 11 orang (61,1%) pada


kelompok umur 20-35 tahun hal ini disebabkan pada umur tesebut ibu cenderung

banyak beraktivitas tanpa memperhatikan asupan makanan dan kesehatan

kehamilannya sehingga jatuh sakit.

2.1.1.5.2. Pendidikan

Pendidikan adalah upaya untuk mengembangkan kecakapan individu, baik

secara sikap maupun perilaku dalam bermasyarakat (Carter V. Good). Hasil

Penelitian yang dilakukan oleh Tria Rafika Devi (2021) Menyatakan Jumlah

Paling Banyak dengan pendidikan rendah yaitu 27 orang (90%). Hal ini sejalan

dengan penelitian yang dilakukan oleh Asmaul,2020 bahwa ibu hamil yang

berpendidikan rendah mempunayi 13,2 kali lebih besar mengalami KEK

dibandingkan yang berpendidikan tinggi. Beberapa studi yang dilakukan

menunjukkan bahwa jika tingkat pendidikan dari ibu meningkat maka

pengetahuan nutrisi dan praktik nutrisi bertambah baik. Usaha untuk memilih

makanan yang bernilai nutrisi makin meningkatkan, ibu-ibu rumah tangga yang

mempunyai pengetahuan nutrisi akan memilih makanan yang lebih berigizi dari

pada yang kurang gizi (Husna et al., 2020). Karena ibu dengan pendidikan rendah

cenderung kurang mendapatkan akses informasi dan tidak mempunyai

kemampuan untuk mendapatkan pengetahuan yang lebih baik. Apabila perilaku

didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif maka perilaku

tersebut akan bersifat langgeng (Long Sting) (Sandara,2018).

2.1.1.5.3. Status Ekonomi

Status Ekonomi adalah Kedudukan seseorang atau keluarga di masyarakat

berdasarkan pendapatan perbulan. Status ekonomi dapat dilihat dari pendapatan

yang disesuaikan dengan barang pokok (Kartotono,2006). Hasil Penelitian yang

dilakukan oleh Bunga Tiara Carolin., et.al (2022) menyatakan jumlah paling

banyak dengan pendapatan < UMR yaitu 107 orang dengan presentase 54,6 %

sedangkan ≥ UMR yaitu 89 orang dengan presentase 45,4%. Karena Ibu dengan

memiliki ≥ UMR Cenderung mendapatkan pemenuhan gizi dan fasilitas

pelayanan kesehatan nya yang baik dibandingkan Ibu yang memiliki < UMR
Cenderung kurang mendapatkan gizi yang baik dan kurang mendapatkan fasilitas

pelayanan kesehatan.

2.1.1.6. Langkah-Langkah Mencegah Kekurangan Energi Kronik (KEK).

Kekurangan Energi Kronik (KEK) dapat dicegah dan ditangani melalui

berbagai Langkah, antara lain : Pemberian makanan tambahan (PMT) pada ibu

hamil, Ketersediaan pangan yang memadai di rumah tangga, penyuluhan

mengenai pentingnya memenuhi kebutuhan nutrisi kehamilan, perubahan

kebiasaan atau pola makan agar sesuai dengan kebutuhan tubuh, Mengatasi

gangguan kehamilan yang menyebabkan malnutisi.

2.1.2. Ibu Hamil

2.1.2.1. Pengertian Ibu Hamil atau Kehamilan

Kehamilan menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana

Nasional (BKKBN) adalah sebuah proses diawali dengan keluarnya sel telur yang

matang pada saluran telur yang kemudian bertemu dengan sperma yang keduanya

menyatu membentuk sel yang akan tumbuh. Ibu Hamil dari BKKBN tersebut,

dapat diartikan sebagai proses terjadinya kehamilan saat seorang wanita yang

membawa embrio di dalam tubuhnya. Secar medis, ibu hamil disebut gravida,

sedangkan calon bayi yang dikandungnya saat awal kehamilan disebut embrio dan

selanjutnya disebut embiro dan selanjutnya disebut janin sampai waktu kehamilan

tiba.

