Anda di halaman 1dari 10

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menikah merupakan saat yang penting dalam siklus kehidupan

manusia. Pernikahan pada dasarnya menyatukan dua pribadi yang berbeda

untuk mencapai tujuan bersama. Antar pasangan bisa saling berbagi,

memberi-menerima, mencintai-dicintai, menikmati suka-duka, merasakan

kedamaian dalam menjalani hidup di dunia. Setiap pasangan yang

melakukan pernikahan mengharapkan dapat membentuk keluarga yang

bahagia dan sejahtera. Ikatan dalam pernikahan sangat perlu untuk

menjaga terpenuhinya kebutuhan dasar psikis, supaya kedua individu yang

telah mengikatkan diri secara sah pada komitmen untuk hidup bersama

dan anak-anaknya dapat memperoleh perasaan aman dan terlindungi

(Zulaikh, 2008).

Duvall & Miller (dalam Muchtar, 2004) berpendapat bahwa

perkawinan sebagai salah satu tahap dalam kehidupan manusia adalah

bentuk hubungan antara laki-laki dan perempuan yang meliputi hubungan

seksual, legitimasi untuk memiliki keturunan (memiliki anak dan

penetapan peran, tanggung jawab, dan kewajiban yang dimiliki oleh

masing-masing pasangan).

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Gottman (dalam Zulaikh,

2008) menemukan bahwa dalam interaksi pernikahan yang puas emosi

Perbedaan Antara Kepuasan Seksual…, Eli Susanti, Fakultas Psikologi UMP, 2016
2

positif seperti afeksi, humor, minat, kesenangan, lebih sering muncul bila

dibandingkan dengan pernikahan yang tidak puas, dimana hal yang sering

muncul adalah emosi negatif, seperti marah, rasa benci, keluhan, rasa

sedih, ketegangan, pembelaan diri, sifat ingin menguasai, perkelahian,

mengacuhkan.

Pernikahan yang memuaskan merupakan dambaan setiap pasangan

suami istri. Berbagai upaya dilakukan untuk mencapai kepuasan

perkawinan. Kenyataannya, kepuasan perkawinan tidak mudah diperoleh.

Banyak pasangan yang menghadapi kesulitan dan merasa tidak puas

dengan perkawinannya. Fischer (dalam Zulaikh, 2008) menyatakan bahwa

perasaan tidak puas dalam suatu pernikahan merupakan awal kegagalan

pernikahannya.

Hauck (dalam Zulaikh, 2008) dalam penelitiannya dari 215

keluhan masalah pernikahan ada 26 yang menyebutkan bahwa seks

merupakan penyebab utama timbulnya masalah dalam perkawinan. Dari

26 tersebut diantaranya: 7 orang rasa tidak puas keluhan pihak pria, 4

orang rasa tidak puas keluhan pihak wanita, 10 orang pihak lelaki yang

tidak setia, 1 orang pihak wanita yang tidak setia, 4 orang impotensi atau

frigiditas.

Menurut Regina dan Malinton (dalam Zulaikh, 2008) dalam

penelitiannya menyatakan bahwa hubungan seksual dapat menjadi sumber

bahagia atau malapetaka. Hubungan fisik yang baik akan memberikan

keuntungan, namun bila tidak berjalan baik malah memberikan kerugian

Perbedaan Antara Kepuasan Seksual…, Eli Susanti, Fakultas Psikologi UMP, 2016
3

dalam hubungan suami istri. Kesulitan-kesulitan dan ketidakpuasan dalam

hubungan seksual pasangan suami istri dapat memperburuk hubungan.

Dalam hidup berpasangan, manusia dituntut untuk berusaha dan

berjuang untuk membahagiakan pasangan dan keturunannya sebagai

bentuk ibadah kepada Allah. Masing-masing pihak mempunyai kebutuhan

dan keinginan tersendiri yang dibawa dalam rumah tangga yang

dibangunnya. Lasswell & Lasswell (dalam Zulaikh, 2008) merangkum

kebutuhan tersebut menjadi kebutuhan biologis, psikologis, dan sosial.

Lebih lanjut dikemukakannya terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan tersebut

akan menimbulkan perasaan puas dan kegembiraan. Sebaliknya, bila

kebutuhan-kebutuhan tersebut tidak terpenuhi akan menimbulkan perasaan

kecewa, marah,dan penyesalan.