2.1.2.2. Tanda-Tanda dan Gejala Kehamilan

2.1.2.2.1. Tanda-Tanda dan Gejala Kehamilan Pasti

1. Ibu merasakan Implantasi (Pendarahan) merupakan flek ringan yang

berwarna merah segar yang terjadi seminggu sebelum masa menstruasi.

Bercak darah ini menandakan bahwa sel telur yang telah dibuahi tertanam

pada dinding rahim.

2. Ibu Merasakan gerakan kuat bayi didalam perutnya. Sebagian besar ibu

mulai merasakan tendangan bayi pada usia kehamilan lima bulan.

3. Bayi dapat dirasakan di dalam rahim. Semenjak Umur Kehamilan 6 atau 7

bulan
4. Denyut Jantung bayi terdengar. Saat Kehamilan menginjak bulan ke-5

atau ke-6 denyut jantung bayi terkadang dapat didengar menggunakan

instrument yang dibuat untuk mendegarkan.

5. Ibu Melakukan Tes kehamilan medis menunjukkan bahwa ibu hamil. Tes

ini dilakukan dengan perangkat tes kehamilan di rumah atau di

laboratorium dengan urine atau darah ibu.

2.1.2.2.2. Tanda-Tanda dan Gejala Kehamilan Tidak Pasti

1. Ibu Tidak Merasakan Menstruasi di alami saat pertama kehamilan,

Dikarenakan petanda dibuahinya sel telur oleh sperma. Kemungkinan

penyebab tanda lain adalah gizi buruk, masalah emosi atau menopause.

2. Ibu merasakan mual di pagi hari (morning sickness), namun ada beberapa

ibu yang mual sepanjang hari.

3. Payudara lebih lunak, sensitive, gatal dan berdenyut seperti kesemutan dan

jika di sentuh terasa nyeri. Hal Ini menunjukkan peningkatan produksi

hormone estrogen dan progesterone.

4. Ibu merasakan letih dan mengantuk umum dirasakan pada 3 atau 4 bulan

pertama kehamilan. Hal ini diakibatkan oleh perubahan hormone dan kerja

ginjal, jantung serta paru-paru yang semakin keras untuk ibu dan janin.

kemungkinan penyebab lain tanda ini adalah anemia, gizi buruk, masalah

emosi dan terlalu banyak bekerja.

5. Ibu merasakan sakit kepala karena letih, mual, dan tegang serta depresi

yang disebabkan oleh perubahan hormone tubuh saat hamil. meningkatnya

pasokan darah ke tubuh juga membuat ibu hamil pusing setiap ganti

posisi.

2.1.2.2.3. Tanda-Tanda dan Gejala Kehamilan Palsu

Kehamilan Palsu atau di sebut juga Pseudocyesis adalah dimana

seorang wanita meyakini dirinya sedang hamil namun sebenarnya ia tidak

hamil. wanita. Pada umumnya wanita yang mengalami pseudocyesis akan

merasakan Sebagian besar atau bahkan semua tanda-tanda dan gejala

kehamilan.
2.1.2.3. Tanda Bahaya Selama Kehamilan

Tanda bahaya kehamilan adalah tanda-tanda yang mengindikasikan

adanya bahaya yang dapat terjadi selama masa kehamilan, yang apabila tidak

dilaporkan atau terdeteksi dini bisa menyebabkan kematian pada ibu dan janin.

Bahaya tanda kehamilan harus segera ditangani dan di deteksi sejak dini karena

setiap tanda bahaya kehamilan bisa mengakibatkan komplikasi pada kehamilan.

2.1.3. Status Gizi

Status Gizi Ibu Hamil adalah keadaan kesehatan ibu hamil yang

dipengaruhi oleh konsumsi makanan dan minuman pada beberapa waktu sebelum

hamil. Status Gizi dapat diketahui melalui perhitungan Indeks Massa Tubuh

(IMT) dan pengukuran lingkar lengan atas. Berdasarkan definisi diatas dapat

disimpulkan seorang ibu hamil yang mengalami kekurangan gizi selama

kehamilan akan menimbulkan masalah baik pada ibu dengan janin yang

dikandungnya. Status gizi sebelum dan selama hamil dapat mempengaruhi

pertumbuhan janin yang sedang dikandung. Bila Status gizi ibu normal pada masa

sebelum dan selama hamil kemungkinan besar akan melahirkan bayi yang sehat,

cukup bulan dengan berat badan normal. Gizi kurang pada ibu hamil trimester III

dapat menyebabkan risiko dan komplikasi pada ibu salah satunya anemia

(Natalia, 2016).

2.2. Penelitian Terdahulu

No Nama Penelitian Judul Penelitian Hasil Penelitian


Faktor-Faktor Yang Berhubungan Hasil penelitian ini
Dengan Kejadian Kurang Energi menunjukkan 27 % Ibu Hamil
(Fadiyah Nur Aini
1. Kronis (KEK) pada Ibu Hamil di mengalami KEK, dan
et al.,2020)
Wilayah Kerja Puskesmas Tegal Sebagian besar 73 % ibu
Gundil Kota Bogor Tahun 2020 hamil tidak mengalami KEK
2. (Pepi Nuryanti et Faktor-Faktor Yang Behubungan Hasil penelitian ini
al.,2021) Dengan Kejadian Kekurangan menunjukkan Ibu Hamil yang
Energi Kronik (KEK) pada Ibu mengalami KEK Sebagian
Hamil besar 78,3%. dikarenakan
memiliki pengetahuan yang
kurang, pola makan kurang
(69,6%), pendapatan rendah
(82,6%), Kurang mendapat
No Nama Penelitian Judul Penelitian Hasil Penelitian
dukungan keluarga (82,6%)
dan kurang mendapat
dukungan petugas kesehatan
(65,2%)
Hasil penelitian ini
menunjukkan ada hubungan
antara pengetahuan tentang
Faktor-Faktor Yang Berhubungan
gizi yang bermakna p-value =
(Indriarti Dengan Kejadian Kurang Energi
0,004 ; penyakit infeksi yang
3 Fitrianingtyas et al Kronik (KEK) pada Ibu Hamil di
bermakna p-value = 0,000 ;
., 2018) Puskesmas Warung Jambu Kota
pemeriksaan kehamilan dan
Bogor.
ANC yang bermakna p-value
= 0,000 dengan kejadian KEK
pada ibu hamil.
Hasil penelitian ini
menunjukkan Analisis
Bivariat yang dilakukan
terdapat hubungan variabel
usia bermakna p-value =
0,009 ; paritas bermakna p-
value = 0,0027 ; pengetahuan
gizi bermakna p-value =
0,045 ; asupan energi
Analisis Determinan Faktor Yang
bermakna p-value = 0,001
(Avliya Quratul Berhubungan Dengan Kejadian
dan asupan protein bermakna
4 Marjan et al., Kurang Energi Kronik (KEK) pada
p-value = 0,007 dengan
2021) Ibu Hamil di Wilayah Gunung
kejadian KEK pada ibu hamil.
Sindur, Bogor
dan dari hasil penelitian ini
menunjukkan Analisis
Multivariat menunjukkan
bahwa asupan energi
merupakan faktor yang paling
dominan dengan kejadian
KEK (p-value = 0,001) pada
ibu hamil di Gunung Sindur
Bogor.
5 (Annisa Pola konsumsi dan Pengetahuan Hasil penelitian ini
Nuradhiani et al., Gizi pada Kejadian Kekurangan menunjukkan pengetahuan
2022) Energi Kronis (KEK) Ibu Hamil di gizi dan kesehatan ibu hamil,
Wilayah Perkotaan semakin tinggi risikonya
No Nama Penelitian Judul Penelitian Hasil Penelitian
menderita KEK. hasil ini
sesuai dengan penelitian pada
ibu hamil di kota makassar
yang dibuktikan bahwa
pengetahuan gizi cukup (56-
75%) berisiko lebih besar
mengalami KEK sebesar 50
% serta 27 ibu hamil yang
menderita KEK dan 13
diantaranya memiliki
Pendidikan akhir SLTA
(27,1%)
Hasil penelitian ini
menunjukkan usia ibu,
pendidikan ibu, jarak
Faktor-Faktor Yang Berhubungan
(Yayuk Dwi kehamilan, pengetahuan,
Dengan Kekurangan Energi Kronik
6 Novitasari fravida, status ekonomi,
(KEK) Ibu Hamil di Wilayah Kerja
et.al.,2019) aksesibilitas layanan
Puskesmas Rowosari Semarang
kesehatan memiliki hubungan
signifikan terhadap KEK pada
ibu hamil
Hasil penelitian ini
Peningkatan Pengetahuan KEK menunjukkan tidak ada
(Firda Fibrila dan Pemanfaatan Pekarangan hubungannya dengan
7
et.al.,2021) Sebagai Sumber Gizi Keluarga pemanfaatan perkarangan
Pada Ibu Hamil rumah terhadap KEK Ibu
Hamil
8 (Iskandar et.al., Perbaikan Gizi Pada Ibu Hamil Hasil penelitian ini
2022) Kekurangan Energi Kronis (KEK) menunjukkan pada penelitian
Melalui Pendampingan Pemberian 8 ibu hamil mengalami KEK