Mengacu dari teori di atas bahwa kepuasan pernikahan akan

berhasil jika kebutuhan-kebutuhan dari dalam diri individu akan berhasil

dimana kebutuhan tersebut antara lain adalah kebutuhan sosial, psikologis,

dan biologis maka pernikahan tidak terlepas dari pembicaraan mengenai

hubungan seksual antara suami dan istri, karena hubungan seksual adalah

salah satu dari kebutuhan biologis seorang individu. Basri (dalam Zulaikh,

2008) mengungkapkan hubungan seksual merupakan salah satu bentuk

keintiman dalam relasi pernikahan. Sebagian besar orang berpendapat

relasi seksual dalam pernikahan menempati kedudukan nomor satu.

Dimensi dalam relasi seksual tidak hanya sekedar prokreasi, yaitu

mendapatkan keturunan, tapi juga rekreasi dan relasi.

Perbedaan Antara Kepuasan Seksual…, Eli Susanti, Fakultas Psikologi UMP, 2016
4

Seks diciptakan Allah SWT untuk dinikmati dengan jalan sebaik-

baiknya. Meskipun seks bukan hal yang utama, seks cukup menentukan

langgengnya sebuah mahligai rumah tangga. Kegiatan seks merupakan

penyerahan total diri pada suami/istri sehingga hubungan terpupuk

semakin dalam. Kegiatan seks yang timpang akan menjadi masalah serius

bagi suami istri, suami istri bisa menjadi uring-uringan atau malah mencari

pelampiasan diluar. Prinsip hubungan seks yang baik adalah adanya

keterbukaan dan kejujuran dalam mengungkapkan kebutuhan masing-

masing pasangan. Kegiatan seks adalah saling memuaskan, bukan untuk

mengeksploitasi pasangan. Kegiatan seks yang menyenangkan akan

memberikan dampak positif bagi kepuasan pernikahan.

Kajian seksologi sepuluh tahun terakhir, telah menggambarkan

tanggapan fisiologis seksualitas manusia dalam empat tahap, yaitu:

kegairahan, ketenangan, kepuasan, dan penurunan. Idealnya tahapan ini

dapat dinikmati oleh kedua pasangan, jika tidak akan tercapai

ketidakharmonisan seksual dalam Irianto (2014).

Sukamto (2001) menambahkan bahwa faktor seks cukup besar

pengaruhnya terhadap keharmonisan suami-istri. Hubungan seks yang

positif tentu akan berpengaruh juga terhadap keharmonisan rumah tangga.

Selain mendapatkan kepuasan/kenikmatan, seks yang baik juga akan

semakin meningkatkan rasa saling memiliki dan saling mencintai antar

pasangan. Menurut Regina dan Malinton (dalam Zulaikh, 2008) kepuasan

seksual adalah kepuasan suami istri dalam melakukan hubungan seksual

Perbedaan Antara Kepuasan Seksual…, Eli Susanti, Fakultas Psikologi UMP, 2016
5

sebagai kesatuan fisik dan psikis dari kedua belah pihak. Sedangkan

menurut Putu (dalam Zulaikh, 2008) kepuasan seksual di sini tidak hanya

hubungan intim suami istri saja, tetapi meliputi kedekatan secara

emosional, komunikasi atas keterbukaan seks, kepuasan seutuhnya dalam

pernikahan, kualitas hubungan.

Sadarjoen (2005) pada masa dewasa tengah aktivitas seksual

ekstramarital berlanjut sebagai pola perkembangan psikoseksual terdahulu

yang diekspresikan pada saat masa remaja. Fantasi seksual pada masa

remaja seolah-olah kembali lagi. Pada perempuan periode ini merupakan

periode yang membuat mereka lebih menekankan pada self image yang

romantis daripada hanya sebagai upaya pemenuhan kenutuhan akan

orgame. Aktivitas ekstramarital ini menyebabkan penurunan minat

terhadap hubungan seksual marital sehingga sering berakhir pada krisis

dalam perkawinan.

Masa dewasa awal adalah masa peralihan dari masa remaja yang

ditandai dengan pencarian identitas diri yang didapat sedikit-demi sedikit

sesuai dengan umur koronologisnya dan umur mentalnya. Seseorang yang

digolongkan dalam usia dewas awal berada dalam tahap hubungan hangat,

dekat, dan komunikatif dengan atau tidak melibatklan kontak seksual.