Makanan Tambahan Di Wilayah (19%). Ibu Hamil KEK
Kerja Puskesmas Lampisang Aceh mengalami gangguan makan
Besar seperti kurang nafsu makan,
mual dan muntah, Asupan
makanan dari PMT selama
pendampingan reratanya
masih dibawah 80 %
kecukupan, namun ada
peningkatan secara bertahap
kearah lebih baik (53,5% ,
No Nama Penelitian Judul Penelitian Hasil Penelitian
62,8%, dan 66,6%)
Hasil penelitian ini
menunjukkan pada hasil uji t
parsial pada asupan energi
Faktor-Faktor Yang
dengan nilai signifikansi =
Mempengaruhi Kejadian
0,033 > 0,05 , pendapatan
(Rizky Amalia Kekurangan Energi Kronik (KEK)
keluarga dengan nilai
9 Anwar et.al., pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja
signifikansi = 0,036 > 0,05,
2020) Puskesmas Benua-Benua dan
pengetahuan ibu dengan nilai
Puskesmas Mata Kota Kendari
signifakansi = 0,058 < 0,05 ,
Tahun 2020
dan usia kehamilan dengan
nilai signifikansi = 0,868 >
0,05
Hasil penelitian ini
menunjukkan terdapat
Hubungan Antara Pengetahuan,
hubungan antara pengetahuan
Pantangan Makan dan Pola
dengan kejadian kekurangan
Konsumsi Terhadap Kejadian
(Wa Ode Zulina energi kronik, dan pantangan
10 Kekurangan Energi Kronik (KEK)
Putri et.al., 2020) makan dengan kejadian
pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja
kekurangan energi kronik,
Puskesmas Labibia Kota Kendari
sedangkan terdapat hubungan
Tahun 2020
dengan kejadian kekurangan
energi kronik
Hasil penelitian ini
menunjukkan tidak terdapat
hubungan antara pengetahuan
Hubungan Karakteristik dan
dengan kejadian kekurangan
(Rani Darma Sakti Perilaku Ibu Hamil dalam
energi kronik, dan pantangan
11 Tanjung et.al., Pemenuhan Kebutuhan Gizi
makan dengan kejadian
2022) Dengan Kejadian Kekurangan
kekurangan energi kronik,
Energi Kronik (KEK)
sedangkan terdapat hubungan
antara pola konsumsi dengan
kekurangan energi kronik
12 (Peni Sukma Faktor-Faktor Yang Berhubungan Hasil penelitian ini
Negara et.al.,2021) Dengan Kejadian Kekurangan menunjukkan ada hubungan
Energi Kronik (KEK) pada Ibu paritas, usia ibu, dan
Hamil di Puskesmas Gandus pengetahuan secara simultan
Palembang Tahun 2021 dengan kejadian kekurangan
energi kronik pada ibu hamil
di Puskesmas Gandus
No Nama Penelitian Judul Penelitian Hasil Penelitian
Palembang tahun 2021
Hasil penelitian ini
menunjukkan analisis
multivariate beberapa faktor
berpengaruhi ibu hamil
dengan tuberculosis (TB)
Faktor Risiko Dominan
berisiko menjadi KEK
(Hasrida Mustafa Mempengaruhi Kurang Energi
13 sebesar 6,7 dikali
et.al.,2018) Kronis (KEK) pada Ibu Hamil di
dibandingkan dengan tanpa
Indonesia Tahun 2018
tuberculosis. Variabel ini
merupakan variabel yang
paling dominan berhubungan
dengan KEK pada ibu hamil
di Indonesia tahun 2018
Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa
Sebagian besar responden
tidak mengalami KEK yaitu
sebesar 168 (76,4%)
responden, status ekonomi
tinggi 114 responden
(51,8%), pengetahuan baik
Faktor-Faktor Yang Berhubungan
126 (57,3%) responden, status
Dengan Kejadian Kekurangan
kesehatan baik 170 (77,3%)
(Aryanti Wardiyah Energi Kronis (KEK) pada Ibu
14 responden, umur yang tidak
et.al., 2020) Hamil di Wilayah Kerja
berisiko 144 (65,5%)
Puskesmas Rajabasa Indah Bandar
responden dan ada nya
Lampung
hubungan antara status
ekonomi mempunyai p-value
= 0,000 ; status kesehatan ibu
mempunyai p-value = 0,031 ;
umur mempunyai p-value =
0,029 dengan kejadian KEK
pada ibu hamil dengan p-
value = 1,000
15 (Fatimah Dewi Analisis Faktor Yang Berhubungan Hasil penelitian ini
Anggraeni.,2019) Dengan Kejadian Kekurangan menunjukkan mengalami
Energi Kronik (KEK) di Wilayah KEK sebanyak 66,67 %
Kerja Puskesmas Kasihan I, Bantul berusia 20-35 tahun sebanyak
Yogyakarta 55-56% pendapatan tinggi
No Nama Penelitian Judul Penelitian Hasil Penelitian
63,89 %, paritas tidak
berisiko sebanyak 66,67%
pendidikan tinggi 61,11 %.
Berdasarkan analisis data
didapatkan 2 variabel yang
berhubungan dengan kejadian
KEK yaitu variabel paritas
menunjukkan p-value = 0,653
dan variabel pendidikan
menunjukkan p-value = 267
dan sedangkan 2 variabel
tidak memiliki hubungan
dengan kejadian KEK yaitu
variabel usia menunjukkan p-
value = 0,030 dan variabel
tingkatan pendapatan
menunjukkan p-value = 0,042
16 (Rapih Mijiyanti Faktor-Faktor Yang Berhubungan Hasil penelitian ini
et.al.,2020) Dengan Kekurangan Energi Kronik menunjukkan faktor yang
(KEK) pada Ibu Hamil di UPT berhubungan dengan kurang
Puskesmas Rawat Inap Sukaharjo energi kronik (KEK) pada ibu
Kabupaten Pringsewu Tahun 2020 hamil di UPT Puskesmas
Rawat Inap Sukoharjo
Kabupaten Pringsewu adalah
faktor pendidikan
menunjukkan p-value =
0,000, faktor konsumsi
menunjukkan p-value =
0,000, dan faktor pantang
makan menunjukkan p-value
= 0,000. Berdasarkan hasil
penelitian selanjutnya
menambahkan pengetahuan
tentang Kurang Energi
Kronik (KEK) pada ibu hamil
sehingga ibu hamil dapat
memperbaiki keadaan
terutama gizinya untuk
persiapan persalinan dan
pertumbuhan bayinya untuk
No Nama Penelitian Judul Penelitian Hasil Penelitian
mencegah masalah pada
kehamilan dan setelah
melahirkan.
Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa
Faktor-Faktor Yang Berhubungan
Sebagian besar responden
Dengan Kejadian KEK pada Ibu
(Anjalika mengalami KEK akibat
17 Hamil di Wilayah Kerja
et.al.,2021) frekuensi makan tidak sesuai
Puskesmas Kolona Kabupaten
(67,5%), asupan energi
Konnawe Selatan
kurang (65%) dan jarak
kehamilan dekat (15%)
Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa tidak
ada hubungan tingkat
pengetahuan, tingkat
Faktor-Faktor Yang Berhubungan
(Hartaty et.al., pendapatan dan pola
18 Dengan Kejadian Kurang Energi
2022) konsumsi dengan kejadian
Kronik (KEK) pada Ibu Hamil
kekurangan energi kronik
pada ibu hamil di wilayah
UPT Puskesmas Kading
Kabupaten Bone
Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa
karakteristik dan frekuensi
kunjungan ANC pada ibu
Faktor-Faktor Yang
hamil merupakan faktor risiko
Mempengaruhi Kejadian Kurang
terjadinya KEK pada ibu
(Numbi Akhmadi Energi Kronis (KEK) pada Ibu
19 hamil, sehingga di harapkan
Teguh et.al.,2019) Hamil di wilayah Kerja UPT
dilakukan pemberian
Puskesmas 1 Pekutatan, Jembrana,
informasi terkait faktor-faktor
Bali
risiko KEK oleh tenaga
kesehatan di wilayah kerja
Puskesmas I Pekutatan,
Kabupaten Jembrana
20 (Ardianti Lestari Faktor Risiko Kurang Energi Hasil Penelitian menunjukkan
et.al.,2021) Kronis pada Ibu Hamil di status gizi sebelum hamil,
Puskesmas Gunung Pati penyakit penyerta, kehamilan
tidak direncakan, status
pekerjaan saat hamil dan
pendapatan keluarga
No Nama Penelitian Judul Penelitian Hasil Penelitian
merupakan faktor risiko KEK
pada ibu hamil di wilayah
kerja Puskesmas Gunung Pati