Masa perkembangan orang dewasa umumnya dibagi menjadi tiga

periode yaitu masa dewasa dini/awal dari umur 18 tahun sampai 40 tahun,

masa dewasa madya atau pertengahan dari umur 40 tahun sampai 60

tahun, dan masa dewasa akhir atau usia lanjut dari umur 60 tahun sampai

Perbedaan Antara Kepuasan Seksual…, Eli Susanti, Fakultas Psikologi UMP, 2016
6

mati. Dalam penenelitian ini peneliti mengambil masa perkembangan

seksual dewasa awal dan dewasa madya dan dewasa akhir tidak. Alasan

kenapa peneliti tidak menyertakan dewasa akhir karena pada masa dewasa

akhir adalah masa untuk menyiapkan masa pensiun, dan lebih memikirkan

untuk bagaimana cara menikmati sisa hidupnya. Tidak hanya itu dalam

perkembangan seksualitasnya pun pada masa usia lanjut mengalami

kemunduran, tetapi bukan berarti kenikmatam seks hilang sama sekali

hanya membutuhkan waktu yang lama untuk mencapai orgasme,

sedangkan orgamsenya sendiri lebih pendek Santrock (2002).

Seksualitas bukan hanya hallmark-nya orang muda. Walaupun

kedua jenis kelamin mengalami penurunan dalam kemampuan reproduksi

pada suatu saat sepanjang masa dewasa, wanita tidak lagi mampu

mengandung anak dan kesuburan pria menjadi menurun, kenikmatan

seksual dapat terus berlanjut sepanjang masa dewasa.

Laki-laki mengalami perubahan hormonal pada usia 50-60 tahun

yang menyebabkan adanya penurunan pada potensi seksualnya. Produksi

testosteron mulai turun sekitar satu persen setahun selama masa dewasa

tengah dan jumlah sprema biasanya menunjukkan penurunan yang lambat,

tetapi laki-laki tidak kehilangan kesuburan mereka di usia tengah baya

Santrock (2002).

Meskipun kemampuan laki-laki dan perempuan pada fungsi

seksualnya menunjukkan penurunan biologis kecil pada masa dewasa

tengah, aktivitas seksual biasanya terjadi pada basis frekuensi lebih kecil

Perbedaan Antara Kepuasan Seksual…, Eli Susanti, Fakultas Psikologi UMP, 2016
7

dibandingkan di awal masa dewasa. Pada usia tengah baya, tingkat

testosteron laki-laki secara bertahap mengalami penurunan, yang dapat

mengurangi dorongan seksual mereka. Ereksi mereka kurang penuh dan

kurang sering, dan membutuhkan lebih banyak stimulasi untuk

mencapainya Santrock (2002).

Berkaitan dengan kepuasan seksual, dalam hubungan seksual

semestinya dapat menjadi sesuatu yang menyenangkan bagi pasangan

suami istri, sekaligus bentuk pelepasan rasa cinta. Artinya, hubungan seks

yang didasari oleh rasa saling cinta akan lebih menyenangkan dimana

masing-masing berusaha memuaskan pasangannya.

Dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di Kantor

kepala desa yang dilakukan dengan wawancara pada kayim yaitu orang

yang bekerja dalam mengurusi masalah data pernikahan, mengatakan

bahwa kebutuhan/aktivitas seksual dalam rumah tangga merupakan

kebutuhan bilogis setiap pasangan suami istri. Aktivitas seksual yang

dilakukan sudah menjadi aktivitas wajib bagi pasangan suami istri. Tidak

hanya itu kegiatan seksual yang dilakukan juga akan memberikan dampak

seperti kepuasan maupun ketidak puasan tergantung dari individu masing-

masing. Ada juga ketika sudah memasuki usia 30tahun merasa dalam

melakukan kegiatan seks kurang merasa puas, ada juga yang semakin usia

pernikahannya semakin banyak dalam melakukan seks semakin bergairah

dan merasa semakin puas.