2.3. Kebijakan

2.3.1. Kebijakan Nasional

2.3.1.1. Undang-Undang Nomer 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan

Undang-Undang No.36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan Dijelaskan pada BAB VII

Pasal 126 yang menjelaskan :

1. Upaya Kesehatan ibu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi Upaya

Promotif, Preventif, Kuratif, dan Rehabilitatif

2. Pemerintah menjamin ketersediaan tenaga, fasilitas, alat dan obat dalam

penyelenggaraan pelayanan kesehatan ibu secara aman, bermutu, dan

terjangkau

3. Ketentuan lebih lanjut mengenai pelayanan kesehatan ibu diatur dengan

peraturan pemerintah,

2.3.1.2. Peraturan Presiden Nomer 42 Tahun 2013 Tentang Gerakan Nasional

Percepatan Perbaikan Gizi

Peraturan Presiden Nomer 42 Tahun 2013 Tentang Gerakan Nasional Percepatan

Perbaikan Gizi dijelaskan pada Pasal 4, Pasal 5, Pasal 6, dan Pasal 7

1. Pasal 4 : Menjelaskan Gerakan nasional percepatan perbaikan gizi

diprioritaskan untuk perbaikan gizi pada seribu hari pertama kehidupan


2. Pasal 5 : Menjelaskan Sasaran Gerakan nasional percepatan perbaikan gizi

meliputi :

a. Masyarakat, khususnya remaja, ibu hamil, ibu menyusui, anak

dibawah usia dua tahun

b. Kader-kader masyarakat seperti posyandu, pemberdayaan

kesejahteraan keluarga, dan atau kader-kader masyarakat yang sejenis

c. Perguruan tinggi, organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan dan

keagamaan

d. Pemerintah dan Pemerintah Daerah

e. Media massa

f. Dunia Usaha

g. Lembaga swadaya masyarakat dan mitra pembangunan internasional

3. Pasal 6 :

1) Gerakan nasional percepatan perbaikan gizi dilaksanakan melalui

kegiatan-kegiatan sebagai berikut :

a. Kampanye nasional dan daerah

b. Advokasi dan sosialisasi lintas sector dan lintas lembaga

c. Dialog untuk menggalang kerja sama dan kontribusi

d. Pelatihan

e. Diskusi

f. Intervensi kegiatan gizi langsung (Spesifik)

g. Intervensi kegiatan gizi tidak langsung (sensitive) dan

h. kegiatan lain

2) Kampanye nasional dan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a

ditujukan untuk melakukan perubahan persepsi dan peningkatan

pengetahuan dan perilaku masyarakat dan dilakukan melalui berbagai

saluran komunikasi, termasuk media massa, kegiatan di sekolah,

kegiatan di rumah ibadah, permukiman warga dan ruang public lain

yang strategis

3) Advokasi dan sosialisasi lintas sector dan liintas Lembaga

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b ditujukan untuk


penggalangan dukungan pada Gerakan Nasional Percepatan

Perbagikan Gizi

4) Dialog sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c dimaksud untuk

menggalang kerja sama dan kontribusi Gerakan Nasional Percepatan

Perbaikan Gizi

5) Pelatihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d ditujukan untuk

meningkatkan kemampuan komunikasi dan partisipasi masyarakat

untuk pengembangan dan pengaktifan norma-norma sosial

6) Diskusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e ditujukan untuk

pengembangan partisipasi masyarakat dan pengembangan partisipasi

masyarakat dan pengembangan norma-norma sosial

7) Intervensi kegiataan gizi langsung (spesifik) sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) huruf f ditujukan untuk tindakan atau kegiatan untuk

menangani masalah gizi yang pada umumnya dilakukan oleh sector

kesehatan

8) Intervensi kegiatan gizi tidak langsung (sensitive) sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) huruf g ditujukan untuk tindakan atau kegiatan

pembangunan di luar sector kesehatan yang berperan penting dalam

perbaikan gizi masyarakat

9) Kegiatan lain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf h ditujukkan

untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam pelaksanaanya

didaerah sesuai dengan bidang tugas masing-masing kementerian /

Lembaga pemerintah non kementerian.

4. Pasal 7 : Menjelaskan Gerakan nasional percepatan perbaikan gizi dilakukan

oleh :

a. Pemerintah dan Pemerintah Daerah

b. Organisasi kemasyarakatan dan lembaga swadaya masyarakat

c. Organisasi profesi

d. Akademisi

e. Media massa

f. Dunia Usaha
g. Masyarakat

h. Mitra Pembangunan Internasional.

2.3.1.3. Permenkes No.23 Tahun 2014 Tentang Upaya Perbaikan Gizi

Peraturan Menteri Kesehatan No.23 Tahun 2014 Tentang Upaya

Perbaikan Gizi Dijelaskan Pada BAB II Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum

Hamil, Masa Hamil, Persalinan, dan Masa Sesudah Melahirkan. Pasal 6

menjelaskan :

1) Pemeriksaan fisik sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 ayat 3 huru a paling

sedikit meliputi :

a. Pemeriksaan tanda vital dan

b. Pemeriksaan status gizi

2) Pemeriksaan status gizi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b harus

dilakukan terutama untuk :

a. Menanggulangi masalah Kurang Energi Kronis (KEK) dan

b. Pemeriksaan Status Anemia.

2.3.1.4. Permenkes No.51 Tahun 2016 Pasal 1 Tentang Standar Produk

Suplementasi Gizi.

Permenkes No.51 Tahun 2016 Pasal 1 Tentang Standa Produk

Suplementasi Gizi yang menjelaskan :

1. Untuk memenuhi kecukupan gizi bagi bayi, balita, anak usia sekolah, wanita

usia subur, ibu hamil, dan ibu nifas, diberikan suplementasi gizi

2. Suplementasi gizi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan

penambahan makanan atau zat gizi yang diberikan dalam bentuk :

a. Makanan tambahan

b. Tablet tambah darah

c. Kapsul Vitamin A

d. Bubur Tabur Gizi


3. Suplementasi gizi dalam bentuk makanan tambahan sebagaimana dimaksud

pada ayat (2) huruf a merupakan makanan tambahan dengan formulasi khusus

dan difortifikasi dengan vitamin dan mineral yang diberikan kepada :