Perbedaan Antara Kepuasan Seksual…, Eli Susanti, Fakultas Psikologi UMP, 2016
8

Menurut 5 subjek yang telah diwawancarai oleh peneliti pada

tanggal 31 Januari 2015 mengatakan bahwa subjek A berusia 33 tahun,

subjek mengaku bahwa dia sering melakukan hubungan seksual dengan

istrinya, dan dia yang selalu meminta untuk melakukan hubungan seksual.

Subjek jarang membicarakan masalah yang berhubungan seksual. Subjek

juga mengaku melakukan hubungan seksual agar lebih mempererat

hubungannya dengan istri. Ketika ditanya ada masalah apa dalam

hubungan seksual subjek mengaatakan bahwa selama menjalani kehidupan

dengan suami subjek nyaman2 saja dan senang selama melakukan

hubungan seksual, tidak ada masalah. Subjek B berusia 35 tahun. Subjek

mengaku rutin melakukan hubungan seksual satu minggu sekali. Ketika

ditanya mengenai seks subjek terbuka dan mau menceritakan secara

umumnya. Ketika akan melakukan hubungan seksual subjek selalu

membicarakannya dengan pasangan akan menggunakan variasi seperti

apa. Subjek juga selalu siap jika istri atau dia sendiri meminta untuk

melakukan hubungan seksual. Subjek C Subjek berusia 50 tahun. Subjek

jarang melakukan hubungan seksual. Menurutnya subjek merasa sudah tua

dan sudah tidak bergairah lagi karena faktor usia. Rasanya enggan jika

akan melakukan hubungan seksual. Subjek juga jarang membicarakan

mengenai hal-hal yang berhubungan dengan seks. Subjek D berusia 35

tahun. Subjek mengaku tidak rutin dalam melakukan hubungan seksual.

Subjek melakukan hubungan seksual ketika hanya ingin saja, terkadang

hampir 2 bulan tidak melakukan hubungan seksual dengan suami, subjek

Perbedaan Antara Kepuasan Seksual…, Eli Susanti, Fakultas Psikologi UMP, 2016
9

pun tidak begitu menggebu-gebu masalah seksual, karena kesibukan dari

subjek juga yang bekerja sampai malam. Subjek dan istri jarang

membicarakan masalah seksual. Subjek E berusia 56 tahun. Subjek

mengaku melakukan hubungan seksual tidak pasti hanya jika ingin saja.

subjek juga mengaku bahwa dia merasa sudah tidak bergairah lagi jika

berhubungan dengan istrinya. Subjek jarang membicarakan masalaah

seksual. Untuk masalah meminta subjek tidak terlalu sering.

Dapat disimpulkan bahwa seks merupakan kebutuhan sehari-hari

dalam kehidupan rumahtangga, jika tidak melakukan ada rasa-rasa yang

berbeda. Kemudian dengan rutin melakukan hubungan badan akan

menambah rasa sayang kita terhadap pasangan. Semakin bertambah usia

juga akan semakin merasakan kepuasan seksual yang berbeda tidak seperti

pada saat pertamakali berhungan dengan pasangan. Ada sensasi tersendiri

tergantung situasi, dan juga gaya seksualnya.

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian yang berjudul “perbedaan antara kepuasan seksual pada suami

di fase dewasa awal dengan dewasa madya Di Desa Kedondong

Kecamatan Sokaraja Kabupaten Banyumas”.

A. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas,

maka peneliti merumuskan permasalahan sebagai berikut : “Apakah ada

perbedaan antara kepuasan seksual pada suami di fase dewasa awal

Perbedaan Antara Kepuasan Seksual…, Eli Susanti, Fakultas Psikologi UMP, 2016
10

dengan dewasa madya Di Desa Kedondong Kecamatan Sokaraja

Kabupaten Banyumas”.

B. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan ada tidaknya

perbedaan antara kepuasan seksual pada suami di fase dewasa awal

dengan dewasa madya Di Desa Kedondong Kecamatan Sokaraja

Kabupaten Banyumas.

C. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoriti dan

manfaat praktis sebagai berikut :

1. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan pengetahuan terutama

dibidang psikologi perkembangan yaitu tentang permasalahan

seksualitas.

2. Manfaat Praktis

Diharapkan untuk dapat mengetahui sejauh mana kepuasan seksual

dalam setiap tahap/fase dalam perkembangannya.

Perbedaan Antara Kepuasan Seksual…, Eli Susanti, Fakultas Psikologi UMP, 2016

Anda mungkin juga menyukai