a. Balita 6-59 bulan dengan kategori kurus

b. Anak usia sekolah dasar dengan kategori kurus ; dan

c. Ibu hamil kurang energi kronis

4. Suplementasi gizi dalam bentuk tablet tambah darah sebagaimana dimaksud

pada ayat (2) huruf b merupakan suplemen gizi dengan kandungan paling

sedikit zat besi dan asam folat yang diberikan kepada wanita usia subur dan

ibu hamil

5. Suplementasi gizi dalam bentuk kapsul vitamin A sebagaimana dimaksud

pada ayat (2) huruf c merupakan kapsul yang mengandung retinol (palmiat /

asetat) dosis tinggi yang diberikan kepada bayi, anak balita, dan ibu nifas

6. Suplementasi gizi dalam bentuk bubur tabur gizi sebagaimana dimaksud pada

ayat (2) huruf d merupakan bubuk multi vitamin dan mineral yang diberikan

kepada balita 6-24 bulan

2.3.2. Kebijakan Lokal

2.3.2.1. Perwali Batu Provinsi Jawa Timur Nomor 2 Tahun 2017 Tentang

Petunjuk Teknis Pemberian Makanan Tambahan Ibu Hamil

Peraturan Wali Kota Provinsi Jawa Timur Nomor 2 Tahun 2017

Tentang Petunjuk Teknis Pemberian Makanan Tambahan Ibu Hamil di

jelaskan pada BAB III (Mekanisme Pemberian Makanan Tambahan) Pasal 3

menjelaskan :

1. Makanan Tambahan diberikan kepada semua ibu hamil di wilayah Kota Batu

yang di prioritaskan bagi ibu hamil yang mengalami Kurang Energi Kronis

(KEK) dan ibu hamil yang dalam kondisi sehat dan normal

2. Ibu Hamil yang mengalami Kurang Energi Kronis (KEK) dapat diketahui

dari:

3. Mekanisme Pemberian Makanan Tambahan Ibu Hamil :


a. Makanan tambahan ibu hamil diberikan dalam bentuk susu formula

untuk ibu hamil selama 90 hari makan / 3 (tiga) bulan

b. 1 (Satu) ibu hamil memperoleh susu formula ibu hamil sejumlah (32)

tiga puluh dua kotak, 1 (Satu) kotak cukup untuk 3 (tiga) hari dengan

penyajian 2 (dua) gelas per hari

c. Petugas puskesmas menghitung kebutuhan susu formula ibu hamil

berdasarkan jumlah sasaran rill ibu hamil KEK / Anemia di

wilayahnya

d. Berdasarkan kebutuhan tersebut, puskesmas mengajukan ke Dinas

Kesehatan

e. Dinas Kesehatan mendistribusikan susu formula ibu hamil sesuai

dengan permintaan puskesmas yang selanjutnya susu formula

didistribusikan oleh petugas puskesmas dibantu Kader posyandu

kepada sasaran ibu hamil yang telah ditentukan.


2.4. Kerangka Teori

2.4.1. Teori UNICEF

Teori Unicef pada bagan dibawah merupakan Teori yang digunakan untuk

menjelaskan Faktor penyebab langsung ibu hamil KEK adalah Konsumsi Gizi yang tidak

cukup dan Penyakit. Faktor penyebab tidak langsung adalah persediaan makanan tidak

cukup, pola asuh yang tidak memadai dan kesehatan lingkungan serta pelayanan

kesehatan yang tidak memadai. semua faktor langsung dan tidak langsung dipengaruhi

oleh kurangnya pemberdayaan wanita, keluarga dan sumber daya manusia sebagai salah

satu masalah utama, sedangkan masalah dasar adalah krisis ekonomi, politik, dan sosial.

Ibu Hamil KEK

Penyebab
Konsumsi Gizi Penyakit
Langsung
Tidak Cukup

Persediaan Makanan
Pola Asuh Tidak Kesling dan Yankes Penyebab
Tidak Cukup
Memadai Tidak Memadai Tidak
Langsung

Kurang Pendidikan, Pengetahuan


Dan Keterampilan

Kurang Pemberdayaan Wanita, Keluarga,


Masalah
dan SSDM
Utama

Kurang Pemberdayaan Wanita,


Keluarga, dan Keterampilan

Kurang Ekonomi, Politik, dan Sosial Masalah


Dasar
Gambar 2.4.1 Kerangka Teori Penyebab Ibu Hamil KEK, Modifikasi Dari
Kerangka Konseptual UNICEF , ACC / SCN 2000

Anda mungkin juga menyukai